Menikmati Arabica Wine Karaha

Jika ngantuk maka seduh kopi dan…. tidurlah hehehehe.

CIMAHI, akwnulis.com. Hujan malam ini begitu tiba-tiba seolah tercurah bersegera begitu saja. Cukup lama butiran air hujan berjatuhan memberikan suasana galau yang tak berkesudahan. Maka cara terbaik menenangkan hati yang tak menentu adalah ambil posisi duduk bersila di mushola dan membaca ayat suci AlQuran dengan lantang untuk menemani riuhnya gemericik air hujan. Maka biarkan lantunan ayat suci ini bisa seiring dengan gemuruh keriuhan air hujan yang menimpa genting dan atap rumah kemapanan, membentuk harmoni irama kehidupan yang bermakna berserah diri serta mensyukuri semua fenomena alam ini.

Setelah tuntas membaca ayat suci maka beranjak ke dalam rumah dan menemukan sebungkus kopi yang beberapa hari ini dicari-cari, ternyata terhalang oleh tumpukan berkas dan buku – buku lawas yang rencananya akan dibaca ternyata hanya teronggok menjadi hiasan yang setia. Alhamdulillah, 200 gram biji kopi yang spesial dari Tenjo bumi kopi yaitu biji kopi yang berasal dari tasikmalaya yaitu Arabica Karaha Wine.

Kata cover di bungkusnya di tanam di ketinggian 1.300 mdpl dengan varietas mix dan notenya mango & orange red, walah kabayang buah mangganya yang manis dan orange, jigana ajib da. Eh ada barcode di jilidnya dan pas di scan ternyata alamat websitenya yaitu http://www.tenjobumikopi.com website sederhana tapi patut diacungi jempolnya bahwa ini bentuk ihtiar untuk mendunia.

Maka tak perlu berbasa-basi langsung saja disiapkan aneka peralatan manual brew V60 sederhanaku. Lalu bungkus kopinya dibuka, wuiih rasa harumnya menyambar cuping hidung, seger nian. Segera tuangkan di mesin grinder dengan ukuran 3 agar cocok dengan standar penyeduhan manual.

Kertas filter sudah bertengger di corong V60 dan segera menerima kopi giling kasar untuk segera dilakukan proses penyeduhan manual. Jengjreng.

Proses manual brew V60 berlangsung.

Setelah tuntas tetesan terakhir bergabung di bejana server kaca. Maka beralihlah sejumlah cairan di gelas kaca kecil yang langsung didekatkan ke mulut lalu disruputt…. wuiiih acidity khas winenya terasa mengigit lidah dan memberi kesan ninggal yang khas, ada selarik rasa mangga dan jeruk, meskipun rasa buah mangganya bukan yang matang tapi yang masih mengkal dan haseum (asam)nya yang terasa… nyengir dikit yaa…

Bodynya cenderung bold karena juga dilengkapi dengan takaran 18 gram dan panas air seduhan via dispenser sekitar 86 – 88° celcius saja. Maka dominasi body dan acidity arabica wine karaha ini mendominasi.

Setelah 3 kali menyeruput kopi di gelas kaca maka perkiraan akan lebih segar dan bisa melanjutkan mengerjakan tugas kantor yang dari tadi sudah stanby di laptop menanti aksi ketak – ketik dan geser geser kursor serta pijt enter. Sementara diluar sana hujan masih terus mengguyur bumi ditemani suara gemuruh guntur yang bersahutan serta kilatan petir bagaikan cahaya blitz kamera alami yang sedang mengcapture fragmen – fragmen kehidupan.

Ternyata segar dan cèngharnya tidak lama, hanya 15 menit saja. Setelah itu kantuk semakin tidak tertahan dan akhirnya memutuskan untuk menyudahi aktifitas malam hari ini dan beralih ke kamar untuk menjemput mimpi dan memberi keadilan kepada raga agar beristirahat dari segenap aktifitas yang bejibun.

Tulisan ini dituntaskan setelah terbangun tadi dini hari. Badan segar dan bersiap memaknai perjalanan kehidupan hari ini. Selamat pagi, Wassalam (AKW).

Maher Coffee.

Mengendalikan keinginan dengan Ngopay.

Photo : Arabica minang solok pake V60 / dokpri

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Sebuah hasrat perlahan tapi pasti mengkristal menjadi keinginan kuat terhadap sesuatu. Secara sadar dan tidak disadari mulai menyusun pembenaran agar keinginan ini bisa segera diwujudkan, yang mungkin dengan berbagai ihtiar, metode dan doa.

