Mexican Tuna Salad

Saatnya makan siang yang diawali drama.

BANDUNG, akwnulis.com. Bergerak selaras niat, berperilaku seukur mampu. Begitupun dengan gerakan aktifitas hari ini. Bergerak kesana kemari untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab.

Hingga tak terasa jam makan siangpun datang, eh malah hampir terlewati. Segera berlari meniti hari, menelusuri ubin granit abu-abu yang merubah menjadi papan penunjuk arah menuju tempat yang sudah sedari tadi menjadi tujuan maksi.

Tiba-tiba, smartphone bergetar.. Terrrr.. terrrr… terrr

“Hallo”
“Maaf pa, dipanggil ibu bos”
“Baik”

Singkat dan jelas, buyarlah rencana jalan kaki menuju tempat makan hari ini. Meskipun tetap bersyukur karena belum jauh melangkah menuju keluar area kantor, tapi…… sedikit masgyul itu manusiawi.

“Agenda jalan kaki 30 menit terganggu” celoteh hati yang masih belajar menerima kenyataan. Sang kaki membawa raga, kembali ke area kantor, menuju ruang kerja bos. Terima takdir jadi ASN, terima seluruhnya atau tolak seluruhnya.

“Apa seeeh?, nggak ikhlas yaa dipanggil bos pas mau makan di jam istirahat” suara ngenyé dalam diri hanya ditimpali dengan senyuman, sebuah senyum simpul penuh arti.

Ternyata.. tugasnya harus diselesaikan segera. Pupus sudah harapan jalan kaki dan menikmati makan siang yang penuh arti. Berganti dengan layar komputer yang terus melotot tanpa rasa, mengerjakan semua instruksi yang disampaikan via keyboard yang berkolaborasi dengan mouse, lengkaaap sudaah.

Alhamdulillah-nya sekarang jamannya banyak kemudahan. Meskipun raga tidak bisa pergi, tetapi pesan makanan siang bisa via delivery.

Tring!!!

Hanya bermodal jempol pijit-pijit layar smartphone…. maksi segera datang, eh jangan lupa siapkan duit untuk membayarnya… tapi.. tenaang. Uang virtual masih ada saldonya…

Sserrr… transaksi tuntas tinggal nunggu makanan datang dikirim babang ojeg online yang tidak saling kenal tapi terhubung sekarang karena sebuah aplikasi kemajuan jaman.

***

Akhirnya makan siang datang, sajian salad tuna beraneka dedaunan di packing dengan kotak plastik transparan memperlihatkan kesegaran.

Segera tutupnya dibuka….. hmmmmmm menyeruak kesegaraan. Daun selada, tuna wijen bakar, irisan alpukat, irisan jicama…..

Apa itu? Segera googling…. ternyata jicama itu bengkuang,

Lanjut lagi ….. ada irisan mentimun, jagung bumbu lada, tomat ceri, kol merah, seledri, tortilla stick dengan saus Meksiko yang secara keseluruhan menyajikan ‘Mexican Tuna Salad’…. yummmy.

Bismillah… nyam.. nyam.. nyaam.

Rasa saus mexico-nya yang agak hangat tetapi pas melumuri semua bahan sayuran dan buah sehingga tersaji rasa segar berkualitas. Sebagai proteinnya, irisan tuna menambahkannya. Tidak lupa irisan alpukat memberi nuansa berbeda… lumayan kenyang juga. Tidak lupa tortillanya begitu pas dipadu dengan semua bahan yang ada.

Nyam.. nyam…nyam.

Akhirnya tugas tuntas dan bisa juga maksi berkualitas tanpa perlu meninggalkan meja kerja dan aneka coretan di kertas. Met makan siang kawan, Wassalam (AKW).

***

Salmon Pasta Salad (SalpSa)

Jalan kaki lanjut makan pagi eh maksi. yummy.

Photo : Sajian Salmon Pasta Salad / dokpri

BANDUNG, akwnulis.com. Berjalan kaki di jumat pagi menjadi rutinitas utama, meskipun tetap harus menyesuaikan dengan tugas yang ada. Target jalan 30 menit harianpun tetap diupayakan, meskipun tentu kendala malas bergandengan dengan aneka tugas membatasi gerakan kaki yang senantiasa kepengen bebas.

