COLD BREW Coffee GAMBINO

Suasana panas saat yang tepat lakukan sruputan pendinginan dengan minum kopi coldbrew.

CIMAHI, Akwnulis.com. Suasana gerah dan suhu yang panas di siang hari sedikit menyiksa raga dan mengganggu mood yang ada. Ditambah panas tubuh yang hadir dari dalam karena pembakaran kalori dan penimbunan lemak dari asupan makanan yang mayoritas karbo dan gula. Diawali oleh gehu dan bala-bala, dilanjutkan 2 buah roti unyil dan 2 biah bakpia melengkapi menu makan siang yang bersahaja. Sejumput nasi putih, yang ditaburi acar tongkol, tempe geprek pedas, tahu baso, dan tumis kiciwis serta kerupuk.

Maka rasa panas dari dalam dan luar ruangan melengkapi suasana dan menguasai raga sehingga pipi terlihat memerah dan nafas terengah. Maka pilihan untuk menceburkan raga pada kesegaran air dingin di kamar mandi menjadi prioritas. Buka pintu kamar mandi, jebur jebur jebur… sueger rek.

Tapi ternyata tak bertahan lama kawan, baru beberapa saat keluar kamar mandi ternyata pori – pori wajah kembali berkeringat padahal baru tuntas handukan. Begitu membara siang ini, oh my God.

Maka berbagai upaya harus dilakukan, pertama dengan berwudhu dan berlama-lama menikmati kesegaran air dari keran pancuran di belakang rumah. Lalu shalat duhur di mushola ditemani semilir angin siang yang memberikan harapan. Alhamdulillah.

Badan sudah relatif adem, apalagi perasaan tentu lebih tentram setelah lapiran rutin kepada Illahi Rabb. Tapi memang suasana di luar rumah cukup panas dengan sinar mentari yang begitu tajam memancarkan cahayanya seolah begitu dekat dengan permukaan bumi ini. Maka perlu dilakukan tindakan pendinginan yang lebih komprehensif dan terpadu. Ealaaah bahasanya begitu meninggi….

Sebagai pelengkap kesegaran, maka teringat bahwa di kulkas punya kopi khusus. Sebotol kopi coldbrew bermerk GAMBINO yang dibeli beberapa hari lalu di KKV, itu toko yang lagi viral di Kota Bandung. Langsung segera menuju kulkas, buka pintunya dan pilihan mata langsung tertuju pada botol hitam bertuliskan COLDBREW coffee.

Botol hitam kopi coldbrew langsung dibawa ke halaman belakang ditemani gelas kecil kaca kesayangan. Sambil menikmati kehijauan di taman belakang maka botol dibuka, dikucurkan eh dituangkan ke gelas kaca dan langsung disruput dengan segera. Wuih rasanya seger kawan, dinginnya itu yang bikin nikmat. Kalau dari sisi rasa kopinya biasa saja malah cenderung hambar, tetapi sebagai produk kopi hasil proses coldbrew tentu sudah cukup.

Kelebihannya adalah packing produk dalam bentuk botol dan penamaan produk yang jelas serta sudah bisa bertengger di rak toko KKV tentu melalui proses kurasi yang cukup ketat. Sehingga jangkauan pasar cukup luas. Oke lah hayu sruput lagii….. ahh segaaar.

Sambil menyeruput coldbrew kopi ini teringat beberapa pertemuan dengan si coldbrew ini dan diabadikan menjadi tulisan. Beberapa tulisanku bersua dan menikmati coldbrew kopi ini diantaranya adalah :
1. Coldbrew di CUPBA coffee
2. Coldbrew at CALIA resto Melbourne
3. Algoritma Specialty Coffee
4. Coldbrew Biji Kang Yudha
5. Coldbrew Kelapa Muda Subang
6. Coldbrew di Korea

Bagi yang penasaran sebotol coldbrew coffee ini bisa menemukan di rak toko KKV PVJ Bandung atau mungkin di tempat lain, maklum baru ketemunya di satu tempat ini saja. Tapi kalaupun mau buat kopi dengan metode coldbrew di rumah juga tidak sulit kok guys. Step stepnya sederhana yang penting kualitas biji kopinya yang terjaga.

Selamat menikmati hari ini dan selalu bersyukur atas semuanya. Wassalam (AKW).