Tetapi ternyata kristalisasi harapan ini berada di ranah angan karena ada hal fundamental yang tidak mungkin dilanggar….. akh… nyesek euy.

Kenyataan memang terkadang tidak sejalan dengan harapan. Disinilah kedewasaan berfikir berperan, bagaimana mengendalikan keinginan dan dengan cepat berusaha menerima kenyataan (padahal kenyataannya harus bersusah payah, karena yang tersulit itu adalah melawan keinginan diri sendiri).

Meskipun itu sangat berat dan butuh perjuangan, tetapi memang harus dilakukan, karena itulah kehidupan.

Urusan apa sih, kok kayaknya serius banget kakak”

Pertanyaan sederhana penuh rasa kepo-isasi, hampir saja menggoyahkan rahasia angan yang sebenarnya sedang berusaha dilupakan dan dihapushilangkan dari sisi memory di dalam neocortex ini.

Sudahlah, biarkan keinginan ini musnah dan melarut pada cairan hitam di gelas kaca yang memberi pengalih kenikmatan sehingga kembali bisa ajeg memaknai berbagai situasi kehidupan.

Yup, pahitnya kopi dan getirnya rasa dapat menggantikan kegetiran kenyataan hidup yang sederhana. Minimal bisa teralihkan dengan menyecap pahitnya kopi tanpa gula yang diproses manual penuh rasa suka cita oleh sang barista.

Kopi yang tersaji adalah arabica tolu batak keluaran Noah Barn (kayak kenal inih mah….) yang langsung diproses manual brew V60.

Hasilnya sajian kohitala panas yang menenangkan, dark coklat dan karamel menyapa di after taste dengan body dan acidity mesium… eh medium…. yummmy… srupuuuut.

Photo : Arabica tolu batak / dokpri.

Supaya seimbang pengendalian diri dari kristalisasi keinginan yang membuncah ini, maka tidak hanya sajian manual brew kohitala panas saja. Tetapi dilanjutkan dengan javanesse (manual brew dengan es batu yang siap di gelas untuk menampung cucuran eh tetesan hasil brewing)… pilihannya jatuh pada arabica minang solok dari Minatour roastery….

Monggo prosesss….

Sajian kedua kohitala japanesse (kopi es) semakin menyegarkan rasa dan menguatkan kendali perasaan untuk tetap berpegang pada realita tanpa tertelikung keinginan yang membabi buta.

Sruput lagiiii…..

Jangan takut dengan angan dan keinginan, tapi hadapi dan kendalikan. Sebagai pengalih perasaan, maka pilihlah kopi manual panas dan japanesse, insyaalloh perasaan kembali seimbang dan angan yang membuncah perlahan terkendali meskipun tidak berarti sirna sama sekali. Selamat berkawan dengan keinginan dan mengendalikan angan. Wassalam. (AKW).

***

Lokasi :
Maher Coffee, Jl. R.Ikik Wiradikarta No.6 Yudanagara. Kec. Cihideung Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

Kopi Bunar di Ruang Gelap

Menulis lagi sambil menikmati ‘disayang-sayang’…

Photo : Sang Barista Ruang Gelap / dokpri.

CIAWI, akwnulis.com. Kali ini sebuah tulisan sederhana tentang perjalanan dan pengalaman diri, setelah beberapa hari sedikit terganggu untuk mengisi blog ini karena tergoda oleh content creator di medsos.

Maksudnya waktu luang yang disempet-sempetin menulis, terenggut oleh keasyikan belajar bikin konten buat di IG sehingga jargon ‘One Day One Article‘ agak terancam.

Untungnya kembali sadar dan kembali ke khittahnya, ngisi blog dengan kumpulan kata dan jalinan kalimat.

***

Sebuah kalimat tiba-tiba terlintas di kepala, ini bunyinya :

…..***Belajarlah mencintai sesuatu maka semesta akan membantu***

emhh…. kayaknya pas tuh buat diriku yang sedang belajar mencintai sesuatu.

“Pas gimana sih, kamu mah suka maksa nyambung-nyambungin ih”

Senyumin aja, karena tidak semua paham dengan kecintaan kita terhadap sesuatu. Yang pasti pengalaman membuktikan, bahwa kemanapun melangkah, selalu dimudahkan untuk bersua dengan sesuatu.

