Kopi Spesial Pangersa Cilame.

Menikmati kopi spesial winewine

SOREANG, akwnulis.com. Sebuah perjalanan kali ini cukup menantang karena ternyata meskipun dekat dari kota bandung apalagi setelah ada akses jalan tol soroja, maka durasi tempuh semakin singkat. Ya sedikit tersendat di jalan layang paspati adalah hal biasa, tetapi terbayarkan dengan kelancaran dikala memasuki pintu tol pasteur hingga keluar pintu tol soreang.

Dari pintu tol soreang perjalanan dilanjutkan menuju arah ciwidey dengan kondisi lalulintas cukup padat tapi lancar atau istilahnya RAMLAN (ramai lancar). Tepat di daerah Cilame, maka ambil jalur kanan dan tantangan dimulai. Jalan cukup sempit serta kondisi mulus – mulus berbatu, turun menikung seperti menuju dasar bumi lalu berkelok menanjang tiada henti dengan samping kiri adalah terbuka. Menyusuri lereng bukit yang memiliki pemandangan menyegarkan namun harus ekstra hati-hati mengemudi karena kemungkinan perewis eh pasalingsingan… berpapasan maksudnya dengan kendaraan berlawanan maka perlu perlahan atau bergantian karena kondisi jalan yang lebarnya pas pasan, kanan tebih dan kiri jurang. Wow pokonya mah.

Sebelum berangkat dan memenuhi undangan ke tempat ini sempat nggak nyadar bahwa lokasinya di daerah kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Karena yang penulis ketahui bahwa daerah Cilame itu di sekitar padalarang perbatasan antara Kabupatun Bandung Barat dan Kota Cimahi, eh ternyata salah. Ini daerah Cilame yang berada di Kabupaten Bandung tepatnya di Kecamatan Kutawaringin dan melewati dulu daerah kecamatan Soreang.

Pendakian terus berlanjut, mobil meliuk melahap belokan dan tanjakan yang seolah tak berakhir. Tapi tenang kawan, semua pasti ada akhirnya. Jadi jalani saja dan gas terus, eh gabung sama injak rem yaa.. kombinasi gerakan kaki serta kedua tangan mengendalikan kemudi adalah sinergi dari pengemudi adalah sebuah keahlian yang dinamakan ‘bisa ngopir.’

Betul juga, akhirnya kondisi jalan agak melandai dan tiba di lokasi, sebuah bangunan permanen yang berdiri megah disamping bukit dengan pemandangan alam ciamik. Pemilik rumah atau villa inilah yang mengundang kehadiran kami dan memberikan suguhan spesial. Sajian kopi super spesial yang sementara tanpa label resmi. Biji kopi yang dihasilkan setelah diproses dan diroasting hingga siap digrinder diberi label KOPI PANGERSA. Tetapi yang disajikan ini berbeda, sebuah cairan bening kecoklathitaman yang memiliki keharuman cukup tajam.

Ini kopi apa namanya Abah?”

Kami memanggil sang pemilik villa dengan sebutan Abah, panggilan khusus kepada beliau.

Jangan banyak komentar, ayo cicipi dulu” Abah menjawab sambil tersenyum dan menuangkan sajian kopi super spesial ini ke gelas – gelas kecil untuk segera dinikmati bersama.

Wah keharumannya begitu semerbak, lalu tak pake lama disruput bersama. Mata terbelalak sedikit tak percaya, karena rasa kopinya luar biasa. Ada rasa wine yang mencengangkan (dalam makna sebenarnya) eh malah lebih wine serta keasaman tingkat dewa serta rasa manis yang mengigit plus begitu hangat menyapa rongga mulut, makin penasaran tentang cairan kopi apa ini.

Enak pisan, kopi apa ini Bah?”

Ini belum dikasih nama, tapi hasil experiment abah dengan melakukan fermentasi sederhana dari cairan kopi yang diproses serta disimpan selama kurang lebih 4 bulan lamanya”

Euleuh…. kembali mata terbelalak, kaget disaat mendengarkan tentang proses pembuatannya. Ternyata begitu sulit dan lama, tapi memang setimpal dengan rasa yang ada.

Betapa prosesnya betul – betul harus telaten dan dilakukan seseorang yang memiliki jiwa seni. Karena mulai dari proses awal memanen biji mentah kopi atau ceri. Dipilah dan dipilih dengan cara memasukan ke kolam, lalu yang mngambang dibuang dan biji yang terpilih yang lanjutkan proses penjemuran eh pengeringan. Proses penjemuran juga kembali disortir dengan kasat mata melihat ukuran dan dites kembali dengan merendam di air lalu dijemur kembali hingga memenuhi standar yang diharapkan.

Barulah memasuki tahapan roasting dan dihasilkan biji sempurna siap dilakukan penggrinderan (penggilingan) dengan mode giling kasar lalu dilakukan penyeduhan manual menggunakan corong dan filter V60 untuk mendapatkan cairan kopi yang akan menghadirkan kenikmatan. Ternyata proses berlanjut, kumpulan seduhan manual brew V60 ini dilakukan proses fermentasi yang tentunya perlu trial and error berulang kali hingga akhirnya didiamkan pada suhu kamar selama murang lebih 4 bulan lamanya.

