DIPLOMASI KOPI DI TUGAS BARU.

Tak pernah habis cerita tentang kopi dan kita

CIMAHI, akwnulis.com. Perpindahan tugas diikuti dengan ritual pribadi yaitu diikuti aneka kardus yang berisi sesuatu. Maaf bukan berkas ya, karena berkas kerjaan tentu ditinggalkan untuk sebuah keberlanjutan. Mau tahu isi dusnya apa?… penasaran khan?.

Sebelum ngebahas isi dus maka di cek dulu secara detail bahwa yang dibawa adalah barang milik pribadi. Sebagai kelengkapan administrasi terkait barang atau fasilitas milik dinas, tinggal dilengkapi berita acara serah terima dan diusahakan 3 hari setelah alih tugas, semua sudah dikembalikan.

Nggak khawatir di tempat baru ternyata fasilitas pendukung belum ready?” Sebuah tanya menyeruak. Jawabannya santuy, “Kita lihat saja”. Titik.

Nah sekarang kita spill urusan dus yang dibawa. Mayoritas diberi nama PERALATAN KOPI. dus pertama isinya gelas kaca bulat kecil lucu bening dan rentan pecah, gelas drum mini, teko kaca. Dus kedua berisi teko pemanas elektrik dan corong filter V60 lengkap dengan 16 helai kertas filternya juga teko kecil stainless drngan corong leher angsa untuk keabsahan proses seduhan manual. Dus ketiga adalah stok biji kopi ataupun yang sudah digrinder siap seduh dari beberapa merk kopi termasuk masih ada KOPI TURKI kiriman seorang kolega yang baik hati.

Sebenernya ada juga mesin grinder elektrik, tetapi setelah mengetahui asal muasalnya maka lebih baik tetap berada di penugasan lama dan menjadi saksi memori kebersamaan kita selama 2 tahun menjalankan diplomasi kopi dalam diskusi dan interaksi.

Prosesi membuka dus satu hingga dus seterusnya dan menata di tempat kerja baru dilakukan secara hati-hati tapi harus cepat. Karena beberapa request untuk menjambangi kantor baru dan menikmati kembali sajian kopi manual brew V60 bersama-sama sudah mulai bermunculan. Jangan sampai sang tamu penikmat kopi datang, peralatan belum siap. Malu atuh Mang Kopi Kohitala.

Sebenernya ada 2 alat yang terpaksa ditinggal dan menjadi kenangan. Pertama adalah termometer yang jadi saksi suhu antara 90° – 92° celcius dan juga kedua timbangan digital kaca untuk memastikan gramasi dan banyaknya volume air. Keduanya pecah berantakan karena terjatuh ke lantai dan berubah seketika menjadi kenangan. Mungkin memang mereka berdua tidak mau pergi dan tetap abadi di tempat kerja terdahulu.

***

Tak perlu menunggu lama, keesokan harinya tamu perdana datang dan langsung disuguhi sajian eh seduhan kopi manual brew V60 dengan beannya dari TONA’S COFFEE arabica wine yang jadi the best signaturenya karena bodynya bold, acidity maksimal dengan aftertaste wangi tajam. Dijamin bagi penikmat akan deudeuieun..  eh keterusan.

Dilanjutkan hadirnya kolega youtuber sukses dengan channel @kangkanda serta berbagai tamu dari aneka divisi internal dan eksternal termasuk tentunya teman – teman satu divisi yang baru. Sruput mode on.

Yang mau lihat ekspresi aslinya bisa tonton videonya di channel youtube @andriekw – menikmati Tona’s Coffee.

Ternyata diplomasi kopi memiliki banyak arti, mempererat persaudaraan dan menguatkan silaturahmi. Meskipun ada satu rekan baru yang agak terdiam karena merasa sedikit pusing setelah menikmati sajian kopiku, ternyata belum terbiasa dengan kohitala (kopi hitam tanpa gula). Ya sudah yang penting nggak sampai kenapa kenapa, khan berabe atuh. Pilihannya gampang, kembali belajar menikmati dengan tahapan ringan saja atau tidak sama sekali, gampang khan.