Jumat pagi inipun ternyata tidak terlaksana sempurna, karena hingga mentari mulai meninggi, raga ini masih berkutat di ruang kerja menyelesaikan tugas dadakan yang datang tiba-tiba (ya iya atuh datang tiba-tiba, khan tugas dadakan…. iyaa bener jugaa 🙂

Jam 10.01 wib baru bisa keluar ruang kerja dengan stelan masih training dan sepatu olahraga kesayangan, black terrex. Maka tidak menyia-nyiakan kesempatan, segera menghambur keluar area gedung sate dan menapaki jalan banda, belok kiri jalan martadinata… lurussss…. lewati 2 perempatan hingga akhirnya belok kiri ke jalan Cihapit. Lurus lagi hingga ada persimpangan yang deket Bank, lurus lagi menuju area Pet Park, jalan Cilaki.

Sambil terengah dan keringat mengucur, sampai juga ke tujuan.

“Nyari apa seeeh?”

“Iniiiiih” telunjuk mengarah ke cafe simple yang menyajikan menu makanan sehat dan bahagia serta tentu dengan harga yang ‘Lumayan‘.

***

Sajian kali ini adalah ‘Salmon Pasta Salad’

Icip-icip rasanya enak lho, pasta yang dibuat sendiri dengan warna warni yang lucu. Daun horenzo yang hijau lebar, potongan daging ikan salmon, tumis tomat ceri, paprika, jamur di karamel dengan saus italy.

Nggak pake lama, langsung disantap diawali Bismillah. Rasa pastanya enak gurih dan mengenyangkan. Ditambah segarnya horenzo dan paprika serta tumis tomat ceri. Untuk asupan protein maka daging ikan salmon itu adalah jawabannya. Saus italy-nya juga enak dan enak weeeh….

Alhamdulillah tandas.

Mengingat jadwal jumatan yang sudah dekat serta pertimbangan ketinggian matahari akan tepat di ubun-ubun. Maka niat berjalan kaki ke kantor harus diurungkan, apalagi perut penuh dan waktu mepet, jangan sampai shalat jumat telat.

Pleasee jemppuutt!!!

Wassalam (AKW).

Vietnamese Noodle Salad

Menikmati menu maksi yang sehat, ceunah.

Photo : Sajian Vietnamese Noodle Salad / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com, Dikala siang menjelang, senandung nada lapar memberi sinyal dengan suara kerubuk kerubuk dari dalam perut. Ingin segera berlari menuju kantin bawah dan pesan makanan minuman segera, tetapi ternyata terhalang oleh banyaknya pengunjung yang memiliki tujuan sama.

Dan… makanan favoritku saat ini ternyata begitu banyak yang pesan. “Emangnya pesen apa?”

“Pengen lotek atau karedok dan pencok leunca ditambah tahu tempe goreng, jikalau ada yaa.. nasi merah”

“Euh itu mah favorit semua orang, ngantrinya musti dari jam 10 pagi”

Jadinya niat bergabung di kantin diurungkan lagi, kembali berkutat di ruangan, ditemani air panas dan peralatan seduh kopi manual, bikin kopi lagiii….

***

Beres shalat dhuhur berjamaah, muncul tawaran maksi (makan siang) dari kolega lama yang ingin bersua.

“Kebetulan nich, mumpung masih jam istirahat”

Meluncurrr……

Kaki bergerak menyusuri jalan Banda dan belok kanan ke Jalan Bahureksa, cukup 11 menit berjalan kaki sudah tiba di lokasi Jalan Bahureksa No. 9 Bandung, Cafe Greensandbean.

Jabat tangan dan cakap berbalas menjadi pembuka cerita. Membahas masa lalu, masa kemarin, hari ini dan mungkin urusan karir di hari esok. Masing-masing membahas prinsip, mengedit cita-cita serta menempa rasa dalam tatanan birokrasi yang semakin penuh dengan tantangan dan harapan.

Cafe Greensandbean mengusung tema makanan dan minuman sehat juga gaya hidup yang menjaga alam secara komprehensif. Secara kemasan semua menggunakan daur ulang termasuk kantong plastik telo bag yang ramah lingkungan. Sedotan plastik sudah diganti dengan sedotan bambu, yang bikin terhenyak bagi yang baru menikmati sajian di cafe ini.

Photo : ‘Hawu’ Perapian tradisional di rumahku di kampung kelahiran / dokpri.

Apalagi kayak diriku yang lahir dan masa kecil di kampung, pas dapet sedotan kayu itu langsung teringat sama ‘songsong’, alat tiup buat ngebesarin api di kayu bakar yang menjadi bahan utama perapian kampung yaitu ‘hawu’.. heu heu heu heu.

Sajian makanannya berbasis sayuran beraneka daun, lalu bahan makanan seperti telur omega 3, shorgum, roti gandum, serta banyak lagi pokoknya mah….