Proses penyulingan dalam fermentasi ini tidak dijelaskan detail oleh Abah, tetapi kemungkinan tingkat kerumitan dan kesabarannya itu yang menjadi dasarnya. Ini perlu seni, ketelitian, ketelatenan dan jelas modal karena biji kopinyapun terbaik, prosesnya panjang serta alat fermentasi dan penyulingan yang customize. Maka cara terbaik adalah bersyukur dan berterima kasih karena mendapatkan kesempatan langka bisa menikmati sajian kopi yang luar biasa.

Perjalanan pendakian dan liukan tajam tanjakan telah terbayarkan dengan sajian kopi ‘ajaib’ yang menghangatkan badan serta mempererat silaturahmi plus keakraban perbincangan sore hari ini. Sambil bersendagurau, memandang hamparan daerah kabupaten bandung serta tidak lupa ikut menyumbangkan lagu (maksudnya mencoba bernyanyi ternyata yang keluar suaranya sumbang hehehehe) karena hadir juga grup band yang sedang berlatih di basement villa ini. Oh ya sekaligus informasi bahwa Abah ini selain ahli meracik kopi spesial juga drummer handal yang begitu memukau.

Begitulah celotehan dan pertemuan dengan sajian kopi spesial kali ini. Sekarang harus pamit karena mentari mulai beranjak ke peraduan, sehingga perjalanan menuruni bukit perlu lebih hati-hati karena licin dan berkabut. Tapi rasa kopi spesial cilame ini terus membayangi, tapi tetep harus pulang. Hayu ah, go. Wassalam (AKW).

KOPI KANTOR KOPI DINAS

Urusan dinas, rapat offline dan Zoom meeting berjalan, hadirnya kohitala tetap menyertai.

BANDUNG, akwnulis.com. Pekerjaan bejibun dan tugas bertumpuk menjadi tantangan tersendiri minggu-minggu ini. Bagi tugas dan saling mengisi antar divisi menjadi sebuah kolaborasi yang begitu menguras energi. Tetapi itulah dinamika pekerjaan yang harus dihadapi sekaligus disyukuri. Karena diluar sana banyak saudara kita yang bingung mau mengerjakan apa, sementara disini begitu banyak tugas, alhamdulillah, mari berbagi pekerjaan.

Meskipun ada tugas – tugas yang memang tidak bisa diwakilkan, karena memang kita yang musti mewakili pak bos. Itu mah resiko, atur jadwal dan hadiri. Titik.

Nah bagaimana nasibnya ngopi, ditengah kesibukan ini?”

Ya nggak gimana-gimana, ngopi mah harus tetep jalan. Khan tinggal bikin atau dibikinin aja. Yang penting syarat utamanya satu. Metodenya manual brew dan jelas tanpa gula. Selesai.

Oh iya, supaya kualitas kopinya sesuai selera kita. Ya bekel sendiri, baru seduh di dapur kantor dengan peralatan manual brew V60 yang ready setiap waktu. Apalagi Bu Santi, TU kantor juga punya keahlian menyeduh kopi secara manual, cocok dah. Tambah lagi di lantai 2 ada juga sang barista, Ojan namanya. Pasti seneng dia bikinin manual brew setiap diminta, kecuali kalau pas beannya habis heuheuheu… kasiaan deh.

Kopi manual yang pertama, dibuat dengan hati-hato oleh Bu Santi menggunakan filter phisixti (V60) dengan panas 92° celcius dan gramasi 14gram membuat sajian kohitala yang nendang. Karena dimodali  bijinya adalah arabica wine sylvasari gununghalu tea geuning.

Para penikmat kopi terhenyak dengan sentuhan awalnya yang ‘menggigit’ dengan acidity poool… lalu bodynya pun medium high hingga aftertaste tamarind, citrun dan berrynya begitu menyayat hati… eh begitu paten menguasai rongga lidah serta memberi efek ninggal yang lumayan (moo bilang rasanya luar biasa, ntar pada komplen karena cuman cerita dan ngabibita sementara biji kopinya nggak pernah ngirim), harap maklum stok disetting limited supaya bisa memaknai kenikmatan dalam keterbatasan kawan.

Pak Galih, Rivaldi, Ojan dan Bu Santipun ikut menikmati sajian kohitala ini dengan gelas kaca tipis yang rentan pecah jikalau terbentur dengan benda keras, seperti kepercayaan yang terhianati maka hancur berantakan dan sulit dipulihkan. Tapi itulah kenyataan, maka kehati-hatian adalah kunci segalanya. Maksudnya hati-hati nyimpen gelas kacanya guys, bukan nyimpen rahasia.