Ya sudah karena hari sudah malam, adzan isya mengingatkan kita untuk kembali bersua dengan keluarga, karena urusan kerjaan itu nggak ada habisnya. Cus ah. Selamat wayah kieu, Wassalam (AKW).

TIPS anti Galau2 – Ngopay Kopi Mandja.

Menikmati salah satu obat anti galau.

CIMAHI, akwnulis.com. Perjalanan siang yang cukup terik mengantarkan raga bergerak menjalani aliran kehidupan yang terus mengalir. Sementara perut mulai bernyanyi karena waktu makan siang sudah hampir terlewati. Jam tangan menunjukan pukul 14.55 wib. Tidak ada pilihan, berarti harus segera menepi dan mencari tempat yang menjual makanan dan dapat segera dinikmati.

Namun kemacetan mendera cukup panjang dan tidak seperti biasanya. Biasanya cuma padat saja, tidak sampai tersendat dan terdiam seperti sebuah hubungan pertemanan yang berubah menjadi percintaan hingga akhirnya bubar dan nggak temenan lagi… “Halaah kok malah jadi cerita perpisahan sih?”

Gpp atuh, ini khan sebuah cara menghibur diri daripada harus cemberut dan sumpah serapah. Karena tetap saja kemacetan tak bergeming, dan semua terdiam mengikuti perkembangan.

Begitupun raga ini, senyuman berusaha ditampilkan meskipun kekesalan karena kemacetan sudah memuncak memenuhi ubun-ubun. Tapi pikiran rasional harus dijaga, mungkin saja ada kejadian luar biasa di depan sana sehingga menghambat perjalanan semua.

Memang kesal dan galau itu milik semua dan secara harfiah serta sunatullah, rasa ini adalah sebuah keniscayaan dikala kitapun memiliki kemampuan untuk merasakan senang gembira bahagia dan ceria.

Bagaimana mungkin kita tahu perasaan gembira dan bahagia makanakala kita tidak paham tentang arti dan rasa galau sedih dan duka?”

Itu bukan pertanyaan retorika tetapi sebuah kalimat yang menyadarkan kita bahwa kehidupan itu penuh dinamika. Senang dan sedih, suka dan duka ataupun happy dengan galau serta banyak lagi pasangan dalam perjalanan kehidupan seperti siang dan malam serta laki-laki dan perempuan.

Jika ditulisan sebelumnya ada tips bahwa obat galau itu adalah POSTING & LUPAKAN GALAU. Itu hanya salah satu tips saja karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melawan dan menyelesaikan kegalauan yang melanda. Dari beberapa respon terhadap tulisan awal ternyata selain posting di medsos maka pilihan obat galau adalah makan dan ngemil lho. Ada juga yang mengalihkan kegalauan dengan merokok, memancing atau touring motor atau mobil sambil menikmati suasana alam dan kuliner yang dilewati.

Ada juga mengalihkan kegalauan ini dengan menulis sebait puisi dan sejengkal kalimat untuk menggambarkan kegalauan. Juga bernyanyi baik di kamar mandi, di ruang karaoke atau tampil di panggung dan mendapat applaus tepukan tangan atas keberaniannya.

Nah tips tambahan dari penulis adalah jika galau melanda yang dilakukan adalah :
a. Memunguti kata di dalam kepala dan menjalinnya menjadi kalimat reka yang bisa hadirkan makna.
b. Menikmati prosesi penyeduhan kopi manual hingga tersaji menjadi segelas kecil penuh rasa.
c. Menyeruputnya dan merasakan sensasinya hingga dituangkan kembali dalam tulisan yang sedehana.
d. Mensyukuri kenyataan meskipun dengan segala kondisi dan keadaan, serta berharap semua bisa kembali baik-baik saja.
e. Melamun atau meditasi dan mencoba mengosongkan pikiran hingga terlarut dengan suasana alam.
f. Lanjutan dari poin e adalah berusaha segera tidur agar bisa menikmati keceriaan dalam mimpi indah yang penuh ketenangan.

