NGOPI DI TANAH KELAHIRAN.

Catatan ngopi yang miliki makna pribadi.

GUNUNGHALU, akwnulis.com. Menyeruput kopi dan menikmatinya dengan segenap rasa dan suasana adalah aktifitas biasa sebagai pecinta kopi agak sejati. Belum berani bilang pecinta kopi sejati karena memang kopi belum menjadi segala-galanya, hanya menjadi konten utama dalam menyajikan jalinan cerita baik dalam bentuk tulisan juga lisan dan video yang diupload di media sosial pribadi.

Bagi yang suka dengan jalinan kata maka klik saja www.akwnulis.com ataupun yang malas baca – baca dan sukanya dengan video maka jangan ragu mampirlah di channel youtube-ku @andriekw, praktis khan?…

Untuk tulisan kali ini terasa begitu bermakna, karena setelah sekian purnama bisa kembali menikmati kopi dengan 2 poin utama. Pertama adalah momentum shalat idul fitri bersama keluarga dan orangtua tercinta dan kedua adalah bisa menikmati sruputan kopi di tanah kelahiran 45 tahun yang lalu. Ya, 45 tahun lalu terlahir bayi montok di kampung ini dan sekarang sudah berubah jadi pria dewasa meskipun tetap montok hehehehe dan sangat menyenangi sajian kopi.

Momentum ngopinya baru didapatkan setelah selesai shalat ied dan sungkeman kepada kedua orangtua juga photo bersama dengan anak istri adik dan ponakan yang heboh serta sibuk mabar roblok dan game spongebob sambil ketawa ketiwi. Senangnya bermain bersama.

Tapi pas buka perlengkapan ada sedikit rasa sedih, ternyata kopi hasil giling kasarnya tertinggal sementara yang dibawa adalah kopi arabica fullwash dari Tona’s coffee dan sudah dalam bentuk bubuk halus, pemberian seorang kolega. Gepepe, ini juga cukup bisa mewujudkan ngopi kali ini. Tentu buka dengan menggunakan metode manual brew V60 tapi cukup dengan metode manual brew tersimpel dan sudah dilakukan dari jaman baheula yaitu metode seduh tubruk, tubruk pelan-pelan ya. Karena jika terlalu cepat tubruknya bisa menimbulkan rasa sakit berkepanjangan.

Air panasnya juga nggak pake ukuran suhu, cukup ambil dari termos. Langsung seduh pelan-pelan. Ya diaduk dikit supaya larut dan diamkan sejenak, ternyata cremanya naik ke permukaan dan membantuk lapisan berbeda berwarna coklat. Hmmm keharuman kopi menggugah selera. Untuk melengkapi rasa dan suasana, jangan di dapur ah. Geser ke halaman samping dan bersiap untuk diabadikan diantara bunga anggrek kesayangan ibunda.

Setelah diabadikan melalui hasil jepretan photo maka saatnya sruputan yang begitu bermakna. Body kopi arabica fullwash cukup bold dan acidity yang medium high memenuhi rongga mukut dilengkapi aftetaste lemon dan tamarin yang harum menyegarkan. Apalagi suasana kampung yang ditandai suara tonggeret dari pohon samping rumah menghadirkan suasana spesial yang sangat bernilai. Srupuut gan.

Untuk kepentingan video maka segera diedit di hape dan upload di channel youtube ku dengan judul NGOPI DI TANAH KELAHIRAN, monggo klik saja. Nggak bakal nyesel kok, palingan jadi pengen ngopi atau pengen mudik lagi, eh atau malah pengen bunga anggrek berwarna kuning yang berjajar?… terserah pembaca aja deh. Pengen itu adalah hak semua orang, tapi dapat atau tidak tergantung dari takdir yang terjadi.

Hayu ah ngopay dulu… Sruput gan. Wassalam (AKW).

Pandanlatte & V60 Bali Senja.

Sore gini enaknya sruput kopi.

KUNINGAN, akwnulis.com. Ternyata sebuah kata nikmat itu tak bisa dinilai dengan angka dan berat untuk ditulis dengan kata-kata. Apalagi ternyata suasana yang hadir sangat mendukung dalam menjaga vibe kebersamaan ini meski dengan waktu yang terbatas sebelum ada videocall dari sang anak yang tak ikut karena memilih bermain di rumah saja.

Kehadiran minuman berbasis kopi pertama adalah pandanlatte yang diolah secara mandiri oleh cafe ini, namanya DOMO Coffee & Space. Setelah dituang di gelas yang berisi es batu berbentuk kotak, maka sruputan perdana begitu nikmat karena dibahu kiri bergelayut manja tangan lembut istri tercinta. Srupuut….. hmmm tentang rasa B aja, karena lebih seperti kopi susu dilengkapi sirup pandan, titik.

