CIMAHI, akwnulis.com. Hari jumat pagi yang begitu segar dengan sentuhan lembut angin tipis memberi inspirasi menulis tentang sesuatu. Tanpa perlu basa basi dan lawan kemalasan menulis dengan membiarkan jemari menari di keyboard virtual smartphoneku ini. Maka hadirlah kembali tulisan singkat berbahasa sunda, silahkan :
FIKMIN # SALSE #
Mimitina mah hudang sarè tèh asa salsè, hapè jempè. Padahal biasana ba’da shubuh geus trang tring sora pesen nu asup. Ninyuh cikopi dibaturan gorèng ulèn jeung bala-bala, nikmat pisan.
Mandi, neukteukan kuku, nepika nyisir ngagolep beulah tengah, hapè jempling. Dirèrèt hapè hurung sakumaha ilaharna. Geus saged, hapè dibawa, ngiclik ka garasi rèk ngaluarkeun motor si kukut tèa.
Bari ngahaneutan motor, hapè dicoo. Aman teu aya nanaon. Tapi… diilikan tèh aya tanda perboden leutik dina layar luhur. Gebeg, boa bèak pulsa mumul kuota. Langsung dipencèt nomer hapè jikan…
Tuut.. tuuut.
“Pulsa anjeun teu cekap kanggo nelepon!” Èta waleranna, diterjemahkeun kana basa sunda.
Langsung kèsang tiis renung dina tarang, jajantung jadi gancang jeung pipikiran cus cos kaditu kadieu.
Motor dipareuman, lumpat ka gang tukangeun imah. Rèk meuli pulsa jeung kuota di kios Bi Asih. Hanjakal nutup kènèh, digedor suwung jelema. Tungtungna mah nyanghunjar bari cirambay, duit 10 rebu dikeukeuweuk maturan.
****
Itulah tulisan singkat 150 kata tentang sebuah fenomena. Bagi yang penasaran tentang cerita tersebut atau ingin menambah dan juga menentang kejadian itu, tentu dipersilahkan karena ini hanya cerita fiksi reka saja meskipun diangkat dari ide keseharian. Isi di kolom komentar atau japri seperti biasa. Selamat bekerja di hari jumat minggu ini, semangaat. Wassalam(AKW).
Menggali makna di kunjungan kedua ketiga dan seterusnya..
Parkir dulu yuk.
KALIURANG. akwnulis.com. Memarkir kendaraan agak jauh dari tempat yang dituju terpaksa dilakukan karena ternyata begitu banyak kendaraan yang ada dan terparkir berderet memenuhi lahan parkir juga halaman penduduk yang ada. Hilir mudik manusiapun tak terelakkan, tapi itulah kenyataan. Maka langkah kaki menjadi tergesa karena tahu akan apa yang dihadapi selanjutnya.
Benar saja, sesaat memasuki halaman rumah model sederhana beratap genting tanah seadanya sudah mengular antrian manusia menuju pintu masuk yang terbuka dan menyebarkan aura kesetaraan dan kesabaran.
Kopi klotok & anak sembunyi.
“Mengapa disebut setara dan butuh kesabaran?” Seorang kawan yang baru sekarang berkesempatan datang kesini bertanya penasaran. Jawaban pertama adalah jawaban universal yaitu dengan senyum yang seimbang. Dilanjutkan dengan orasi bersemangat sambil pelan tapi pasti melangkah mengikuti antrian. Disebut setara karena disini tidak ada urusan pangkat baik jenderal atau kopral, juga tidak ada atasan bawahan, tidak ada juga orang kaya dan orang miskin ataupun yang nanggung yakni kaya belum tapi gayanya nggak mah kalah hehehehe… juga yang sosialita dengan tas brandednya sama saja dengan emak bersahaja yang penampilan sederhana, intinya semuanya sama, antri dan tak perlu dirapihkan. Semua otomatis menyesuaikan.
Antri dulu.
Kalau urusan kesabaran, sangat jelas terpampang depan mata. Suhu panas, desak desakan, keringat bercucuran, tapi semua ikut antrian. Ada sih yang sedikit cemberut tapi mayoritas hepi hepi aja dan sambil bercanda. Padahal buruan atau yang ditujunya adalah sajian makanan dan minuman sederhana. “Tapi mengapa banyak orang memburunya?’
Dari celotehan dalam antrian dapat ditebak bahwa banyak pengantri bukan yang pertama datang kesini. Mereka terlihat senang dalam antrian dan bersiap mengambil giliran. Piring seng dipilih lalu ambil nasi sendiri dan memilih sayur lodeh yang tersedia. Pilihanku kali ini adalah sayur lodeh rawit karena butuh kepedasan untuk melengkapi cucuran keringat ini ditambah sambel dadaknya dan telur dadar khas rumah makan ini serta yang tak kalah pentingnya adalah sajian kopi sederhana yang menjadi judul rumah makan beken ini, rumah makan KOPI KLOTOK KALIURANG.
Pilihan makanannya.