Udah dulu ya, berhubung sekarang ada sedikit galau akibat paragraf awal yaitu kemacetan. Maka mlipir dulu ke kanan untuk melaksanakan tips poin b dan c yaitu menikmati sajian kohitala (kopi hitam tanpa gula) di Kedai Kafe Mandja Kolmas, sambil menunggu kemacetan terurai. Srupuuut, Wassalam (AKW).

*****

Cafe KOPI MANDJA
Jl. Kol. Masturi No.101 Cipageran Cimahi Utara Kota Cimahi Jawa Barat 40511

Americano Inkspirasi & Kruk penyangga.

Sruput Kopi dan berharap sembuh seperti sediakala.

BANDUNG, akwnulis.com. Memasuki pelatarannya relatif sepi, begitupun disaat keluar kendaraan dengan ditemani kruk untuk menjadi aksesoris di lengan kanan, sebagai pertanda bahwa ada sesuatu yang berbeda, sementara.

Inilah akibat dari terlalu memforsir diri dengan segala keceriaan dan kesenangan karena berbagai momentum yang dilewati sehingga satu hal penting terlupa. “Apa itu yang terlupa?”

Kondisi kaki kiri yang patah pada tulang jari atas kiri, patah menyilang TULANG KAKI PATAH 6 bulan yang lalu. Ternyata lupa, sehingga begitu aktif di acara menyemarakkan HUT RI ke 77 di kantor bersama seluruh rekan-rekan keluarga besar Disparbud Jabar.

Eh dilanjutkan dengan mengikuti latihan rutin tari tradisional ketuk tilu yang rencananya dipentaskan flashmob seribu penari pada hari puncak HUT Jabar ke 77 juga, meskipun pada hari H ternyata harus berdamai dengan kehadiran masyarakat yang begitu banyak sehingga para penari asli dan penari dadakan terpaksa berdamai dengan keadaan dan menari di hati masing-masing. Kaki kanan yakni telapaknya mulai terasa tidak normal, ada linu – linu yang timbul tenggelam.

Ternyata di hari sabtu dan minggunya mendapat titah untuk pergi ke sukabumi tepatnya di kaki gunung Halimun salak untuk menghadiri acara sakral tahunan kasepuhan ciptagelar SEREN TAHUN 2022 yang ditempuh dengan berbagai cara termasuk berjalan kaki menempuh jalan tanah merah dan berbatu untuk mencapai lokasi, disinilah kesakitan semakin menjadi. Tetapi kembali, semangat untuk menuntaskan tugas tetap membara sampai akhirnya kembali ke bandung hampir senin dini hari.

Dan pagi hari harus kembali bergabung dalam apel senin pagi yang merupakan bukti komitmen dalam balutan aplikasi TRK kebanggaan semua. Meski tertatih tapi itulah kenyataannya, ternyata kaki kiri semakin sakit dan harus beristirahat di ruangan. Maka untuk antisipasi hal – hal yang tidak diinginkan, segera kontak penyewaan alat kesehatan Griya Kami dan  sepasang kruk penyangga tubuh meluncur untuk menjadi teman beberapa waktu ke depan.

Esok harinya segera menuju pelataran rumah sakit, menuju lantai 3 dan disinilah raga yang ringkih terdiam menanti hasil rontgen serta titah dokter terhadap semua yang dirasakan.

Alhamdulillah tidak ada yang serius di kaki kiri hasil operasi, titanium tetap kokoh mencengkeram tulang. Hanya saja beberapa otot menegang akibat dipaksa beraktifitas melebihi kemampuan. Disinilah pesan yang penting bahwa kendalikan keinginan dan ingatlah bahwa kaki kirimu bukan kaki kirimu yang dulu, tetapi punya catatan cidera dan perbaikannya.

Maka pertemuan dengan Americano di cafe inkspirasi ini menambah rasa percaya dili.. eh diri untuk segera kembalikan kesembuhan diri meskipun dalam 2 minggu ke depan harus kembali berakrab ria dengan kruk si tongkat penyangga.