Menjadi mahal adalah suasana berduanya itu ditengah ketidaksingkronan jadwal kerja dan pergerakan luar kota yang ternyata sabtu minggupun masih beredar atas nama kerja. Maka kebersamaan kali ini begitu bermakna.

Penasaran dengan sajian kopi yang sebenarnya, maka sementara gelayutan manja diberi jeda. Karena raga harus bergerak kembali ke depan menemui sang barista tentu lengkap dengan basa basi dan pertanyaan seputar kohitala. Ternyata meskipun menu manual brew tercantum, ternyata beannya tinggal satu hanya bean arabica Bali Senja Batukaang Kintamani. Ya sudah lumayan masih ada bean yang bisa dinikmati.

Buatin V60 hot yang kang”
“Baik kakak, ditunggu ya”

Kembali raga menuju meja dalam dimana istri tercinta setia menanti. Senyuman dan perbincangan hangat kembali menggema sambil melihat lalu lalang dan tingkah laku orang-orang yang juga saling berbagi senyum dan tawa.

Ini kopinya kaka” Sebuah kalimat lembut mengantarkan sajian manual brew V60 didepan meja kami bersua, wah harum sekali. Alhamdulillah. Tanpa menunggu lama, langsung dikucurkan di gelas kaca dan sruputan pertama mumpung masih panas. Hhmmm nikmat, kombinasi medium body dan acidity litenya berpadu dengan aftertaste selarik apricot dan tea menemani kebersamaan ini. Maka tuangkan lagi dan disruput lagi. Mata merem untuk memaknai detik – detik kenikmatan ini… tapi tiba-tiba teringat sesuatu yang penting.

Ini khan bulan puasa, kok ngopi jam segini?”

Iya bener, tapi apa mau dikata karena ini adalah cerita latepost kawan, karena kalau dilakukan sekarang berarti membatalkan puasa hari ke 10 ini hehehehe.

Tiada maksud ‘ngabibita‘ tapi sebagai penyemangat untuk menambah kesabaran menuju berkumandangnya adzan magrib di malam minggu ini. Happy Malming with Family, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
DOMO Coffee & Space
Jl. LLRE Martadinata No, 99 Cijoho Kuningan Jawa Barat.

TEH & KOPI PAGI

No pain no gain – whort it lah.

BANDUNG BARAT, akwnulis.com. Setelah shalat shubuh dua rakaat tadinya bersiap untuk jogging pagi sambil memaknai hari di tempat yang begitu menyegarkan dengan suasana alami yang mendamaikan. Tapi niat harus berbeda dengan kenyataan, karena ternyata hujan rintik jadi melebat ditambah suhu dingin yang tega menerobos hingga ke tulang. Apalagi dikala meraba sekrup titanium yang tertanam abadi di kaki kiri, terasa lebih dingin dan ada tambahan rasa ngilu. Gawat nich, ternyata kemaceuhan kemarin sore hingga malam menghadirkan konsekuensi kesakitan. No pain no gain-lah. Rasa sakit ini terobati dengan untaian kalimat dari pak bos, ‘This is one of the best performance’ ceunah.

Lalu disaat mendudukan kembali posisi di pinggir tempat tidur, ternyata bukan kaki saja yang linu tetapi sekujur tubuh juga terasa pegal dan tak nyaman. Ya sudah diputuskan saja mengambil obat mujarab dari celah – celah kehidupan, obat alami yang Illahi anugerahi kepada insani. Yakni merebahkan kembali diri di peraduan yang empuk, menyelimuti diri dengan janji dan tariklah nafas panjang sambil relaksasi. Dijamin hanya berapa tarikan nafas, maka akan beralih kembali ke alam mimpi yang penuh dengan khayalan serta ketenangan yang tidak abadi tapi minimal menjadi obat mujarab dari semua kelelahan ini… Zzzzz.. zzzz.

Ternyata tak ada mimpi yang terlintas dan dialami, terasa begitu sekejap waktu. Padahal pas mata terbuka, cahaya mentari terang – terangan menerobos dam mengingatkan bahwa pagi sudah menjelang dan tugas selanjutnya menanti untuk segera dikerjakan. Melirik jam digital yang tergolek di meja samping ranjang, mata terbelalak. 2 jam sudah tidur lelap  bada shubuh tanpa mimpi sedikitpun.

Badan terasa lebih segar dan linu di kaki kiri sudah menghilang, maka segera bergegas ke kamar mandi. Meraih knop bathtub lalu memijitnya untuk membiarkan air panas dan dingin bercampur untuk mengikuti ritual pagi ini.  Berendamlah dan tak lupa sikat gigi sambil memandang ke arah lembah menghijau melalui jendela yang terbuka.