Jadi sambil diksui… eh diskusi, juga rapat koordinasi via zoom. Bisa sambil ngopay bersama. Atau di kesempatan lain, nyuguhin tamupun bisa sambil ngopay kopi hitam tanpa gula dengan metode V60.

Nah gimana ngopinya kalau pas rapat diluar kantor?”

Ini mah rumusnya ‘mimilikan‘ atau sesuai rejekinya. Jadi kalau pas kebetulan rapatnya diluar kantor, semoga ada sajian kohitala meskipun berbasis mesin kopi.

Kalau yang pengen liat versi videonya, monggo klik aja link youtubenya : KOPI KANTOR | menyeruput kopinya di kantor ya guys.

Ternyata memang milik rejekinya, rapat di Resto Teras Akasya bahas urusan penting, ternyata ada sajian kopi. Cocok pisan gan, pekerjaan kelar dan ngopay pun jalan.

Pertama adalah kopi tubruk dengan biji kopi dari malabar jawa barat, alhamdulillah rasanya cukup lembut karena memang ditubruknya pelan-pelan. Kebayang kalau ditubruknya dengan keras, pasti tikusruk (terjerembab).

Kopi kedua lebih kepada kompromi dari sajian yang ada, karena seduh manual pake filter V60 tidak tersedia, maka berdamai dengan kohitala versi mesin kopi. Hadirlah segelas kecil espresso dan secangkir americano, tanpa gula. Sruput gan.

Itulah cerita kopi sambil berdinas sehari-hari. Jadi ngopi hitam tanpa gula adalah bagian dari keseharian, baik di dalam keseharian ataupun jika kebetulan hunting di luar kota baik itu karena dinas ataupun memang sedang beredar bersama keluarga.

Selamat nyruput si hitam tanpa gula, Happy weekend. Wassalam (AKW).

Javanese Puntang Wine lagi..

Kopi dingin siapa takut?..

INDONESIA, akwnulis.com. Siang terik memerlukan padanan yang menarik, sajian minuman alami yang tetap memiliki sejuta misteri. Pilihannya tidak jauh – jauh, pasti Kohitala, kopi hitam tanpa gula dan disajikan denga proses manual yang menjaga kemurnian hasil ekstraksi.

Sehat dan tidaknya sebenernya masih silang pendapat, tetapi yakinilah jikalau hanya unsur kopi yang hadir maka tentu minuman ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan aneka campuran seperti gula, susu, krimer, syrup dan berbagai bahan tambahan lain.

Mungkin di mulut enak, tetapi kandungan zat lainnya bisa mempengaruhi metabolisme tubuh. Apalagi terlalu banyak…. sesuai hukum alam, terlalu banyak itu beresiko, termasuk terlalu banyak mikirin kamu, padahal kamu mikirin yang lain…. khan jadi nggak nyambung.

Padahal keduanya yakin lho, yang satu yakin dengan pilihannya dan yang dipilih ternyata yakin juga bahwa ini bukan pilihan…. lieur pan.

Itulah kehidupan, penuh dinamika dan kejutan apalagi bicara hati dan selera anak manusia, pasti nggak ada habisnya klo dibahas satu persatu.

Karena panas terik, maka sajian yang pas tentu kopi dingin…. manual brew kopi arabica puntang wine yang diseduh dengan filter V60 lalu menetes di bejana kaca yang telah dilengkapi kotak kitak kecil es batu yang bercahaya… tes tes tes tes… menghasilkan sajian javanese coffee yang menyegarkan.

Sruputtt….. suegeeer preeen.

Bodynya medium ke bold dan acidity yang memberi ketegangan rasa karena cukup tinggi, dilengkapi after taste kecut dan ninggal, seperti rasa tertolak dikala menyatakan perasaan… adaaw galaaw.

Srupuut… hmmm segerrr.

Selamat menikmati kesegaran di suatu tempat yang masih dirahasiakan, yang penasaran DM dan japri aja yaa.. yang pasti masih di Bandung Raya. Wassalam (AKW).

Arabica Wine Gununghalu.

Giliran arabica wine Gununghalu yang di seduh… ajiib.

BANDUNG, akwnulis.com. Setelah 2 hari yang lalu menikmati arabica wine Abah Papandayan, maka kali ini mencoba biji kopi yang diproses wine juga. Yaitu kopi arabica Gununghalu. Sebenernya sebulan yang lalu sudah pernah diseduh tetapi nggak sempet bikin review ala-ala. Buat nuntasin itu, ya musti bikin lagi donk, supaya feelnya dapet dan menuliskan apa adanya, apa yang dirasa dan apa yang diamatinya.

Inilah ceritanya….

Oh ya jangan bosen ya brow, jikalau cerita proses seduh kopinya gitu – gitu aja. Memang begitu protapnya buat nyeduh manual pake versi corong keclak (corong yang nantinya menetes) baik corong V60 ataupun flat bottom dengan 3 bolongan.

Maka standarnya sama 2 x 13gr biji kopinya di grinder dengan ukuran 3 dan 4. Tak lupa air panas dijerang… eh air dari galon dijerang agar mendidih sebagai standar kepanasan sang air penyeduh ini.