“Tau lah, pasti kopi khan?

“Benerrr, kamu jagoan”

“Bosen ah, coba cerita yang lain”

“Sabar donk ih, baca aja atuh”

Jadi inilah salah satu ceritanya…… Nah jikalau kita belajar mencintai maka berilah perhatian sepenuh hati, maka minim sekali kemungkinan bosan karena cintanya tanpa pamrih, begitupun dengan berusaha mencintai kopi…..

……Kemanapun bergerak raga ini, mayoritas sih urusan kerjaan, maka kedai kopi yang menyajikan kemurnian Kohitala selalu hadir dengan mudahnya…… booming bisnis kopi terutama di jawa barat memberi peluang usaha dengan menjamurnya cafe atau kedai atau warung kopi dengan kopi berkualitas dan proses manual brew yang berkelas. Maka begitu mudah untuk mencarinya, pesen, minum dan nikmati…. eh jangan lupa bayar yaaa.

Photo : Sajian kopi Bunar disayang-sayang / dokpri.

Cara mengapresiasinya ya itu tadi, belajarlah mencintainya meskipun dengan syarat ‘tanpa gula’ dan tanpa unsur lain, hanya bubuk kopi dan air panas beserta saringan yang boleh mewujudkan rasa kemurnian.

“Jadi semesta membantu itu gitu maksudnya?”

Yup, dengan diberi kemudahan bisa nongkrong dan ngopay di berbagai tempat tanpa perlu cape-cape merencanakan, itu adalah karunia dan dukungan semesta.

Seperti hari ini, bisa menikmati suasana cafe yang berbeda dengan atmosfer kebersamaan yang kental, diskusi komunitas termasuk para petani muda yang peduli dengan cara bertani kopi plus meningkatkan nilai petani dan produknya, plus barista yang riang penuh semangat memajukan kopi asli Tasikmalaya yaitu Kopi Bunar… Kamu keren.

Ruang gelap adalah nama cafe kopinya, berlokasi di samping belakang indomaret di pertigaan arah terminal Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Sajiannya adalah single origin bunar yang diproses wash, natural dan honey proses.

Photo : Suasana Cafe ruang gelap / Dokpri.

Nama lain kopi bunar honey adalah ‘disayang-sayang kopi’, agak terdiam dan mikir sejenak, tapi…. bener juga, honey atau hanni memang harus disayang-sayang.. aww.. aya-aya wae.

Sajian V60 dan japanessenya.bikin siang menjelang sore ini makin ceria. Kang Dani barista menyeduh sambil bercerita termasuk tentang ruang gelap, “Penasaran?... klo pas perjalanan bandung – tasikmalaya atau sebaliknya, maka memasuki wilayah ciawi, segera siap-siap untuk berhenti sejenak dan bersua dengan kopi bunar yang miliki rasa khas tiada tara.

Yuk Ngopi dulu yuk. Wassalam (AKW).

***

Kolam Renang Santika Hotel Tasikmalaya.

Pengennya berenang, tapi ternyata….

Photo : Kolam renang Santika Hotel Tasikmalaya / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Lantai mezanin menjadi tujuan kali ini, bergegas untuk menemui sang riak segar air di kolam renang mumpung meetingnya belum di mulai.

Tepat pintu lift terbuka, langsung belok kiri. Ternyata terdapat ruang meeting…. ada 2 ruang meeting kecil dan 1 ruang meeting besar daan…. di ruang meeting besar lagi ada acara yang pesertanya anak-anak sekolah dasar atau smp…. terlihat dari pintunya yang terbuka. Sementara kolam renang berada di luar area tersebut di batasi pintu kaca.

Segera melewati pintu kaca dan ada undakan sedikit, di sinilah sang kolam renang berada. Kolam renang Hotel Santika Tasikmalaya.

Kolam renangnya ukuran kecil, lumayan untuk fasilitas hotel. Kedalaman 1,5 meter untuk yang dewasa dan buat anak-anak ada kolam lebih kecil dengan kedalaman 80 cm. Airnya jernih banget dengan lantai keramiknya yang biru bercorak, meskipun aroma kaporit terendus indra perasa tetapi tersamarkan oleh beningnya air dan suasana tenang di sini.

Photo : Kolam renang jernih membiru / dokpri.

