CSR & jejak digital.

Jejak digital yang penuh kenangan.

SINGAPARNA, akwnulis.com. Berawal dari perbincangan santai dalam sebuah acara dinas yang dilaksanakan secara berangkai, tentu diselingi senyum dan tawa yang terkadang terbahak karena sebuah sebab. Diskusi tak resmi beradu diksi, kembali pecah tawa tanpa perlu sensasi. Indahnya kebersamaan yang dihadirkan karena sebuah undangan plat merah yang telah dibagikan.

Nah pembahasan yang strategis adalah terkait tentang CSR, sebuah istilah tentang kepedulian sosial atau tanggungjawab sosial dan lingkungan dari perusahaan dan pihak – pihak perseroan. Sehingga bisa menjadi salah satu sumber keuangan yang mendukung proses pembangunan. Masih banyak sumber – sumber keuangan itu selain CSR, kata Pak RK mah ada APBN, APBD provinsi, APBD Kabupaten / Kota, Dana Umat, Pinjaman daerah, Obligasi  dan KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha).

Pas bicara CSR, ingatan pribadi langsung berlari menggali memori yang tertuang pada tulisan singkatku di masa lalu. Tentu dengan judul yang sama, CSR. Maka menarilah kedua jempol ini di keyboard virtual smartphone melalui mbah google dengan keywordnya : andriekw, csr.

Tulisanku 11 Jan 2014 / Capture.

Tring…. langsung hadir sebuah link blog gratisanku di masa lalu. Tepatnya 11 Januari 2014 atau … wow 9 tahun lalu. Ternyata jejak digital masih tertera meskipun waktu sudah Menggerus begitu lama. Tanpa banyak basa basi langsung di capture dan disave serta tentu diabadikan pada postingan kali ini.

Tulisan singkat ini berbahasa sunda dengan genre cerita fiksi sangat singkat, tepatnya dibatasi maksimal 150 kata saja. Tetapi sudah memiliki tema dan cerita utuh dengan pesan yang jelas. Bercerita tentang semangat seorang wanita pengusaha yang merasa usahanya sudah balik modal dan tentunya berniat untuk memberikan sebuah tanggungjawab sosial kepada pihak lain dengan pelayanan yang sama namun tanpa biaya, karena ini Ce-es-ar.

Selain dicapture juga ditulis ulang cerita fiksi singkat itu, sebagai berikut :

***

FIKMIN # CSR #

Tengah peuting di péngkolan nu rada suni kaciri hiji wanoja rancunit maké mantel bulu ngadeukeutan bapa-bapa jeung nonoman nu keur ngariung. “Punten bilih aya nu badé ngersakeun, mangga haratis”,

Èta wanoja bari mukakeun mantel buluna. “Astagfirullohal adzim, nanaonan ieu téh?”, Abah Sarmad ngarénjag bari melong. Jang Ibro jeung Cép Duléx ogé mencrong teu kiceup-kiceup. Mang Bahro tungkul bari kunyam-kunyem babacaan.

Badé moal?”, wanoja rancunit naros deui kanu karempel. Hookeun. Keur ting haruleng, katingali dua urang Satpol PP muru ka éta patempatan. Wanoja rikat nutupkeun deui mantel buluna, ngan teu tiasa lumpat da kabujeng dicerek.

Di pos keamanan wanoja téh ditalék, “Anjeun ngalanggar Perda Asusila, wayahna kudu dihukum.”

“Teu rumaos ngalanggar abdi mah pa, da tadi mah sanés icalan. Diharatiskeun malih mah”, eta wanoja ngabéla diri.

Naha bisa kitu?”,

“Muhun abdi téh kaleresan dinten ieu icalan téh mucekil, malih mah batina ageung. Tah nu nembé nawisan haratis téh dina raraga CSR”.