Tak lupa pesan juga pisang gorengnya yang nikmat dimakan bersama panas panas. Tanpa bicara menit, pisang goreng sudah sirna dari piringnya dan bersemayam di perut masing-masing. Nikmat gan.
Setelah dapat makanan tentu ada perjuangan selanjutnya yaitu mencari meja atau tempat kosong. Disini rumus kesetaraan dan kesabaran kembali hadir, maka bisa saja semeja dengan orang yang tidak dikenal dan terjadilah perkenalan sehingga menjadi akrab bak saudara yang dipertemukan disini. Kebetulan kali ini rombongannya berbelas orang. Jadi berbagi tugas saja, ada yang antri dan ambil 2 porsi, ada juga hunting meja dan menduduki dengan setia serta satu tim lagi berburu minuman baik kopi klotok sebagai ikon juga kopi susu dan es reh manisnya yang dingin dan manis… ya iya atuh namanya juga es teh, gimana seeeh.
Makan dan bergaya.
Pesan kopinya di tempat terpisah tapi kebetulan dekat dengan meja yang sudah diduduki tim pemburu meja, jadi begitu mudahnya memesan tambahan minumannya, bisa es jeruk atau jeruk es. Bagi yang penasaran apa itu kopi klotok maka ini penjelasan lengkapnya, klik saja KOPI KLOTOK. Sebuah tulisan singkatku beberapa tahun lalu menjelaskannya.
Selanjutnya ada pesan moral ketiga setelah kesetaraan dan kesabaran, yaitu kejujuran. Ini dilakukan pada saat transaksi pembayaran, sang kasir hanya bertanya apa yang kita makan dan disebutkan angka sekuan rupiah, bayar dan pulang. Jikalau bohongpun tidak ketahuan, tapi disini semua jujur atau berusaha jujur. Pikiran jadi melayang ke istilah di priangan ‘darmaji‘ dahar lima ngaku hiji (makan lima tapi mengaku hanya satu) atau perilaku ini disebut ‘ngalibur.’ Perilaku remajaku yang sudah ditinggalkan karena merugikan pemilik kedai, warung atau rumah makan.
Halaman belakang.
Beranjak ke halaman belakang ternyata banyak orang yang gelar tikar dan duduk lesehan dengan riang gembira serta jalan jalan di pematang sawah dengan kehijauan padi yang mendamaikan. Termasuk juga aroma romantisme muda mudi yang sedang pedekate ataupun sekedar pacaran sambil lesehan di tikar pandan ditemani sajian makanan dan minuman sederhana yang secara tak sengaja tertangkap jepretan kamera.
Kopi sisa dan pedekate.
Maka seruputan kopi klotok di halaman belakang ini menjadi penutup kenikmatan siang ini, namun kembali menguatkan kenangan bahwa sajian makanan dan minuman sederhana ini memiliki makna mendalam seolah mengobati kerinduan rasa dan suasana dari sajian alami neneng moyang… eh nenek moyang yang wajib didatangi dan dinikmati lagi dikemudian hari. Menikmati kesetaraan, kesabaran dan kejujuran dalam satu frame aktifitas makan siang yang tak terlupakan. Wassalam(AKW).
Hubungan O – nol – kopi O dan Kinerjaku plus SPBU.
Lagi di SPBU / Dokpri.
SAGULING, akwnulis.com. Tulisan ini terinspirasi dari komentar atau laporan akuntabilitas normatif dari mamang tukang SPBU yang selalu bilang, “Dimulai dari nol ya.” Sebuah kalimat biasa yang berubah menjadi berbeda karena banyak didengar oleh aneka telinga dari seantero nusantara disaat siapapun berurusan dengan pengisian bahan bakar kendaraan bermotor.
Termasuk juga dari sisi romantisme, kalimat tersebut menjadi bagian penting percakapan gombalisme bahwa hubungan kita dimulai dari nol atau diawali dari tidak ada apa-apa. Bisa juga yang marahan dari pasangan yang sedang merajut hubungan, maka kalimat ini sebagai pangbeberah atau penguatan agar hubungan yang retak bisa kembali berlanjut meskipun menyisakan noktah kewaspadaan khawatir terjadi lagi kejadian yang sama di masa yang akan datang.
Dikaitkan dengan kopi maka sebuah pengalaman penting tentang nol atau hurup O ini adalah pengalaman ngopi di negeri singa. Nggak perlu nyebut tepatnya tahun berapa, pokoknya pernah aja beredar disanah. Pas memasuki sebuah cafe di daerah bukit bintang, maka salah satu pilihan utamanya tidak jauh – jauh yaitu kopi dong.
Bentar – bentar, perasaan nggak ada daerah bukit bintang di singapura mah, itu di malaysia coy… hehehe salah. Maksudnya di malaysia ya bro. Nah pas masuk ke cafe yang jelas ada menu kopinya. Maka simpel saja, order kopi donk. Bayar dulu dan langsung mencari meja kosong. Tak berapa lama datanglah pelayan dengan gelas kertas dan berisi kopi agak keruh. Wah takutnya salah, langsung diicip. Ternyata kopi susu.
