TERAPI IKAN & LUWAK LIAR

Menanti magrib sambil dicumbu bibir imut terapi ikan.

GARUT, akwnulis.com. Cerita perjalanan kali ini bertema binatang lho, yaitu kombinasi dua jenis binatang berbeda yaitu ikan dan luwak. Mereka berdua bisa dipertemukan oleh sebuah cerita yang penulis susun berdasarkan pengalaman nyata.

Tema utama dalam tulisan selama ini adalah ngopay kohitala alias minum kopi dengan sajiannya kopi hitam tanpa gula, tentu dengan penyeduhan manual yang hasilkan citarasa apa adanya sekaligus mengeksplorasi rasa biji kopi yang sebenarnya.

Tetapi di bulan ramadhan ini aktifitas ngopay jelas berhenti disiang hingga magrib tiba, karena penulis sedang berpuasa. Sementara gelora menikmati kohitala tetap bisa terlaksana setelah tarawih atau ba’da isya, hanya saja penyajian di rumah tentu akan hadirkan kebosanan bagi pembaca. Juga biji kopinyapun tak banyak pilihan yang ada, tinggal kopi arabica natural sugih wangi dan arabica wine java preanger papandayan saja.

Maka perjalanan ke garut ini menjadi kesempatan untuk kembali eksplorasi kopi yang ada, tanpa tersekat batasan dari stok kopi yang ada. Hanya saja karena masih siang, mampirlah untuk shalat dhuhur asyar di sebuah mesjid yang asri yaitu mesjid Iqro di daerah leles kabupaten garut.

Mesjid ini begitu nyaman, bersih dan luas, ada yang unik bahwa untuk di dekat mihrab imam terdapat undakan anak tangga dan space untuk shalat. Begitupun di kanan kiriya ada lantai dengan ketinggian berbeda. Ini mempermudah membedakan bagi calon makmum untuk bergabung di jamaah shalat biasa ataupun jamaah shalat jama.

Setelah tuntas melaksanakan shalat barulah bersua dan bercengkerama dengan ikan – ikan kecil di dalam kolam yang begitu aktif membersihkan kulit mati di kakiku dengan judul fish spa atau terapi ikan.

Yup, mesjid Iqro ini begitu memanjakan siapapun yang akan menunaikan sholat dengan suasana yang adem dan dilingkupi pohon rindang plus fasilitas ditengah area masjid antara tempat wudhu dan tempat shalat terdapat kolam ikan yang berisi ikan-ikan khusus untuk lakukan terapi ikan.

Memang perlu waspada dengan terapi ikan ini karena beberapa pakar kesehatan memperingatkan kemungkinan penyebaran penyakit. Tapi menurut penulis, yang terpenting kaki yang direndam dan dikerubutin oleh ikan imut tapi agresif ini tidak ada luka terbuka sekecil apapun sehingga menghindari peralihan virus dan bakteri.

Tuntas shalat dhuhur dan asyar dalam kerangka jama qoshor, saatnya merendam kaki dan bercengkerama dengan mulut ikan imut yang terlihat bersemangat mencopoti kulit mati. Geli sekali rasanya juga seperti kesemutan, tetapi setelah konsentrasi dan mengatur nafas perlahan… Alhamdulillah… tetap geliii guys.

Kaki kiri tidak berani berlama-lama di rendam dalam air kolam ini karena masih ada jahitan pasca operasi yang khawatir menimbulkan luka baru karena di ciumi oleh bibir lembut kawanan ikan imut ini. Khan berabe nanti kalau terluka lagi.

Lalu kaitannya dengan binatang luwak adalah dikala adzan mahrib berkumandang, maka segera berbuka dengan potongan buah – buahan yang manis dan dilanjutkan shalat magrib. Lalu acara inti bersama luwak adalah menikmati sajian kohitala arabica java preanger Luwak liar dari gunung papandayan, cerita lengkapnya di KOPI LUWAK LIAR CIPANAS GARUT.

Maka tuntas sudah tulisan bertema 2 binatang ini, ikan di kolam dan luwak di biji kopi berjumpa bersama dalam tulisanku karena keduanya dalam waktu yang sama berjumpa di kabupaten garut. Selamat bermalam minggu dan bertarawih bersama. Srupuuut, Wassalam (AKW).

JUMAAHAN – fbs

Sebuah cerita dikala jumatan (bhs sunda)

BANDUNG, akwnulis.com. Setelah sekian purnama berkutat dengan kesibukan dunia, kali ini tiba saatnya untuk kembali bercerita dalam genre bahasa sunda yaitu fiksimini.