***

Catatan : Jika masih tidak mengerti bisa ditanyakan di kolom komentar atau japri saja kepada penulis di jalur biasa, atau DM di Akun Instagram @andriekw

Demikianlah cerita tentang CSR yang telah penulis tuangkan menjadi rangkaian kalimat pada sembilan tahun lalu. Terima kasih dunia digital yang telah menyimpan catatan ini tanpa banyak komentar. Selamat sore, Happy weekend Guys, Wassalam. (AKW).

Cinta diantara Buku & Kopi.

Cerita cinta dan perpisahan menjadi nikmat karena berteman dengan kopi dan harapan.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah perjalanan kehidupan tentu berbeda dari setiap orang, maka ceritakanlah versi masing-masing agar menjadi lintasan sejarah meskipun mungkin hanya selarik baris yang hampir transparan. Ceritanya tentu tertuang dalam tulisan, photo atau video pendek dengan catatan senada. Usahakan jangan dilisankan saja, karena lisan hanya terngiang dan mungkin hilang. Tapi tulisan, photo dan video relatif umurnya lebih lama akan menghiasi kehidupan ini.

Jadi tidak usah risau melihat orang begitu rajin mengekspose aktifitas dirinya secara harian atau malah per jam dan ‘update‘ dimana sedang apa bareng siapa, minimal di whatsapps status lalu dilanjutkan di media sosial dengan berbagai ‘caption‘.

Ada caption ‘Coba tebak dimana ini?’ atau ‘Alhamdulillah sampai juga’ dan berbagai caption lainnya. Itulah bentuk eksistensi diri yang (mungkin) berharap ada reaksi. Atau bisa juga memang ingin nulis caption seperti itu tanpa peduli pendapat orang dalam bentuk komentar atau sekedar jempol yang kecil sekalipun.

Begitupun raga ini bergerak mengikuti alur kehidupan tentu didukung oleh jiwa yang optimis dan harus semangat dalam menapaki kehidupan. Maka tugas pekerjaan dan aneka pergerakan kemari kesana eh kesana kemari ataupun tetap stay di kantor di area bandung dan sekitarnya harus dijalani dengan rasa syukur dan ceria. Meskipun masalah atau beban selalu ada, itu adalah ciri kehidupan. Tinggal bagaimana kita menyikapi dalam menghadapinya.

Sebagai penyeimbang dari berbagai tugas yang perlu stamina serta bejibun urusan yang seolah tidak berhenti, perlu ada ‘mini healing’ yang cocok untuk diri ini. Nggak terlalu sulit, hanya perlu kontak GPS (gunakan penguasa sekitar) dan kebetulan terlewati dan tanyakan informasi serta rekomendasi tempat ngopi. Jika ada beberapa alternatif maka perhitungkan dengan estimasi jarak dan waktu serta arah yang tepat dengan pergerakan menuju kembali ke kantor sehingga jam kerja tetap efektif. Maka waktu yang pas adalah di saat jeda istirahat siang sekitar jam 12.00 sampai 13.00 wib.

Pilihan lain tentunya diluar jam kerja, bisa sore hingga malam atau di hari sabtu minggu. Meskipun susah juga karena ternyata tugas yang ada terus menguntit dan waktu untuk bersua dengan keluarga tetap menjadi prioritas. Jadi pinter – pinter liat momen ya guys.

Tapi jikalau sambil beredar ternyata sulit juga menyempatkan waktu. Cara terpraktis adalah di tempat kerja saja, menikmati kopi sambil tersenyum simpul membaca sebuah buku yang sarat makna dengan kemasan kertas per halamannya mewah semewah isinya.

Mau tahu judul bukunya?”
“Mauuuu….” Jawaban beragam dari teman – teman sekantor yang reflex menjawab meskipun tidak semua paham yang dipertanyakan. Jangan – jangan karena kasian ya?.. Wallahu alam.