Di sini tidak ada petugas lifeguard jadi jika bawa anak kecil harus bener-bener di jaga. Buat nunggu ada gajebo yang beratap rumbia, lalu buat bersantai setelah mandi-mandi atau main air di kolam renang ini terdapat kursi-kursi malas yang berjajar.

Di saat bersiap untuk mengganti dengan celana renang, terdengar suara ribut anak-anak. “Ada apa yach?”

Keluar dari ruang ganti, wajah terperangah karena kolam renang ini sudah dipenuhi anak-anak yang bergerombol. Ada yang duduk di kursi malas, di gazebo juga di pinggir-pinggir kolam renang sambil asyik berphoto atau selpi dan ketawa-ketiwi. Kayaknya acara di ruang pertemuan udah berakhir atau sedang istirahat.

Ada juga yang berkejar-kejaran hingga pinggir kolam renang, meskipun mayoritas cuman duduk bergerombol sambil menikmati kejernihan air kolam renang yang membiru.

Sreet……

Otomatis rencana berubah, nggak elok khan kita berenang tapi di tonton puluhan atau mungkin ratusan anak-anak yang mengelilingi kolam renang ini.

Photo : Kolam renang anak kedalaman 80 cm / dokpri.

Celana renang nggak jadi di pakai, kembali ke stelan casual dan…. akhirnya balik ke kamar…

Renangnya gatot.. gagal total.

Tapi tidak mengapa, manusia merencanakan tetapi takdir kehidupan berbeda. Akhirnya kembali buka-buka laptop, browsing sesuatu hingga menjelang sore. Lupakan berenang kali ini, karena ba’da magrib sudah mulai meetingnya termasuk esok hari.

Ternyata, ruang meetingnya pas depan kolam renang di lantai mezanin tadi. Heu heu heu, minimal meskipun nggak jadi berenang karena takut jadi objek tontonan anak-anak, tetap bisa menikmati suasana dan pemandangannya di sela meeting penting di hari esok. Selamat beraktifitas kawan, Wassalam (AKW).

***

Hotel Santika Tasikmalaya,

Jl. Yudanegara No.57, Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat. 46121.

Kopi Tawazun di Kandang Kopi.

Keseimbangan dalam ngopi.

Photo : V60 Arabica Gununghalu di Kandang Kopi / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Komposisi Kopi dalam proses penyeduhan dan penyajian menjadi penentu dalam hadirnya citarasa yang sesuai dengan harapan. Meskipun prosesnya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan kopi tubruk atau kopi sachet biasa, tetapi hasilnya akan berbeda.

Dimulai dari gramasi, jumlah air panas untuk menyeduhnya hingga suhu air yang terukur sesuai keinginan Barista sang penyeduh. Plusnya juga keseimbangan hati dan pikiran.

Bisa saja, proses manual brew V60 pas nyeduh pake goose neck, sambil mikirin kepahitan hutang…. otomatis kopi yang dihasilkan akan semakin pahit atau bodynya hadir maksimal.. hehehehe just kidding guys… itu sih cuma umpama. Yang pasti bean awal kopi yang akan disaji, itu penentu utama.

“Bener nggak?”

“Jangan-jangan bener!”

Untuk membuktikannya silahkan eksperiment sendiri yaaach…

***

Bicara keseimbangan, atau disebut ‘Tawazun’ maka dalam islam sesuai dengan fitrah Allah, manusia itu memiliki 3 potensi yang harus seimbang yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal), Ar-Ruh (Rohani).

Dari sisi jasmani, maka harus memiliki raga yang sehat, dan kuat. Sementara akal adalah perbedaan yang dimiliki manusia dengan hewan, sekaligus manusia lebih mulia dari hewan. Serta terakhir adalah ruh dengan kebutuhannya dzikrulloh, sebuah kebutuhan yang akan memberi ketenangan bathin, ketegaran menghadapi kenyataan, menjaga semangat hidup serta senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Ketiga komponen ini harus seimbang (tawazun), karena memang saling melengkapi satu sama lain.

“Trus apa hubungannya dengan kopi?”

Pohon kopi yang sehat akan menghasilkan biji kopi yang berlimpah dan tentu berkualitas. Melalui proses penyeduhan manual dari Sang Barista yang diberi Akal ilmu pengetahuan sehingga bisa meracik biji kopi berkualitas ini dengan presisi dan seimbang. Tentu hasilnya dapat disajikan dengan seluruh sukacita dan citarasa yang luar biasa.

