Kohitala versi Hotel di Kuningan.

Studi banding kopi di restoran pas breakfast… ternyata.

CILIMUS, akwnulis.com. Setelah dini hari menyeduh kopi lalu tidur dengan lelap karena raga yang lelah memang perlu beristirahat. Ba’da shubuh perlahan menuju balkon dan kembali menyeruput kohitala buatan sendiri sambil memandang suasana pagi gunung ciremai. Betapa indahnya lukisan alam ciptaan Tuhan, Alhamdulillahirobbil Alamin.

Edisi kopi asli tanpa gula buatan sendiri akhirnya habis disruput ditemani kehangatan mentari pagi yang perlahan tapi pasti menyebarkan kedamaian dan keberkahan setiap pagi di dunia fana ini.

Tulisan tentang menyeduh kopi dini harinya bisa dibaca di KOPI & GUNUNG CIREMAI.

Sebagai lanjutannya maka perlu dilakukan studi banding tentang kopi yang ada. Meskipun tidak terlalu berharap banyak dengan rasa dan kualitas kopi tanpa gulanya.

Bersegera mandi dan keringkan badan dengan handuk lalu berdandan… halah berdandan, maksudnya cuman pake body lotion dan minyak rambut saja. Cukup itu. Lalu bergegas ke lantai lobby tempat restoran berada.

Setelah berkeliling lumayan juga pilihan menu untuk sarapannya, ah jadi inget anak istri. Ntar ah diajak nginep disini. Kaki bergerak mengelilingi area restoran hingga akhirnya menemukan yang dituju. Setoples kaca bening berisi kopi bubuk dan setoples lagi gula pasir serta termos besar berisi air panas.

Tanpa perlu dinanti-nanti, segera buka toplesnya dan ambil 2 sendok mucung bubuk kopi ini lalu dituangkan di cangkir yang tersedia. Terus air panasnya dicurahkan perlahan – lahan. Maka terciptalah secangkir kopi hitam panas tanpa gula dengan keharuman yang menggoda, entah kalau urusan rasa.

Beranjak dari situ mencari meja dimana tempat berlabuh, eh tapi lebih tertarik untuk ngopaynya di samping kolam renang yang areanya diluar restoran. Lengkap sudah temanya Ngopay dan Ngojay. Bergegas pamit ke petugas restoran sekaligus ijin, karena cangkirnya akan dibawa keluar menuju pinggir kolam renang.

Udara pagi menyapa serta pemandangan indah Gunung Ciremai yang begitu menggoda. Sungguh kohitala yang penuh makna, karena bukan hanya bicara rasa tetapi juga makna dibalik lukisan alam yang nyata.

Duduk di kursi dan secangkir kopi di meja pinggir kolam renang Hotel Horison Tirta Sanita begitu mendamaikan hati dan mencerahkan pikiran serta menghilangkan kegalauan. Tapi perkara nyebur ke kolam renang terpaksa ditunda dan dikendalikan karena waktu yang tersedia begitu mepet, apalagi dapat informasi Bos besar dua akan hadir secara langsung di acara, jelas kita harus hadir lebih dulu….. semangaat.

Oh iya, sruputannya lupa. Sambil memandang jernihnya kolam renang maka prosesi bibir menyentuh cangkir lalu cairan hitam penuh sensasi ini memberikan pengalaman berbeda. Bismillah.

Srupuuut… hmmm…

Kopi hotel cenderung blend dengan mayoritas robusta yang miliki rasa flat pahitnya serta minus acidity dan aftertaste. Bodynya yang menonjol, tetapi pada kopi tubruk ini ada rasa harum yang menghibur dalam rasa yang terbatas.

Sruput lagi… suegeer.

Itulah cerita singkat kohitala versi manual brew dengan biji pilihan yakni arabica wine versus kopi tubruk breakfast hotel yang juga tanpa gula. Insyaalloh masing-masing memiliki nikmat dengan sudut pandang yang berbeda.

Selamat ngopay gaiis, jangan lupa dinikmati disyukuri dan tulis atau dokumentasikan agar menjadi warisan literasi yang (mungkin) suatu saat akan berarti. Wassalam (AKW).

Hari Kopi Dunia.

Met Hari Kopi Dunia Guys.