Judulnya adalah ‘Ada Nama Yang Abadi di Hati Tapi Tak Bisa Dinikahi’ buah karya brilian dari Kang Maman Suherman, seorang tokoh media, penulis, kreator dan berbagai sebutan yang memang layak disematkan. Buku ini hadir melalui perantara sahabat lama, Neng Feby – bos Raka FM, Hatur nuhun pisan. Maafkan baru sekarang bisa dibuka, dibaca dan dinikmati. Oh ya dan ini bukan satu-satunya buku dari Feby, ada 3 buku lagi yang antri untuk segera dinikmati, sekali lagi terima kasih hatur nuhun.

Isi bukunya jenaka meskipun sebagian mengulas tentang perpisahan. Tapi tema utamanya adalah tentang cinta yang begitu syuliit dilupakan, karena rehan baiiiik…. eh salah, karena cinta itu adalah anugerah Tuhan yang penuh cara untuk melukiskan dan tiada hingga kata yang bisa diucapkan.

Sebagai penyempurna maka kehadiran sesloki kopi adalah hal yang wajib. Kopi yang di manual brew V60 kali ini adalah kopi arabica halu ‘strawberry waffle’ dan langsung digrinder sesuai kepentingan dan keinginan.

Srupuuut…. nikmat sambil tersenyum simpul membaca jalinan kata yang ternyata begitu mengena. Seperti ‘Puncak tertinggi mencintai = KEIKHLASAN dan kehampaan tanpa batas pengharapan = ABADI MENCINTAI…. uwoooow jlebb bingiit cyiin.

Berpadu dengan body kopi yang medium bold, acidity medium high serta aftertastenya lebih ke lemon dan dark coklat plus bulet rasanya atau pulen. Meskipun rasa strawberry wafflenya nggak dapet, tapi kenikmatan rasa kopi arabicanya tetap berkarakter dan penuh warna. Sruput lagi ah…

Alhamdulillah, akhirnya sore hadir menjelang magrib dan raga ini harus bergerak meninggalkan tempat kerja untuk bercengkerama dengan kepadatan lalulintas di wilayah jembatan layang paspati hingga pintu tol pasteur demi kembali bersama keluarga.

Tapi… baru saja menapaki flyover paspati, handphone berdering…

*** to be continue ya…

Ternyata musti balik ke kantor… Semangaaat. Wassalam (AKW).

KE KANTOR CARI UANG atau… ?

Ternyata ke kantor itu mencari…. kerjaan hehehe.

CIMAHI, akwnulis.com. Hari minggu adalah saanya ‘me time‘ dan ‘family time‘. Caranya sederhana kok, cari aktifitas murah meriah, atau cari aktifitas ekonomis dinamis terukur yaitu jalan kaki pagi-pagi tapi jangan bawa duit ataupun dompet. Dijamin bisa berolahraga ringan sesuai target yaitu 6 ribu langkah saja. Insyaalloh tidak akan terpengaruh oleh lapak yang jualan karena tidak bawa dompet dan uang cash, kalaupun mau pake QRIS akan berabe karena rata-rata masih cash. Maka nilai ekonomis dan efisien akan terjadi, sesekali atuh memeditti eh mengoretti*) diri sendiri.

*)memeditti / mengoretti : pelit pada diri sendiri (bhs sunda maksa)

Soalnya kalau bawa duit cash akan merusak program jalan kaki ini. Tidak terjadi defisit kalori malah sebaliknya surplus kalori masuk ke dalam tubuh. Jalan kaki hanya menghasilkan pembakaran 400 sampai 500 kalori, tapi ngebaso dan kari sapi ditambah segelas besar es kopi susu itu menghasilkan 3 x lipatnya. Alamak menggendats dong.

Nah, selain itu hari libur juga adalah saatnya menulis. Seperti biasa tulisan singkat berbahasa sunda dengan maksimal 150 kata sudah menjadi satu pesan cerita. Tentang temanya nanti kita bahas di paragraf terakhir bagi yang kesulitan mengartikan bahasa sunda, monggo silahkan…..