Setelah biji berubah wujud menjadi serpihan, maka rasa sedih terasa menyesakkan hati… lhaa kok kesinih sih… gara-gara kata serpihan ya?Padahal serpihan ini mah nikmat, segar dan harum.

Berhubung kertas filter V60nya habis sementara yang ready adalah kertas filter flat bottom, maka proses manual brewnya berbeda dari biasanya. Kesamaannya adalah prosesi corongisasi ini yang diyakunkan bahwa menghasilkan cairan kopi yang bersih bebas ampas serta jelas tanpa manisnya gula.

Biji kopi kali ini adalah biji kopi arabica Gununghalu yang di proses secara wine. Sebuah pilihan processsing coffee yang (hanya) bisa dinikmati seseorang yang sudah masuk (maniak) kopi. Karena profile rasanya mayoritas body bold dan acidity super strong trus memberi sengatan rasa yang bikin kaget…. seperti sensasi pas nyruput wine, katanya mirip. Plus ada rasa ninggal yang bisa bertahan beberapa saat di pangkal lidah, tentu dengan rasanya yang khas.

Buat yang belum pernah dan mau mencoba, tentu tidak mengapa. Tapi hati-hati dengan sengatan kombinasi keasaman dan kepahitan maksimalnya…

Yuk ah… seduh dulu… airnya udah mendidih brow.

200 ml air 90° derajat celcius berpadu dengan 26 gram serpihan biji kopi menghadirkan rasa yang penuh sensasi. Tak lupa sebelum di sruput wajib bin kudu untuk di dokumentasikan dulu… Cetrek.

Nah baru dituangkan di gelas, dan srupuuttt…

hmmm.. enak euy.

Versi lidahku mah after tastenya ada tamarind dan dark chocolate serta selarik fruity. Bodynya bold tapi sedikit tipis, nah aciditynya ajib…. strong sadis bikin terhenyak dengan nyerengnya….. grrrrr…

…. dan diakhiri sebuah rasa ninggal di pangkal lidah sebelum hilang kembali digerus kenangan.

Srupuuuut….. yummy…. tenggg… nyereng brow. Nikmat.

Disclaimer :

Maafkan jika cerita sruput kohitala ini bikin baper dan terkesan ngabibita dan PHP.. bikin pengen aja tapi biji kopinya nggak dikirim.
Maafkan semuanya, stoknya sedikit dan itupun pemberian hehehehehe…. tetapi dengan sebuah cerita, maka rasa yang ada akan selalu terjaga..
uhuy.

Wassalam (AKW)

Kopi Tubruk Curug Malela.

Sruput Kohitala di Pelataran Parkir Curug Malela.

KBB, akwnulis.com. Nafas masih turun naik dan kaki agak gemetaran disaat kembali menjejak bumi setelah 10 menit menikmati adrenalin  ber-roller coaster dibelakang boncengan Mamang ojeg lokal yang melahap jalan berliku, sempit, becek, menanjak dan samping kiri berdampingan dengan jurang cukup dalam.

Pulang dari mana?”

Sebuah tanya yang perlu diberi jawaban agar tidak penasaran. Ini adalah langkah praktis kepulangan dari lokasi objek wisata air terjun ‘mini niagara’ Curug Malela yang terletak di Kecamatan Rongga Kabupaten.Bandung Barat. Sebenarnya dengan berjalan kakipun cukup menantang dengan lika liku tanjakan terjal sepanjang 1,7 km. Tetapi manajemen waktu meminta percepatan, karena sore nanti sudah ditunggu meeting dengan bos dan stakeholder…

Ciee stakeholder.. maksudnya dengan para mitra atuh…. maka bertukarlah 40ribu rupiah dengan 10 menit dibonceng  Mamang ojeg yang penuh sensasi dan wajib pegangan, apalagi kalau waktunya bersamaan dengan hujan, pasti suasana naik ojegnya lebih menegangkan.

Tiba di lokasi parkir awal, sebenarnya warung nasi sudah menanti dengan menu liwet lengkap dan tentunya bakakak ayam. Wuih nikmatnya, tetapi apa mau dikata, tugas selanjutnya lebih utama. Terpaksa menolak secara halus, biar nanti rekan-rekan tim yang sedang mendaki berjalan kaki yang akan menikmati.

Tetapi sebelum pergi, sebuah kios kopi yang terlihat asri ternyata menarik hati. Terlihat di spanduknya, KOPI GUNUNGHALU. Segera kaki bergerak dan raga merapat, melihat suasana kafe yang sederhana tetapi bersih dan tertata. Berbagai pilihan kopi sudah tersedia di botol kaca yang bebaris menyambut pengunjung. Juga tersedia bean yang bisa dibawa pulang untuk di grinder di rumah maaing-maaing sesuai selera.