KOPI MALAM & Salad Siang.

Kopi malam & Salad Siang

RIAU209, akwnulis.com. Termenung memandang temaram malam yang menelusup dari sudut jendela ruang kerja, ternyata sesosok gelap telah melingkupi di luar sana.

Sementara di hadapan mata masih terserak segudang harapan dan permintaan. Bertebaran di atas meja, di samping PC juga berjejal di dalam layar laptop yang hampir 12 jam tetap terjaga.

Malah di sela kursi dan di lantai bawahpun ternyata serpihan harapan itu ada.

Perlahan jemari bergerak menggenggam senjata andalan, sebuah pulpen sakti bertinta biru. Digoreskan sedikit di putihnya kenyataan, dan byaaar…… suasana malam yang kelam berubah menjadi terang benderang.

Coret lagi di kertas lainnya, maka muncul cahaya mercon dan petasan kecil warna warni. Jemari menari dan bergerak lincah untuk menemui semua pemgharapan yang sudah lama menanti diberikan sentuhan – sentuhan.

Tuntas dengan si pulpen sakti dilanjutkan dengan sentuhan akhir di layar laptop. Hanya memberikan sejumput senyuman digital dan satu klik persetujuan, menghadirkan sejuta emoticon kelegaan dan perlahan tapi pasti semua pamit menyisakan layar laptop yang putih bersih, Alhamdulillah.

Sebelum meninggalkan semuanya, ritual pamungkas adalah bercengkerama dengan sikopihitam penggugah rasa dan sepiring kecil salad warna warni yang setia menunggu dari siang tadi. Setetes demi setetes membasahi tenggorokan dan kunyahan salad melengkapi perubahan malam temaram menjadi pekat karena mentari telah sembunyi di balik harap.  Wassalam (AKW).

KEINDAHAN yg tersisa.

Bunga Kamboja dan hikmah pagi.

CIKONDANG, akwnulis.com. Semilir angin pagi menemani hadirnya sentuhan hangat mentari yang selalu hadir menepati janji. Menebar janji kehangatan kepada seluruh alam, meskipun terkadang ditutup awan keresahan.

Begitupun raga ini, sesaat tengadah menikmati kesegaran pagi. Hangat mentari menyapa muka dan sebagian badan yang berbalut dosa. Betapa tak sebanding antara rahmat Sang Pencipta Alam dengan perilaku hamba ini dalam menjalani hari-hari.

Astagfirullohal adzim.

Perlahan kepala menunduk dan tertumbuk pada sebuah keindahan. Keindahan yang hadir dari kelopak bunga kamboja kuning yang terserak dan tergeletak tanpa daya.

Ada yang terdiam bersama kawan di antara rerumputan, ataupun menyendiri terdiam di tengah-tengah dedaunan.

Bunga kamboja kuning ini masih terlihat segar dan indah, meskipun jika diperhatikan lebih detail maka sudah mulai hadir bercak-bercak coklat pertanda prosesi alami sedang terjadi, menandakan semuanya di dunia fana ini tidak hakiki.

Begitupun warna kuning segarnya sudah memudar, kembali memutih dan akhirnya menyerah menjadi kecoklatan untuk luruh dan bersatu kembali dengan tanah setelah tuntas melaksanakan tugas sebagai penghias kesegaran serta pengantar keharuman khas bunga kamboja.

Sebuah kesadaran menggema, bahwa siklus kehidupan adalah keniscayaan. Kenyataan yang harus di syukuri dan ditafakuri. Serta satu hal penting lagi adalah semua berproses sesuai tugas fungsi masing – masing hingga akhirnya harus bersiap dan ikhlas bahwa masa keindahan sudah tuntas dan akhirnya kembali kepada asal yang hakiki. Wassalam (AKW).

Kenangan Kesegaran – Trans Hotel Bdg

Menikmati kenangan…

Photo : Swimming pool Trans Hotel Bdg – siang / Dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Dalam gemericik air dan hempasan lembut di pasir putih, disanalah tersaji ketenangan sore ini. Meskipun sesaat tapi cukup memberi hiburan pada jiwa yang sedang merindu begitu hebat.

Panggilan menyegarkan dari permukaan air kolam terpaksa ditepiskan tanpa alasan yang bisa menjadi pembenar. Tapi terkadang dalam kehidupan, perlu menolak tanpa jelas alasannya. Ya tolak saja. Titik.