Photo : Kopi Tubruk berlatar Alam / dokpri.

PUNCAK, akwnulis.com. Sebuah pesan whatsapps mengingatkan dengan sebuah ucapan ‘Selamat hari Kopi Dunia tanggal 1 Oktober 2020‘…. waah ternyata hari kopiii, level dunia lagi. Tentu dijawab dengan sukacita dan ingin segera merayakannya.

Tapi…. tunggu dulu, tabayun itu penting bro, cek and ricek. Segera dibuka buku RUPL (Rangkuman Umum Pengetahuan Lengkap) …. ketahuan deh umur klo masih buka buku RUPL yang berisi seantero pengetahuan dan menjadi bukubsakti rujukan pada jamannya. Padahal sekarang tinggal buka mang gugel dan baca – pilah dan baca.

Dari penelusuran singkat via laman wikipedia dan beberapa artikel tentang asal muasal kopi belum ada data akurat. Ada yang menyebut berasal dari ethiopia benua aprika untuk pertama kali jaman ethiopia kuno oleh seorang penggembala bernama Kaldi dan ada juga pendapat bahwa diawali dari cerita tentang Legenda dari Yaman menceritakan bahwa dahulu mistikus sufi Yaman Ghothul Akbar Nooruddin Abu al-Hasan al-Shadhili sedang melakukan perjalanan melalui Ethiopia*).

Selanjutnya disepakati oleh Organisasi kopi Internasional pada 1 oktober 2015 di Kota Milan Italia untuk diperingati tanggal 1 sebagai hari kopi dunia dengan tujuan untuk mendukung para petani kopi dunia semakin berkembang **).

Nah jikalau dunia itu memperingatinya tanggal 1 oktober maka di sini, Indonesia bertepatan juga dengan hari kesaktian Pancasila, sebuah tanggal yang menjadi kebanggaan bangsa indonesia yang berhasil menyelamatkan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari gerakan Komunisme.

Trus indonesia memperingati hari kopinya kapan?”

Cari lagi, eh nongol info, bahwa hari kopi indonesia itu diperingati tanggal 11 Maret guys… atuh bertepatan dengan Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)… asa nyarambung yach.

Yang paling penting adalah bagaimana memaknai kehadiran kopi ini menjadi momentum rasa syukur kepada nikmat Illahi. Apalagi jikalau ngopinya itu tidak hanya segelas kopi hitam saja, tetapi dimana kita ngopinya, bagaimana pemandangannya, keren nggak penyajiannya, atau manis nggak yang menyajikannya… ups… nggak boleeeh.

Photo : Lanscape pegunungan yang menenangkan / dokpri.

Sebagai rasa sukacita di hari kopi sedunia maka ijinkanlah kami memposting sajian kopi berlatar belakang kehijauan dan punggung gunung penuh pesona. Memanjakan mata, mendamaikan hati dan memberi jawaban atas kehausan addict sruput kopi selama ini.

Biarpun bukan kohitala dengan manual brew V60 atau shiffon dan juga vietnam drif tapi (hanya) secangkir kopi tubruk… lihatlah berlatar belakang pemandangan indahnya, ini adalah sebuah kenikmatan tak terperi yang wajib ditafakuri.

Selamat Hari Kopi Dunia dan Selamat atas Saktinya PANCASiLA. 1 Oktober 2020, Wassalam (AKW).

***

Sumber :

*)https://www.kompas.com/food/read/2020/09/30/183818975/hari-kopi-sedunia-ketahui-sejarah-munculnya-kopi-di-dunia?

**)https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hari_Kopi_Internasional

Kopi D’Journey.

Sajian kopi tubruk yang…

Photo : Manual brew Kopi D’Journey / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Jalan Supratman Kota Bandung relatif lengang ketika raga ini melintasinya. Jadi bisa relaks menyetir tanpa khawatir tiba-tiba ada yang mlipir. Mendekati nomor 44 terasa keinginan mampir semakin kuat, maka tanpa perlu banyak bersikap tapi berpikir cepat. Banting setir ke kiri dan masuk ke area kantor yang asri.

Ternyata feeling so good, disambut ramah oleh petugas resepsionis dan langsung diantar ke ruang bapak sekretaris.

Gayung bersambut lagi, beliau lagi relatif santai sehingga bisa leluasa berdiskusi dan menimba pengalaman dalam menjalani dunia birokrasi.