Pesanan pertama, ‘Vietnamese Noddle Salad’…. wow sajiannya kereen, aneka rupa dan warna warni, langsung aja ambil posisi dan photo dulu, tuntutan jaman. Isinya vermicelli, mix green, carrot, cucumber, bean sprout, tofu, coriander, chicken, roasted peanut, mint, chili, vietnamese fressing, pita chip.. (copas dari catatan menu ini mah…:))

Minumnya teh panas aja, ada 4 pilihan. Yaa pesen salah satu, pake teko kaca dan bisa refill 3x… lumayan bisa ngirit.

Sebelum dinikmati, dressing vietnamesenya dituangkan ke sajian. Lalu perlahan dicoba….

Rasa asam dressing bikin sedikit dahi mengernyit, juga ada berbagai rasa yang berbeda dengan ekspektasi menari di lidah menyajikan kesegaran. Asam, manis, harum dan segar berpadu menjadi sajian rasa berbeda. Untung saja perut ini mudah menyesuaikan dan hanya memiliki 2 opsi terhadap makanan, yaitu enak dan enak banget, jadi mari kita nikmati.

Seiring waktu istirahat yang akhirnya habis, pertemuan singkat sambil maksi inipun harus usai.

Meninggalkan kesan yang banyak, baik dari sisi pertemanan, juga pengalaman rasa makanan sehat yang berbeda, juga jangan lupa urusan harganya.

“Makasih masbro atas traktirannya, jangan kapok yaa”

Kami berpisah dan kembali memasuki ritme kerja yang meniti waktu dengan segala dinamikanya, wassalam (AKW).

Bukan Kopi tapi Makanan Sehat-i

Bukan hanya kopi tapi makanan sehari-hari bisa menjadi inspirasi.

Photo : Soup buah ala Serasa / dokpri

CILAKI, akwnulis.com, Setelah membombardir kawan sahabat, kenalan, bos-bos dan berbagai kontak di aplikasi whatsapps dengan link tulisan blogku ini, ternyata feedbacknya variatif. Mayoritas memuji tetapi ada juga sebuah cibiran yang mengiris hati. Trus dari sisi kesadaran membaca isi blog via link yang dikirimkan via japri, ternyata masih dibawah 50%… oalaaah, kebanyakan baca judul dan mini judul… udah aja ngasih simbol jempol.

“Lho kok tau panjenengan?”

“Jamannya wis canggih, ada data statistik yang bisa diolah lho”

Tapi tidak mengapa, itu semua nggak bakalan ngelunturin semangat menulis ini. Meskipun nulis tanpa kerangka baku, yang penting aliran ide dalam kepala menjadi buah pikir yang tersaji melalui tulisan, meskipun bukan cerminan utuh diriku yang fana ini.

Photo : Kopi Luwak Lembah Cimanong dijagain sama tikus besar.. eh luwak aneh / dokpri.

Banyak juga yang komplain dengan tulisan nglanturku tentang kopi.

“Kopi lagi kopi lagi”

“Mbok ya ngirim kopinya gitu lho, bukan tulisan aja”

“Bosen ih, ganti nulis yang lain donk”

Tapi tidak sedikit yang mendukung, apalagi dilanjut ngajak ngopi… ini yang asyik. Ada juga yang ngirim sampel kopi untuk diseduh sendiri dan minta dibuat review di blog ini.

Alhamdulillah, dengan tulisan tentang kopi, blog ini terus bisa tersaji. Karena kopi itu bisa ditulis dari berbagai sisi dan dimensi. Terkadang miliki makna hakiki atau juga hanya menjadi perlintasan malam yang sepi.

Kini menulis tentang hal bisa, yaitu menu makan siang. Hal yang biasa tetapi ternyata miliki berjuta makna.

Konsepnya adalah makanan berbasis sayuran dan buah, tetapi dengan penyajian yang apik biss memberi nilai tambah dan tentu urusan harga bisa berbeda.

Photo : Sajian salad roll ala Serasa yang ciamik / dokpri

Makan siang kali ini, adalah Salad roll dan soup buah ala Cafe Serasa yang bertempat di Jalan Cilaki Bandung, depan Pet Park dech atau klo yang doyan makanan jepang, diseberang bunderan Shabuhaci.

Aneka sayuran dibungkus pake kulit kayak lumpia gitu tapi tipis banget sehingga terlihat transparan. Dalamnya ada wortel, paprika, mentimun, kol ungu dan apalagi yaa?… disajikan dengan dressing home made yang rasanya enak.