Meskipun sejumput analisis selalu membuntuti suatu tindakan. Begitupun kali ini, alasan sedang shaum peringkat pertama. Karena kalau jadi berenang, khawatir menelan air kolam dan membatalkan puasa yang sedang berjalan.

Dahulu, menu berenang di siang bolong pas ramadhan adalah keharusan sekaligus kehausan. Menjadi modus melepas dahaga tanpa terlihat manusia, padahal Tuhan tahu. Tapi itu kenakalan remaja. Sekarang sudah remako atau remaki*), sudah bukan saatnya lagi curi-curi minum air kolam renang hehehehe…. tahan dan tahan, maka tuntaslah puasa hari ini dengan kumandang adzan mahrib yang begitu dinanti.

Photo : Swimming pool Trans Hotel Bdg – malam / Dokpri.

Alasan kedua bisa saja bentuk badan yang sudah custom, “Tahu khan ukuran custom?”

Ukuran custom itu adalah ukuran tubuh yang hanya diketahui oleh Tuhan, pasangan dan tukang jahit. Biasanya kombinasi ukuran. Leher, bahu dan dada itu ukuran XL tetapi pas perut dan pinggang jadi 4XL. Turun ke Paha dan betis jadi XL lagiiii… wkwkwkwkw…..

Sebagai pelepas rindu bergejebur dan bercengkerama bersama kesegaranmu, maka dokumentasi photo dan video yang mewakili. Minimal meskipun tidak bersentuhan dalam keintiman alami, tetap punya arsip dan dokumentasi bahwa daku pernah kembali kesini.

Tidak lupa dikala senja berganti warna, menggelap dalam malam yang merona. Maka mengabadikan suasana kolam renang lantai tiga Trans Hotel Bandung ini menjadi fitur wajib, sebelum meninggalkannya dengan sejuta kenangan yang tak lekang oleh harapan.

Selamat malam kawan, mari menunda kesegaran tetapi kembali ke halaman mesjid untuk melengkapi ibadah di malam-malam terakhir ramadhan. Wassalam (AKW)

***

*)remako : remaja kolot dan remaki adalah remaja aki-aki.

Menangkap Pagi.

Mengabadikan janji di detik pagi.

Photo : Sebuah pagi di Bandung Utara / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Memandangi birunya langit di sebuah pagi yang bersahaja adalah sebuah karunia. Apalagi ternyata puncak gunung dan bukit-bukitnya dihiasi awan putih bak kapas yang murni tanpa sentuhan kesalahan. Sebuah bukti keagungan Tuhan yang wajib disyukuri serta ditafakuri.

Maka luangkanlah waktu sejenak untuk berhenti, tarik nafas perlahan dan luaskan pandanganmu. Karena momen ini tidak terjadi setiap saat. Perhatikan lekuk alam yang indah dan murninya suasana pagi serta kesegaran alami dari udara bersih di pagi hari.

Karena, hadirnya pagi yang penuh keindahan ada waktunya, ada saatnya, ada detik dan menitnya.

Photo : Sebuah pagi juga / dokpri.

Coba saja biarkan 5 hingga 10 menit, maka suasana berbeda. Belum tentu ujung bukit pegunungan terlihat lagi karena tersaput awan atau malah lebih jelas karena mentari sudah meninggi.

Klo pengalaman sih, semakin siang, makin sulit mendapatkan suasana pagi yang penuh keindahan. Maka segera tangkap momentum ini dengan kameramu, atau kameraku. Paling praktis tentu kamera di smartphone.

Cetrek, dan nikmati. Lihat lagi hasilnya dan segera bersyukur atas kesempatan ini, masih bisa melihat dan mengabadikan lukisan alam Illahi di pagi yang penuh janji. Wassalam (AKW).

Menata Maksi.

Menata maksi dan menata hati…

Photo : Gado-gado polos TA / dokpri

BANDUNG, akwnulis.com. Sang waktu mengingatkan akan datangnya siang dengan memberi lonceng kukurubukan (perut keroncongan) sebagai pengingat agar tidak telat makan siang.

Biasanya rutin mekdi (Bukan McD or McDonald ya..), mekdi ini singkatan dari ‘mekel di imah’ (bawa bekal dari rumah) yang merupakan implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru di era pandemi sekaligus bermakna iritisasi.