Hal yang lebih penting adalah suguhannya, meskipun beliau sedang shaum sunah senen-kamis tapi tetap ngegrinder-in biji kopi sendiri pake grinder manual yg stainless trus menyeduh manual dengan pola kopi tubruk dan disajikanlah…. kurang ajar ini tamu ya, udah tahu pribumi lagi shaum.. eh malah minta dibuatin kopi, maafkan kakanda.

Kopi yang disajikan adalah kopi jabar dengan kode west java P.88 hasil roaster D’Journey. Pastinya dengan diseduh tubrukpun tetap muncul acidity medium dan body mediumnya dengan after taste selarik citroen hadir meskipun akhirnya hilang kembali.

Diskusi berlanjut dan sruputan kopi tubruk semakin menyemarakkan pertukaran pendapat dan kalimat yang menghasilkan sebuah jalinan kesepahaman tentang konsepsi dan arti kolaborasi.

Hatur nuhun seduhan kopina pak, jangan kapok bikin kopi buat akyu…. ahaay ngarep. Wassalam (AKW).

Kopi Luwak Cikole.

Menikmati sajian kopi unik alami dari Cikole Lembang Jawa Barat.

LEMBANG, akwnulis.com. Bilboard besar di jalur jalan sebelah kiri Cikole Lembang memang sangat mencolok, tetapi kesempatan untuk bisa datang harus punya waktu khusus dan kesempatan nan elok sehingga akhirnya bisa berbelok.

Belok kemana kang?”

“Belok ke kiri kalau dari arah bandung, kalau dari arah subang yaa belok kiri dech”

Adduh Gubrak!!!

Maksudnya mau belok ke mana?”

“Iyaa ke kiri beloknya klo dari arah bandung…. “😁😁😁😁😁😀😀😀…”

Maafkan kawan, ternyata bercanda itu obat lho, obat stres tetapi dengan syarat tidak bercanda berlebihan.

Beloknya ke arah Kopi Luwak Cikole, yang bilboardnya besar dengan petunjuk arah berwarna mencolok tea geuning.

Ohh…. mau ngopaay, ih kerjaannya ngopay muluu… apa nggak bosen.?”

“Hehehehe, boro-boro bosen, justru sangat banyak kesempatan ngopay di sekitar kita yang belum tersruputi, tapi kesempatan waktu dan dananya yang terkadang tidak pas. Dananya ada eh waktunya nggak sempet, begitupun sebaliknya pas waktunya nggak sempet ehh dananya ada… tetep nggak bisa. Malah pernah beberapa kali, dananya tersedia dan waktunya ada…. eh kedai kopinya tutup, pas lihat jam… jam 02.00 dini hari, Pantesaaaan….”

Udah ah bercandanya. Jadi sekarang kesempatannya hadir, bisa berbelok menuju tempat dimana kopi luwak diproduksi dan tentu bisa dinikmati yang tersaji dengan secangkir kopi alami…. lets go bro.

Photo : Secangkir Kopi Luwak Cikole / dokpri.

Dari arah bandung yang jadi patokan adalah komplek perkantoran UPTD dan sekaligus Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat… ini letaknya di sebelah kanan… nah sekitar 200-300 meter dari situ (maaf kemarin nggak sempet diukur akurat).. sebrang sebelah kiri ada bilboard besar bertuliskan ‘Kopi Luwak Cikole’ dan kita bisa langsung ikuti arah jalan belok kiri masuk ke jalan desa. Jangan khawatir tersesat karena petunjuk jalan selanjutnya cukup jelas sehingga relatif mudah mengarahkan stir dan moncong mobil atau motor menuju TKP. Yang lebih simpel yaa pake google map or waze, tapi klo abis batere hapenya ya… kembali ke rumus tadi, petunjuk manual.

Tiba di lokasi kopi luwak cikole sebenernya sudah menjelang sore sehingga waktu yang terbatas ini harua dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suasana cafenya cozy adem dan nuansa coklat kayu-kayu menenangkan rasa dan terlihat nyaman sebagai tempat rehat sejenak dari rutinitas duniawi.