Penikmat kopi segera beraksi, mencium aroma, meneguk perlahan, tahan di rongga mulut dan rasakan sensasinya. Memaknai kenikmatan tiap tegukan adalah rada syukur atas berkah yang diberikan Allah melalui indera perasa, indera penciuman dan pencernaan kita. Nikmatnya kopi adalah salah satu nikmat yang diberikan Illahi… Amiin.

Begitupun sajian kemarin malam, manual brew V60 Arabica Gununghalu dengan perbandingan 1 : 17 dan suhu air 89° menghasilkan sebuah sajian kopi yang beraroma harum dengan acidity medium high, Body-nya medium dengan sedikit sisa kepahitan yang menempel di belakang lidah. After tastenya beraneka rupa dengan kecenderungan jeruk citroen dan, tamarind dan karamel.

Menemani suasana malam di Kota Tasikmalaya, tepatnya di Kandang Cafe yang berlokasi di Jalan Tentara Pelajar, Empang sari, Tawang, Kota Tasikmalaya.

Selamat menunaikan ibadah puasa kawan. Jangan lupa bagi yang suka dan suka bingit kopi…. ngopaynya setelah adzan magrib yaaaa… Wassalam (AKW).

Berenang eh Bekerja di Fave Hotel Tasikmalaya

Bekerja dan berenang di Kota Tasikmalaya…

Photo : Kolam renang di pagi hari / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. 2 minggu lalu mengulas salah satu kolam renang di Hotel Metro Tasikmalaya, ternyata perintah tugas kembali mewajibkan diri untuk menjejakkan kaki kembali disini. Alhamdullillah, dengan momen yang berbeda bisa kembali menjelajah di kota bordir dan baso ini.

Tetapi tentunya kembali kepada tagline ‘Ngopay dan Ngojay’, maka sasaran terdekat adalah keberadaan kolam renang di hotel ini, Hotel Fave Tasikmalaya.

Tiba di hotel segera menuju resepsionis dan mendapatkan kunci kamar masing-masing. Lalu bergerak ke lift dan menuju lantai yang sudah ditentukan. Menyusuri lorong dalam kondisi mata dan badan yang terasaaaa…. remuk setelah melewati perjalanan di tengah malam selama 3 jam.

Yup karena bejibun tugas sehingga maksain berangkat jam 22.30 wib, tapi itulah jalannya kehidupan… hingga tiba tepat jam 01.00 wib di hotel Fave Tasikmalaya ini.

Pas buka pintu kamar, masukan kartu kunci kamar.. dan bray… lampu menyala… agak melongo karena dua tempat tidur yang disediakan sudah terisi. Yang satu melotot dan satu lagi berkacamata.

Photo : Senyum ceria menyambut di kamar hotel / dokpri.

Omaygaad…. buru2 tarik nafas dan kucek-kucek mata…. ternyata hanya bantal lucu bertema wajah dengan warna2 yang ceria… sugan teh naon.

***

Pagi hari saatnya menyapa hari tanpa banyak tanya, segera meluncur ke lantai 2 dimana kolam renang itu berada… Tadaaa.

Kolam renang berbentuk geometris dan masuk kategori sedang mengecil…. “Jiaaah ukuran apaan tuh?”

Ukuran suka-suka aku ah, usil amat.

Kolam renang ini hanya diperuntukkan bagi tamu yang menginap saja dan disampingnya adalah ruang meeting serta terdapat kedai mini untuk sekedar minum alakadarnya.

Photo : Mengintip kolom renang dari kamar hotel / dokpri.

Yaa… lumayan buat refresh di Tasikmalaya, itupun klo sempet dengan bejibun agenda tugas memang sangat kecil kemungkinannya. “Tapi wajar khan diusahakan…..?”

Terdapat dua kolam yang sebenernya bersatu memanjang, tetapi terbagi untuk area kolam renang anak dengan kedalaman 0,5 meter dan kolam renang dewasa kedalaman 1,2 meter.

“Kok tahu sih?… nyebur yaaa?”

“Ih kepo, emangnya gue meteran, bisa otomatis ngukur kedalaman” jawabku agak ketus.

“Hahahahaha”.... tawa puas menggema, diriku cemberut, tapi perlahan tersenyum dan tertawa bersama.

Saling ejek sesama teman mah biasa… ntar dibalas ah.