Melengkapi moodboster pagi ini tentu tak lupa kombinasi sajian minuman yang saling mempengaruhi. Secangkir teh yang harum berdampingan dengan secangkir kohitala (kopi hitam tanpa gula) dibuat dan disajikan agar berjajar berdampingan diatas meja kayu di balkon villa yang begitu akrab dengan suasana alam sekitarnya.

Sruputan perdana secangkir teh begitu menyegarkan dilanjutkan sruputan selanjutnya, sruputan yang begitu menguatkan dan memberi inspirasi pagi untuk dilanjutkan beraksi meski tetap harus hati-hati. Ingat kondisi kaki yang pernah cidera karena memenuhi hasrat sebuah komitmen untuk disiplin tepat waktu dan berusaha menjadi teladan meskipun itu bukan segalanya.

Sruput lagi, nikmat pisan. Kopi trubruk sajian villa hotel ini ternyata lumayan juga. Meskipun tidak tahu merknya tapi dari keharuman yang hadir, ada standar kopi yang dipegang sehingga mampu menghadirkan rasa yang lumayan. Alhamdulillah.

Selamat mengopay kawan, dimanapun kapanpun dan tulislah pengalaman itu. Happy monday, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
THe GREEN FOREST RESORT
Jl. Sersan Badjuri 102 KBB

KOPI KESENDIRIAN.

Tidak sendiri kalau ada kopi.

SEMARANG, akwnulis.com. Terkadang sebuah kesendirian itu hadir tanpa dibayangkan. Bukan karena orang-orang terdekat meninggalkan kita tetapi kepentinganlah yang memberi pemisah raga sehingga disaat duduk terdiam dalam satu masa, hanya satu raga ditemani jiwa, sendiri.

Awalnya memang bersama, bersuka ria dengan penuh canda tawa. Tetapi perubahan terjadi manakala dihadapkan dengan kenyataan bahwa masing – masing individu memiliki keinginan yang ternyata berbeda satu sama lain. Ada satu alasan penting lainnya adalah karena gerakan atau kepentingan kita yang ternyata juga memiliki perbedaan signifikan dengan rekan lainnya.

Pertanyaannya adalah, “Apakah kesendirian itu menyakitkan?”

Jawabannya akan sangat relatif, karena kembali kepada tiap individu. Meskipun cenderung kesendirian ini dilengkapi rasa murung dan kesedihan tetapi tidak sedikit yang juga nyaman dengan kondisi ini. Itulah kenyataan hidup, selalu ada dinamika suka dan duka.

Racik kopi / Dokpri.

Kembali ke suasana kali ini, dimana momentum dan lokasinya berada di area kota tua semarang. Pada saat turun dari kendaraan maka semuanya bersama-sama dan bergerombol serta otomatis tanpa intruksi untuk berpose photo bersama dengan berbagai gaya. Dimulai dari model photo KTP yang sok serius dan kaku, model gaya pak Sekda yang menyilangkan tangan di dada dan satu kaki ke depan hingga model photo yang seolah wajib yaitu mengepalkan tangan sambil teriak ‘Jabar Juara.’

Nah setelah itu,  kumpulan tiba – tiba bergerak dan secara alami mulai memisahkan diri. Ada yang memang mengejar momen sunset dengan siluet bangunan tua, ada yang langsung ke kios dan cari pojokan strategis untuk menyalakan rokok dan menyedot perlahan penuh perasaan.

Raga inipun bergerak menuju satu titik yang berdasarkan pengalaman beberapa waktu lalu, ada sebuah tempat yang pernah disinggahi yaitu SPIEGEL Bar & Resto. Pernah menikmati kesendirian disitu dan terabadikan jelas rasa galau mendera kala itu. Tapi ternyata dikala tiba didepannya, begitu banyak orang. Berarti akan sulit menikmati kesendirian dalam keramaian. Akhirnya mata berkeliling mencari alternatif lain, di sudut kiri mata terlihat bangunan yang juga menyajikan kopi, wah ini saja ah, lagian terlihat relatif sepi.

Sambil berjalan menuju sasaran, iseng nengok kanan kiri, ternyata tidak ada satupun kawan yang berrombongan tadi. Orang memang banyak tetapi tidak ada wajah yang kenal, ya sudah lanjutkan.

Akhirnya kesendirian tercipta ditemani secangkir kopi manual brew V60 Arabica Bali Suksme dengan harga 20K tambah  service 5% dan pajak 10% berarti bayarnya jadi 23K. Dilanjutkan supaya seimbang dengan yang dinginnya adalah javanese Arabica bali Suksme di harga total 28,75K… srupuut.

