MARIBAYA, akwnulis.com. Sebuah pertemuan dalam balutan acara tentu memberikan pengalaman yang menarik dan berbeda-beda dari setiap peserta. Ada sudut pandang utama dengan fokus pada pelaksanaan kegiatan yang disetting sedemikian rupa, sehingga kebersamaan semakin erat secara sempurna. Tetapi ada juga pengalaman lain yang tetap menambah nilai pelajaran kehidupan yang perlu dituliskan agar menjadi warisan literasi yang abadi.
Inilah salah satu kotretan singkatnya dengan genre cerita fiksi singkat berbahasa sunda. Jika ada kesamaan nama maka itu adalah bukan kebetulan tetapi mendekati kenyataan, selamat menikmati :
FBS # TIPEPEREKET #
Pas panon beunta, reuwas kacida. Awak nangkarak bari diluhureun aya lamak bodas. Tuluy lalangit deukeut pisan, posisina miring tur baseuh. Tiis combrèk sakuriling awak. Ibro cirambay, hatè keketegan. Geus kabayang, ieu geuning tungtung kanyataan hirup urang tèh. Ngagolèr sorangan, paroèk jeung baseuh. Panon mimiti cirambay, bingung jeung hanjakal. Dipeureumkeun wè, susuganan ieu tèh ukur ngimpi.
“Manrobuka… manrobbuka!” Aya sora handaruan gigireun. Panon mèlètèt saeutik, gebeg tèh. Gigieun aya nu hideung ngabedega. “Aduh nyaan ieu mah malaikat” Mang Ibro leuleus, bari nginget-nginget pangajaran keur masantrèn kalong baheula. Tapi lebeng, poho kudu ngajawab kumaha. Ibro peureum deui tipepereket.
KEOS – Kemping raos / Dokpri.
Srètt! Jang Lufi mukakeun sèrèlèk tènda nu runtuh ku angin puyuh. Kaciri Mang Ibro keur murungkut dibakutet seprè bodas.
“Mang Ibro buka, geura buka, nanaonan kalah ka ngarèngkol didinya?”
“Euleuh malaikat deui, tapi asa wawuh sorana”
Mang Ibro beunta, geuning loba jelema. Rurusuhan muka seprè, jung nangtung. Tuluy nangkeup Jang Lufi bari ceurik ngagukguk.
***
Terima kasih atas kerelaan meluangkan waktu menelusuri kata demi kata hingga berakhir, semoga memiliki makna. Selamat beristirahat dan bermimpi dengan penuh rasa bahagia. Wassalam(AKW).
Menemani anak (belum) gadis sambil menikmati kopi susu praktis.
Photo : Sajian Kopi Susu Moeloek dan kohitalanya / dokpri.
CIMAHI, akwnulis.com. Seharian disibukkan dengan aktifitas bersama anak dan istri yang sudah sama-sama merasakan efek bosan di rumah, pengen ketemu temen sekolah, pengen jalan-jalan dan seabrek keinginan yang harus dikendalikan demi mengikuti anjuran negara untuk tetap berdiam dirumah, memutus penyebaran virus corona.
Pagi-pagi sibuk berjemur sambil rebutan saluran yutub yang menyajikan tutorial senam. Terjadi perebutan video karena yang satu pengen video zumba anak sementara ibunya memilih zumba dewasa… ayahnya mah kalem saja sambil nonton zumba-zumba (baca : lumba-lumba) sambil menikmati zumba-suoup (baca : Zuppa-soup)..
“Lha katanya olahraga sambil moyan (Berjemur), kok malah makan?”
Tiada jawaban hanya gumaman karena mulutnya lagi penuh hehehehehe….. Sarapannya segera dituntaskan karena harus segera melenggak lenggokkan badan yang lebar ini mengikuti irama ritmik yang enerjik dengan gambar video anak-anak kecil yang memggemaskan.
Oke deh, anak cantikku sudah lebih dulu berpeluh karena gerakan atraktif yang dia ikuti dengan susah payah versi yutub, maka bergabunglah diriku…. ikuti gerakan dengan iringan lagu-lagu anak kekinian : down by the bay, little farmer, i got a pony tail dan sebagainyaa…
“Kemon guys!!”
***
Tuntas olahraga dan berjemur, sambil bercanda dengan anak istri, mengantarkan hari menuju siang yang diharapkan penuh ketenangan ditengah gencarnya berita di berbagai media tentang penyebaran virus corona, “Yaa Allah semoga kondisi dunia, negara dan semuanya saat segera segera membaik, kembali ke keadaan normal, Amiiin”
Photo : Kopi Moeloek siap menyeduh / dokpri.
Pandangan tertegun pada sebuah kotak krem yang dikirim seorang sohib. Sebuah kotak dus krem bertuliskan ‘Kopi Moeloek‘ mengingatkan diri untuk segera menikmatinya. Tanpa banyak tanya, langsung di buka dan didalamnya terdapat jajaran sachet berwarna krem yang terlihat praktis dan menarik.
Jemari tangan reflek bergerak maka di ambil satu sachet dan dibuka dengan sobekan tangan, klo yang mau rapih yaa pake gunting… monggo terserah itu mah.