Kang pesen 1 ya, arabica gununghalu yang wine”
“Mangga kang, diantos”

Disini ada ketidaklengkapan perintah eh request, yang terbayang adalah prosesi seduh manual dengan menggunakan V60. Tetapi karena tidak terlisankan maka sang barista membuat kopi manualnya dengan cara ditubruk dengan air panas yang penuh gejolak. Padahal peralatan corong V60 dan filter kertasnya terlihat di depan mata.

Apa mau dikata, yang tersaji adalah kopi tubruk arabica gununghalu jenis wine… gpp lah yang penting kohitala (kopi hitam tanpa gula) dan seduh manual… bedanya… di cangkirnya nggak bersih, tapi penuh dengan serpihan – serpihan biji kopi yang berserakan setelah proses ekstraksi.

Berhubung waktu yang tersedia terbatas, ya sudah kita tunggu hasil trubrukan kopi ini agar segera dapat dinikmati…. 4-5 menitan sambil tak lupa ditiup dengan kemonyongan bibir maksimal.

Srupuut…. hmmm rasa panasnya nikmaat. Acidity strong hadir memberi rasa asam pekat yang melegakan, body relatif medium dan aftertastenya muncul fruitty dan keharuman manggo hadir meskipun tipis sekali. Over all kenikmatan terasa menyatu meskipun sedikit terganggu remah kopi yang memenuhi sudut bibir kanan kiri.

Sruput lagi….. srupuuut. Nikmaat, panas dan harum serta segar memenuhi tenggorokan dan menggairahkan raga.

Bicara pilihan, beberapa bean tersaji dari fullwash, honey, wine hingga yang lainnya dengan  basic tetap kopi arabica gununghalu.

Setelah tuntas segelas sajian panas kohitala berpindah tempat ke perut, dengan basa basi dan membayar sajian serta 3 bungkus bean arabica gununghalu aneka proses, maka pamitlah yang menjadi momen pemisah. Mungkin besok lusa bisa kembali bersua.

Selamat sore dan mengakhiri hari minggu ini dengan bersiap rapat online lagi yang tentu lebih tenang karena ditemani persediaan kopi dari tempat yang penuh cerita warna warni. Wassalam (AKW).

Coffee Neng INCEES

Nikmati INCEES duyu ah…

Photo : Penampakan Kopi INCEES / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Sabtu malam saatnya bersama dengan keluarga dan…. aktifitas pribadi yang menenangkan hati.

Apa itu?”

“Biasa bro, nyeduh kopi pake v60

Si kecil antusias menemani prosesi manual brew ini, sambil tangan mungilnya sesekali memegang ujung server, atau ambil sendok buat ikutan ngudek kopi yang sedang meneteskan diri…. hampir saja merusak tahapan demi tahapan dalam rangka menyeduh kopi malam ini.

Diingatkan dengan kata lembut ternyata nggak mempan, tapi jikalau dengan suara keras, khawatir memberi contoh kekerasan sejak dini…. jadi tetap berkata lembut dengan mata melotot….. atuh sama ajah heuheuheu.

Kali ini manual brew v60nya menggunakan kopi dari garut dengan merk dagangnya ‘Neng INCEES‘, entah ada hubungan apa dengan Syahrini sang Artis, tapi kalau melihat bungkusnya ada gambar mata yang menggunakan alis cetar anti baday. Apakah ini punya sang artis ataupun memang strategi marketing dari penghasil kopi, nggak masalah. Terpenting adalah mari kita coba saja bagaimana rasanya.

Makasih buat Abang Bismark yang berkenan mengantarkan sendiri Kopi Neng INCEES ini, nuhun pisan. Semoga dibalas perhatian ini berlipat ganda.

Bismillah….

Photo : Like father like daughter / dokpri.

Bungkusnya dibuka dan harum semerbak menerjang muka. Air panas sudah siap di atas kompor, kertas filter sudah nangkrong eh nangkring di corong v60…. tinggal diambil bubuk kopi dengan ukuran kira-kira.

Lha nggak pake gramasi?”

“Gramasi feeling aja ya, soalnya timbangan digitalnya pecah, terjatuh”

Maka empat sendok makan plastik… eh lima sendok mucung, kira-kira 35gram yang diseduh pake air panas 400 ml (jangan protes dengan komposisi ya…. tapi klo komen sih boleh…. )

Tetesan kopi hasil ekstraksi menjadi atraksi tersendiri. Anak semata wayangku tak sabar menantikan prosesi ini tuntas. Bukan apa-apa, bekas seduhan kopi ini yang menjadi bahan anyang-anyangan (bermain) anak kesayangan, ditambah air dan seakan-akan bikin kopi sendiri… like father like daughter.. kitu ceunah.

Setelah dipindah di gelas kaca kopiku, perlahan tapi pasti mendekati bibir daan…..Sruputtt.. srupuuut.

Photo : Prosesi ekstraksi tampak atas / dokpri.