Eh lupa nggak ngasih tahu nama cafenya, cafenya ini memanfaatkan gedung tua dengan ornamen yang senada warna kecoklatan menghasilkan suasana eksotisme yang menenangkan dan bisa digunakan untuk kongkow bareng ataupun menyendiri seperti diri ini. Nama Cafenya Javara Culture.

Untuk sajian hot manual brew V60 Bali Suksme memghadirkan aftertaste versi lidah yang terbatas ini ada rasa berry, citrun serta selarik mint. Sementara Body dan aciditynya medium. Selanjutnya disaat dibuat dengan metode javanese relatif acidity menebal dengan rasa yang relatif mirip… srupuut. Alhamdulillah segar.

Duduk menikmati sajian kopi panas dan dingin ini tak terasa hampir 1 jam, dan tidak juga melihat teman – teman serombongan yang kebetulan lewat, entah dimana mereka. Ya sudah nikmati lagi saja suasana ini, suasana yang begitu semarak dalam kesendirian. Semarak dari rasa namun minim kehadiran raga.

***

Lokasi : CAFE JAVARA CULTURE Semarang.
Jl. Taman Srigunting, Kota lama, Tanjung mas Kec. Semarang utara Kota Semarang 50174.

KOPI & senyum MONYET

Dimanapun ngopi meskipun harus hati2.

SEMARANG, akwnulis.com. Pertemuan dengan hewan yang mirip kita ini tanpa sengaja, tapi mereka menyambut kita dengan sukacita. Sebuah pertemuan yang menjadi menarik jika kita mencoba memberi makna. Turun dari bis di parkiran disambut udara sejuk yang sedikit menderu, jelas rasa dingin langsung mencubit kulit dan memeluk raga sehingga meringis kedinginan.

Disaat mata mencoba melihat ke sekeliling maka bertatap mukalah dengan wajah-wajah lucu berbulu abu. Ada senyuman di wajah – wajah mungil itu, seolah merasa senang dengan kehadiran kami. Tapi disisi lain tangan waspada dengan smartphone atau tas tangan kecil, karena khawatir mendekat dan merebut karena disangka akan memberikan makanan.

Bergerak ke depan, mata terpana melihat terbentang air bendungan atau waduk yang begitu menenangkan. Angin dan gerimis menjadi pelengkap kehadiran kami di sebuah tempat yang ternyata dihuni 523 ekor monyet ini dengan berbagai umur dan ukuran.

Sebagai patokan bahwa memang banyak binatang monyet ini diwakili oleh hadirnya patung besar monyet yang gagah sekaligus agak ngeri karena matanya seolah memandang dengan tegas terhadap siapapun yang datang mendekat.

Kopi hangat yang sedari tadi sudah siap ditampilkan terpaksa di hold dulu, kembali tersimpan di dalam backpack. Kan berabe kalau direbut monyet dan tumpah berantakan.

Setelah melewati patung monyet tadi maka diharuskan menuruni tangga yang di kanan kirinya kawanan monyet menemani. Mereka terlihat berbicara satu sama lain sambil menunjuk-nunjuk ke arah kami yang berjalan takut takut.

Untuk memastikan apa yang dibicarakan, maka segera direkam dan dikonversi menggunakan chatGPT …. tring, teknologi artifisial intelligent beraksi, dan hasilnya adalah : “Wah banyak manusia, hayu kita beri senyuman tapi jangan dekat-dekat, mereka mahluk misterius yang bisa berubah sikap setiap saat”

Gitu katanya beberapa pembicaraan mereka.
Ternyata bener juga itu terjemahan, karena disaat kamera beraksi untuk mengambil gambar, seorang eh seekor monyet tersenyum manis, mulutnya terbuka.

Walah penulis mundur sesaat karena ternyata mongkey smile ini menghadirkan dua taring yang boleh disebut agak mengerikan. Bukan senyuman ini mah, tapi seringai yang sedikit mengancam, aw.

Maka menghindari hal – hal yang tidak diinginkan sementara hasrat ngopi begitu menggebu. Langsung saja mencari posisi yang ideal dan jelas tidak akan diganggu monyet – monyet lagi.

Apa yang dilakukan?”

Ini langkah tepatnya, bergerak ke dekat monyet yang berbentuk patung dan segeralah menikmati kopi disitu. Dijamin monyet – monyet tidak akan mendekat karena sudah ada perwakilannya disini hehehehe. Srupuut.

Alhamdulillah, segar pisan. Mood booster pagi ini. Menghangatkan perut dan menenangkan jiwa sekaligus menambah kewaspadaan terhadap hadirnya monyet – monyet di sekitar kita.

Buat yang penasaran lokasinya, tinggal secarh saja di Google atau tanya di chatGPT dengan kata kunci GOA KREO. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

***

Lokasi GOA KREO
Jl. Raya Goa Kreo, Kandri Kec. Gunungpati Kota Semarang. 50222.

