Kangen & Arabica Manglayang Karlina

Berkunjung dan bercengkerama bersama orangtua dan Kopi Arabica Manglayang Karlina.

Photo Pemandangan di perjalanan ke rumah ortu / dokpri

Malam belum lama melewati pukul 9, tetapi rasa kantuk begitu kuat menyerang. Tapi jangan mudah menyerah… lawan kantuk itu.

Lawaan!!!!

Mungkin efek perjalanan yang cukup lumayan berkelok dan menanjak ke rumah orang tua tersayang di ujung wilayah Kabupaten Bandung Barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Ditambah makan malam yang super kenyang dengan sajian ‘bakakak hayam”*) original racikan ibunda juga udara dingin pegunungan membuat lengkap suasana untuk segera merebahkan raga di peraduan.

Eittts…. jangan menyerah duluuu… ada senjata pamungkas.

Jrengg!!!!

***

Peralatan perang segera di bongkar dari tas ransel kesayangan. Corong V60, kertas filter, termometer, gelas ukur dan jangan lupa…. bubuk kopi hasil ng-grinder tadi pagi… Kopi Arabica Manglayang Karlina dari Kiwari Farmers.

Meskipun timbangan digital mini nggak dibawa, tapi timbangan feeling aja diberlakukan dengan ukuran kira-kira…. urusan air untuk menyeduh… biarkan dulu mendidih di ceret dan diamkan 2-3 menit supaya suhunya bisa turun ke 90an derajat celcius.

Sudah siaaap?

Okee…. Filter V60 dibasahi dan buang airnya. Tuangkan kopi Manglayang Karlina hasil grinderan sekitar 4 sendok makan…. tuangkan air panasnya sedikit agar bubuk kopi membebaskan sisa oksigen yang terjebak disaat penggilingan. Setelah itu prosesi manual brew bergerak serasi memberi ruang kepada sang kopi untuk merubah diri dalam momen ekstraksi.

Hmmm….. harum menyeruak hidung.
Ekstraksi kopi single originnya menghasilkan rasa sepat sedikit manis, keasamanan medium high dan body bold bikin nyisa di lidah lebih lama. Taste yang muncul fruity yang menyegarkan serta sedikit karamel yang muncul di akhir peminuman… apaa sih bahasanya.. akhir seruputan… 🙂

***

Alhamdulillah, senjata pamungkas andalan bisa bekerja pada waktunya. Menstimilasi neocortex dan amigdala agar bisa sejalan dan menghasilkan ide-ide berharga serta rasa takjim penuh makna. Begitupun syaraf-syaraf kembali bergembira menambah stamina bercerita kepada orang tua tentang apa saja. Detik berlalu menit melaju, kami terus berbincang dalam cengkrama diselingi canda yang jarang bisa terlaksana karena alasan kesibukan kerja juga urusan dunia lainnya.

Aku masih segar bugar sementara Ayah yang mulai terlihat mengantuk. Ibunda tetep ceria dan bertahan dengan kecerewetannya… Alhamdulilah, semua sehat dan bahagia di hari tua. (AKW).

***

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

One thought on “Kangen & Arabica Manglayang Karlina”

Leave a comment