Sruput dulu ah kohitala hasil mesin kopi ini, kepahitannya tidak terasa karena rasa syukur atas kondisi kaki kiri yang bukan kembali cidera tapi kelelahan dari beberapa otot saja. Wassalam (AKW).

Antara KOPI & MAKSI

Sebelum maksi sruput kopi.

SETIABUDI, akwnulis.com. Suara alarm perut mulai berdentang disertai sukacita air liur yang berkumpul terbayang kelezatan sajian makan siang. Namun meeting masing berlangsung dan kemungkinan besar akan menabrak waktu istirahat makan sholat eh istirahat sholat makan (Ishoma). Meskipun biasanya ismasho, karena makan dulu dikejar demi kekhusukan shalat dhuhur. Daripada shalat dhuhurnya nggak konsentrasi karena khawatir kehabisan sajian parasman makan siang hehehehe, alasan ini mah.

Maka strategi lainnya adalah mengalihkan perhatian dari rasa keroncongan ini menjadi aktifitas lain yang lebih menarik. Tapi mau ngapain ya?…

Kebetulan kawan di sebelah berbisik dan nawarin untuk ambil kopi dulu sebelum sempat nanti jadwalnya istirahat.

Ide bagus kawan, hayu!” Tanpa basa basi raga bergerak menuju sudut snack break dan memproses sajian kopi dengan peralatan dan bahan yang ada.

Kopinya tentu standar meeting hotel berupa kopi bubuk hitam dan gula yang diwadahi pada keler terpisah serta termos besar berisi air panas. Ya sudah proses saja, yang penting kohitala bisa bersua.

Seperti biasa, setelah secangkir kopi hitam tanpa gula ini tersaji maka sebuah photo dokumentasi adalah bagian dari catatan hakiki. Bagaimana sebuah fragmen kehidupan dalam mencintai sajian kopi menjadi legacy.

Tibalah saat mencicipi, sruputt.. hmmm. Pahit lempeng dan tiasa asam-asamnya. Ketebak oleh lidah sebuah merk kopi, tapi tak perlu ditulis disini demi sebuah privasi. Untuk lebih meyakinkan maka ditanyakan kepada petugas yang mengawal sajian break meeting ini dan direspon dengan anggukan untuk mengiyakan.

Tapi sudahlah yang penting dapet kesempatan menyeruput kopi hitam tanpa gula meskipun sedikit berbeda plus gretongan. Sruput saja sampai tandas.

Alhamdulillah senada dengan harapan, ternyata pas sruputan terakhir ternyata meetingpun usai. Mantaabs, berarti tinggal dilanjutkan dengan kesempatan pertama menikmati sajian makan siang yang begitu dinanti, baru lanjut shalat dhuhur dengan perut telah terisi. Wassalam (AKW).

PANDA LATTE

Menikmati panda diatas kopi…

KBB, akwnulis.com. Menyempatkan diri untuk sekedar mampir dan memilih menu di kedai kopi atau restoran yang ready menu kopi adalah hiburan diri yang hakiki. Apalagi jikalau waktunya tepat, bisa janji ketemuan sama istri tercinta yang sibuk bekerja, itu luar biasa.

Waktu yang terbatas menjadi berkualitas, karena suasana berbeda jikalau dibandingkan bersua di rumah dikala badan dan pikiran sudah terforsir untuk bekerja yang tiada habisnya, maka diskusi pillow talk juga akhirnya ditutup dengan ketiduran salah satunya, eh penulis yang suka ketiduran duluan.

Maka nongki berdua ini menjadi momen berharga, sambil tentunya memilih menu kopi apa yang bisa menemani dan memberikan nilai rasa berbeda.

Tak berapa lama pelayan mendatangi dengan wajah sumringah sambil menyerahkan buku menunya. Dibuka-buka sebentar, ternyata pilihan manual brewnya nggak ada. Maka pilihannya pada kopi mesin, eh maksudnya biji kopi yang diproses dengan mesin kopi. Pilihannya ya espresso, latte, americano, dopio, picollo cappucino deh….

Kang, pesen latte aja tapi yang gambarnya lucu”
Pelayan tersenyum penuh arti dan ngangguk-ngangguk.