KEJUTAN di Resto Mewah.

Pengalaman yang meng-Kenyangkan seketika.

JAKARTA. akwnulis.com. Sarapan pagi di hotel tentu adalah salah satu saat yang dinantikan, karena menjadi kesempatan penting untuk berwisata rasa dan piknik kenikmatan makanan dan minuman bersama lidah yang tak bertulang. Apalagi dengan standar hotel bintang lima di pusat bisnis jakarta, pasti menyenangkan bukan?.

Tapi ternyata, tidak semua harapan berakhir sempurna. Ada saatnya kita tertegun dan menahan diri setelah dihadapkan dengan kondisi yang ada dan agak mengganggu momentum makan pagi kali ini. Bagi yang penasaran maka simaklah tulisan singkat ini hingga akhir hayat eh akhir tulisan yang dijamin tidak sampai 3 menit untuk membacanya. Kecuali bacanya diejah.

Berjalan dengan santai memasuki area restoran yang megah dan disetting dengan model kompartemen area, ada western food, traditional food, chinnese food, korean food, japanesse food hingga arabia food. Berkelilinglah dulu sambil menikmati suasana restoran sekaligus mengincar posisi duduk yang relatif menyenangkan plus area kopi yang perlu dijajal dan dinikmati.

Akhirnya memutuskan mengambil posisi diantara area western dan japanesse sehingga akan dengan mudah order americano dan hot ocha sekaligus. Juga bisa menikmati sushi dan sashimi ditemani pizza america lover yang mengenyangkan.

Kenapa nggak ngambil nasi, inikan waktunya sarapan?”

Aduh jangan terlalu terjebak dengan rutinitas kawan, gunakan kesempatan ini dengan baik. Ukuran perut terbatas tapi bisa kemana-mana sementara pengalaman memakan makanan berbeda yang tersaji di restoran ini tidak setiap hari, jadi carilah makanan yang berbeda.

Nah setelah bolak balik dengan berbagai pilihan makanan yang ada dan dijejerkan di meja serta tidak lupa pesanan secangkir besar caffelate. Maka upacara makan pagi dimulai. Diawali sepotong sushi dan sashimi, dilanjutkan sepotong roti keju permesan dan satu slice pizza kecil dilengkapi sruputan perlahan caffelate, nikmat pisan.

Tapi karena perut masih belum terlatih tanpa nasi, kukurubukan*) menandakan perut masih perlu diisi dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein plus lemak. Kayaknya dimsum atau aneka mie bisa melengkapi, eh bisa juga bubur nasi sebagai pilihannya. Maka bergegaslah meninggalkan meja untuk kembali hunting rasa-rasa. Disinilah suasana tidak nyaman terjadi.

*) bunyi perut keroncongan.

Disaat menanyakan counter bubur kepada petugas maka diarahkan ke satu sudut kompartemen yang menyajikan bubur ayam. Ucapan terima kasih terlontar dan dengan segera akan memilih sajian yang ada didepan mata.

Sayangnya sajian di depan mata ini berbeda dengan harapan malah langsung menghilangkan nafsu makan seketika. Pikiran langsung melayang kepada fragmen kehidupan masa kecil dimana memiliki kawan yang agak dijauhkan dari pergaulan per-SD-an karena menderita penyakit otitis media atau congek, congean dengan adanya cairan berbau yg sesekali keluar dari telinganya. Sungguh kasihan waktu itu, apalagi di kampung halaman yang sangat jauh dari kota dengan pusat kesehatan terbatas maka pengobatannyapun cukup lama hingga tuntas.

Sebuah tulisan nama makanan terpampang jelas, CONGEE STATION. Atuh langsung terbayang yg lendir hijau tadi… huek huek, pas pisan itu adalah nama lain dalam bahasa inggris adalah bubur. Maklum kosakata terbatas, yang dikenal di memori adalah kata PORRIDGE, sementara kata ini belum pernah bersua, berarti pergaulan bahasa internasionalku memang sangat perlu di upgrade ini mah.

Dan benar saja, mood dan perasaan itu memang sangat mudah berubah. Kombinasi mata dengan rasa mengubah selera makan menjadi hilang seketika berganti kenyang sambil sedikit gimana gitu, mual – mual sih enggak cuma jadi bangkitan seleranya berbeda.

Akhirnya diputuskan kembali ke meja dengan membawa segelas jus jeruk sunkist alami sebagai penetral rasa dan menenangkan ketegangan raga akibat kejadian ini.

Itulah sekelumit kisah sarapan di hotel berbintang, bukan karena kualitas makanan hotel tetapi karena kurangnya kosakata bahasa plus kemiripan kata dengan makna kata dalam bahasa sunda yang artinya jauh berbeda telah menambah pengalaman sarapan yang tak terlupakan. Selamat siang, selamat menikmati hari bersama orang-orang tercinta. Wassalam (AKW).