Kali ini sengaja membeli karena ingin mencoba sensasi jajan sendiri setelah sekian lama menjalani maksi mekdi.

Pilihannya adalah seporsi gado-gado tengku angkasa.

Setelah pesanan maksi ini tiba, maka saatnya menata. “Lho kok menata, bukannya langsung makan saja?”

Jangan terburu-buru kawan, menata makanan sebelum dinikmati itu adalah bagian dari menata hati lho (uhuy jadi inget ajaran Aa Gym, menata dan jagalah hati). Maksudnya adalah buka dulu bungkusannya dan periksa kelengkapannya. Karena gado-gado itu berarti gabungan atau campuran dari aneka unsur kehidupan. Jangan sampai campurannya adalah potongan kayu atau paku dan semen…. halah emang moo ngapain?..

Dimulai dari rebusan toge, rebusan irisan kol, potongan daun selada, potongan kentang rebus, sepotong telor rebus, potongan tahu goreng, dan dilengkapi saus khusus saus kacang yang banyak sekali plus sambel dan krupuk.

Photo : Gado-gado TA siap makan / dokpri.

Nah segeralah disusun dan ditata sedemikian rupa sehingga hadirkan harmonisasi rupa dan tentu sedapnya rasa. Maafkan kentang dan kerupuk di-cuti-kan dulu, tiada maksud apa-apa tetapi itulah keputusan yang ada.

Maka hadirlah sajian ciamik yang menggugah selera dan menemani makan siang kali ini dengan penuh sukacita. Jangan lupa baca bismillah dan doa sebelum makan dimulai dengan am… dan dilanjutkan dengan nyam nyaam… kunyah kunyah… enak, segar… dan am lagi.

Ternyata menata sajian makan siang kali ini juga menjadi bagian penting dari menata hati dan ketelitian diri. Sesuaikan dari sisi warna dan komposisi hingga akhirnya menghadirkan harmonisasi, enak di pandang, enak di photo dan pastinya… enak dimakaaaan. Selamat maksi kawan, Wassalam (AKW).

Golden Ginger Latte.

Menikmati rasa dahaga di bulan puasa.

Photo : Golden Ginger Latte / dokpri

CIMAHI, akwnulis.com. Tuntas tarawih bersama masih tersisa waktu dan ruang dalam tembolok untuk memasukan sesuatu melalui mulut yang seolah tak pernah kenyang sejak adzan magrib berkumandang.

Mengapa begitu yach?”

Sebuah tanya yang memang nyata, tetapi cukuplah menjadi bahan renungan dan tasyakur bahwa bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah dan hikmah.

Urusan mulut pengen terus ngunyah, itu mah banyak faktor. Baik dari sisi momen sebagai faktor pertama, dimana kesempatan makan minum di batasi waktunya di bulan shaum sehingga ruab raeb – sagala hayang (pengen makan semuanya) padahal kapasitas perut itu ada batasnya. Jangan sampai berlebihan karena akan menimbulkan derita ‘kamerkaan‘ (kekenyangan) seperti pengalamanku dahulu, cerita lengkapnya monggo klik DISINI.

Faktor kedua adalah setelah shalat tarawih, badan lebih segar dan makanan berbuka shaum sudah tergerakkan sehingga di perut sudah mulai tertata, maka rasa laparlah yang ada lagi.

Faktor ketiga adalah kualitas makanan/kudapan/minuman yang disajikan memang begitu menggugah selera. Pasti sudah nggak tahan untuk menyantapnya setelah tarawih tuntas tas tas tas….

Nah ini faktor utama, berhubungan dengan RW yaitu RW06 atau dibaca Rewog alias senang barang hakan (makan segala), yang biasanya ini ada karena faktor keturunan, lingkungan ataupun memang si eta mah selalu laparrrr……. ini sulit untuk menjelaskan karena pasti kapanpun dimanapun selama lepas berbuka hingga sahur, maka digayem saja segala macam makanan kayak mesin giling hehehehe… ayo ngaku ayo….

Sementara bagiku, tuntas shalat tarawih tadi malam hanya mencoba segelas kecil minuman dingin jamu kekinian, ikutan istri yang begitu rajin mengkonsumsi minuman kuning pekat dingin manis dan rasanya menyenangkan.