Oh iya, airnya dingin yaa…. tetapi airnya terlihat bening dan bisa lihat ke dasar kolam yang membiru dengan jelas. Water tesnya stabil di ph 7,0-7,6 dan cl 1,5. (Keren khan bisa hafal sampai angka-angka, padahal khan tinggal baca di papan indikator hehehehehehe).

Hayu ah berenang dulu… eh salah, hayu kita bekerja dulu. Wassalam (AKW).

Kolam Renang Hotel Metro Tasikmalaya.

Masih tentang kolam berenang, sekarang di Kota Tasikmalaya.

Photo : Kolam renang Hotel Metro Tasikmalaya / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Kesana kemari menapaki bumi, senantiasa bersua dengan keagungan Illahi Rabbi. Termasuk berbagai hal yang mungkin biasa, tetapi ternyata memiliki nilai yang bisa saja sangat bermakna.

Itulah yang dicoba diriku tetap pegang dan terapkan, termasuk dalam menikmati kesegaran kolam renang.

Bukan berarti bahwa dengan hadirnya kolam renang harus segera loncat… jebuur dan berenang. Tetapi dengan indra pendengaran bersinergi suara gemericik air atau kecipak gelombang kecil orang berenangpun memberi efek ketenangan.

Bisa saja hanya duduk terdiam dipinggir kolam sambil menikmati suasana yang segar, atau… itu tadi, langsung pake celana renang, jangan lupa kacamata khusus renang…. segera bercengkerama dengan hamparan kesegaran… so simple guys.

Jadi dikala membaca tulisan-tulisanku tentang kolam renang, bukan berarti memang harus berenang atau sudah berenang disitu, tetapi informasi kolam renanglah yang perlu digaris bawahi.

“Jadi kamu nggak berenang?”

“Pasti cuman nonton yang renang yaa?”

“Ngapain mosting photo kolam renang klo nggak direnangi?”

Photo : Swimming pool dari sisi yang berbeda / dokpri.

Tiga pertanyaan umum yang mungkin melingkar di benak pembaca. “Mau tau jawabannya?”

“Mauuuuuu”

“Mau tahu atau mau tahu banget?”

“Mau tahu bangeeeet!!”

Jawabannya, “Emang gue pikirin, mau renang mau tidak yach itu khan pilihaan, terserah!!!”

Nada muram langsung mengembang, padahal jawaban sebenarnya adalah, “Saya lagi belajar berenang, jadi setiap ada kolam berusaha nyemplung untuk menikmati sensasi cengkeraman rendaman air”

Senyuman tersungging dan tawa membahana, seolah tidak percaya dengan jawaban kedua.

Ya sudah, terserah pembaca mau berpersepsi apa…. monggo, yang pasti diriku berusaha menulis apa yang dilihat dan apa yang dirasakan, juga menyajikan photo-photo hasil jepretan hp sendiri. Titik.

Eh lanjuut, nah kolam renang kali ini terletak di lantai 3 Hotel Metro Tasikmalaya. Lokasi tepatnya di Jl. K. H. Z. Mustofa No.263, Nagarawangi, Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat 46124 (buat tahu harga dan fasilitas lainnya klik aja traveloka, tiket.com dan sebangsanya).

Photo : Tata tertib kolam renang / dokpri.

Bentuk persegi empat dengan kedalaman flat 1,2 meter. Airnya dingin jernih membiru, disekelilingnya terdapat kursi santai dan disampingnya ada space yang sering digunakan untuk ruang pesta. Dipisah oleh tembok pembatas, terdapat kolam anak dengan kedalaman 40 cm. Tetapi wajib dengan pangawasan orang tua atau orang dewasa karena tidak ada baywatch eh… lifeguard.

Fasilitas shower dan kamar mandi terletak di belakang kolam renang dibatasi dinding motif garis yang menjadi penghias fasad di lantai 3 Hotel Metro Tasikmalaya ini.

Photo : Baso Laksana Yamien Manies komplit / dokpri.

Naah… malam harinya, usahakan beredar di Kota Tasikmalaya untuk icip-icip kulinernya. Sebenernya banyak pilihan, tetapi untuk bakso khas tasik ya segera meluncur ke RM Baso Laksana di dekat Mesjid Agung Tasik trus dilanjut Ngopay… eh menikmati Kopi Papua di Warung Kopi Lawas dengan metode vietnam drip.