FIKMIN # MILARI #

Murangkalih nu pangalitna yuswa 4 taun kènging pakanci ti sakola. Asa janten buah simalakama. Dikantun di bumi nyalira palaur, ari dicandak berabè.

Saatos sawengi jeput badanten sareng carogè, dicandak putusan, Si bungsu samentawis ngiring ka tempat damelna carogè.

Shubuh kènèh murangkalih tos gugah, netepan teras ibak nyalira. Sarapan teras angkat sareng bapana.

Pasosonten si bungsu uih, katingal rarayna alum, teu jiga ènjing – ènjing nu jigrah tur lincah.

Kunaon nèng, manyun waè?”

Teu aya walèran, ngadon ngagidig ka enggon. Nangkuban dina kasur. Bapana ngawaler, “Tadi meuni isin di kantor, mèja nu rèrèncangan ogè meja ibu bos diawut-awut, saurna milari artos”

Uing ngagebeg, naha murangkalih janten kitu. Kedah ditalèk ieu mah, “Nèng naha tadi ngabongkaran mèja Abi ogè mèja bosna Abi?”

Si bungsu bari ingsreuk-ingsreukan nyarios, “Mung bantos Abi milari artos, pan upami biasana Abi nyarios ka kantor tèh milari artos, tapi tadi teu mendak, kalahka Ènèng diseuseulan.”

****

Itulah kumpulan kata menjadi satu cerita dengan judul MENCARI (milari). Tema yang diusung sebetulnya dimulai dari ide sederhana yang muncul dari celotehan lucu anak semata wayang.

Intinya adalah tingkah anak kecil balita yang libur sekolah di PAUD dan ‘terpaksa‘ ikut ayahnya bekerja karena tidak bisa ditinggal di rumah, sebab ibunya juga bekerja di tempat berbeda.

Alhasil di kantor ayahnya, si balita berulah dengan membongkar meja kerja ayahnya, rekan kerja ayahnya juga bos ayahnya dengan tujuan mencari uang.

Setelah diklarifikasi ternyata semua diawali dari pernyataan ayahnya setiap mau pergi kerja yaitu : “Ayah berangkat dulu kerja ya, mau cari uang buat ade kecil”

Maka si balita insisiatif bantu ayahnya cari uang di kantor ayah, meskipun ternyata begitu syuliiit (lupakan reihan…) karena memang itu adalah sebuah ungkapan bukan arti cari uang sebenarnya di laci meja kerja.

Jadi hikmahnya, hati-hati memberi pernyataan kepada anak kita supaya bisa dimaknai dengan sejelas-jelasnya. Beda pemahaman antara anak dan remaja atau orang dewasa. Jadi mulai sekarang sampaikan bahwa pergi ke kantor itu bukan mencari uang tapi mencari kerjaan hehehehe.

Selamat weekend AKWfriend, Wassalam (AKW).

***

Tulisan bagus?

Mana tulisan bagusmu? Sebuah kalimat tanya yang bikin rasa dan cita kembali bersama.

Tring!!!!

Suara notifikasi pesan masuk di WA terdengar jelas. Reflek menoleh dan sang jempol mendahului membuka pesan yang datang tuba-tuba ini.

‘Kang minta dong beberapa tulisan di blogmu yang paling spesial. Saya seneng dengan tulisan – tulisan di blog sampeyan’….

Sebuah pesan singkat di Whattaps yang bikin panasnya siang itu jadi adem dan begituuu nyaman.

Siapa yang nggak seneng, sebuah karya sendiri… ah nggak perlu lebay disebut karya dech. Tulisan yang berasal dari curahan hati, bersinergi dengan jempol dan jari lain agar menari diatas keyboard smartphone ini. Mengalirkan satu dua buah kata yang akhirnya bisa menjalin kalimat dan wujudkan paragraf, insyaalloh original… no copy paste.

Sesaat termenung…. ‘mana tulisan terbaik?’