Eh ternyata dalamnya ada sekantung kopi siap seduh (karena sudah ada dudukannya dari kertas di kanan kirinya) dan 1 sachet kental manis untuk campurannya… woaah harus segera di coba.
Petunjuk penyeduhannnya sudah ada, tinggal ikutin saja…
Sobek dulu kantung kopinya, dudukkan di gelas.. eh aku mah di server kopi aja. Terus kental manisnya disobek, tapi belum dicampur dulu.
Ambil air panas 150gr dengan gelas ukur dan tuangkan perlahan di kantung kopi yang sudah terbuka, pelan tapi pasti. Ada keharuman ringan menyapa hidung dan secara instans hadir sajian kopi hitam dengan kemasan praktis dan efisien.
Karena diriku menganut aliran kohitala(kopi hitam tanpa gula) maka seduhan kopinya saja yang dinikmati…. hmmmm rasanya ringan dan harum…. kepahitan flatnya ada tetapi lebih soft di lidah, kayaknya ini blended antara robusta dan (sedikit) arabica. Jadi penasaran, langsung saja kopinya ditanya, “Eh kamu robusta atau arabica?”
Kopi yang sudah diseduh terdiam tanpa kata dan itu membuat diriku senang, karena jika kopinya menjawab, pasti raga ini sudah meloncat karena kaget bin reuwas.. biarkan nanti sang owner ‘Kopi Moeloek‘ aja yang memberi jawaban.
Oh iya, karena taglinenya ‘Kopi susu‘ praktis, maka penggabungan kopi hasil seduhan dengan kental manis langsung dicoba di cangkir berbeda dengan pengujinya adalah istriku.
Kocek kocek dan sruput…..
“Woah enak, rasanya pas juga praktis nih” celoteh istriku setelah menyeruput kopi susu Moeloek ini..
Alhamdulillah, jadi bisa dinikmati oleh dua aliran penikmat kopi. Ada kohitala dan nonkohitala. Kemasan praktis dan lengkap telah dinikmati, dan nilai pentingnya adalah dinikmati bersama.
Setelah selesai prosesi menikmati dan mereview kopi susu ini maka berlanjut dengan kegiatan mengisi waktu di dalam tenda, tenda beneran supaya sang anak nggak bosan karena sudah 3 minggu berdiam di rumah.
Sruput kopi bisa jadi pilihan begitupun beraktifitas bersama anak rupawan. Selamat wiken kawan, Wassalam(AKW).
PASIRHALANG, akwnulis.com. Menemukan tempat ngopi yang asyik ternyata tidak sulit, semenjak memutuskan menjadi Kotala-lover*), maka informasi tentang tempat ngopi seolah datang sendiri. Bisa rekendasi teman, iklan di IG, atau obrolan pribadi.
Begitupun hari ini, bisa menikmati kopi v60 arabica papandayan dan arabica cikurai dengan memandang awan tipis bermain di gunung burangrang.
Nama tempatnya ‘Meloh Cafe & Tent’, sebuah tempat menginap dengan suasana alami menggunakan tenda tetapi dengan berbagai fasilitas sekelas hotel berbintang, yang dikenal dengan istilah ‘glamping‘, glamorous camping.
Tempat bersantai yang menenangkan. Bisa mengembalikan mood dan semangat dalam menjalani kehidupan atau juga menjadi terapi jiwa jikalau galau sedang menyerang.
Photo : Latar belakang gunung burangrang / dokpri.
Sajian pertama adalah arabica papandayan dan sajian kedua arabica cikurai, menggunakan manual brew filter V60 dengan komposisi kopi dan air yang… pake feeling..🤠🤠🤠.
Pas ditanya rumus perbandingan, Neng Wini sang penyeduh menjawab bahwa komposisi airnya seteko kecil dengan 3 sendok makan kopi bubuk… trus panas airnya sampai mendidih ajaaa…. gampang khan?
Tapi itulah misteri kopi, terkadang menyeduh dengan presisi baik komposisi ataupun gramasi dan juga temperatur air panas yang tersaji… eh hasilnya biasa saja, nggak nendang sesuai harapan hati.
Ternyata, seduhan neng Wini dengan feelingnya bisa juga menghasilkan sajian rasa kopi asli tanpa gula yang memang karakter aciditynya medium dengan aftertaste fruitty, meskipun dari sisi body (rasa pahitnya), kopi papandayan lebih strong dan tebal dibandingkan kopi arabica cikuray.
Oh ya, tempat ini tidak hanya untuk ngopi, tetatpi aneka makanan minuman juga tersedia dan jikalau yang pengen menginap maka terdapat beberapa tenda bersama dilemgkapi toilet di dalam ataupun yang tenda biasa dengan toilet terpisah serta fasilitas tenda besar yang juga bisa digunakan untuk pertemuan termasuk sebuah banguna mushola alami dari bambu yang bisa digunakan shalat sambil merasakan desau dan semilir angin penuh kesegaran.
Photo : Mushola di Meloh Cafe / dokpri.
Lokasinya berada di daerah Pasir Halang, Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Akses dari arah Kota Cimahi melalui jalan kolonel masturi menuju arah utara ataupun dari daerah padalarang melewati jalan Ciloa KBB.