Wilujeng Ngojay dan Ngopay, Wassalam. (AKW).

Kopi Ki Oyo – Rancah

Yuk seduh kopi robusta organik dari Ciamis…

Photo : Kopi Ki Oyo siap saji / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah wadah silinder hadir dihadapan, bergambar wajah orangtua dan disamping kanannya beberapa tangkai daun dan buahnya berwarna merah. Wuih itu khan gambar biji kopi mentah atau cerri, ini pasti kopi didalamnya.

Benar saja, tertulis “Kopi Ki Oyo” kopi khas Ciamis.

Dari packingnya yang sudah gaul abis menandakan semangat inovasi dan menyajikan produk patut diacungi jempol. Termasuk menurut ownernya, Pak Hendri. Produk kopi ini sudah masuk ke beberapa supermarket di Kota Tasikmalaya, ajib pisan nya.

“Ini berasal dari kebun kopi pribadi, milik keluarga pak, kami petik, sangrai dan digiling hingga di pakcing seperti ini. Ini untuk bapak, selamat menikmati kopi khas daerah Rancah Kabupaten Ciamis”.

Photo : Owner Kopi Ki Oyo, Mang Hendri / dokpri.

Tak ada kata menolak, selain ucapan terima kasih dan syukur atas kesempatannya menerima kopi khas keluarga pa Haji Oyo langsung dari ownernya. Nggak juga nanya harga karena ini diberikan gratis alias free…. Alhamdulillah yach.

***

Esok harinya di rumah, segera disiapkan peralatan seduh manualku. V60 dan kertas vilternya.. eh filternya, juga air panas 200 ml pada suhu 89° celcius mengekstraksi 30 gram kopi bubuk Ki Oyo sehingga menghasilkan sajian kopi harum alami. Kopi organik jenis robusta ini mengeluarkan aroma segar perkopian yang menenangkan pikiran.

Tanpa berlama-lama, maka hasil seduhan ini disrupuuut… sambil dinikmati. Bodynya yang tebal bikin mata terbelalak, aciditynya nyaris tidak ada… yaa karena memang jenisnya robusta. Tastenyapun lebih fokus kepada pekatnya rasa, tapi tetap enak untuk dinikmati.

Photo : Manual brew V60 Kopi Ki Oyo siap dinikmati / dokpri.

Packing yang pas dengan isi kopi bubuk halus 150 gr, dengan harga jual di online antara 40ribu sd 47ribu (cek via tokopedia dan bukalapak, soalnya klo nanya langsung ama ownernya nggak enak… takut malah dikasih lagi beberapa kaleng gratis… khan jadi gimana gituuuh).

Kopi Robusta ini cenderung lebih menarik dicampur gula atau susu, bagi yang tidak biasa dengan rasa kopi pahit, karena sudah jelas bahwa #tidakadaguladiantarakita. Untuk penikmat kopi tanpa gula, maka nikmatilah kepahitan kopi robusta ini dengan senyum penuh keihlasan….

Apalagi dapetnya free, tinggal seduh dan nikmati. Tidak lupa ucapkan terima kasih kepada yang memberi. Jangan kapok ya… eeeh kok malah minta lagi… yu ahh.. srupuuut.

Selamat beraktifitas di hari selasa pagi yang segar ceria, Wassalam. (AKW).

Di rumah-MU

Bersimpuh di Banten & Tasikmalaya….

Photo : Mesjid Raya AlBantani – Banten / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Perjalanan kehidupan memang penuh dinamika, berubah dan sering tidak sesuai rencana. Itulah indahnya menjalani misteri kehidupan.

“Tidak perlu risau dengan masa depan, mari tafakuri masa lalu, jalani dan syukuri hari ini, maka insyaalloh masa depan bisa dijalani dengan baik-baik saja”

“Ah kamu mah retorika, udah jelas banyak hal yang harus dipikirkan dan membebani kepala ini. Enak aja bilang syukuri dan tafakuri!!!” Komentar tegas yang terlihat penuh rasa waswas.

Diriku terdiam, dan berusaha memberikan wajah datar tanpa ekspresi.

Photo : Mesjid Raya AlBantani, di dalamnya / dokpri.

Padahal, di otak inipun berseliweran urusan yang tak kunjung terselesaikan. Pusing dan mual langsung menyerang, keringat kebingungan mulai mengucur tak tertahan.