Namanya Golden Ginger Latte (GGL), sebuah minuman perpaduan unik yang memberi sensasi rasa jahe dan latte serta manis madu yang memberi suasana rindu.. ahaay. Diproduksi oleh PINKu yang beralamat di Jl. Sultan Agung No.8 Bandung.

Gampang, klo mau tapi #stayathome ya tinggal gofood atau grabfood aja. Harganya 100rb/liter kalau via online, pernah beli langsung ke gerainya harganya 90ribu.

Srupuut…. hmmm.. segaar… eh sekarang mah udah pagi dan memasuki hari shaum ramadhan selanjutnya, selamat berpuasa di hari ke 19. Wassalam (AKW).

Rosemary Coffee.

Menikmati siang bersama rosemary coffee..

Photo : Rosemary & coffee / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Semilir angin siang hari memberikan sejumput kesegaran yang membelai jiwa sehingga lebih tenang dari rasa was was tentang beraneka masalah kehidupan.

Ragapun menggeliat senang karena pegal dan lelah bisa hilang sekejap jikalau jiwa yang galau kembali riang.

Tetapi, bagaimana caranya?”

Sebuah tanya yang bisa dijawab dengan berbagai ihtiar cara dan usaha, karena masing-masing individu berbeda.

Aku mah dengan kopi juga sudah lumayan bisa menghibur lara dan duka…. awwww… leeebaay.

Kali ini sebuah sajian kopi dengan pola seduh air dingin yaitu cold brew yang ditampilkan bersama pohon rosemary yang punya kegunaan mengusir nyamuk lho guys… tapi bukan berarti pohonnya dipegang dan dipake buat ngobrak ngabrik nyamuk yaaa.. ciat ciat gaya pendekar silat. Dipastikan nyamuk bubar dari tempatnya dan menghindari jangkauan pukulan kita, sambil tertawa-tawa melihat kita sibuk sendiri.

Tapi pohon ini mengeluarkan aroma yang tidak enak buat nyamuk sehingga si nyamuk menghindarinya… malah pengen memastikan lho, pengen nangkep nyamuk dan langsung ditanya, “Gimana baunya sekitar pohon rosemary ini?

Tapi belum ada nyamuk yang bisa jawab, karena rata-rata sudah nempel ditangan dengan keadaan sudah tiada nyawa… kacian hik hiks hiks…..

Ah udah ah, nah kembali ke kopinya… ini nggak pake nyeduh lagi karena sebenernya ngabisin stok, yaitu CBC coffee, cold brew cikalapa kopiiii….. yang penasaran, bisa klik tulisan daku terdahulu, COLD BREW KALAPA.

Sebuah sajian kopi dingin tanpa gula tetapi terasa manis menyegarkan karena dibuat dari perpaduan bubuk kopi arabica dengan air kelapa muda segar yang terpilih…. ahaay terpilih, kayak kepala daerah aja….

Kebetulan stok satu lagi setelah dikirim dari kolega di subang beberapa waktu lalu.

Mantabs nggak kawan?…”

Menyeruput kopi dingin di udara siang yang panas sambil terlindungi dari nyamuk-nyamuk kebun yang haus darah maniezkuuuh….. itulah suasana yang menyenangkan kali ini. Sebuah sajian kopi memang selalu memberi sejuta arti.

Begitupun bagi raga ini, bikin seger dan menjalani hari dengan hepi. Bagi jiwa, menulis tentang kopi menjadi penyeimbang dari gejolak aneka keinginan yang datang berganti tiada henti. Have a nice weekend guys, Wassalam (AKW).

***

Catatan :

Jangan tertipu dengan judul, karena terkadang sering kita men-judge sebuah artikel hanya karena judulnya yang dianggap tidak sesuai dengan isi.

Biarkan judul menjadi penghibur bagi dahaga baca untuk sajian artikel yang pendek tapi miliki aneka makna.

Domba Hitam.

Hijaunya rasa dan hitamnya suasana membuat berbeda.

CISARUA, akwnulis.com. Sekawanan mahluk tuhan yang berwarna hitam melegam, sedang bercengkerama di keteduhan suasana. Mereka terkadang tertawa ataupun saling berbagi cerita, tak lupa rumput menghijau dikunyah bersama.