Hampir saja refleks memanggil pelayan tadi dan ajukan komplen karena tidak pesan kopi susu. Tapi sahabat di sampingku mencolek dan berkata, “Dikau yang salah kakak, disini klo mau pesen kopi hitam, bilangnya KOPI O” sesaat terdiam dan wajah melongo lalu perlahan mengangguk dan terdiam atas informasi baru ini.
Sidebarku sudah nol / Dokpri.
Itulah sepenggal kisah 8 tahun lalu disaat berkenalan dengan huruf O atau angka nol yang terkait dengan kopi di sebuah cafe di bukit bintang yang dikawal oleh adinda calon Ph.D yang sekarang sudah menjadi salah satu pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Huruf O dan angka nol memang tidak serta merta sama apalagi jika dipijitnya dengan keyboard, tentu beda letak dan bentuk. Namun jika dituliskan dengan tangan maka bisa samar dan menjadi sama termasuk sebutannya. Setuju khan?….
Hubungan dengan angka nol ini berkaitan dengan pekerjaan dan tugas sehari-hari baik dari sisi kinerja penyelesaian pekerjaan yang harus dilakukan dengan memelototin aplikasi SIDEBAR. Baik meneruskan surat ke atasan, mendisposisi dan distribusi surat kepada bawahan dan rekan sejawat juga parafisasi digital untuk surat yang akan ditandatangan elektronik oleh pimpinan. Maka angka nol ini menjadi sangat penting, karena jika angka nol sudah bertengger di dashboard sidebar, berarti pekerjaan sudah dituntaskan untuk hari itu. Besok tentu hadir lagi surat – surat elektronik lainnya yang harus dituntaskan.
Selain itu juga angka nol menjadi bukti kinerja anak buah kita yang sudah disetujui oleh kita dari pelaporan tugas pekerjaan sehari – hari dilengkapi photo aktifitas dan deskripsi aktifitas minimal 300 kata. Ini aplikasi yang berbeda, tapi itulah aplikasi yang membantu kita melaporkan pelaksanaan tugas rutin dan tugas tertentu dari pekerjaan kita.
Demikianlah sekelumit kisahku dengan huruf O dan angka nol termasuk berkaitan dengan kopi, yaitu Kopi O. Karena diluar kopi o-pun akan terasa aneh jika kopi tanpa huruf o berarti kpi dong hehehehe… Have a nice weekend yang berakhir beberapa jam lagi.
Oh ya, yang punya cerita tentang angka nol dan huruf O, silahkan berbagi di kolom komentar ya. Wassalam(AKW).
Suasana panas saat yang tepat lakukan sruputan pendinginan dengan minum kopi coldbrew.
Coldbrew Kopi GAMBINO / dokpri.
CIMAHI, Akwnulis.com. Suasana gerah dan suhu yang panas di siang hari sedikit menyiksa raga dan mengganggu mood yang ada. Ditambah panas tubuh yang hadir dari dalam karena pembakaran kalori dan penimbunan lemak dari asupan makanan yang mayoritas karbo dan gula. Diawali oleh gehu dan bala-bala, dilanjutkan 2 buah roti unyil dan 2 biah bakpia melengkapi menu makan siang yang bersahaja. Sejumput nasi putih, yang ditaburi acar tongkol, tempe geprek pedas, tahu baso, dan tumis kiciwis serta kerupuk.
Maka rasa panas dari dalam dan luar ruangan melengkapi suasana dan menguasai raga sehingga pipi terlihat memerah dan nafas terengah. Maka pilihan untuk menceburkan raga pada kesegaran air dingin di kamar mandi menjadi prioritas. Buka pintu kamar mandi, jebur jebur jebur… sueger rek.
Tapi ternyata tak bertahan lama kawan, baru beberapa saat keluar kamar mandi ternyata pori – pori wajah kembali berkeringat padahal baru tuntas handukan. Begitu membara siang ini, oh my God.
Maka berbagai upaya harus dilakukan, pertama dengan berwudhu dan berlama-lama menikmati kesegaran air dari keran pancuran di belakang rumah. Lalu shalat duhur di mushola ditemani semilir angin siang yang memberikan harapan. Alhamdulillah.
Tampak Depan / Dokpri.
Badan sudah relatif adem, apalagi perasaan tentu lebih tentram setelah lapiran rutin kepada Illahi Rabb. Tapi memang suasana di luar rumah cukup panas dengan sinar mentari yang begitu tajam memancarkan cahayanya seolah begitu dekat dengan permukaan bumi ini. Maka perlu dilakukan tindakan pendinginan yang lebih komprehensif dan terpadu. Ealaaah bahasanya begitu meninggi….
Sebagai pelengkap kesegaran, maka teringat bahwa di kulkas punya kopi khusus. Sebotol kopi coldbrew bermerk GAMBINO yang dibeli beberapa hari lalu di KKV, itu toko yang lagi viral di Kota Bandung. Langsung segera menuju kulkas, buka pintunya dan pilihan mata langsung tertuju pada botol hitam bertuliskan COLDBREW coffee.