Hmmm…. Bodynya bold euy… tebal dan pahit menghangat, acidity high… bikin nyengir dan sekilas nyereng.. euh apa ya bahasa indonesianya?…. ya nyereng aja dah, sekilas tapi… kayak mendekati arabica wine lho aciditynya dan aftertasenya (moga-moga nggak zalah eh salah) hadir rasa lemon kolot, kacang tanah dan gula merah serta sekilas dark chocholate.

Jadi dengan komposisi tadi, lebih cocok untuk penikmat kohitala saja, untuk yang belum siap menerima keasaman dan kepahitan hidup.. eh kopi, baiknya banyakin aja air panas seduhnya atau… turunin gramasinya sehingga dapetnya lite meskipun mungkin bisa terjebak dalam rasa watery (loba cai : b.sunda).

Nikmat pisan, sebuah prosesi seduh kopi sambil ngasuh anak dan ngasuh diri sendiri di malam minggu yang penuh arti. Selamat jam segini, Wassalam (AKW).

***

Wine Arabica Puntang Coffee.

Dahaga rasa akhirnya terlaksana…

Photo : Sajian V60 Wine Arabica Puntang Coffee / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Malam ini sebuah penantian panjang akhirnya selesai, setelah selama bulan ramadhan aktifitas ber-Kohitala (kopi hitam tanpa gula) dengan metode manual brew V60 ala-ala praktis tertunda karena bukan apa-apa, waktu dimalam hari ramadhan hingga waktunya sahur lebih diutamakan beribadah dibanding prosesi nyeduh manual brew kopi yang memakan waktu…. cieee ibadaah… ih jangan riya, bilang aja memang malas repot mempersiapkan dan membereskan peralatannya… gitu aja, jujur itu lebih bermakna.

(Mode tersipu)

Yap, memang betul sekali, kenikmatan menyruput sajian kopi alami dengan racikan sendiri butuh persiapan yang matang, baik dari sisi peralatan juga bean yang akan diolah. Gramasi terkadang diabaikan kawan, kira-kiranya di 20gr per sajian… cukup khan kawan?… prosesi ini perlu waktu rata-rata 20 -25 menit untuk waktu sajian dan menyisakan beberapa peralatan yang kotor yaitu corong V60, bejana server, gelas, teko leher angka, kertas filternya, tempat kopi sebelum dan sesudah di grinder… ditambah tentu peralatan yang harus dibersihkan seperti timbangan digital, mesin grinder mini dan termometer.

Klo panas air buat nyeduh tetap bermain di level 90° celcius dengan putaran melawan jarum jam. Oh ya… beannya tetap digrinder mendadak dengan hasil kasar (ukuran 3 di grindernya)…. eta keukeuh.

Photo : Persiapan prosesi / dokpri.

Alhamdulillah, setelah memprosesnya dengan penuh sukacita, karena ini adalah manual brew V60 perdana setelah ramadhan tahun ini, maka .. dengan bean spesial kiriman seorang kolega pencinta kopi juga Mr AGS maka semakin menyenangkan prosesi ini. Beannya adalah Wine Arabica Puntang Coffee yang diproduksi oleh Puntang Coffee Indonesia – Gunung Puntang Kab. Bandung 40377 belum apa-apa sudah harum abisss….. apalagi pas di grinder dengan putaran 3, wuihh harum semerbak memenuhi ruangan dan menjadi parfum alami yang menyenangkan hati.

Prosesi pembersihan kertas filter V60 dengan air panas segera dilakukan dan setelah air curahannya dibuang, dimulailah proses penyeduhan yang menyenangkan.

Serpihan bubuk bean kopi ini bertengger diatas kertas filter v60 segera berekstraksi dengan curahan perlahan tapi pasti air panas 90° celcius mengeluarkan hasil kopi yang diharapkan sesuai ekspektasi.

Tetesan cairan hitam nan harum melengkapi kepenasaran cuping hidung yang mencium kenikmatan, tak sabar setelah berkumpul di gelas server maka dituangkanlah di gelas kaca kecil kesayangan…. currr…. tadaaa…. siap2 di sruput gan….

Srupuuttt…… woaaaaah…. rasanyaaa..… tak berani langsung menyeruput semua, karena kenikmatan winenya nyaris sempurna, keasaman maksimal yang menggigit bibir mencengkeram lidah begitu kuat… acidity strong, mengembalikan dan menuntaskan kepenasaran ngopay selama ini. Bodynya yang semi bold melengkapi acidity strong ini…. eddun, nyereng… apa yach bahasanya?… euh sampai ada efek bulu roma merinding saking asamnya… (jangan-jangan merinding karena hal lain?… nggak laaah, asli gara-gara sensasi kopi ini).

Untuk pemula, kopi ini tidak disarankan karena rasanya akan mengagetkan dan khawatir mengagetkan lambung dengan keasaman yang tinggi ini. Tapi bagi penikmat kopi, inilah rajanya. Yang bikin lebih bangga adalah rasanya bisa menandingi arabica wine gayo yang terkenal, kopi puntang ini adalah rivalnya dengan beraneka rasa buah seperti jeruk citrun, tamarind, anggur dan selarik harum durian berpadu membentuk kuatnya rasa wine… itu yang ruaaar biasa.