Bener juga, gimana ini ya?” Pertanyaan menggantung tanpa jawaban pasti. Seolah awan hitam yang semakin tebal menutupi cahaya mentari sehingga bumi menggigil diserang dinginnya kekhawatiran.

***

Photo : Mesjid Agung Tasikmalaya / dokpri.

Alhamdulillah, sebuah pencerahan kembali menjalar hangat di sanubari. Membisik lembut menenangkan hati, “Tidak usah banyak khawatir, mengadulah kepada yang punya”

Terdiam dan menunduk, merasa malu. Karena terkadang raga ini lupa, bahwa semua masalah ini harus bisa diselesaikan sendiri. Padahal tidak ada daya sedikitpun, jikalau yang punya yaitu Allah SWT tidak mengijinkan.

Astagfirullohal Adzim”

Bersimpuh jiwa ini memohon ampun, menempelkan raga di lantai rumah-Mu. Bersujud untuk bersinergi dengan bumi demi meraih petunjuk langit. Allahu Akbar. Wassalam (AKW).

Arabica Papua di Tasikmalaya.

Menikmati kopi di kota Tasikmalaya…

Photo : Kopi & Bekjul / dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Adzan magrib akhirnya berkumandang, tepat beberapa menit setelah rapat ditutup dengan kesepahaman dan tentunya kesepakatan.

Tak berlama-lama, segera tunaikan shalat dan berkemas untuk kembali pulang setelah giat marathon meeting nonstop senin-jumat di minggu ini.

Dari mulai berendam di Subang, tidur di kamar nyem-POD di Stasiun gambir, hingga menikmati kopi kupu-kupu di Banten dan balik ke Bandung ditemani kopi reska di Kereta Api Argo Parahyangan hingga akhirnya sekarang terdampar di Kota Tasikmalaya.

Seminggu yang penuh dinamika, jangan ditanya cape dan tidak karena bukan untuk dikeluhkan. Jalani, syukuri dan nikmati.

Photo : Kopi papua siap dinikmati / dokpri.

Seperti saat ini, dihadapan telah tersaji Kopi Papua dengan metode Vietnam drip. Disebuah kedai kopi yang bernama Warung Kopi Lawas, artinya warung kopi jadul dengan interior cafe sedehana dan berdiri sejak tahun 2010 lalu..

Wuiih udah 9 tahun berarti yaa…

Lokasinya di sekitar mesjid agung Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Empang No. 18 Empangsari Tawang Kota Tasikmalaya.

Photo : Daftar menu warung kopi lawas / dokpri.

Sajian menu bervariasi dan kopinyapun beraneka macam, dari mulai kopi jabar hingga aneka kopi nusantara. Tadinya moo pesen kopi arabica ciwidey, eh ternyata abis. Jadinya kopi arabica papua dech.

Didalam warung tersedia meja-meja coklat dan disampingnya ada juga ruangan ngopi plus di halaman… di trotoar juga disediakan meja kursi… cocok buat kongkow sambil ngopay, memperhatikan lalulintas jalan dan orang yang melintas menyusuri takdir kehidupan.

***

Photo : Suasana di halaman warung / dokpri.

Setelah bersabar menanti tetesan terakhir dari drip diatas cangkir, maka sruputan perdana menjadi penting…. srupuuut.

Woaah nikmat kawan, bodynya medium bold dan aciditynya masih terasa meskipun tidak terlalu asem. Tastenya hadir selarik berry dan…. harumnya kopi papua ini lumayan menarik hati. Ditambah dengan suasana yang menyenangkan, termasuk disaat akan mempotret secangkir kopi ini ternyata backgroundnya motor merah masa lalu, jelas konsep jadul warung kopi ini makin terasa.

Photo : Tempat pesan di warung kopi lawas / dokpri.

Sajian menu lainnya, ada juga roti dan teman2-nya, tapi dengan waktu yang terbatas maka ngopi hitam papua tanpa gula saja yang menjadi pilihan.

Trus di seberangnya ada juga Cafe Ara. Hanya saja tidak ada kopi yang disajikan manual. Hanya kopi versi mesin yang tersedia yaitu espresso, dopio, longblack dan americano plus latte dan coldbrew. Akhirnya hanya sayhello saja….

Tetapi yang pasti rasa kopi papua ala warung kopi Lawas bisa sedikit mengobati kerinduan mengopay manual ditengah berjibakunya tugas dan pengharapan. Wassalam (AKW).