KOPI BERBUIH DI CUPBA CAFE.

Menikmati sajian kopi dingin berbuih…. suegeer.

BANDUNG akwnulis.com. Pertemuan dengan sajian kopi kali ini seolah dituntun oleh takdir dan diarahkan keadaan karena seperti tidak sengaja mencari tetapi akhirnya bersua. Itulah indahnya sebuah makna pertemuan dan disadari atau tidak ternyata semakin mudah bertemu dengan aneka kohitala (kopi hitam tanpa gula) khususnya yang diproses sajian secara manual tanpa menggunakan mesin kopi. Sehingga menilai rasanya bisa maksimal.

Halah sotoy menilai rasa, padahal khan nggak belajar cupping dan nggak punya lisensi sebagai seorang profesional untuk menilai notes dan profile kopi.”

Kalem bro, nggak usah ngegas begitu. Tulisan – tulisan receh di blog ini memang hanya tulisan santai yang bertema tentang ‘belajar mencintai kopi’ yang diperlukan kesabaran, perlahan tapi pasti dan tetap menjaga konsistensi seperti belajar bagaimana mencintaimu, ahaay.

Jikalau tulisan ini bicara sebuah rasa dari sajian kopi, sebuah suasana dalam cafe kopi atau siapa yang begitu menyegarkan membawa dan menyajikan kopi, juga tempat yang nyaman untuk menikmati kopi, itulah yang coba ditulis dengan tertatih dan berusaha terus tanpa letih.

Urusan rasa kopi tentu sang lidah dan indera penciuman begitu berperan ditambah sejumput imajinasi menghasilkan catatan penting manakala sruputan kopi ini menjadi relaksasi. Memberi ketenangan bagi diri dan akhirnya bisa memberi suasana kesegaran dalam aktifitas sehari-hari.

Kali ini bersua dengan sajian kopi yang diproses dengan metode cold brew. Metodenya dengan proses ‘perendaman‘ menggunakan air dingin dengan suhu ruangan lalu disimpan selama minimal 8 jam. Nah setelah itu bisa dicicipi alias dinikmati. Kekhasan metode cold brew ini adalah melindungi bean dari paparan suhu panas sehingga tidak ikut mengekstraksi karakter acidity kopi, ekstraksi dilakukan melalui lamanya waktu perendaman dan akan menghasilkan rasa kopi yang ringan tapi istimewa.

Ternyata metode cold brewnya plus alias ada perlakuan tambahan yang dilakukan oleh kang Iman, yakni setelah proses 8 jam perendaman lalu disaring dan disimpan di chiller selama 3 bulan dan 6 bulan. Sehingga menghasilkan cold brew yang berbeda. Untuk cold brew yang 3 bulan disimpannya, ada rasa sedikit manis alami dan agak nyereng*) dengan acidity alias rasa asam yang menyegarkan.

Nah pas nyoba yang cold brew versi disimpan 6 bulan, baru dibuka aja sudah menghadirkan sensasi. Karena ternyata langsung busa kekuningan mendesak tutup botolnya dan meluber keluar membasahi meja. Tentu sang barista gesit mengambil lap berupa kanebo yang mudah menyerap cairan tumpah. Tapi karena didokumentasikannya jadi nggak asyik, warnanya lecek hehehe. Disingkirkan dulu untuk kepentingan dokumentasi.

Kebetulan juga botol cold brewnya ini menggunakan botol seperti minuman beralkohol maka tampilannya menjadi unik dan memiliki daya tarik sebelum meminumnya. Lalu gelas – gelas diedarkan dan diminum bersama, baik sang barista juga seorang kawan yang kebetulan sedang bersama.

Srupuut… nyengiir.. keasaman sempurna memenuhi rongga mulut dan memberikan sensai kejut di ujung lidah, asem dan seperti bersoda. Tapi tetap rasa kopinya ada dengan nuansa alami racikan manual yang bersahaja. Memberi kesempatan berharga menikmati sajian kopi di daerah bandung utara.

Jadi inilah tulisan singkat yang mungkin bisa memberi makna serta informasi berbeda tentang bagaimana secara bertahap mencintai kopi yang tersaji tanpa tambahan bahan itu ini. Happy weekend kawan, Wassalam (AKW)

***

Lokasi :
KOPI CUPBA
Jl. Sersan Bajuri No. 102 Cihideung Parongpong Kab. Bandung Barat. Jawa Barat 40559
(Halaman Green Forest Horison Hotel).

SILATURAHMI KOPI CANGCUTA.

Silaturahmi Kopi tak terasa 5 tahun lalu..