Istriku tertawa karena mungkin aneh, pesen kopi bukan karena jenis dan rasa, tapi malah urusan gambar di permukaan kopinya.

Tapi nggak salah khan?, ya suka-suka yang pesen aja” jawabanku yang membuat siang itu menjadi ceria.

Sebenernya sederhana guys, karena makna menikmati sajian kopi itu sangat luas. Umumnya adalah rasa, lalu rasa dan rasa hehehehe… padahal sajian kopi itu seni, tidak hanya rasa, tapi keberanian menampilkannya, kemampuan membuat gambar di foamnya, cara penyeduhannya yang banyak aturan kalau manual brew, keberanian menggabungkan dengan bahan lain tetapi citarasa kopinya tetap terjaga, juga mesin kopinya seperti apa, beannya apa dan dari mana juga di blend atau mandiri…. ah banyak pokoknya faktor penentunya. Termasuk siapa dan bagaimana tampilan, kemampuan dan keramahan baristanya.

Nah kali ini dalam suasana santai tapi waktu yang terbatas, cukup diwakili dengan request bikin latte yang gambarnya lucu, “Simpel khan?”

Tak terasa waktu berjalan begitu singkat, tiba-tiba sang pelayan sudah datang membawa sajian latte pesanan tadi, daan…. tadaaaa…

Yang hadir secangkir latte bergambar panda guys, berarti kita kasih nama ‘Panda latte’. Jadi penasaran, “Kang, kenapa milih gambar lucunya panda?”

Sang pelayan tersenyum, lalu bilang, “Barista yang buatnya kakak, cuman saya bilang tamunya minta latte yang bergambar lucu”… lalu pelayanna nambahin, “Sebelum bikin lukisan latte, sang baristanya liat kakak dulu baru beraksi”

Wkwkwkwwkwkwk” Istriku tertawa renyah dan begitu senangnya sampai pelayan bingung. Diriku tersenyum juga dan tak banyak nanya lagi, langsung sruput panda latte, ternyata enak rasanya, Alhamdulillah.

Itulah cerita tentang kopi eh menikmati kopi kali ini, Wassalam. (AKW).

Arabica Wine Tangkuban Parahu.

Sruput kopinya dan hadapi masalahnya.

Photo : Arabica wine Tangkuban parahu / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Gemericik hujan menjelang sore ini begitu mendukung suasana hati yang sedang gundah merindu, merindukan suasana damai tanpa banyak tekanan dan kewajiban.

Tapi itulah kehidupan, dikala semua seakan baik-baik saja. Disitulah sebuah hambatan hadir. Meskipun tinggal kita ambil pilihan, hambatan ini adalah penghalang atau hambatan ini adalah sebuah tantangan?…. pilihan tentu ditangan kita.

Meskipun ada sedikit tergoda untuk tidak ngapa-ngapain, karena ada prinsip ‘Sebuah masalah itu tidak akan sulit jika tidak dikerjakan‘….. jangan terjebak prinsip yang tidak jelas. Pengalaman membuktikan bahwa membiarkan masalah adalah menghasilkan masalah baru dan semakin menumpuklah dengan masalah-masalah di awal hingga akhirnya kewalahan.

Jadi, mari kita hadapi setiap tantangan dengan treatment masing-masing. Yang paling penting adalah identifikasi dulu apakah masuk kategori urgent, berat dan berimplikasi luas, hingga yang sedikit bisa dijeda sehingga bisa menarik nafas untuk bertanya kepada semesta sebagai bahan jawaban yang dapat memberikan sejumput puas bagi sebagian besar pihak yang terkait.

Lho kok sebagian besar sih, bukannya semua harus puas?”

Dengan seringai riang, meluncurlah jawaban sakti, “Maaf kawan, Kami, Aku ini bukan alat pemuas hehehehehe”.

Tapi tetap berusaha lakukan yang terbaik untuk hadapi hambatan yang ada dan mengubah persepsinya sebagai tantangan, bukan halangan. Insyaalloh semua bisa dilewati, meskipun urusan waktu penuntasan tentu berbeda satu sama lain.