Botol hitam kopi coldbrew langsung dibawa ke halaman belakang ditemani gelas kecil kaca kesayangan. Sambil menikmati kehijauan di taman belakang maka botol dibuka, dikucurkan eh dituangkan ke gelas kaca dan langsung disruput dengan segera. Wuih rasanya seger kawan, dinginnya itu yang bikin nikmat. Kalau dari sisi rasa kopinya biasa saja malah cenderung hambar, tetapi sebagai produk kopi hasil proses coldbrew tentu sudah cukup.
Kelebihannya adalah packing produk dalam bentuk botol dan penamaan produk yang jelas serta sudah bisa bertengger di rak toko KKV tentu melalui proses kurasi yang cukup ketat. Sehingga jangkauan pasar cukup luas. Oke lah hayu sruput lagii….. ahh segaaar.
Bagi yang penasaran sebotol coldbrew coffee ini bisa menemukan di rak toko KKV PVJ Bandung atau mungkin di tempat lain, maklum baru ketemunya di satu tempat ini saja. Tapi kalaupun mau buat kopi dengan metode coldbrew di rumah juga tidak sulit kok guys. Step stepnya sederhana yang penting kualitas biji kopinya yang terjaga.
Selamat menikmati hari ini dan selalu bersyukur atas semuanya. Wassalam(AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Sebuah peralihan tugas terjadi sebagai sebuah konsekuensi memilih menjadi pegawai negeri sipil duapuluhan tahun yang lalu. Maka sebuah perubahan, perpindahan ataupun perbedaan adalah dinamika yang menjadi warna warni perjalanan karier dan kehidupan. Sebuah kalimat ajaib yang menjadi pegangan adalah JASUNI (Jalani Syukuri dan Nikmati).
Maka adaptasi terhadap suasana baru, teman baru, pimpinan baru termasuk tugas – tugas kedinasan yang baru adalah tantangan yang harus dihadapi eh dijalani, disyukuri dan tentu harus dinikmati. Semangaaat.
Nah salah satu yang memantik ide dan perlu dibuatkan sebuah produk meskipun mungkin itu dianggap sangat sederhana tapi itulah bara harapan yang diawali dari percik ide kecil yang nanti akan didukung oleh persilangan keinginan dan perbedaan yang akhirnya akan mengobarkan api unggun ide menjadi kenyataan.
Sepercik ide inipun diawali dengan diskusi para pejabat terdahulu dan dielaborasi dalam pikiran serta diperhitungkan kemungkinan – kemungkinan agar ide sederhana ini bisa menjadi legacy.
“Ide apa seeh, bikin penasaran aja?”
Walah ada yang sudah tidak sabar ya, tapi tenang kawan. Pertanyaan itu menjadi penyemangat agar ide ini menjadi nyata. Idenya sederhana, membuat kumpulan istilah dan singkatan di sektor sosial. Lebih tepatnya mengumpulkan istilah – istilah dan singkatan yang berkaitan dengan sektor sosial atau kesejahteraan sosial.
Sebagai contoh saja, pas hari pertama kerja langsung dihadapkan dengan retorika tentang PPKS, PSKS, PSK, PKS dan LKS. “Apa nggak nyesek tuh?” Ya sementara manggut – manggut saja seolah paham tentang aneka singkatan tersebut sambil nebak – nebak.
Tebakan yang bener cuma PSK aja, sementara singkatan lainnya salah kaprah, malah LKS itu yang dipahami adalah Lembar Kerja Siswa ternyata Lembaga Kesejahteraan Sosial yang jelas tercantum singkatan dan definisinya dalam regulasi yang teratur dan berstrata.
Dikemudian hari barulah perlahan tapi pasti mulai.mengerti bahwa PPKS adalah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial, PSKS adalah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSK adalah Pekerja Seks Komersial, PKS (Perjanjian KerjaSama) dan LKS adalah (Lembaga Kesejahteraan Sosial).
Maka semangat untuk mewujudkan ide dalam pemgumpulan istilah dan singkatan ini menggebu, apalagi didukung semangat anak – anak muda di unit humas, maka hayu gaskeun…
“Eh tapi namanya apa ya untuk judul proyek ini?”
Pertanyaan sederhana namun perlu pemikiran keras karena akan menjadi pondasi ide ringan ini. Kami saling berpandangan – pandangan dan sedikit kebingungan. Sebagai pemecah suasana, maka disampaikan bahwa judulnya tidak harus formal tetapi santai namun memiliki makna mengena.
Ide pertama adalah KUDIS yaitu singkatan dari Kumpulan Istilah dan singkatan di lingkungan sosial. Wah bagus sudah ada satu, tapi itu khan nama salah satu penyakit kulit, aduh nggak mau gatal gatal garuk garuk. KUDIS atau scabies dalam bahasa kesehatannya jelas nama penyakit kulit yang sudah dikenal luas, penyebabnya adalah tungai atau mite bernama Sarcaptes secabiei… lha kok malah bahas penyakit kudis sih, kembali ke Laptop. Tring.