Photo : Dilengkapi cemilan / dokpri.

Satu gelas kecil lagi ahhh…. sruputtt… awwww.. merinding lagi. Ruaaar biasa….. nikmat, Alhamdulillahirobil alamiiin.

Selamat menjalani hari ini dan jangan lupa sempatkan membuat kopi dengan prosesi manual brew v60 serta pilihan bean yang tentu berkualitas tinggi. Sebuah prosesi yang perlahan tapi pasti memberi sensasi tersendiri, betapa nikmat Allah SWT adalah nikmat abadi yang tiada henti dengan memberi kesempatan banyaaaak hal, dan…. belum kita syukuri termasuk menikmati ciptaannya yaitu biji kopi berkualitas tinggi, kesempatan menikmati prosesi hingga menyruputnya tiada henti. Wassalam (AKW).

Gayo arabica & tandatangan.

Mengejar tandatangan, mendapatkan kopi.

Photo : Sajian kopi arabica gayo wine / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Membuat konsep surat yang akan ditandatangani pimpinan adalah hal biasa, tinggal di konsep lalu ketik atau ngonsepnya di komputer dan segera di print….. lalu masuk tahapan pemarafan yang mengandung unsur aliran kepercayaan.

Woahh aliran kepercayaan?”

Jangan kaget, maksudnya adalah proses pemarafan dari level pejabat struktural terendah hingga akhirnya pejabat yang berhak tanda tangan itu melalui proses parafisasi…. nah terkadang terjadi proses aliran kepercayaan… jadi nggak banyak dibaca lagi oleh pejabat yang memaraf karena ‘percaya‘ dengan paraf yang sudah ada…. padahal yang maraf sebelumnya juga nggak tuntas bacanya hehehehehe….. nggak ketang, ini mah dongeng di kantor lain ahaay.

Kembali ke cerita awal tentang pembuatan surat ini, maka terkadang dihadapkan kepada kejadian yang tidak biasa, yaitu pas setelah semua paraf lengkap dan tidak menggunakan prinsip aliran kepercayaan…. pimpinan yang akan tanda tangan sudah tidak ditempat karena harus pergi ke luar kota dengan segera.

Tidak ada pilihan lain…. kejaaaar.

Kebetulan pimpinan akan menggunakan pesawat dari bandara husein, maka ngebutlah kami membawa surat yang akan ditandatangani ini dengan menggunakan motor agar menghemat waktu karena siang hari sering terjadi kemacetan di berbagai titik di kota bandung…. lets go.

Alhamdulillah, pimpinan baik hati menanti kedatangan kami dan surat-surat dapat ditandatangani semuanya tanpa tersisa.

Nah… selesai menandatangani, sebelum kembali ke kantor, mata tajam ini melihat sesuatu yang menarik…. ada kedai kopi di area bandara yang menarik hati.

Tanpa basa basi, segera masuk, dan memilih menu yang tersaji…. woaah asyik pilihan menunya tidak hanya menggunakan mesin, tetapi manual brew v60 juga ada, alhamdulillah.

Maka pesanlah kopi arabica gayo wine yang menjadi bintang utamanya ditemani secangkir capucinno untuk rekanku yang sudah berjuang membonceng kami demi alasan mengejar waktu… padahal waktu tetap aja bergerak dan tetap 24 jam sehari.

Sajian gayo wine di cangkir putih begitu menggugah selera dengan keharuman khasnya… srupuut…. segerrr… aciditynya menyapa rongga mulut dipadu dengan body medium serta after taste citrun yang sedukit ninggal di pangkal lidah….

Photo : sang baristi beraksi / dokpri.

Begitupun panas airnya 86° celcius dengan komposisi yang tepat antara biji kopi dan air dirasa cukup memuaskan dahaga kopi yang beberapa hari ini terampas oleh kesibukan tak berujung.

Pelayannya ada 2 orang dan keduanya perempuan, salah satunya sang baristi yang meracik sajian tadi.. lupa namanya.

Bagi yang beredar di area bandara husein bisa menjambangi tempat ini klo mau ngopi, berlokasi di sebelah kiri dari pintu kedatangan internasional, namanya cafe Gayo Arabica.

Ternyata, mengejar tandatangan pimpinan tuntas dan bonusnya bisa ngopi kohitala berkualitas disini, Alhamdulillah. Wassalam (AKW).

Arabica Wine Kapegepe

Ngopi Arabica Wine di Kota Sukabumi…

SUKABUMI, akwnulis.com. Pergerakan raga dikawal jiwa terus berlanjut meniti waktu yang tersisa. Jikalau kemarin adalah kota Garut yang menjadi pusat pergerakan, kali ini bergeser cukup melambung menuju kota sukabumi.