Sepanjang mata mandang adalah kehijauan semata, memberi rasa tenang dan segar tak terhingga. Apalagi angin pegunungan membelai dengan sepoi mesra… ah segarnya.

Sambil mengangguk-angguk bersama rumput hijau yang terus merajuk, pembicaran tentang nasib masa depan terasa mengalir dan saling melengkapi. Meskipun salah satu dari kami tetap bertahan dengan romantisme keberhasilan masa lalunya, tapi mayoritas kawanan kami sudah berfikir tentang masa yang berbeda.

Mulai berdiskusi tentang kemana harus mencari rumput segar dan bebas biaya sementara perlahan tapu pasti harus tergantikan oleh rumput sintetis yang miliki harga juga sangat tidak enak rasanya pada saat dicoba dikunyah…

Ataupun oksigen yang dihirup penuh kesegaran ini, besok lusa menjadi rebutan kami dan berani menukarnya dengan seluruh uang hasil jerih payah kami.. demi sebuah hirupan janji.

Wooiiiy, mba, kenapa bengong mulu?”

Sebuah bentakan keras mengembalikan semua lamunanku agar kembali berpijak di bumi kesadaran.

“Nggak mba, cuman ada sesuatu yang dipikirin” Mba yang agar kurusan menjawab tersipu dan langsung menjadi objek olok-olokba yang lainnya.

Mba-mba kembali bercengkerama, tetapi dikala mereka sedang bersuka ria, Mba yang tadi bengong langsung ambil posisi ditengah kumpulan mba-mba dan berteriak lantang, “Hai kawanku sesama mba, mari syukuri hidup ini, rumput yang senantiasa menghijau, udara bebas yang gratis kita dapatkan, mbeeeee..beeee

Retorika singkat yang membubarkan kawanan domba hitam, semua berbaris sesuai ketebalan bulu dan ukuran keahlian mengunyah pengalaman. Bergerak ke pinggir savana dimana air segar mengucur tiada henti dan melayani dengan setia.

Selamat berwudhu dan menunaikan Ibadah Shalat Jumat, Wassalam (AKW).

Kolam renang Green Kamojang.

Berenang segar dipadu suasana alam priangan.

Photo : Kolam renang dewasa Green Kamojang / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Gunung Guntur menjulang menjadi latar belakang pemandangan yang menyenangkan. Riak air kolam mengharu biru berpadu serasi dengan kehijauan dan deretan patung hewan penyembur air… ahhh segarnya, tak tahan untuk segera ikut bercengkerama.

Kolam renang dewasa dengan segala fasilitasnya memanjakan rasa mulai dari kolamnya itu sendiri, kursi santai, ruang bilas, handuk dan juga angin segar pegunungan yang senantiasa bertiup membawa harapan dan kenangan, begitupun kolam anak dengan kedalaman 60 cm menjadi pilihan untuk ‘ngasuh‘ sang buah hati.

Photo : Kolam renang anak / dokpri.

Apalagi pagi hari masih sepi, sehingga kolam renang serasa milik sendiri… Alhamdulillah.

Pilihan perjalanan kesini jika diestimasi sekitar 65 km dari bandung jika menggunakan akses tol cileunyi – rancaekek – ibun – kamojang – lokasi… ya klo tanpa kemacetan sekitar 2 jam, tetapi beberapa titik macet di jalan rancaekek – ibun perlu menjadi perhatian.

Pilihan lainnya adalah akses jalan nasional ke arah kota garut dan setelah itu menuju Green Kamojang resort, agak memutar tapi relatif kemacetan (kemungkinan) di daerah rancaekek pas bubrik (bubar pabrik) serta di Nagreg. Kalau sudah sampai kota Garut tinggal 10 km lagi menuju lokasi.

Balik lagi ke kolam renangnya, posisinya agak unik karena terletak di lantai 2, jadi aksesnya dari restoran naik tangga ke atas, ada ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 60 orang (maaf kira-kira)… nahhh depannya adalah kolam renang.

Untuk penginapan tersedua cottage-cottage… ah udah ah, entar disangka di-endorse sama Green Kamojang resort hehehe.

Ini mah hanya berbagi cerita dari apa yang ‘kebetulan‘ dialami. Selamat berlibur wiken bersama keluarga tercinta. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Green Kamojang… eh Kamojang Green Resort.
Jalan Raya Kamojang No.KM.3, Samarang, Kec. Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44161