CIREBON, akwnulis.com. Sebuah ingatan melayang ke masa silam, sekitar 5 tahun yang lalu ada momentum yang tidak terlupakan berkaitan dengan silaturahmi kopi. Kala itu masih bertugas sebagai ‘insinyur‘ karena memegang tugas jabatan yang kental berhubungan dengan kata ‘infrastruktur‘ dari mulai urusan jalan tol, jalan provinsi sampai rawayan dilanjut danau hingga urusan bandar udara.

Nah kawan satu ini merupakan seorang pejabat perencana di dinas yang basah yaitu urusan sumber daya air (SDA), “Dijamin basah khan?”

Bertandanglah waktu itu dalam koridor kedinasan yang namanya rapat koordinasi tambah basa-basi dan disaat bubar maka langsung menuju ruangannya disajikan kopi manual dan tentunya biji kopi asli yang digrinder mendadak, Yummy.

Pas disajikan, kopinya biasa saja. Tapi disaat sruputan terlaksana. Keasaman atau aciditynya muncul dan ninggal padahal bean atau biji yang digunakan bukan biji kopi arabica khas java preanger tapi kopi robusta. Jadi penasaran, langsung minta lagi.

Sajian kedua ternyata tetap menampilkan rasa acidity yang beda tapi sedikit aneh. Wah makin penasaran, maka pas ada kesempatan dengan alasan mau ke kamar kecil dulu, mencoba memasuki dapur darurat tempat pembuatan kopi manual ini.

Jengjreng…

Mata tertegun melihat peralatan seduh kopi manual ini. Sebungkus kopi robusta tidak menjadi perhatian, begitupun corongnya juga tidak masalah, tetapi kain yang digunakan untuk menyaring proses ekstraksi ini mirip kain  yang biasanya digunakan untuk celana dalam perempuan dan di kampung halaman disebutnya ‘cangcut‘ atau jangan – jangan kain ini adalah kain itu…. waddduh pantesan aciditynya jadi muncul hehehehe.

Sejak saat itu muncul istilah kopi cangcuta alias kopi yang diseduh dengan kain mirip cangcut tadi. Tulisan singkatnya yang agak disamarkan ada pada postingan “KOPI CANGCUTA”.. monggo di klik aja, diposting tahun 2018 silam.

Loncat kembali ke kenyataan saat ini, kembali bersua, bersilaturahmi dengan kawan lama yang sudah semakin sukses dan menjadi bos atau kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas untuk wilayah yang terbentang di area Ciayumajakuning serta sebagian kabupaten sumedang, bandung dan garut.

Ruang kerjanya yang luas dan nyaman serta lengkap dengan fasilitas kerja plus yang menarik adalah peralatan kopinya yang begitu lengkap. Baik untuk perlengkapan seduh manual menggunakan corong V60, juga ada mesin espresso dan americano plus aeropress juga mesin drift untuk cold brew. Mantaaabs.

Langsung saja berdiskusi dan beraksi. Bersama-sama berproses dan menyeduh dengan manual V60 untuk memghasilkan sajian kopi yang dinikmati bersama. Alhamdulillah. Kebetulan juga di ruang kerjanya ada televisi besar, maka sambil tak lupa channel youtube @akwcoffee ditayangkan, lengkap sudah.

Ternyata waktu 5 tahun itu terasa sekilas saja kawan, sekarang bersua dan bercengkerama dalam suasana berbeda tetapi tetap penuh rasa kekeluargaan dan kenikmatan seperti menyeruput kopi yang diproses bersama. Silaturahmi kopi menjadi sebutan penting untuk momentum ini.

Sebagian cerita silaturahmi kopi ini dapat disaksikan di dokumentasi NGOPI DI CIREBON pada menit ke 06.05. Cekidot.

Setelah puas berdiskusi dan sruput kopi berkali-kali, maka akhirnya kata pamit menjadi akhir perjumpaan ini dan menjadi kenangan manis pada perjalanan ke cirebon kali ini. Sukses terus A Hendi dan hatur nuhun atas sambutannya serta cerita yang berapi-api. Wassalam (AKW).

Sarapan pagi di PRETTY BOY.

Sarapan dulu di Pretty Boy.

MELBOURNE, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam tulisan perjalanan perkopian kali ini adalah sebuah pepatah lama tentang “Dimana Langit dijunjung, disitu bumi dipijak” itulah yang terjadi pada pertemuan awal dengan pelayan restoran Golden Mug’s cafe yang agak mengerutkan dahi karena order kopinya Americano. Ternyata begitu sensitif rasa memiliki istilah kopi tersebut, “No Americano but Longblack only”

Tulisan lengkapnya di LONGBLACK ONLY ya, klik aja.