Beberapa saat terdiam, menjadi beberapa jam dan beberapa hari, diskusi tentang judulnya terhenti tapi semangat mengumpulkan istilah dan singkatan di sektor sosial terus berlanjut.
Setelah satu minggu berlalu, maka pertemuan untuk evaluasi proses pengumpulan istilah dan singkatan sektor sosial ini terlaksana. Kembali membahas berapa yang sudah terkumpul dan apakah ada ide untuk judulnya. Semua masih terdiam. Tiba-tiba ilham muncul di kepala atas ijin Illahi Rabb, yaitu SODIC sebuah singkatan dari Social Dictionary (Kamus Sosial). Wuih english bro, tapi kenapa tidak untuk menjadi pilihan judul.
Apalagi cenderung mirip dengan sebutan SiDDIk yang artinya Jujur, salah satu sifat utama dari Nabi Muhammad SAW. Bungkus guys. Maka langkah awal sudah dimulai dan segera penyusunan SODIC 1.0 disempurnakan untuk tahap pertama.
Nanti yang penasaran dan butuh tentang SODIC 1.0 ini tinggal download linknya saja karena akan disetting dalam format e-book. Seiring hari ini adalah senin pagi, maka ucapan selamat bertugas dan bekerja tentu lebih tepat. Khusunya juga bahwa mari jadikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini adalah bagian dari ibadah. Hatur nuhun, Wassalam. (AKW).
BREBES, akwnulis.com. Setelah sekian purnama mendapatkan amanah tugas baru, maka momentum kali ini menjadi begitu bermakna. Karena akhirnya pecah telor bisa kembali bergerak lintas batas provinsi menyeberangi provinsi tetangga tentu secara kebetulan dirayakan dengan hadirnya telor juga, tepatnya telor asin.
Ada kebetulan yang seolah tidak disengaja, tapi itulah hal yang nyata. Apalagi keberangkatan kali ini penuh dinamika. Berbicara perubahan rencana sudah menjadi kelumrahan saja. Mulai dari jam keberangkatan, kendaraan yang digunakan hingga rencana acara yang akan dilaksanakan termasuk kepastian keberangkatan personil yang akan mengikuti perdin lintas provinsi ini.
Secara dampak tentu jelas, ada yang ngedumel karena berbagai dinamika ini. Ada juga yang sering diam dan terlihat lebih banyak merenung dan (mungkin) berdoa agar keberangkatan ini menjadi nyata. Juga ada yang cuek saja apa adanya dan menikmati setiap detik perubahan yang ada. Akhirnya plan E yang dipakai, pasukan terbagi menjadi beberapa kendaraan, beberapa waktu dan beberapa personil. Seru pokoknya.
Nah kembali ke core tulisanku yang mengaitkan diri serta tulisan dengan kopi, jangan dimaknai dengan kejenuhan dan kebosanan. Tapi itulah sudut kata yang menjadi penjuru imajinasi dan penguat semangat dalam membuat tulisan sehingga memunculkan citra tentang peminatan dan kekhasan dalam sebuah tulisan. Nah kebetulan itulah yang menjadi rangkaian cerita kali ini.
Kopi Telor Asin berbaris / Dokpri.
Kalimat yang cocoknya adalah ‘pecah telor’ dan ‘telor asin’ ditambah kopi jadilah KOPI TELOR ASIN. Cocok khan?… jangan nyebut memaksakan kehendak, tapi itulah sebuah cara menyatukan makna dan menambah pemahaman tentang arti kalimat dalam perspektif jalinan kata.
“Trus gimana ilustrasinya om?”
Maksudnya nyambungin gambar kopi dan telor asin?.. gampang banget atuh. Pertama keluarkan dulu gelas kaca kesayangan dan kedua tentu dituangkan kopinya, kopi hitam tanpa gula dari termos eh tumbler mini pribadi. Lalu telor asinnya dibelah dan dibariskan dengan seksama. Ada telor asin original, telor asin pindang dan telor asin bakar. Telor asin biasa yang rasanya seperti telor asin umumnya hehehe.
Kalau telor asin pindang ada tambahan rasa rempah yang menyerap pada tekstur putih telurnya. Beda lagi dengan telor asin bakar, selain rasa khas telor asin juga ada rasa smoky yang khusus meskipun tetap rasa smoky-nya lembut. Berbarislah dengan segelas mini kopi, jadilah Kopi Telor Asin (KaTeA).
Mesjid Al khobir / Dokpri.
Jangan dibayangkan minum kopi dicampur telor asin mentah, bakal beranfakan semua. Rasa kopi bercampur amis telur bebek, perlu perjuangan untuk menikmatinya. Telor asinnya jelas berasal dari sebuah kios di rest area Tol jateng pasca keluar dari Tol Cipali, sambil sejenak merenggangkan otot kaki karena duduk diam di dalam Hiace, juga menyempatkan diri sholat asyar di Mesjid Al Khobir atau mayoritas tujuan utama adalah menuju toilet demi menandai lokasi ini dengan menyimpan kenangan dan menitipkan sesuatu.