Terus terang saja menjadi sebuah kebingungan baru, karena hadirnya corat coret di blog pribadi ini memiliki moment, suasana kebatinan ataupun situasi-kondisi-toleransi-pandangan-jangkauan yang berbeda-beda.

Dan.. Alhamdulilah.meskipun tulisannya campur sari alias gado-gado, ternyata udah nyampe eh ngelewatin 200 postingan selama 1 tahun… sekali lagi alhamdulillah.

Terus terang ini adalah blog yang ke.. sekian yang udah pernah dibuat. Insyaalloh dari keseluruhan diary digital yang pernah dibuat…. inilah yang memiliki tingkat orisinalitas tinggi, baik photonya ataupun tulisannya.

Nulis pake jempol sendiri dan photo diusahakan maksimal… hasil jepretan sendiri.

***

Balik lagi ke tulisan favorit… perlahan tapi pasti segera dibuka kembali lembaran blog ini dengan scroll atas bawah… settt… settt… sett… termenung dulu, terbayang sebuah momen dalam pikiran, ada yang menyenangkan, menyedihkan, membahagiakan, menyesakkan hati, wajah bos yang marah atau malah pujian tapi berujung nambah kerjaan hahahaha… terima kasih atas tantangannya untuk memilih postingan tulisan favoritku.

Membuka kembali kenangan dan refresh pikiran bahwa takdir kehidupan begitu rumit dan mendebarkan ataupun sederhana tanpa banyak kesulitan… ruaar biasa.

Jadi yang mana tulisan favoritnya?”

Tikk..
Tokk..
Tokk..

Tikk……..

“Belum dapet, aslinya bingung. Semakin dibuka histori tulisan, bukannya cepat bisa mutusin mana yang favorit. Tetapi makin terlarut dalam kenangan dan cerita behind the scene dari tulisan-tulisan itu, aya-aya wae… :)”

***

Akhirnya setelah seminggu lebih merenung dan membayangkan suasana dibalik tulisan-tulisan di blog (lebay yach ampe seminggu lebih… padahal emang repot sama gawean jadi waktunya sangat terbatas).... tertunda lagi milih tulisan favorit. Keburu tersita oleh Si Cantik Binar yang nggak mau lepas klo ayahnya ada di rumah, begitupun dengan ibunyaaa….:)

***

Tengah malam yang begitu tenang, setelah menemani anak kesayangan dan Istri tercinta terlelap dalam tidurnya. Perlahan tapi pasti, leluar dari kamar menuju ruang makan yang memiliki fungsi juga ruang kerja hehehehe..

Smartphone dibuka dan segera mencari tulisan-tulisanku yang tersebar di jagat maya.

Amati…. scroll…. hmmmm… pilihhh….

Garuk2 kepala dulu…

Semmuanya baguss…. (maafkan kelebayan ini kawan).

Tetapi bicara tulis menulis.. yang dirasa oleh diriku yang masih seorang penulis eh… nge-blog amatiran… jangan takut hasil tulisannya jelek. Buat tulisan…. baca lagi 3x terutama untuk lihat salah ketik dan tanda baca.

Setelah itu… ya posting aja dan jangan lupa sertakan photo hasil jepretan pribadi yang relevan atau mendekati dari tema tulisan kita. Klo ternyata nggak ada photo pribadi yang nyambung dengan cerita…. yaa paksain aja hehehehe. Hindari bingittt copas photo orang lain dari internet… pokoknya HINDARI.

Itu aja…. eh lupa.. jangan lupa bikin blog dulu yaaa.. yang penulis pake sekarang adalah blog wordpress (masih) versi gratisan…. gpp nanti klo udah waktunya tentu akan berbayar kok.

***

Itu saja secuil curhat minggu ini, hampir 5 hari nggak posting tulisan di blog karena banyak hal… yang pasti mah… kemalasan yang menelikung diri menjadi penyebab ini. Memang musuh terbesar adalah diri sendiri dan melawannya butuh perjuangan tiada henti. Wassalam (AKW).