Selamat tinggal Kopi Harmoni& Kopi Luwak Banyu Alam, sekarang ternyata bersua dengan kopi Arabica Wine Java Preanger…. pasti kopi ciwidey, puntang, malabar atau manglayang… diantara itu dech. (Maklum lagi males tanya-tanya….)

Lalu tidak sengaja bertemu dengan pemilik cafenya dan berbincang sesaat tentang kopi di jawa barat.

Sambil menanti pesanan yaitu Kopi manual Arabica wine dan pisang bakar, maka laptop dibentangkan dan bahan rapat kembali dibaca….. awww pusingg, kembali bersua dengan sang angka yang senang sekali menari-nari di hadapanku dengan kepastian yang sulit dibantahkan.

Tak ada pilihan lain, baca dan bacalah. Urusan paham dan tidak, itu adalah hasil selanjutnya. Tetapi selama kita punya niat dan kemauan maka sang angka akan menjadi sobat setia sekaligus senjata untuk membongkar sajian konsep yang disusun berdasarkan tema besar ‘business as usual’.

“Silahkan Om, pisang bakar dan kopinya”

Alhamdulillah, sajian kopi hitam tanpa gula arabica wine ditemani roti bakar yang dipasang di nampan ijo ditambah topping coklat yang dibuat bergaris-garis memberi pesan kehangatan dan kenikmatan kali ini.

Sruputan pertama hasilkan sensasi rasa sesuai dengan biji kopi yang dipilih, acidity tinggi dan body medium cenderung high serta aftertaste berry yang cukup ninggal di pangkal lidah… dilanjutkan dengan cemilan pisang bakar yang sedikit tapi bikin penasaran dengan rasa panas hangat menggoda di dukung manisnya selarik topping coklat penyemarak suasana.

Sruputan selanjutnya tentu semakin menenangkan rasa, tak lupa mata tetap membuka halaman excel yang berisi angka-angka, semuanya bersinergi memberikan pemahaman baru tentang makna sebuah rencana.

Selamat menjajagi kehidupan yang penuh makna, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Ka Pe Ge Pe
Jl. Siliwangi No.73 Kota Sukabumi
WA 085219770221

Emosi & Gayo Wine.

Macet bangkitkan esmozi, tapi semua kembali hepi karena kopi… mangga di cobi.

Photo : Kopi masih dibungkus / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Selamat pagi kawan, selamat beraktifitas di awal minggu ini.

Keluar dari rumah langsung disergap kemacetan, tepat di mulut gerbang komplek perumahan yang bersentuhan dengan jalan raya. Terlihat wajah-wajah menegang di balik helm dan kaca mobil kendaraan padahal waktu baru menyentuh pukul 06.00 wib.

Terlihat semua konsentrasi dan fokus kepada tujuan masing-masing. Terkadang tak peduli dengan kepentingan orang lain, tak mau mengalah dan saling mendahulukan… eh mendahului.

Macet tak terhidarkan karena merupakan gabungan antara peningkatan volume kendaraan di kalikan sikap ketidakdisiplinan maka menghasilkan kesemrawutan tingkat dewa.

Disinilah pengendalian diri dan esmozi (basa emosi) mulai diuji, maka…. mari kita ikuti ujian alami hari ini.

Tidak ada pilihan lain, kecuali jalani saja tanpa banyak terpancing emosi karena itu semua tiada guna.

Alihkan perhatian kita dari kemacetan dan kesemrawutan yang mendera, pikirkan hal-hal yang menyenangkan dan meng-enak-an. Sesuatu yang akan menyambut kita di kantor pada pagi hari yang penuh harapan.

Kirain seseorang, sesuatu itu maksudnya apa?.. berkas?.. emang menyenangkan??”

Pertanyaan yang penuh kepenasaran, tinggal ditanggapi santai dan….. setibanya di kantor, peralatan peraang siapkaan….

SIApp!!!!

Photo : Sajian V60 Arabica Gayo Wine / dokpri.

Air panas dinyalain, kertas filter V60 dan timbangan serta termometer dan tentu primadonanya adalah bean kopinya… pilihannya jatuh kepada :

Arabica Gayo Wine…..oleh-oleh bos Jamkrida Jabar yang beberapa waktu lalu beredar ke Aceh.

Pas bungkusnya dibuka… langsung menyeruak keharuman yang tajam mempesona…. segarnyaaa.

Grinder bergerak menghancurkan perasaan emosi eh biji kopi sehingga hancur luruh berserpih dan siap mengekstraksi diri dengan komposisi 1 : 10…. jangan lupa timbang duluu…..

Currr….. ah keharuman menyambut pagi dikala perlahan tapi pasti ekstraksi sedang terjadi, menghilangkan sisa beban hadapi kemacetan tadi, berganti hepi dan semangat pagi.

Akhirnya….. sajian V60 manual brew tersaji dan hadirkan sensasi rasa yang luar biasa. Body strong dan acidity full memenuhi rongga mulut serta memberi sensasi ninggal maksimal… begitupun aftertaste berynya kerasa bangeet…..

Srupuuut…. selamat menjalani minggu ini. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).