Itulah sejumput kisah sore menjelang malam ini, sebuah perjalanan menuju daerah Temanggung Jawa Tengah. Bismillahi Mazreeha Walmursaha, Wassalam(AKW).
Bicara agenda, lalu prioritas dan akhirnya tuntas lalu bercengkerama dengan sajian kopi.
Biji kopi Single origin PAPUA / Dokpri.
CILEUNYI, akwnulis.com. Hari minggu kali ini agak ekstra berfikir dan mengatur jadwal karena banyak sekali undangan yang terjadwal di waktu yang sama. Sebuah kegalauan tingkat tinggi antara berbagai kepentingan yang tentunya harus diambil keputusan. Tetapi setelah menakar dengan logika, rasa dan perkiraan keterbatasan manusia maka pilihan menemani kedua orangtua untuk hadir dalam acara Silaturahmi keluarga besar KARTADIBRATA yang tentunya berdurasi panjang.
Namun pilihan itu tentu berdampak pada tidak bisa hadirnya di 3 undangan yang berbeda, yaitu undangan nikahan dari pegawai di kantorku, undangan nikahan kolega istri dan undangan nikahan anaknya teman semasa perjuangan dahulu. Hapunten ka sadayana.. mugia ngawujud janten keluarga SaMaWa(sakinah, mawaddah, warahmah) tea geuning.
Maka menjelang magrib tadi, raga baru bisa bersua dengan kesegaran air yang membasuh rasa dan memberi ketenangan untuk bersiap menghadapi rutinitas senin esok hari. Apalagi hari kemarin juga beberapa aktifitas dilakukan salah satunya adalah menghadiri acara silaturahmi warga sekaligus bersukarela untuk mengabadikannya serta mempermudah akses bagi siapapun via upload di channel youtubeku. Selain acara silaturahminya juga pembahasan dari sang penceramah cukup menggetarkan hati.
Kegiatan tentang makna silaturahmi pada acara temu warga RT 04 pasca idul fitri 1444 hijriah yang secara lengkap terekam jelas pada video MAKNA SILATURAHMI – Ust.Marna Suhendar, Lc di channel youtubeku. Ada hal yang prinsip tentang silaturahmi itu 3 yaitu : MENGENAL (taaruf) – MEMAHAMI (tafahum) – SALING MEMBANTU (Taawanu).
Jadi cocok dengan istilah anak Zelenial sekarang, bhkan hanya “Tak kenal maka tak sayang” tetapi “Tak kenal maka taaruf.” Agar lebih mengenal satu sama lain.
Sebagai mood booster kali ini sangat berhubungan dengan silaturahmi tadi, karena hadirnya biji kopi arabica Papua ini karena hasil silaturahmi dan saling memahami sehingga menghasilkan saling mengirimkan hehehe. Mengirimkan kue – kue dan atau kopi. Menariknya disini adalah kopi yang dikirimkan adalah berbentuk biji yang membuat diri ini leluasa untuk berkreasi, hatur nuhun bu Kusnadi.
Biji kopi arabica PAPUA ini dari Arvac coffee single origin Kopi Pegunungan Bintang dengan notenya adalah berry, fruity, peach dan chocolate. Langsung saja berproses supaya tidak menimbulkan kepenasaran. Metode manual brew V60 adalah yang termudah. Sieett….
Siap dinikmati / Dokpri.
Jengjreng…. sudah hadir dihadapan mata cairan kohitala arabica papua dan gelas kaca kesayangan. Maka sebelum diminum untuk menikmati, jangan lupa di abadikan tanpa banyak komentar.
Cetrek… Sruputtt..
Aliran cairan kopi memasuki mulut dan menari dengan lidah untuk memberikan kepastian tentang berbagai rasa yang perlu diidentifikasi sederhana. Pertama untuk bodynya memang medium ke strong, pahit yang semakin mendalam namun tidak harus ninggal. Aciditynya sih low dan terkuasai kepahitan bodynya sementara aftertaste ada muncul dark chocholate dan peach serta menjadi agak nyereng seperti ada unsur fermentasi atau daun mint. Yang pasti overall, sajian kopi arabica papua ini memberi kenikmatan dan sensasi bercerita.
Sruput lagi / Dokpri.
Sruputannya menenangkan hati dan mendamaikan suasana sekaligus memberikan penguatan untuk mempersiapkan esok hari yang kembali bergulat dengan rutinitas dan berkutat dalam pola tugas fungsi sesuai kenyataan dan dukungan anggaran. Semangaaat, Wassalam(AKW).