Jadi tanpa perlu debat, gunakan pepatah tadi dan ikuti flow suasananya. Bangun komunikasi dan kembangkan senyuman maka diplomasi kopi akan terjadi dan persahabatan menjadi nilai utama dalam perjalanan ini.

Nah dari pengalaman tersebut, maka fasilitas sarapan pagi di hotel Novotel Central Melbourne inipun tidak repot-repot lagi mencari americano, cukup dicari kopi longblack, titik.

Sarapan pagi berada di lantai 2 dengan nama restorannya adalah Pretty Boy Resto dan mulai melayani breakfast bagi para penginap mulai pukul 06.00 sampai 10.00 waktu setempat. Menu sarapannya lumayan baik pilihan karbohidratnya seperti roti, crackers oat lalu proteinnya jelas daging slice dan bacon serta aneka sosis. Untuk pilihan salad, tersedia juga cukup lengkap plus ada tomat bakar

Untuk pilihan minumnya sudah jelas bahwa air mineral dan kopi. Nah, pilihan kopinya yang berdasarkan sajian mesin, ada americano eh lingblack, cafelatte, capppucino dan tentu eapresso. Mesin kopi otomatisnya cukup besar, tapi nggak perlu ragu. Baca saja tombol yang ada tulisan pilihan kopinya, lalu simpan cangkir di posisi yang tepat. Pijit tombol dan tunggu sekitar 10 detik,maka keluarlah pilihan cairan kopi yang diinginkan. Biarkan sampai tuntas dan setelah indikator digital kembali ke posisi awal, itulah saatnya cangkir kopi diambil untuk dibawa ke meja tempat sarapan pagi.

Terdapat juga penawaran untuk kopi yang dibuatkan oleh barista St. Ali Coffee dengan membayar 4 Dollar, tapi itu tidak menjadi pilihan penulis. Cukup dengan mesin kopi yang ada sekaligus bisa berjalan-jalan keliling resto, nggak mager di meja sarapan saja. Sekaligus berhemat dengan mengawal ketat pengeluaran yang yang dianggap bukan prioritas.

Selamat pagi dan selamat menyeruput kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
PRETTY BOY ITALIAN STEAK HOUSE
Level 1/399 Little Lonsdale Street. Melbourne VIC 3000, Ostrali

Espresso doubleshot di Novotel Ngurah Rai.

Minum kopi dan bersiap pagi2 untuk pergi

BADUNG, akwnulis.com. Gerimis pagi masih membelenggu raga untuk malas beranjak dari peraduan. Tetapi jangan harap bisa berlama -lama bersantai karena banyak agenda yang harus dijalankan di hari ini. Ada berdasarkan ittenary ataupun improvisasi dalam bentuk agenda spontan karena melihat sebuah peluang, karena rencana yang paling menantang adalah sesuatu diluar rencana hehehehe.

Maka segera membasuh diri serta merendam kemalasan di bathtub dengan air hangat plus busa sabun yang sebenarnya menyenangkan. Lalu bersiap menggunakan pakaian yang layak untuk menikmati hari ini.

Bergeraklah dari lantai 3 menuju lokasi di lantai lobi untuk menikmati fasilitas sarapan pagi di Hotel ini, Novotel Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Persiapan pertama tentunya jangan lewatkan kesempatan mengganjal perut di sesi sarapan dengan variasi makanan western, asia dan indonesia serta ada yang paling penting yaitu morning mood booster, kopi mana kopi?

Nggak perlu pake lama, sedikit berkeliling saja sudah jumpa dengan mesin kopi yang akan menghadirkan rasa dan suasana berbeda. Memang tidak ada sajian kopi manual, tetapi dalam rumus #kohitala masih ada pilihan menu yang bisa dinikmati yaitu espresso, double espresso dan americano plus longblack.

Pilihan pertama tentu americano, sajian mesin kopi yang menggabungkan double espresso dengan air panas sehingga masuk kategori middle atau medium body dan bisa dinikmati sambil mengunyah aneka sayuran dengan saus salad yang tersedia. Salad thousand island yang menjadi pilihan.

Srupuut.  Kunyah kunyah, nikmat.

Kopi kedua supaya lebih mantabs maka kembali ke mesin kopi tadi dan memilih double shoot espresso yang ditampung kembali pada cangkir putih kejujuran. Pahitnya lebih terasa, tetapi disitulah letaknya kejujuran rasa sehingga bisa melupakan dan atau menghapuskan pahitnya kenangan kehidupan.

Tak lupa 2 buah sosis ayam dan daging sapi asap ditaburi bubuk keju permessan yang juga disandingkan tomat bakar yang menggoda. Lengkap sudah sarapannya, pengganjal perut tuntas serta kopi sebagai mood boosterpun sudah 2 gelas eh 2 cangkir.

Selamat beraktifitas di Bali Kawan, beredar. Wassalam (AKW).