Sebelum masuk ada juga kios merchandise tentang kopi luwak lembang ini dari mulai gantungan kunci, cangkir juga kaos-kaos. Tapi karena tujuan utamanya adalah menikmati kopi spesial maka langsung menemui petugas pelayan dan tanya sana sini.

Ternyata langsung ditawarin berkeliling dulu sambil menjelaskan tentang proses produksi dan sekaligus kehadiran para luwak, binatang unik penghasil eh… pengpermentasi alami biji kopi berkualitas.

Lingkungan yang bersih, SOP yang jelas serta keterangan-keterangan yang penting khususnya terkait perikebinatangan terpampang di tembok dilengkapi dengan kata lisan dari petugas yang mendampingi… edukasi singkat yang bermakna… tentang perikebinatangan penangkaran luwak ini ntar lagi nulisnya yaaa…. sekarang moo bahas kopi duluu…

Setelah puas dengan tur singkat dan bersua dengan beberapa luwak (dikandangnya), giliran tujuan utama yang harus segera dihadirkan. Pesanlah 2 cangkir kopi luwak dengan metode tubruk sana tubruk sini… eh metode manual tubruk… tubruknya pelan-pelan yaa… takut terjatuh, apalagi hati ini sedang rapuh… ahaaay uuh.

Photo : Suasana kafe kopi luwak cikole / Dokpri.

Aturan mainnya adalah seduh manual tubruk dengan air mendidik… eh mendidih, bisa di refill air panasnya hingga 3x…. menarik juga tuh, dengan harga per sachet yang jadi secangkir kopi luwak cikole adalah 50ribu rupiah.

Sambil menunggu kopi tubruk luwak cikolenya hadir, shalat asyar dulu di musholanya yang cukup luas dan bersih juga nyempetin melewati peralatan roasting dan grinder-grinder di sebelah kiri kedai ini.

Tuntas shalat kembali ke meja…. saatnya menikmati kopi yang telah hadir di hadapan dengan kepulan asap tipis yang manis. 2 sachet gula pasir tentu disingkirkan karena akan mempengaruhi citarasa kohitala yang akan dinikmati.

Bismillah….. sruputttt…. hmmm harumnya kopi arabica menyentuh perasa indera penciuman, ada suasana alami yang hadir dengan keunikan tersendiri…. asli nikmat (ini baru permulaan)….

Selanjutnya… setelah cairan kopi hangat panas ini masuk ke mulut dan menari bersama lidah maka terasa body medium dengan acidity high yang unik, asemnya gimanaa gitcuu…. serta after tastenya ada sejumput citrun dengan aroma rumput… berpadu dengan keharuman kopi arabica yang terjaga sampai kopinya tandas menyisakan ampas kopinya…

Karena ada fasilitas refill air panas, langsung minta lagi…. currrr… diamkan dulu biarkan berekstraksi tanpa tekanan dari sana-sini.

Sore yang menyenangkan, meskipun gerimis mulai turun tetapi suasana tetap segar tanpa terganggu nuansa sendu.

Sruputtt…. hasil refill kedua diminum… ada tersisa acidity meskipun menjadi medium cenderung low. Body kopinya jadi mirip teh dan aftertastenya sudah hilang, meskipun aroma kopinya masih ada tersisa.

Srupuut… glek glek…

Refill lagi neng”
“Mangga Amang”…

Photo : Ini klaim manfaat dari Kopi Luwak Cikole / dokpri.

Currr…… air panas ketiga mencoba bercengkerama dengan sisa kopi luwak cikole yang sudah pasrah menyerah didasar cangkir….. kasian.

Hasilnya sesuai perkiraan, jadi seperti teh yang cawerang atau watery…. hambar, sehambar pasangan jadian yang ternyata hanya lamunan karena kenyataannya hanya sebuah kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan…. naon siih? 😀😀.

Jadi, kembali ke sajian awal, cangkir pertama…. itulah nikmatnya kopi luwak cikole dengan metode tubruk manual hadirkan rasa alami yang unik dan tentu memiliki sensasi rasa berbeda… yummy.

Selamat sore, selamat menikmati sisa wikennya. Jangan lupa nikmati kopi tanpa gula tanpa susu tanpa banyak pikiran pokoknya mah.

Yakinlah bahwa kopi itu pahit dan… manis itu…….Kamuuuu.

Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Kopi Luwak Cikole.
Jl. Nyalindung No.9 Cikole Lembang Kab. Bandung Barat Jawa Barat.

Kopi Tubruk & Angka2.

Mengamati angka demi angka sambil ngopi, yummy.

Photo : Kopi Tubruk kuled Giggle box / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Memandangi angka yang tertera di layar besar memang menarik untuk disimak, apalagi mengandung semangat optimisme dan pemenuhan target yang nyaris sempurna… atau malah melebihi dari target yang sudah ditentukan. Dilanjutkan dengan proyeksi langkah peraihan target di akhir tahun, makin banyak angka-angka bertaburan.

Silih berganti para pemateri memberikan presentasi sesuai divisi masing-masing, berbagai strategi dan rencana tindak yang sudah dipersiapkan.

Beranjak istirahat makan siang, maka segera mlipir mencari pilihan kudapan yang sesuai dengan harapan, yaitu kopaaay… eh kopi maksudnya.

Ditempat acara sudah tersedia sajian kopi standar hotel, tetapi dengan pertimbangan akan terjadi suasana rebutan karena perbandingan peserta dan stand minuman yang jomplang… maksudnya stand kopinya satu… pasti pada kesitu semua… sementara kopinya standar… ya sudah mlipirr.

Hotel Aryaduta Bandung itu punya akses langsung ke BAndung Indah Plaza Mall, jadi geser dikit….. cari yang lain….

tapi… dengan waktu istirahat terbatas juga belum shalat duhur, perlu berpikir cepat dan bertindak praktis.

Disamping pintu masuk mall, ada resto… “Kopi item ada?”
“Ada pak, pilihannya kopi tubruk, americano dan espresso”

“Oke.. masuuk!”

Milih tempat di lantai 2, sehingga menjadi pos tinjau yang baik, bisa lihat orang-orang lalu lalang sekaligus melihat ke pintu masuk ruang rapat.

Pilihan kopinya terbatas, tetapi tidak masalah, maka dipesanlah kopi tubruk dan kawan-kawannya.. karena tidak sendirian tetapi bersama kru, kasian khan klo mereka cuman minum kopi doang.

Photo : Max & Chesse / dokpri.

Maka cireng dan Max & Chesse ala Giggle Box menjadi teman mengopi dan mengudap siang ini… yummy.

Sajian kopi tubruknya kuled (kental) dengan tekstur permukaan yang tebal, wah meyakinkan nich meskipun sang pelayan nggak bisa jawab tentang kopi apa, tapi biasanya kopinya campuran (blended) antara arabica dan robusta… dan robustanya yang banyak hehehehe

Photo : Cireng (aci digoreng) / dokpri.

Diskusi ringan sambil nyruput kopi tubruk dan nyemal-nyemil…. udah ajaa. Setelah hajat mengopay tersalurkan, kami kembali bergabung ke ruang makan siang di hotel dan menikmati makanan yang ada, nikmaat.

Tuntas shalat dhuhur kembali ke tempat acara, mendengarkan pemateri selanjutnya, daan….. di meja sudah tersaji juga 1 cup coffee…. langsung coba diicip…. mmmmm.. americano maxx coffee BIP, pas bangeet… srupuut lagii, nikmaaat.. tapi lupa ngambil photonya.

Oh ya dalam penutupan acara ini, bapak big bos, Pak RK menekankan kepada Jajaran Direksi, Komisaris dan seluruh pejabat eksekutif yang hadir untuk bersiap menyongsong segala perkembangan jaman dan dinamikanya dengan penguatan IT yang betul-betul sempurna, profesionalisme SDM. Juga tidak lupa agar bisa kembali ke khittahnya sebagai Bank Pembangunan Daerah yang memiliki konsep, kepedulian serta fokus dalam membangun daerah, UMKM serta sinergitas dengan BUMD.

Itulah sejumput kisah kopi kali ini, bersama angka-angka dan kopi, selamat menjalani hari dengan senantiasa bersyukur kepada Illahi Robbi, Wassalam (AKW).

Kopi Koboi

Nyobain kopi dan bir kopi, disini.

Photo : Pilihan kopi di Cafe Koboi / dokpri.