CIMAHI, akwnulis.com. Tulisan kali ini berbahasa sunda dulu ya, bahasa sunda loma atau bahasa sunda keseharian. Nyanggakeun…
***
NGANTEUR BUDAK
Ba’da shubuh asa hayang gogolèran, kabeneran pan poè saptu mah teu kudu indit ka kantor. Tapi kètang poè saptu minggu ogè ari keur euyeub ku pagawèan mah angger ngantor, sanajan ukur satengah poè.
Golèdag nangkarak bari nguliat, panon mapay lalangit bodas bari ngitung pasagi motifna geuning ngawengku 49 titik tina unggal kotakanna. “Teu percaya?.. ajaran wè ngitung sorangan lur”
Awak asa hampang jeung mimiti tetempoan moèkan, reup sarè teu hararèsè.
Hanjakal geuning kanikmatan hirup ieu teu lila umurna, kudu hudang bari ngarènjag sabab ceuli katuhu katorekan ku gorowok budak cikal, “Abahhhh ka kafè tèa, ulang kalah ka sarèèè….”
Gurubug, langsung diuk dina sisi pangsarèan, ngumpulkeun sukma bayu bari ratug jajantung. “Astagfirulloh Enèng, ulah ngareureuwas kitu”
“Hapunten Abahkuuu” Sora halimpu budak bari ngagèlèhè. “Hayu urang ka cafè tèa, pan tos jangji, nganteur wungkul Abah mah”
Teu loba carita sanajan dompèt keur ceurik balilihan da kosongan. Tapi keur budak mah kudu ditagenan. “Tapi naha ka cafè ukur nganteur?, biasana gè bagèan mayar”
Hasil ti ka kafe / Doklang.
Biur numpak motor duaan, meuntasan lembur muru ka kota. 30 menit geus anjog ka nu dituju. Budag jigrah atos amarwata suta, lumpat asup, kukurilingan milihan barang nu lalucu. Uing ngahuleng hareupeun toko anyar di mall, ngaranna KKV (dibaca ka ka fe).
***
Itulah cerita singkat kali ini, Alhamdulillah irit uang, karena si kecil belanja dengan uang THRnya. Wassalam, (AKW).
Jika ngantuk maka seduh kopi dan…. tidurlah hehehehe.
Arabica Wine Karaha Tsm / Dokpri.
CIMAHI, akwnulis.com. Hujan malam ini begitu tiba-tiba seolah tercurah bersegera begitu saja. Cukup lama butiran air hujan berjatuhan memberikan suasana galau yang tak berkesudahan. Maka cara terbaik menenangkan hati yang tak menentu adalah ambil posisi duduk bersila di mushola dan membaca ayat suci AlQuran dengan lantang untuk menemani riuhnya gemericik air hujan. Maka biarkan lantunan ayat suci ini bisa seiring dengan gemuruh keriuhan air hujan yang menimpa genting dan atap rumah kemapanan, membentuk harmoni irama kehidupan yang bermakna berserah diri serta mensyukuri semua fenomena alam ini.
Setelah tuntas membaca ayat suci maka beranjak ke dalam rumah dan menemukan sebungkus kopi yang beberapa hari ini dicari-cari, ternyata terhalang oleh tumpukan berkas dan buku – buku lawas yang rencananya akan dibaca ternyata hanya teronggok menjadi hiasan yang setia. Alhamdulillah, 200 gram biji kopi yang spesial dari Tenjo bumi kopi yaitu biji kopi yang berasal dari tasikmalaya yaitu Arabica Karaha Wine.
Kata cover di bungkusnya di tanam di ketinggian 1.300 mdpl dengan varietas mix dan notenya mango & orange red, walah kabayang buah mangganya yang manis dan orange, jigana ajib da. Eh ada barcode di jilidnya dan pas di scan ternyata alamat websitenya yaitu http://www.tenjobumikopi.com website sederhana tapi patut diacungi jempolnya bahwa ini bentuk ihtiar untuk mendunia.
Prosesi seduh manual phisixti / Dokpri.
Maka tak perlu berbasa-basi langsung saja disiapkan aneka peralatan manual brew V60 sederhanaku. Lalu bungkus kopinya dibuka, wuiih rasa harumnya menyambar cuping hidung, seger nian. Segera tuangkan di mesin grinder dengan ukuran 3 agar cocok dengan standar penyeduhan manual.
Kertas filter sudah bertengger di corong V60 dan segera menerima kopi giling kasar untuk segera dilakukan proses penyeduhan manual. Jengjreng.
Proses manual brew V60 berlangsung.
Setelah tuntas tetesan terakhir bergabung di bejana server kaca. Maka beralihlah sejumlah cairan di gelas kaca kecil yang langsung didekatkan ke mulut lalu disruputt…. wuiiih acidity khas winenya terasa mengigit lidah dan memberi kesan ninggal yang khas, ada selarik rasa mangga dan jeruk, meskipun rasa buah mangganya bukan yang matang tapi yang masih mengkal dan haseum (asam)nya yang terasa… nyengir dikit yaa…
Seger dan Nikmat V60 Tenjo kopi / Dokpri.