Sebagai mood booster dalam menghadapi tantangan ini, perlu dihadapi dengan kesabaran dan juga ketenangan….. nah urusan mencari suasana tenang, jangan lupa…. sambil nyruput kopi.

Photo : Sajian Arabica Wine Tagkuban parahu / dokpri.

Maka, pilihannya kali ini adalah arabica wine tangkuban parahu dengan metode manual brew V60. Dibuatin orang kali ini mah, mau bikin sendiri nggak sempet karena berbagai pertimbangan dan alasan… alasan terkuat mah hoream hehehe.

Tetapi karena dibuatin orang maka harus menerima kelebihan dan kekurangannya, begitupun sajian kali ini. Ternyata air panas yang dipake nyeduhnya dibawah 90° celcius.. jadinya hangat-hangat kuku saja. Padahal ….mm aku mah seleranya panas 90° celcius, tapi ya sudah nggak ada salahnya juga karena pasti alasannya adalah agar aciditynya lebih terasa dikala diseduh dengan suhu yang lebih rendah.

Tetap disyukuri saja karena bisa menikmati kohitala tanpa repot menyiapkannya.

Srupuuut…… bodynya medium dan aciditynya high dengan secubit rasa wine yang menggigit bibir diujung waktu. Profile sajiannya ada selarik rasa fruitty dan tamarind…. nikmaat.

Alhamdulillah kawan, suasana kebathinan relatif lebih nyaman sambil berusaha menyelesaikan beberapa urusan kerjaan yang perlahan tapi pasti bisa diselesaikan.

Selamat menikmati hari ini kawan. Wassalam (AKW).

Bikin Detox Margarita.

Mencoba buat sendiri, Detox Margarita…. hasilnya…

Photo : Detox Margarita-ku / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Setelah mereview minuman sehat ‘detox margarita, hadir seuntai janji untuk mencoba membuat sendiri, tentu dengan resep ala-ala. Ditambah beberapa request dari pembaca setia blog ini yang penasaran gimana cara buatnya, maka… mari kita coba.

Kembali ke beberapa hari lalu, pas pertama kali menikmati ‘detox margarita’ala Greenandbeans yang menyegarkan dilanjutkan dengan membongkar sisa-sisa minuman….. yang hadir di hadapan mata adalah potongan batang sereh, daun sirih yang diremukkan, potongan jeruk lemon dan es batu yang sudah hampir hilang karena berubah menjadi cairan.

Nggak banyak cingcong, pada kesempatan pertama ke supermarket, tentu dengan full masker, handsanitizer dan jaga jarak dengan semua orang maka beberapa bahan tersebut bisa dibeli sebagai persiapan membuat minuman segar ini di rumah.

pendek cerita… sang waktu bergulir…

Sekarang sudah siap dengan semua bahan yang ada, tapi eits…. ada yang salah… yang dibeli bukan daun sirih ternyata… tapi daun salam… wkwkwkwk dasar bapak-bapak, ini mau bikin sayur kali yeee?…

Tapi bingungnya tidak lama sebagai pengganti daun sirih hijau, karena di halaman belakang ada tanaman sirih meskipun sirih hitam. “Yang penting daun sirih, ya khaaaan?”

Setelah semua siap, resepnya eh caranya adalah :

1 lembar daun sirih hitam
1 buah batang sereh/serai
2 potongan jeruk lemon
1 sendok teh madu dan 400-500 ml air panas

Pertama, bersihkan semua bahan dan cuci dengan bersih.
Kedua, batang serai dipotong 3 bagian dan digeprek agak remuk.
Ketiga, daun sirih diremas agar sedikit hancur.
Keempat, masukan ke dalam gelas atau botol atau poci satu persatu.
Kelima, siram dengan air panas sekitar 400-500 ml

Biarkan 15 – 20 menit, dan setelah itu siap dinikmati.

Panas dan hangat dong?”

Aku sih senengnya yang hangat-hangat panas, meskipun aslinya pake es batu, jangan salah kawan, dengan kehangatan ini lebih nikmat lho.