BANDUNG, akwnulis com. Sore yang sendu mengantarkan diriku untuk mampir dan bercengkerama dengan suasana khas bernuansa coklat alami disini. Sebuah cafe kopi yang memiliki keunikan tersendiri, sebuah kafe kopi yang konsisten dengan metode seduh kopi tubruk.

Jadi harus kuat badan kita karena sebelum nyuruput kopi maka siap-siap ditubruk sesuatu… hehehehe just kidding frend!!

Sajian kopinya diseduh dengan cara yang sudah biasa kita lakukan… dua sendok makan bubuk kopi ditimpa oleh air panas mendidih diatas gelas almunium, kudek.. eh aduuk pake sendok…. jreeeng jadi.

Trus disajikannya pake gelas almunium tertutup, maksutnya ada tutupnya. Sebelum minum harus di ditutup agar rasanya betul-betul keluar.

Oh iya, bubuk kopinya banyak pilihan, beberapa merk terkenal di indonesia ada di list menunya tetapi proses penyajiannya semua sama, kopi tubruk.

Photo : Kopi Tubruk arabica java preanger / dokpri.

Aku memilih arabica java preanger, penasaran dengan rasa kopi yang dihasilkan versi tubruk ini. Pilihan lain ada juga gayo, sidikalang, flores, bali dan lainnya tetapi mungkin itu kesempatan lainnya.

“Sruput dulu gaan…… adduh panas banget”

Simpen lagi dech, tunggu agak turun dulu suhunya.

Cafe koboi ini awalnya dikirain bertema koboi-koboi kayak pelem amrik sono…. ternyata koboi itu singkatan. Singkatan dari Koperasi Barudak OI, OI adalah komunitas penggemar lagu2 iwan fals…. dulu, dan mendirikan sebuah unit usaha berupa cafe kopi.

Photo : Pintu Gerbang Coffee Koboi / dokpri.

Dulunya dibawah jembatan layang pasupati dan pindah di lokasi sekarang itu sekitar 2013-an yaitu di jalan Kebon Kawung 9-10-11 Bandung. Klo moo ke stasiun bandung berarti posisinya sebelum stasiun setelah belokan hotel Swiss bell Bandung dech.

Menu yang disajikan tidak melulu kopi tetapi juga snack dan makanan, jadi cocok juga buat ngisi perut sambil bercengkerama.

Ada juga pilihan minuman berbasis kopi dengan nama-nama yang menarik hati. Seperti Kopi Bir Koboi, kopi Kuda Betina, Kopi Kuda jantan dan banyak lagi lainnya…. lupa euy nama2nya.

Nah karena penasaran, kopi Bir Koboi dipesan juga… dijamin katanya tidak akan mabok, karena 0% alkohol.

***

Ngopi itu enaknya sambil ngobrol…. dan alhamdulillah ketemu dengan kang Dian yang menjelaskan sepintas tentang Cafe Koboi ini.

Ada juga kaos dan gantungan kunci dijual disini, jadi distro juga…. penasaran?… kesini ajah.

Sekarang urusan kopi, jangan lupa #tidakadaguladiantarakita (nyomot tagar diplomasi kopinya bos Azis)…. rasa kopi tubruk arabica java preangernya ajibbb….. acidity khasnya tetap terasa, body medium dan harum semerbaknya bikin makun nikmaat.

Photo : Bir Koboi ala cafe coffee koboi / dokpri.

Trus setelah habis kopi tubruknya, giliran Bir koboy disruputt…… wuiihhh segeeer, rasa kopinya tetep ada tetapi bergabung dengan segarnya rasa yang berasal dari kayu manis, kapulaga, sereh, cengkeh, dan daun jeruk.

“Tapi maaf…. kok ada manis gula disini?” Bertanya dengan agak ngeberengut.

“Itu sedikit gula om, klo tanpa gula… dijamin rasanya jamu banget, nggak bakal suka dech”

Ya sudah karena sudah tersaji, dan sudah dibayar juga…. mari kita nikmati.

Rasanya menyegarkan…. meskipun masih sedih karena harus bersua dengan manisnya gula. Soalnya jadi terlalu manis, khan akyu sudah manieez….. awwww.

Trus yang menu minuman ‘kopi kuda betina dan kopi kuda jantan’, itu khusus untuk wanita dan khusus perempuan…. tapi harus dikomunikasikan dengan pasangan yang sah, karena ada ‘efek depan”… ini kata kang Dian yang jadi partner ngobrol sore ini.