Bodynya cenderung bold karena juga dilengkapi dengan takaran 18 gram dan panas air seduhan via dispenser sekitar 86 – 88° celcius saja. Maka dominasi body dan acidity arabica wine karaha ini mendominasi.
Setelah 3 kali menyeruput kopi di gelas kaca maka perkiraan akan lebih segar dan bisa melanjutkan mengerjakan tugas kantor yang dari tadi sudah stanby di laptop menanti aksi ketak – ketik dan geser geser kursor serta pijt enter. Sementara diluar sana hujan masih terus mengguyur bumi ditemani suara gemuruh guntur yang bersahutan serta kilatan petir bagaikan cahaya blitz kamera alami yang sedang mengcapture fragmen – fragmen kehidupan.
Ternyata segar dan cèngharnya tidak lama, hanya 15 menit saja. Setelah itu kantuk semakin tidak tertahan dan akhirnya memutuskan untuk menyudahi aktifitas malam hari ini dan beralih ke kamar untuk menjemput mimpi dan memberi keadilan kepada raga agar beristirahat dari segenap aktifitas yang bejibun.
Tulisan ini dituntaskan setelah terbangun tadi dini hari. Badan segar dan bersiap memaknai perjalanan kehidupan hari ini. Selamat pagi, Wassalam(AKW).
GUNUNGHALU, akwnulis.com. Menyeruput kopi dan menikmatinya dengan segenap rasa dan suasana adalah aktifitas biasa sebagai pecinta kopi agak sejati. Belum berani bilang pecinta kopi sejati karena memang kopi belum menjadi segala-galanya, hanya menjadi konten utama dalam menyajikan jalinan cerita baik dalam bentuk tulisan juga lisan dan video yang diupload di media sosial pribadi.
Bagi yang suka dengan jalinan kata maka klik saja www.akwnulis.com ataupun yang malas baca – baca dan sukanya dengan video maka jangan ragu mampirlah di channel youtube-ku @andriekw, praktis khan?…
Untuk tulisan kali ini terasa begitu bermakna, karena setelah sekian purnama bisa kembali menikmati kopi dengan 2 poin utama. Pertama adalah momentum shalat idul fitri bersama keluarga dan orangtua tercinta dan kedua adalah bisa menikmati sruputan kopi di tanah kelahiran 45 tahun yang lalu. Ya, 45 tahun lalu terlahir bayi montok di kampung ini dan sekarang sudah berubah jadi pria dewasa meskipun tetap montok hehehehe dan sangat menyenangi sajian kopi.
Tubruk dulu pelan-pelan kopinya / Dokpri.
Momentum ngopinya baru didapatkan setelah selesai shalat ied dan sungkeman kepada kedua orangtua juga photo bersama dengan anak istri adik dan ponakan yang heboh serta sibuk mabar roblok dan game spongebob sambil ketawa ketiwi. Senangnya bermain bersama.
Tapi pas buka perlengkapan ada sedikit rasa sedih, ternyata kopi hasil giling kasarnya tertinggal sementara yang dibawa adalah kopi arabica fullwash dari Tona’s coffee dan sudah dalam bentuk bubuk halus, pemberian seorang kolega. Gepepe, ini juga cukup bisa mewujudkan ngopi kali ini. Tentu buka dengan menggunakan metode manual brew V60 tapi cukup dengan metode manual brew tersimpel dan sudah dilakukan dari jaman baheula yaitu metode seduh tubruk, tubruk pelan-pelan ya. Karena jika terlalu cepat tubruknya bisa menimbulkan rasa sakit berkepanjangan.
Kopi dan anggrek / Dokpri.
Air panasnya juga nggak pake ukuran suhu, cukup ambil dari termos. Langsung seduh pelan-pelan. Ya diaduk dikit supaya larut dan diamkan sejenak, ternyata cremanya naik ke permukaan dan membantuk lapisan berbeda berwarna coklat. Hmmm keharuman kopi menggugah selera. Untuk melengkapi rasa dan suasana, jangan di dapur ah. Geser ke halaman samping dan bersiap untuk diabadikan diantara bunga anggrek kesayangan ibunda.
Setelah diabadikan melalui hasil jepretan photo maka saatnya sruputan yang begitu bermakna. Body kopi arabica fullwash cukup bold dan acidity yang medium high memenuhi rongga mukut dilengkapi aftetaste lemon dan tamarin yang harum menyegarkan. Apalagi suasana kampung yang ditandai suara tonggeret dari pohon samping rumah menghadirkan suasana spesial yang sangat bernilai. Srupuut gan.
Sruput gan / Dokpri.
Untuk kepentingan video maka segera diedit di hape dan upload di channel youtube ku dengan judul NGOPI DI TANAH KELAHIRAN, monggo klik saja. Nggak bakal nyesel kok, palingan jadi pengen ngopi atau pengen mudik lagi, eh atau malah pengen bunga anggrek berwarna kuning yang berjajar?… terserah pembaca aja deh. Pengen itu adalah hak semua orang, tapi dapat atau tidak tergantung dari takdir yang terjadi.