Yaa klo moo ikutan aslinya, tinggal ditambah es batu aja, gampang toh.

Lagian ini adalah eksperimenku juga, seperti ditambah madu untuk pemanis, itu dikira-kira aja. Bisa lebih banyak tergantung selera. Tapi aku sih sedikit aja madunya karena memang udah maniees dari sonohnyah… ahaay.

Aku sih pake botol plastik bekas minuman yang berukuran 500ml, lalu diminumnya dituangkan ke gelas kecil… sruputt.. nikmat.

Alhamdulillahirobbil Alamin, rasanya pas, mirip dengan yang dipesan kemarin. Daun sirihnya tidak pahit pahang, malah segar dan sedikit menjadi nyereng rasa mint ditambah sedikit rasa manis dari madu dan segar hangaaat pokoknya mah…

Berhasil…. berhasilll… berhasill..

Srupuut…..

Malah dicoba seduh lagi untuk kedua kalinya dengan 400ml air panas dari dispenser, tetep muncul rasa segar bahan-bahan alami tersebut.

Begitu deh, pembuatan ‘detox margarita’ ala akwnulis.com, selamat mencoba. Wassalam (AKW).

Espresso Ungu

Sendu itu perlu tetapi dengan sruputan maka sendu bisa berlalu.

Photo : Espresso & bunga Ungu / dokpri.

KBB, akwnulis.com. Dikala sendu berpadu rindu, maka sajian bunga ungupun terasa bernuansa biru. Gemericik air hujan yang singgah di sore ini, melengkapi perpaduan rasa sendu yang terus berpadu.

Untunglah secangkir kopi bercangkir putih mencairkan suasana, dengan rasa kental double espresso menghadirkan kekuatan dan kepahitan yang nyaris sempurna, ditemani serpihan manisnya kenyataan yang berbeda.

Sruputan pertama membuka pikiran yang hampir galau menjadi tenang, perlahan tapi pasti mengembalikan logika kepada jalan yang seharusnya. Biarpun sang rasa masih terus menggelayut dengan godaan iba, tetapi keajegan dalam bersikap adalah sebuah prinsip yang harus diperjuangkan, sekarang, nanti dan seterusnya.

Tapi ternyata gerimisnya hanya sekejap, langsung berganti dengan lebatnya pertanyaan plus gelegar halilintar kepenasaran. Diskusi menjadi hangat dan menegangkan.

Nah…daripada bingung dengan silang pendapat yang tak berkesudahan, padahal jelas bahwa berbeda pendapatan.. maka sruput lagi sisa espresso di cangkir putih, srupuuut…… perasaan lebih tenang. Karena pahit sadisnya espresso berubah menjadi manis dikala belajar ikhlas menerima perbedaan.

Diskusi berlanjut sambil terus menyeruput, kesenduan dan rindu sudah tidak lagi ribut, tapi melarut seiring tuntasnya hujan sore yang sedari tadi beringsut. Wassalam (AKW).

Kopi Tupoksi.

Kerja dulu baru sruput… eh sruputt dulu, baru kerjaa.

GARUT, akwnulis.com. Secangkir kopi hadir mengawal pagi, secercah harap berkumpul dalam tumpukan data yang lengkap dikelilingi kerangka pekerjaan yang relatif tetap.

Sebelum map pekerjaan dibuka maka sajian kopi dulu yang lebih dulu berhadapan dengan muka. Biarkan sruputan perdana menjadi penyemangat rasa dan selanjutnya berjibaku dalam diskusi penuh makna.

Jadi, jangan ragu bahwa seiring pekerjaan yang rutin sepanjang hari selalu ada sisi-sisi penting yang wajib disyukuri. Selain rasa syukur memiliki pekerjaan yang pasti, sekaligus rasa syukur bisa menyeruput kohitala berulang kali…. gratis lagi hehehehe.

Selamat pagi kawan, selamat bergelut dengan tupoksi*) serta jangan lupa ngopi. Wassalam (AKW).

***

*)Tupoksi : Tugas Pokok & Fungsi.