Capit pake sumpit, celup ke mangkuk kecil dressingnya.. happ, nyam.. nyaam.

“Kenyang nggak?”

“Nggak euy hehehehe”

Buat ngenyanginnya pesen soup buah yang ditata ciamik, diatasnya ada taburan cornflake. Buahnya potongan apel, buah naga, semangka, mangga, melon dan…. euh keburu abis dimakan.

Oh ya dressingnya itu yoghurt lembut dengan rasa halus, terasa menyatu disaat masuk ke mulut, ada sedikit asam dan segurat rasa manis.

Gitu dech makanan kali ini, insyaalloh makanan sehat dan sehat-i, Wassalam (AKW).

Meraih Monas

Bekerja sambil berolahraga di area Monumen Nasional Jakarta.

Photo : Situasi Jl. Merdeka Barat menuju J. Thamrin Jakarta

JAKARTA, akwnulis.com, Mendarat di Gambir, atau tepatnya tiba di Stasion Gambir setelah menikmati perjalanan yang begitu lancar dengan Argo Parahyangan begitu menyenangkan. Meskipun kereta yang ditumpangi adalah kelas ekonomi premium, tetapi cukup nyaman, bersih dan bebas asap rokok. Ya sedikit pegal karena kaki tidak bebas bergerak karena berdempetan dengan kursi depannya. Maklum kelas ekonomi premium.

Apalagi godaan kesabaran muncul, di kala kursi depanku langsung ambil posisi kursi dengan sandaran maksimal sehingga hampir mengenai hidung ini. Tadinya mau di damprat, cuman pas liat, ibu-ibu. “Ah nggak berani sama emak-emak mah, biarin aja.” Anggap aja latihan kesabaran.

Dari gambir ke tempat meeting berada di seberang Monumen Nasional. Kami berdua nggak pesen grab dan gojek atau taksi yang ada tetapi menggunakan ‘skuter’ (suku muter : jalan kaki).

“Why?”
“Ngirit yaaa?”

Kembali senyuman yang menjadi jawaban. “Mau tau alasannya?”

“Kami lagi mengembalikan kembali pola olahraga rutin harian yang sudah bertahun-tahun ini dilakukan dengan asal-asalan dan sesempetnya aja. Padahal olahraga rutin jalan kaki minimal 30 menit tanpa jeda per hari itu bisa menjaga metabolisme tubuh khususnya pencernaan sehat dan lancar.”

Photo : Arus lalin di Jl. Merdeka Barat / akw.

Dan inilah aktifitas yang dilakukan, jalan kaki keluar dari stasiun gambir, mlipir ke kiri area monumen nasional dan berjalan menuju ruang meeting di seberang sana di Jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat.

Lumayan 30 menit bisa dilalui dengan berjalan dan ada bonusnya lho, yakni meraih Monas.

“Maksuuudnya?”

“Iya mencapai puncak Monas dengan satu gerakan tambahan”

***

“Bagaimana caranya?”

Tanpa perlu banyak penjelasan, segera ambil ancang-ancang. “Satu.., duaa…., loncattt”

3x loncat akhirnya bisa meraih Monas, Alhamdulillah. Lumayan ngos-ngosan dan keringat mengalir deras setelah berjalan cepat dari Stasiun Gambir.

Tuntas meraih Monas, kembali berjalan menuju tempat meeting di Gedung Sapta Pesona Lantai 14. Tidak lupa menaiki jembatan penyebrangan dan mengabadikan kondisi lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat termasuk yang menuju Jalan Thamrin Jakarta Pusat.

***

Jadi, hari ini bisa berdampingan antara tugas meeting di Jakarta dengan olahraga harian minimal, yaitu 30 menit plus plus berjalan kaki, maksudnya plus loncat hehehehe. Meskipun cerita jalan kaki ini belum tuntas, karena usai meeting adalah kembali mengejar jadwal kereta sesuai karcis yang dipegang. Semoga tidak hujan dulu, sehingga bisa kembali berjalan kaki dengan senang hati. Wassalam (AKW).

Salad & Kendali diri

kendali-diri-adalah-prinsip-abadi-dalam-jalani-kehidupan-ini

Bada magrib adalah saat penting mengendalikan diri dari masalah yang akut salama ini.

“Kenapa ba’da magrib?”
“Memang masalah apa?”

Ah kepo, ini khan hanya sebuah ungkapan saja. Pengertian ba’da magrib atau setelah datangnya waktu magrib adalah waktu malam hari yang selalu memggoda untuk makan sesuatu.