Gitu dulu ya fren… cerita ngopay di cafe kobay… eh koboy. Happy wijen.. eh wikeeen. Wassalam (AKW).

***

Kopi Mundur

Ternyata bisa juga bergerak mundur untuk mencapai tujuan, sambil ngopi.

Photo : Kopi tahukah kamu?/dokpri

JAKARTA, akwnulis.com. Mentari masih malu-malu menampakan diri disaat kejadian ini diawali. Kisah nyata yang ternyata berbuah hikmah.

“Mau tahu?”

“Mauuuu!!”

“Ternyata dengan duduk dan bergerak mundur, bisa sampai juga ke tujuan”

“Ah seriusan?… nggak pusing tuh?”

“Agak siih, tapi takdir sudah memilih kami”

“Kerennn, kok bisa sih?”

“Gampang kok caranya, tinggal beli tiket kereta kelas ekonomi jurusan bandung – jakarta”

“Ahh kirain teh apa”

Tapi betul kok, duduk di kursi kereta api kelas ekonomi memang terbagi menjadi dua arah, 1abcd sd 11abcd akan berhadapan dengan 12abcd sd 20abcd, jadi 11 dan 12 berhadap-hadapan. Nah klo yang kebagian arah maju menyongsong tujuan sih fine fine aja.

Yang berabe adalah posisi berlawanan, sehingga mundur teratur tapi menuju tujuan. Jadi istilahnya ‘Terus mundur untuk mencapai tujuan’ heu heu heu.

Untungnya nggak sendirian yang mundur tapi maju ini, minimal satu gerbong ada 4×11 : 44 orang , belum gerbong ekonomi lainnya, klo ada 4 gerbong ekonomi berarti ada kawan 175 orang.. jadi yaa… nikmati.. jalani sambil munduriii.. hihihi.

Untuk yang pertama kali mungkin akan ada sedikit pusing dan bingung, dislokasi.. eh itumah tulang keseleo ya.. disposisi… eh misposisi yaa?…. terserah deh… tapi karena ini perjalanan ke sekian kali… yaa nikmati saja, yang penting bisa tiba di jakarta tepat waktu dan bebas macet.

Photo : Black coffee ResKa / dokpri

Naah… supaya kemunduran menuju tujuan ini terasa menyenangkan maka pesanlah kopi dari petugas restoKA yang akan datang melewati kita membawa dorongan makanan minuman dengan harga khusus… maksudnya khusus di kereta.

Pilihan makanan minumannya bervariasi, tapi bagi diriku cukup dengan satu cup kopi hitam panas tanpa gula…. haruuum dan nikmaaat.

Jikalau sang petugas memberi 2 sachet gula, tolaklah dengan tegas. Karena itu artinya sang petugas tidak meyakini bahwa kita ini ‘sudah maniss‘… kopi hitam tanpa gula adalah segalanya… “ihh mulai lebaay dech”

Saran penting, jangan langsung disruput tuh kopinya. Karena air panasnya bener-bener panas, ntar malah mulut dan tenggorokan terluka. Jadi diamkanlah beberapa saat sambil tetap menikmati ‘kemunduran’ yang nyata ini.

Meskipun mundur, pemandangan diluar tetap bisa dinikmati. Tapi semua dengan cepat terlihat, menjauh dan berganti… begitulah kehidupan. Sekilas menghijau, berganti dengan tanah merah, persawahan atau gelap memekat karena memasuki terowongan.

Ah sudahlah, sekarang saatnya menikmati kopi hitam ala KA Argo Parahyangan. Srupuut…. hmmmm.. nikmat. Body tebal dan getir menyambut, acidity praktis nggak ada, tastenya flat… ya begitulah. Tapi tetap aroma kopinya ada, dipastikan ini dasarnya kopi robusta.

Sruputt…. nikmat. Terasa perjalanan kemunduran ini lebih bermakna, hingga akhirnya 3 jam sudah bermundur bersama dan tiba di stasiun Gambir tepat waktunya.

Jadi ternyata bergerak mundur itu bukan kemunduran, tapi bergerak mundur demi mencapai tujuaaan. Udah ah nglanturnya. Wassalam (AKW).