Sebuah tulisan singkat dengan maksimal 150 kata sudah menjadi satu cerita dan idenya hadir disaat shalat jumat kemarin siang, akibat kaki kesemutan (singsireumeun). Selamat membaca…. eh klo nggak ngerti karena berbahasa sunda, japri aja yaa…

Silahkaan……..

FIKMIN # JUMAAHAN #

Nyabak cai pancuran pas wudhu meuni waas tur nikmat, karasa tengtrem hatè. Angin ngahiliwir di lembur singkur Dusun Cibapang Kuningan. Bus ka masigit geus rempeg ma’mum, dariuk tartib nungguan imam ngamimitian prak prakan solat jumat.

Gèk diuk sila gigireun Uwa guru, karasa meuni merenah, nikmat pisan jumaahan di lembur, tiis tur tingtrim. Teu kudu lila mimiti lelenggutan.

Allohuakbar alllohuakbar…” Sora iqomah ngagareuwahkeun, carita keur sosonoan di Linggarjati, leungit saharita. Panon beunta, langsung gura giru nangtung nurutan jamaah lianna.

Pas geus nangtung, geuning karasa bitis kènca katuhu loncèr euweuh tulangan. Awak badag ngagubrag, ninggang pun Uwa nu teu walakaya.

Lalaunan nangtung deui bari ngusapan bitis nu singsireumeun, Takbirotul ihrom ngudag Imam nu rèk ruku. Uwa Guru gigireun molotot nahan kanyeri.

Ba’da jumaah ngagandong Uwa guru bari èra parada. Muru ka ahli tulang keur ngubaran nu misalah sapuratina. Hampura. (AKW).

Gara – Gara JEMPOL.

Sebuah kisah akibat jempol berulah..

CiMaHi, akwnulis.com. Selamat malam dunia dan selamat memaknai hari yang penuh dinamika. Malam ini nggak kuat pengen menuangkan rasa dalam bentuk kata-kata yang  masih bercokol masygul di ujung dada. Masih terasa tersisa sebuah sesal akibat ketidak konsentrasian yang hampir saja berujung insiden memalukan.

Begini ceritanya…

Jeng jreng…

Pagi ini berangkat ngantor ditengah kontroversi istilah esensial, non esensial dan critical dalam kerangka PPKM darurat…. wadduh berat nich kata-katanya yach guys.

Klo mau cari dasar regulasinya tinggal search ama donlot aja Inmendagri 15/2021 deh.

Nah…. karena kurang waspada, sehingga business as usual, masuk pintu tol ajah… menuju tol pasteur….

Ternyata penyekatan sudah mulai dan ikut terjebak diantara ratusan kendaraan lainnya sampai hampir 2 jam lamanya.

Alamak…. ilmu manajemen stres dipraktekan, tarik nafas panjang, konsentrasi dan mencoba berserah diri… weitts ga bisaaa… ada beberapa agenda rapat yang harus segera dimulai… maka kordinasi sana sini via WA, telepon, telegram dan telepati bercampur baur. Buka laptop dan nyalain hotspot dari hape supaya bisa tethering….. tring, laptop nyala dan bisa ikutan zoom meeting meskipun konsentrasi terbagi antara setir, rem, pedal gas, pedal kupling, layar laptop yang digawangi oleh mata dan telinga sambil tetap memelototi arah depan jikalau harus maju perlahan.

Akhirnya setelah 1 jam 45 menit, barulah terbebas dari sekatan. Meluncur lancar demi sebuah pengabdian, meskipun hanya setitik tetapi mungkin berarti dan tercatat dalam sejarah hidup menjadi unsur pendukung satgas covid19 dan komite pemulihan ekonomi daerah.

Nah… karena hampir 2 jam terjebak dan disambil rapat zoom darurat tadi, ternyata menyisakan ke-tidakkonsentrasi-an dikala tiba di kantor.

Untuk rapat zoom lanjutan di Kantor berjalan lancar, tetapi disaat ada informasi masuk ke WA lalu langsung dilanjutkan ke salah satu staf untuk ditinjut (tindaklanjuti)… ini yang terjadi akibat kurang konsentrasi…

4 deret kalimat WA yang seharusnya direct message ternyata terkirim menjadi braodcast message kepada lebih dari 150 kontak… alamaaaak..

Tring
Tring
Tring!!!….

Banyak WA masuk dan isinya seragam, “Salah kirim yaa?”

Gaswat preen….. gara-gara jempol yang ditengarai di suruh oleh otak yang tak konsentrasi karena mikirin kelangkaan oksigen… jadi salah kirimm…

Gimana atuh?”

Mulai dijawab chat yang masuk satu-satu, tapi yang WA banyak lagi dengan pertanyaan yang sama… Pusiiing.

Akhirnya pasrah dan biarkan WA berdatangan bagai banjir bandang….

Sesaat menarik nafas panjang, berdiri dari duduk yang gundah dan bergerak menuju kamar mandi untuk segera berwudhu dan menunaikan ibadah shalat….

Shalatpun masih agak susah konsentrasi, tapi diperjuangkan agar tuntas sampai finish di atahiyat akhir lalu berucap salam dan dilanjutkan doa berserah diri serta mohon ampun plus mohon petunjuk atas kegundahan ini.

Singkat cerita, sebuah permohonan maaf dengan DM satu persatu belum tentu tepat sasaran. Maka segera buat gambar berisi kata maaf dan ucapan salah kirim dilengkapi photo diri yang senada. Lalu di broadcast all ke semua kontak yang tadi terlanjur ‘terganggu’ dengan kirimanku.

Alhamdulillah, respon cepat dan mayoritas emoticon tertawa dan tersenyum menutup kegalauan ini.

Sekali lagi maafkan kiriman DMku karena aksi jempol tanpa konsentrasi memadai. Selamat malam dan salam sehat semuanya, Wassalam (AKW).

Doa setelah Shalat Witir.

Dzikir & doa setelah shalat witir.

Artinya :

Ya ALLAH, kami mohon kepada-Mu Iman yang Tetap, Hati yang Khusu, Keyakinan yang Benar, Ilmu yg Bermanfaat, Amal yang Baik, Agama yang Lurus, Rejeki yang Baik, Kemaafan & Keselamatan, Kesehatan yang Sempurna, Mensyukuri atas Kesehatan yg Diberikan dan merasa Cukup Terkaya atas Manusia yg Lain.

Ya ALLAH Tuhan kami, semoga engkau terima Shalat kami, Puasa kami, Berdiri – Ruku dan Sujud kami, Khusyu & Rendah hati kami, dan Sempurnakan Kekurangan kami, Ya ALLAH Tuhan kami yang Maha Pengasih.

Ya ALLAH limpahkanlah kesejahteraan kepada Junjunan kami Nabi Muhammad, keluarganya, dan semua sahabatnya. Segala puji bagi ALLAH penguasa seluruh alam.

(S&Dz Peruri,175-176)

Domba Hitam.

Hijaunya rasa dan hitamnya suasana membuat berbeda.

CISARUA, akwnulis.com. Sekawanan mahluk tuhan yang berwarna hitam melegam, sedang bercengkerama di keteduhan suasana. Mereka terkadang tertawa ataupun saling berbagi cerita, tak lupa rumput menghijau dikunyah bersama.

Sepanjang mata mandang adalah kehijauan semata, memberi rasa tenang dan segar tak terhingga. Apalagi angin pegunungan membelai dengan sepoi mesra… ah segarnya.

Sambil mengangguk-angguk bersama rumput hijau yang terus merajuk, pembicaran tentang nasib masa depan terasa mengalir dan saling melengkapi. Meskipun salah satu dari kami tetap bertahan dengan romantisme keberhasilan masa lalunya, tapi mayoritas kawanan kami sudah berfikir tentang masa yang berbeda.

Mulai berdiskusi tentang kemana harus mencari rumput segar dan bebas biaya sementara perlahan tapu pasti harus tergantikan oleh rumput sintetis yang miliki harga juga sangat tidak enak rasanya pada saat dicoba dikunyah…

Ataupun oksigen yang dihirup penuh kesegaran ini, besok lusa menjadi rebutan kami dan berani menukarnya dengan seluruh uang hasil jerih payah kami.. demi sebuah hirupan janji.

Wooiiiy, mba, kenapa bengong mulu?”

Sebuah bentakan keras mengembalikan semua lamunanku agar kembali berpijak di bumi kesadaran.

“Nggak mba, cuman ada sesuatu yang dipikirin” Mba yang agar kurusan menjawab tersipu dan langsung menjadi objek olok-olokba yang lainnya.

Mba-mba kembali bercengkerama, tetapi dikala mereka sedang bersuka ria, Mba yang tadi bengong langsung ambil posisi ditengah kumpulan mba-mba dan berteriak lantang, “Hai kawanku sesama mba, mari syukuri hidup ini, rumput yang senantiasa menghijau, udara bebas yang gratis kita dapatkan, mbeeeee..beeee

Retorika singkat yang membubarkan kawanan domba hitam, semua berbaris sesuai ketebalan bulu dan ukuran keahlian mengunyah pengalaman. Bergerak ke pinggir savana dimana air segar mengucur tiada henti dan melayani dengan setia.

Selamat berwudhu dan menunaikan Ibadah Shalat Jumat, Wassalam (AKW).

Shalat bermusik

Ini bukan jenis shalat yang tak sesuai tuntunan agama lho, tapi shalat yang dihiasi lantunan nada.

“Allahu Akbar.. Allaaaahu Akbar”, pembuka adzan dhuhur menggema. Menjadi seruan wajib bagi umat muslim, untuk segera meninggalkan urusan dunia dan meninggalkan kepentingan lain demi berbakti kepada Illahi Robbi.
Berwudhu dengan syahdu, Tahiyatul masjid dan sholat qobla menjadi pembuka. Barisan jamaah semakin tertata untuk bersama-sama sholat dan berdoa.

“Allahu Akbar…”, Takbiratul ihram dipimpin Imam sholat begitu damai, suasana hening dan sedikit suara tarikan nafas para jemaah, memberikan nuansa kepasrahan yang kaffah. Semua terlarut dalam khusyunya

***
“Di suaa…tu hari tanpa sengaja…”, suara Anji dengan iringan musik yang akrab di telinga memecahkan konsentrasi menjadi kepingan debu kegalauan yang mengoyak keheningan rakaat kedua shalat dhuhur berjamaah ini. Disaat sedang berusaha melaksanakan sholat se-khusyu mungkin, tentunya berusaha konsentrasi untuk mencoba berserah diri. Ternyata harus buyar karena lantunan nada dan syair lagu yang pernah hits beberapa waktu lalu.

“Ah sialan, siapa tuh yang sholat ga silent dulu or matiin hapenya!”, gerutu dalam hati meluncur tanpa tertahan. Hancurkan ketenangan dan hasilkan kegundahan. Secara phisik dan realita, rakaat selanjutnya tetap terlaksana tetapi nilai hakiki dan makna sholatnya sudah berbeda.

Yakin juga bukan diri ini yang terganggu dan terbuyarkan konsentrasi, tetapi juga jamaah sholat lainnya termasuk Imam sholat, entahlah.

Ingin sekali mendatangi orangnya, omelin ampe puas supaya kapok tuh. Tapi… apa menyelesaikan masalah?

Keselnya lagi, sebelum sholat khan udah ada pengumuman, “Perhatian para hadirin jamaah shalat dhuhur, bagi yang membawa alat komunikasi agar mematikan handphonenya atau mode agar tidak mengganggu khidmatnya ibadah shalat.”

Juga pengumuman dalam bentuk tulisan yang ditempel di dinding mesjidpun ternyata tidak cukup untuk menjadi pengingat.. Grrrrrrr.. sebbel dech.

***

Ada ide juga agar DKM disarankan beli alat pengacak sinyal telepon pada area masjid khususnya area sholat sehingga tidak ada panggilan masuk selama di mesjid. Pengennya nyumbang, tapi kayaknya belum kesampaian duitnya trus DKMnya jangan-jangan nggak bisa ngoperasikan.

Sebagai langkah sederhana, ya mulai dari diri sendiri dulu dech. Pertama pastikan Smartphone ini mode silent atau posisi mati disaat akan beribadah sholat di mesjid. Atau kalau bisa simpen di ruangan aja nggak usah dibawa sholat, dengan syarat beres sholat bergegas ke ruangan untuk ambil HP.

Soalnya pernah nyoba 3 hari, sholat nggak bawa HP disimpen di ruang kerja. Lakadalah.. beres sholat asyik ngobrol sama temen dan pa ustadnya sampe lebih dari 1 jam. Nyampe ke ruangan, tanda miscall ada 10x dari bos dan beberapa rekan… ternyata ada rapat mendadak dan perlu bahan. Akibatnya ya terbayang… keburu-buru kesana kemari dan telat hadir rapat, nasib.. apes dech.

Ah udah ah… pokonya bagi yang baca ni tulisan, dimohon bingiit buat muslim yang moo ibadah sholat berjamaah.. please luangin waktu 5 detik nengok HP, switch ke mode Silent baru wudhu atau masuk ruangan mesjid. Urusan pas sholat ternyata masih ada HP yang berdering…. ya minimal bukan HP kita.

Trus ingetin kawan kanan kiri supaya aware dengan HP masing-masing.

***

“Allahu akbar… Allaaahu Akbar…..” Adzan Ashar memanggil, bergegas raga ini menuju mesjid. Nggak lupa mode silent dulu HP kesayangan baru wudhu dan memasuki ruang dalam mesjid untuk bersiap shalat ashar.

***

Rakaat ketiga, “I will always loveee youuu… kekasihku….” Suara sahdu Pasya Ungu kembali menggetarkan kedamaian, jelas berasal dari shaf kedua.

“Astagfirullahal adzim….. .”

Bandung, 010318. (AKW).