“Oh kegendutaan yaaa?”
“Bukan kegendutan, tapi gendut bingiit”

Yups, kegendutan adalah sebuah bukti peperangan abadi di dalam diri dengan tema pengendalian diri. Melawan dan mengendalikan diri sendirilah yang menjadi kunci.

“Udah ah, jangan bahas gendut. Memang sudah begini kenyataannya”

Tapi usaha perlu dilakukan agar kesehatan tetap terjaga.

Setelah mengarungi berbagai cara diet yang ada, baik diet kovensional hingga yang ekstrim. Ternyata prinsip utamanya ada 3, yaitu Niat – Kendali diri – Disiplin.

Niat sangat penting, tetapi tidak cukup itu. Maka aksi menjadi penting, disinilah prinsip Disiplin dan Kendali diri menjadi sangat penting. Dua prinsip ini berdampingan lho guys.

Nah di level kendali diri inilah ujian terberat. Karena jikalau kendali diri ini terlampaui maka Disiplin akan tegak dengan sendirinya. Bener nggak?

“Trus apa urusannya dengan waktu ba’da magrib?”

Nah ini penjelasannya adalah, betapa sulitnya mengendalikan diri memakan sesuatu di waktu-waktu ini. “Ah dasar gembul we kamu mah!”

***

Nah sekarang ada salah satu tips untuk menjaga prinsip Disiplin dan Kendali diri pada waktu malam hari. Caranya yaitu mengalihkan apa yang mau dimakan dan bagaimana cara menyajikannya.

Sebagai bocoran, mengendalikan rasa lapar bisa juga dengan melakukan proses persiapan dalam menyajikan makanan tersebut.

Nah ini yang mau disampaikan sekarang, jadi di saat perut kukurubukan (keroncongan), maka segera mencari stok sayuran di kulkas. Ambil, pilih dan bersihkan sendiri. Potong-potong dengan pisau berlandas talenan.

Yang tersisa hanya romane dan selada, tapi tidak mengapa, itu sudah cukup mengganjal perut di malam minggu yang damai ini.

Sebagai pendukung, balsamic vinnegar dan cuka apel disiapkan. Meskipun akhirnya thousand island saus yang bisa menemani aneka sayuran ini masuk ke mulut dan bergabung di dalam lambung. Semoga bisa mengendalikan diri dan tetap disiplin dengan aktifitas ini. Hatur nuhun (AKW).

Citra Empat Sehat Lima Syambel

Hidup sehat dengan 4 sehat 5 Sam….

Sebuah agenda pencitraan mengerucut dalam momen sore ini. Berbekal smartphone merk samsung milik sendiri segera beraksi mengabadikan piring merah melamin agar berbaris rapih.

Merapihkan secara simetris dan diukur dengan penggaris alami didukung lambaian bulu mata cetar badai sehingga ukuran lebih presisi. Membentuk jalur lurus bersimpangan tapi tetap sebidang. Semua berpasangan dan berisi penganan aneka warna tapi satu jenis, yaitu seperangkat sayuran yang ditumis.

Sebagai perekat perbedaan ini maka secara elevated telah dipasang sepiring kecil olahan khas rasa nusantara yaitu sambel dadak… yummy.

Toge dan tahu menyatukan diri dalam kemesraan, daun kiciwis bikin tumis jadi narsis. Tumis pare nggak bikin rehe, malah memberi bukti bahwa kepahitan itu adalah bagian dari nikmatnya hidup. Terakhir tumis léjét eh waluh yang mengiris diri demi tampil manis dan menyegarkan. Suatu kombinasi rasa yang kaya dengan perbedaan.

Trus nasi sama ayam goreng atau burung goreng dan gepuknya kok nggak diposting?

Ihh…. khan judulnya pencitraan. Biarkan yang dianggap mengganggu diet mah tersamarkan atau hilang dari pandangan. Berbaur dengan temaram harapan seolah tak miliki peran vital…

Padahal……

Yaa itulah pencitraan, jikalau dimasa lalu jargon 4 sehat 5 sempurna begitu tersebar menjadi pegangan rakyat di seantero nusantara, maka sekarang dalam kajian ini… eh tulisan asal-asalan ini muncul kembali dalam pola reinkar-nasi sehingga masih mengadopsi jargon tersebut meskipun terdapat variasi yang disesuaikan dengan suasana dietisasi yaitu 4 Sayur 5 Sambel sebagai penyempurna.. xixixixi.

Selamat makan kawan eh.. selamat makan yaa kawan kawan, Wassalam (AKW).

***
Catatan :
Bakul nasi, gepuk dan Burung Malone bakarnya hadir diluar frame.