Kopi Tawazun di Kandang Kopi.

Keseimbangan dalam ngopi.

Photo : V60 Arabica Gununghalu di Kandang Kopi / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Komposisi Kopi dalam proses penyeduhan dan penyajian menjadi penentu dalam hadirnya citarasa yang sesuai dengan harapan. Meskipun prosesnya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan kopi tubruk atau kopi sachet biasa, tetapi hasilnya akan berbeda.

Dimulai dari gramasi, jumlah air panas untuk menyeduhnya hingga suhu air yang terukur sesuai keinginan Barista sang penyeduh. Plusnya juga keseimbangan hati dan pikiran.

Bisa saja, proses manual brew V60 pas nyeduh pake goose neck, sambil mikirin kepahitan hutang…. otomatis kopi yang dihasilkan akan semakin pahit atau bodynya hadir maksimal.. hehehehe just kidding guys… itu sih cuma umpama. Yang pasti bean awal kopi yang akan disaji, itu penentu utama.

“Bener nggak?”

“Jangan-jangan bener!”

Untuk membuktikannya silahkan eksperiment sendiri yaaach…

***

Bicara keseimbangan, atau disebut ‘Tawazun’ maka dalam islam sesuai dengan fitrah Allah, manusia itu memiliki 3 potensi yang harus seimbang yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal), Ar-Ruh (Rohani).

Dari sisi jasmani, maka harus memiliki raga yang sehat, dan kuat. Sementara akal adalah perbedaan yang dimiliki manusia dengan hewan, sekaligus manusia lebih mulia dari hewan. Serta terakhir adalah ruh dengan kebutuhannya dzikrulloh, sebuah kebutuhan yang akan memberi ketenangan bathin, ketegaran menghadapi kenyataan, menjaga semangat hidup serta senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Ketiga komponen ini harus seimbang (tawazun), karena memang saling melengkapi satu sama lain.

“Trus apa hubungannya dengan kopi?”

Pohon kopi yang sehat akan menghasilkan biji kopi yang berlimpah dan tentu berkualitas. Melalui proses penyeduhan manual dari Sang Barista yang diberi Akal ilmu pengetahuan sehingga bisa meracik biji kopi berkualitas ini dengan presisi dan seimbang. Tentu hasilnya dapat disajikan dengan seluruh sukacita dan citarasa yang luar biasa.

Penikmat kopi segera beraksi, mencium aroma, meneguk perlahan, tahan di rongga mulut dan rasakan sensasinya. Memaknai kenikmatan tiap tegukan adalah rada syukur atas berkah yang diberikan Allah melalui indera perasa, indera penciuman dan pencernaan kita. Nikmatnya kopi adalah salah satu nikmat yang diberikan Illahi… Amiin.

Begitupun sajian kemarin malam, manual brew V60 Arabica Gununghalu dengan perbandingan 1 : 17 dan suhu air 89° menghasilkan sebuah sajian kopi yang beraroma harum dengan acidity medium high, Body-nya medium dengan sedikit sisa kepahitan yang menempel di belakang lidah. After tastenya beraneka rupa dengan kecenderungan jeruk citroen dan, tamarind dan karamel.

Menemani suasana malam di Kota Tasikmalaya, tepatnya di Kandang Cafe yang berlokasi di Jalan Tentara Pelajar, Empang sari, Tawang, Kota Tasikmalaya.

Selamat menunaikan ibadah puasa kawan. Jangan lupa bagi yang suka dan suka bingit kopi…. ngopaynya setelah adzan magrib yaaaa… Wassalam (AKW).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

2 thoughts on “Kopi Tawazun di Kandang Kopi.”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: