Longblack Only.

Tidak ada waktu bersantai, gasskeun…

MELBOURNE, akwnulis.com. Early check in menjadi pengobat rasa lelah dan mengurangi kepenatan setelah penerbangan selama 5 jam 45 menit dari Denpasar ke Melbourne, dilanjutkan 90 menit proses keluar bandara. Tentu itu membutuhkan stamina dan kesabaran, apalagi penyesuaian waktu dengan perbedaan lebih cepat 4 jam di banding di indonesia, perlu juga kekuatan lahir bathin menghadapinya.

“I need a mood bosster” teriakan halus dalam hati semakin menguat dan membahana hingga menyentuh amigdala. Maka tubuh segera bergerak ke kamar mandi hotel dan membersihkan diri menjadi sebuah kewajiban. Segar terasa disaat butiran air di shower menyentuh kulit di badan ini.

Tidak ada waktu untuk jetlag karena siang hari nanti langsung dihadapkan dengan agenda pertemuan perdana bersama pihak Melbourne Sympony  Orchestra. Semangat kawan. Mandi lalu bongkar koper dan ganti baju serta bersiap untuk menghadapi kenyataan serta bersyukur bisa menginjakkan kaki ini di benua australia.

Longblack & Chicken Salad / Dokpri.

Turun dari lift hotel langsung menuju ke loby dan bergegas belok kiri menuju sebuah cafe yang bernama Golden Mug’s cafe. Kebetulan relatif sepi sehingga bisa memilih tempat duduk sesukanya.

Disinilah sebuah percakapan awal tentang kopi dimulai, meskipun dengan bahasa inggris terbata-bata tetapi dengan kepercayaan tinggi bahwa kemampuan penguasaan bahasa kita lebih baik, maka semua jadi baik – baik saja.
“Maksudnya bahasa inggris kamu lebih baik?

Bukan begitu persfektifnya kawan, tapi begini. Mereka fasih sekali bahasa inggris tetapi hanya satu bahasa yang dikuasai sementara kita rata-rata menguasai 3 bahasa

Longblack & Air Mineral / Dokpri.

Bahasa apa saja?” Berondongan pertanyaan datang begitu gencar.

Kalem bro, kita bisa bahasa inggris terbata-bata, bahasa Indonesia dan bahasa sunda atau bahasa daerah lainnya”

Rekanku terdiam dan tersenyum, lalu mengangguk sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Tapi pada prinsipnya setuju dengan pendapatku.

Americano medium Sir”

Wajah pelayannya agak menegang dan menjawab, “We dont have Americano, only Longblack!” Tegas banget.

Sarapan yuk / Dokpri

Olala, otak langsung loading dan ingat bahwa ini australia, americano mah di amerika, lha wong namanya juga america + no.

Oke, medium longblack and chicken salad”

Baru tuh bule tersenyum dan melanjutkan pelayanan sambil menghitung harga hingga muncul angka 24.8 Aud atau sekitar Rp. 267.840.. lumayan mahal juga untuk ngopi dan sarapan. Kalau kopinya saja ukuran medium itu 5 dolar australia (Rp. 54.000).

Tapi karena ini judulnya adalah pengalaman, ya ditebak saja harga segitu. Asal jangan tiap hari, bisa jebol keuangan atuh.

Urusan rasa tidak ada yang istimewa karena longblack itu adalah sajian kopi espresso yang dicampur dengan segelas air panas sehingga secara volume lebih banyak. Hanya model pembuatannya saja yang dibalik jika dibandingkan kopi americano. Kalau americano diawali dengan menuangkan double shot espresso baru dikucurkan air sementara longblack sebaliknya.

Sisa sisa / Dokpri.

Srupuuut…… nikmat guys. Bukan rasa kopinya tetapi suasana dan perjuangan hingga sampai ke tempat ini termasuk kesempatan langka yang patut disyukuri. Lalu hadirnya chicken salad adalah sarapan perdana di negeri kangguru karena sejak turun dari Qantas Airlines tadi pagi belum masuk sedikitpun makanan di perut ini.

Nyam nyam
Srupuuut….

Piring berisi chicken salad sudah tandas begitupun disusul dengan kosongnya cangkir yang berisi longblack ukuran medium.

Sarapan pagi yang penuh arti dan ngopi hitam tanpa gula pertama di negeri orang. Wassalam (AKW).

NGopay di RASAHAUS & Kahoot.id

Meeting – Games – Ngopay – Ngojay – Meeting.

BEKASI, akwnulis.com. Ikutan rapat koordinasi afaupun sosialisasi adalah hal yang biasa. Tetapi di acara kali ini, iseng – iseng ikutan kuis interaktif yang digawangi panitia pake aplikasi kahoot (kahoot.id). Sebuah aplikasi permainan interaktif yang menarik dan sekakigus ngetes peserta tentang pemahaman terhadap materi yang diberikan.

Selama ini biasanya via zoom, tapi kali ini hybrid sehingga yang offline di acarapun bisa ikutan. Balap cepat baca soal dan pijit jawaban di layar smartphone masing-masing…. rame.

Pertanyaan tentu seputar inpassing jabatan fungsional adyatama pariwisata dan ekonomi kreatif, tetapi ketajaman mata dan kekuatan sinyal smartphone menjadi pendukung utama. Ternyata kombinasi tersebut membuat nickname akwnulis.com berhasil memuncaki  games di batch 1 ini kawan, Alhamdulillah.

Iseng – iseng berhadiah dan diundang ke depan untuk mendapatkan hadiah. Apalagi pak Kepala Pusat SDM yang langsung menyerahkan dan berphoto bersama. Cetrek.

Pertanyaan dari MC sederhana, “Kok bisa cepet banget jawabannya pak?”, “Jempolnya banyak ya?”

Betul neng MC, jempolnya ada lima

Pantesan

Itulah cerita awal tentang menjuarai games sesi pertama. Tetapi jika setelah makan siang masih ada sesi games, aturannya nggak boleh ikut lagi, khawatir menang lagi dan menutup kesempatan yang lain hehehehe. Padahal belum tentu juga, cuma aturan adalah aturan. Ikuti saja, apa susahnya.

Nah sambil istirahat agak menjauh dari lokasi acara, hunting kopi langsung beraksi. Karena jelas ada cafe di lantai 6. Eh tapi shalat dulu ke mushola, baru cuss TeKaPè.

Nama cafenya lucu, RASA HAUS. Menunya tidak ada versi manual, tetapi semuanya pake mesin. Ya sudah americano langsung dipesan. Sambil menunggu kopi tersaji, bergeraklah mengitari area cafe sambil tetaoi ditemani tongkat kruk yang sementara menjadi pengingat bahwa kaki kiri sedang tidak baik – baik saja.

Area cafe RASAHAUS ini strategis, dengan area indoor yang o smoking dan outdoor yang cozy plus pemandangan menariknya adalah bisa melihat suasana taman dan kolam renang dibawahnya dengan leluasa.

Tapi kesempatan menikmati pemandangannya terhenti oleh suara sang pelayan yang sudah ada disamping kanan lengkap dengan nampan kebesarannya.

Silahkan Kakak, ini Americano-nya”

Terima kasiih

Asyik deh, srupuut yuk. Tanpa perlu basa – basi maka beraksilah tangan menjulur menjangkau cangkir dan mendekatkan pada bibir. Regukan pertama hangat dan nikmat, begitupun regukan kedua dan ketiga memenuhi rasa haus ingin minum kohitala hari ini.

Lalu sebagai pelengkap menu hari ini, pesanan salad versi cafe ini menjadi penyegar mulut sekaligus menghilangkan kantuk karena rasa bumbu asam pedasnya yang cukup membuat lidah bergoyang dan hati degdegan.. hahay lebay.

Namun ingat, sesi acara masih berlanjut. Jadi tak bisa berlama-lama di cafe RASAHAUS ini. Tetapi harus kembali ke lantai 10 dimana acara sedang berlangsung.

Maka berakhirlah sesi menikmati kohitala di cafe ini, raga bergerak menuju acara meskipun sebagian jiwa masih melekat pada mesin kopi di cafe ini. Wassalam (AKW).

***

CAFE RASA HAUS, Lt.6 Hotel Ultima Horison Bekasi.

Eggplant Salad & Me

Menikmati makanan ‘sehat’ dan ‘kenyang’, betulkah?

BANDUNG, akwnulis.com. Satu bulan sudah belajar memaknai kata sabar dan ketidakberdayaan sebagai mahluk tuhan yang begitu rapuh dan lemah, diawali dengan kata tijalikeuh*) dan takdir.

*)tijalikeuh adalah bahasa sunda yang artinya : keseleo atau kejiklek atau misalah… eh bahasa sunda lagi deh, yach pokoknya itu dech.

Tantangan selain harus belajar sabar adalah menghadapi peningkatan tonase alias BB yang ternyata kembali bertengger di angka kuintal guys.. 100 bulet buleet pisan… malah beranjak menjadi dalmation (101) dan terus meningkat… alamak, padahal porsi makan sudah dikurangi dan dibanyakin kopi…..

Eh tapi karena kondisi kaki belum boleh menapak sebelah dan full menggunakan tongkat kruk, otomatis olahraga suangaat kurang… jadi ketidakseimbangan ini berakibat nambah bebeb… eh bebe berat badan.

Nah, cara yang paling efektif adalah asupan makanan harus diperketat. Maka dimulailah… eh sebenernya udah lama tapi sering tergoda.. yakni nasinya kurangi… cukup 3 sendok makan.. bukan sendok tembok… atau ganti asupannya oleh karbohidrat lainnya less rice.. gitu ceunah.

Urusan per-salad-an sudah menjadi rutinitas dan hari ini saladnya spesial karena ditemani eggplants alias terong goreng bungkus panir, nama kerennya adalah ‘eggplant salad’ yang datang via mamang grab dan didukung pembayaran via opo…. eh ovo guys..

Ovonya siapa?….. itu cerita berbeda.

Nah bersiaplaaah.. menikmati sajian salad spesial kali ini.

Dikala membuka bungkusnya yang pertama terlihat adalah sayuran berbentuk daun dan potongan tomat cherry….. yummmy.. lalu ada bungkusan kecil berisi butiran keju hancur, daging asap dipotong segi empat kecil-kecil, potongan roti ukuran dadu 7 buah dan dibungkus terpisah ada kayak gorengan gitu… ternyata isinya terong goreng alias eggplant dan sebungkus dressing khas sejiwa… ditambah lagi sekantung plastik eggbenedict alias telor ceplok enyoy keneh.. seperempat mateng cuy…. wow… agak gimana gituuu…

Udah deh… buka dan gabung semua diakhiri dengan dressing yang mengucur diatas sajian… tadaaa… “Asa beda sama di cafenya?”

Pasti beda, lha wong ini piring seadanya dan disajikan di meja kerja, ya inilah hasilnya mari kita syukuri. Karena jangan dilihat hanya dari penampilannya (jika disajikan di cafe) tapi lihat dari hadirnya makanan ini adalah ijin Allah SWT. Meskipun sedang sakit, tak bisa kemana-mana sudah 30 hari, tetapi rejeki menikmati makanan terus mengalir, Alhamdulillah.

Bagaimana dengan kopinya?”…

Wah next tulisan ya, karena sekarang pergerakan terbatas oleh kruk penyangga sehingga belum leluasa menyeduh manual brew kohitala sendiri, maafkan.

Bagaimana rasanya Eggplant salad?”

Tentu sebuah rasa juga adalah keberkahan karena tidak setiap orang diberi nikmat indera perasa dan juga indera perasaan 🙂 ..

Dan…. rasanya enak pisan, dressingnya pas dengan rasa asin gurih sedikit manis dan ada asamnya. Eggplannya renyah juga lengkap dengan rasa segar daun salad dan daun apa ini teh lupa…. kriuk kriuk kress… nyam nyam…

Lumayan latihan mulut mengunyah dan melumat daun hingga bergerak lancar sampai ke lambung….  wareg.. sesaat hihihihi.

Selamat menikmati keberkahan masih diberi rasa dan perasaan oleh Tuhan, Have a nice weekend kawan. Wassalam (AKW).

PENGORBANAN (TAK) SIA-SIA.

Berkorban itu perlu, tapi pikirkan dulu.

TJIMAHI, akwnulis.com. Terkadang sebuah keinginan hadir tanpa alasan, muncul begitu saja di benak ini dan diucapkan dengan lantang. Sehingga didengarkan oleh rekan staf dan menjadi sebuah perintah yang harus dilaksanakan.

Itulah yang terjadi, setelah sekian waktu berusaha makan siang itu adalah makanan sehat dengan menu aneka salad. Ternyata ada gejolak jiwa cheating yang ingin menikmati sajian makanan lain yang digandrungi kawula muda.

Sebuah sajian makanan alias jajanan yang berbasis kerupuk dengan aroma kencur yang dilengkapi dengan berbagai boga bahari, protein seperti serpihan telur, daging ayam, ceker, tulang, sosis, termasuk baso dan banyak lagi pilihan dengan rasa gurih pedas dengan nama sajiannya adalah seblak.

Maka bergeserlah dari salad ke seblak, sama awalan s tetapi begitu berbeda dari warna dan rupa serta tentunya rasa. Tapi hidup ini butuh variasi kawan. Sesekali perlu menikmati sajian ekstrim yang membuat hati berdebar (seseblakan) akibat rasa kuah yang memerah karena minta diberi bumbu pedas level dewa.

Jika hari kemarin adalah menikmati kesegaran eggplant salad, maka siang ini mencoba menikmati sajian seblak kumplit pedas maksimal.

Dilihat sepintas terasa tantangannya karena kuahnya begitu merah dan biji cabe bertaburan di permukaan mangkok putih bercahaya. Setelah membaca BIsmillah, prosesi penyuapan kuah dimulai… amm.. srupp…..

Mata langsung membelalak dan hati berdebar, apalagi mulut dan lidah tidak bisa mengucapkan banyak kata. Semua bergabung di otak dan teriak didalam neocortec, “Ampyuuuun Lada Pisaaaaan…..”

Tak perlu lama, butiran keringat muncul dan desah mulut kepanasan langsung memenuhi ruanganku yang sederhana ini. Tapi masalahnya bukannya berhenti makan, malah lanjutkan penyuapan. Karena dibalik sensasi pedas, panas dan gurih ini hadir kenikmatan berbeda yang wajib disyukuri…. nyam nyaam.

Akhirnya setelah sekian lama berusaha, menyerah tanpa bisa menghabiskan sajian seblak yang ada. Karena ternyata peluh bercucuran dan lidah teriak karena sudah tidak siap menerima level kepedasan ini, begitupun perut mulai bereaksi. Betapa cepatnya rasa pedas ini menguasai raga yang rapuh ini.

Lalu bergegas mengambil gelas dan meminum air putih yang tersedia di meja sebelah. Meskipun tidak menghilangkan pedas tetapi minimal memberi waktu bagi mulut untuk berdamai dengan keadaan dan tidak harus tertekan oleh pedas yang hadir bertubi-tubi.

Dampak ikutannya ternyata sang perut tidak kompromi karena berbagai faktor, terutama faktor U (umur). Perut panas sepanjang malam dan hingga dini hari bolak balik kamar mandi karena sembelit dan perut rasa melilit.

Kapok ah. Jangan maksain jikalau tak siap. Kendalikan keinginan dan sandingkan dengan kenyataan. Karena sebuah pengorbanan yang terjadi tidak sebanding dengan keinginan awal yang terucap begitu saja. Have a nice weekend kawan. Wassalam (AKW).

Menikmati Kekalahan.

Mengunyah kenyataan dan menyeruput keadaan…

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah perjalanan kontestansi yang bergerak bertahap selalu menghadirkan ketegangan, harapan dan kebimbangan serta kegundahan ataupun akhirnya sesaat tercekat di kala sang nama tidak hadir untuk disebutkan.

Itulah makna perjalanan dalam kompetisi kehidupan. Tampil terbaik adalah relatif karena makna terdalam adalah ikhlas menerima kenyataan. Meskipun lebih mudah ikhlas dikala menang, dibandingkan harus ikhlas di harus menerima kekalahan sebagai kenyataan.

Terdiam dan tertunduk adalah hal yang wajar, atau di tambah lelehan air mata kesedihan supaya suasana mellownya dapet. Mungkin bisa hadirkan iba sesaat, dan menarik simpati dari seseorang yang selama ini memperhatikan.

Tapi apakah itu yang diharapkan?”

Tentu bukan, harapan tertinggi adalah meraih kewenangan.. eh kemenangan. Serta bisa membusungkan dada dan menegakkan kepala dengan sebuah teriak lantang, “AKU BISA”.

Namun apa mau dikata, sebuah kenyataan memang terkadang menyakitkan hati di kala rasa ikhlas belum hadir bersemi. Teriris hati tertumbuk kalbu, tak enak rasanya dan semua tindakan terasa salah.

Kenapa kenyataannya begini?”

Sudahlah, biarkan kenyataan bermain dengan perayaan. Meraih ucapan selamat dan dipuja-puja sesaat. Jangan salah kawan, setiap jaman harus ada pahlawannya.

Mari belajar pasrah sambil mengunyah sayuran segar, potongan paprika, tomat cherry, jagung dan daun selada yang berbungkus kulit lumpia besar, diolesi bumbu segar penuh sensasi. Memberikan kesempatan geraham dan lidah berolahraga dan olahrasa agar menenangkan hati yang gundah gulana.

Selanjutnya untuk mengembalikan stamina yang terkuras kesedihan karena harus merana hadapi kenyataan. Secangkir kopi bali dengan label tertentu diseduh mendadak agar mudah disruput tanpa banyak pertimbangan.

Srupuuttt… hmmm segar, “Eh tapi selain kopi kok ada rasa herbal – herbalnya?”

Tapi karena enak dan terasa bisa mengembalikan semangat, maka secangkir kopipun di tenggak habis… srupuuut.

***

Terasa badan menghangat dan ternyata menghadirkan semangat. Weits keren juga nich kopi. Langsung cari bungkusnya, karena penasaran kopi apa sebenarnya.

Ternyata ini adalah campuran kopi dan aneka rempah yang di branding Stamina Bali Coffee – Taste of Exotic Island. Wah gawat, jangan-jangan memang berkhasiat. Yang paling terasa adalah hadirnya kesegaran dan tubuh mulai berkeringat, bener-bener meningkatkan stamina eh keringaaat hehehehehe.

Langsung saja ambil posisi push up dan 3 set kali 10 hitungan di jalankan sempurna. Dilanjutkan dengan sit up… tapi hanya kuat 5x saja karena ternyata betapa beratnya melawan gravitasi alias menahan bobot diri sendiri.

Penuh mengucur dan menggerus kekecewaan, memberikan kedamaian dan belajar menyusun keikhlasan bahwa menang kalah bukan segalanya tetapi kesiapan menerima dan memaknai kemenangan atau kekalahan adalah sebuah sikap nilai yang luar biasa. Wassalam (AKW).

Piknik tivis tivis…

Menikmati setitik piknik, meskipun…

BANDUNG, akwnulis.com. Terpaku menatap keindahan alam yang membentang memanjakan mata. Begitu indah dan menentramkan. Lansekap dataran tinggi bandung utara hingga menyentuh kota Bandung yang penuh hinggar bingar optimisme.

Tarikan nafas begitu lega, dikala saluran pernafasan bercengkerama dengan udara segar milik tuhan yang tidak ternilai, kembali rasa syukur adalah kewajiban, betapa banyak nikmat Allah yang sering kita lupakan.

Apakah ini rehat sejenak dari rutinitas atau hanya sebuah hayalan tingkat tinggi akibat nggak bisa piknik dimasa PPKM darurat?”

Hehehe hampir beririsan pendapat itu, tetapi yang pasti kali ini masih dalam posisi bekerja dan kebetulan lokasi rapatnya di bandung utara. Maka udara segar begitu mudah didapat, meskipun protokol kesehatan tetap ketat.

Penggunaan QR code aplikasi lindungi sebagai pembuka untuk bisa memasuki area, dilanjutkan swab antigen sebagai bentuk kewaspadaan karena pandemi covid19 masih ada. Untuk penggunaan hand sanitizer dan masker jangan dibahas lagi, ini sudah given, wajib hukumnya. Dengan semangat optimisme adalah agar kita terhindar dari virus covid19 sekaligus menghindari sebagai penular kepada orang lain ataupun keluarga tercinta.

Nah dikala waktu istirahat tiba, maka mencari tempat private di ujung resto sambil menikmati sajian dari panitia, memberikan sensasi rasa berbeda sekian purnama tak pernah nongki-nongki atas nama bahagia.

Sajian yang dipilih kembali kepada tema utama yaitu ngopay dan ngojay…. eh salah ngopay dan salad.

Pertama untuk memgobati kehausan atas piknik dan wisata lainnya adalah sajian kopi hitam tanpa gula dengan seduhan manual menggunakan V60, bean yang dipilih kali ini adalah manglayang wine nectar. Sebuah pilihan tepat karena menyajikan sensasi rasa lengkap. Acidity jelas begitu ‘menggigit’ sejak seruputan pertama dan ninggal di ujung lidah serta di ujung kenangan. Body medium dan after tastenya bikin damai, paduan fruity dan tamarind serta cocoa hadir selintas menemani keceriaan kali ini.

Kedua adalah sajian utama eh atau pendukung ya?.. thai salad. Yach pokoknya saling mendukung aja deh. Sajian makanan sehat yang dilengkapi potongan daging sapi yang empuk dan memanjakan lidah. Apalagi saus khasnya begitu menggoyang lidah dan membuat selera makan semakin membuncah….. yummy.

Perpaduan inilah yang menjadi momentum syukur berkelanjutan. Kegiatan meeting bisa diikuti diawali dengan rangkaian testing antigen dan aplikasi peduli lindungi ditutup dengan piknik tivis – tivis di kala makan siang ditemani sajian kopi kohitala dan salad penggugah selera, Alhamdulillah.

Pak maaf, ditunggu di ruangan, acara sudah mau mulai lagi”

Sebuah suara sendu membubarkan piknik tipis-tipis kali ini. Segera anggukan kepala dan bergegas… eh sruput dulu sisa kopi yang ada dan sikat habis salad yang juga tersisa.. nyam nyam nyam… yuk ah meeting lagi. Wassalam (AKW).

KOPI MALAM & Salad Siang.

Kopi malam & Salad Siang

RIAU209, akwnulis.com. Termenung memandang temaram malam yang menelusup dari sudut jendela ruang kerja, ternyata sesosok gelap telah melingkupi di luar sana.

Sementara di hadapan mata masih terserak segudang harapan dan permintaan. Bertebaran di atas meja, di samping PC juga berjejal di dalam layar laptop yang hampir 12 jam tetap terjaga.

Malah di sela kursi dan di lantai bawahpun ternyata serpihan harapan itu ada.

Perlahan jemari bergerak menggenggam senjata andalan, sebuah pulpen sakti bertinta biru. Digoreskan sedikit di putihnya kenyataan, dan byaaar…… suasana malam yang kelam berubah menjadi terang benderang.

Coret lagi di kertas lainnya, maka muncul cahaya mercon dan petasan kecil warna warni. Jemari menari dan bergerak lincah untuk menemui semua pemgharapan yang sudah lama menanti diberikan sentuhan – sentuhan.

Tuntas dengan si pulpen sakti dilanjutkan dengan sentuhan akhir di layar laptop. Hanya memberikan sejumput senyuman digital dan satu klik persetujuan, menghadirkan sejuta emoticon kelegaan dan perlahan tapi pasti semua pamit menyisakan layar laptop yang putih bersih, Alhamdulillah.

Sebelum meninggalkan semuanya, ritual pamungkas adalah bercengkerama dengan sikopihitam penggugah rasa dan sepiring kecil salad warna warni yang setia menunggu dari siang tadi. Setetes demi setetes membasahi tenggorokan dan kunyahan salad melengkapi perubahan malam temaram menjadi pekat karena mentari telah sembunyi di balik harap.  Wassalam (AKW).

SALAD Merdeka..

Maksi & Teriak merdeka.

BDG, akwnulis.com. Semarak semangat kemerdekaan menggema di seantero nusantara dan inilah momentum kebersamaan untuk bahu membahu di masa prihatin ini.

Begitupun perayaan HUT RI ke 76 ini adalah tahun kedua di masa pandemi. Maka acara upacara formal, segala permainan dalam kemeriahan plus kerumunan harus diubah dalam format berbeda.

Yang penting kemeriahan tetap terasa dan rasa patriotisme tetap membara. Betapa kemerdekaan ini diraih dengan segala pengorbanan pejuang bangsa, sudah kewajiban kita untuk mengisi dan menjaga kemerdekaan ini tetap abadi.

Begitupun dengan menu makan siang kali ini, harus senada dengan semangat merah putih. Maka penyesuaian segera dilakukan dan aksesoris pendukung yaitu masker merah putih bertuliskan 76 tahun RI menemani sajian sehat ini.

Nyam.. nyam.
MERDEKA. (17/08/21)

Sisa – sisa salad merdeka / dokpri.

Gambar kedua adalah dokumentasi sisa salad yang hampir habis dinikmati. Sebelum tandas, photo dulu. #cekrek.  Wassalam (AKW).

SALAD & CITRA

Menu maksi menyegarkan dan (belum) mengenyangkan..

RIAU209, akwnulis.com. Siang yang panas terasa berubah menjadi teduh dikala sajian makan siang sehat terhidang didepan wajah. Salad roll dan butiran buah anggur yang berbaris rapih membentuk formasi siaga. Bersiap untuk dimakan tanpa banyak tanya.

Ucapan Basmallah menjadi pembuka dilanjutkan dengan suapan pertama, terasa potongan sayuran bercengkerama dengan gigi geraham yang senang karena ada kerjaan mengunyahnya untuk hadirkan kelembutan.

Kriuk kriuk… potongan sayuran segar memberi sensasi segar dan tentu hadirkan alasan tentang  semangat kesehatan. Dilanjutkan dengan butiran buah anggur segar yang melengkapi menu sayur buah siang ini..

Tapi….. perut masih kukuruyuk… nggak kenyanggg hehehehehe…

Jadi kesegaran belum sebanding dengan kebutuhan, apalagi aktifitas padat dari mulai apel pagi hingga siang ini. Perlu protein sebagai pengawal kekuatan diri.

Akhirnya dilanjutkanlah dengan mekdi (mekel di imah) berupa misting kecil berisi nasi, potongan sosis dan telor dadar… nyam nyam.

Biarlah gambar sayur buah hadir sebagai citra, menemani makanan karbo dan protein yang tak sempat di dokumentasikan karena tergesa.

Selamat makan kawan. Wassalam (AKW).

Menata maksi 2.

Yuk ah menata maksi lagi..

Photo : Gado2 TA Berbaris / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Jikalau postingan yang lalu penataan gado-gado dalam rangka makan siang itu menggunakan model radial karena masih terbiasa dengan putaran seduhan kopi manual menggunakan teko leher angsa, maka kali ini mencoba menata dengan berbaris berjajar diatas piring putih bersih sebersih suasana hatiku kali ini kepadamu… cieeeh, maksa ih.

Bisa di baca di MENATA MAKSI.

Kenapa cape-cape menata, ntar dimakan juga khan?”

Celoteh singkat dari seseorang yang kebetulan lewat dan melihat kesibukan ini. Hanya senyum kecil yang dihadirkan, tanpa banyak kata dan kalimat yang terhambur. Biarkan saja siapapun berceloteh karena memiliki mulut, jadi santai aja.

Padahal yang dirasakan.. menata maksi, sebuah aktifitas sederhana yang ternyata menyembunyikan hikmah makna penuh cita. Nggak percaya?…. gini deh.

Setelah pesenan grabfood makanan ini datang, jangan lupa di semprot anti bakteri bungkus luarnya dan segera keluarkan isinya untuk di tata di atas piring putih ceper yang tersedia.

Pertama ambil potongan rebusan kol, bariskan. Kedua ambil potongan daun selada, bariskan. Ketiga, giliran toge rebus yang berbaris memanjang dan keempat adalah potongan kecil tahu yang giliran berbaris sebelun ditutup dengan jajaran atas bawah dari kuah kacang khas kado-gado TA serta diakhiri dipuncak atas sepotong telur rebus sebagai komandannya.

Hikmahnya apa?…. yang utama adalah memperkuat rasa syukur, bahwa Allah SWT begitu sayang kepada hambanya dengan memberikan kemudahan dalam segala hal termasuk sajian makanan ini yang terdiri dari beraneka unsur yang bahan sayuran, protein dan berbagai unsur lainnya sehingga menjadi satu kesatuan rasa.

Dilanjutkan dengan rasa syukur masih diberi kenikmatan mengecap, membaui dan merasakan bersatunya unsur makanan tersebut dalam kunyahan teratur dan berpadu dengan enzim baik yang berada di air liur mulut kita, Alhamdulillah.

Selain itu banyak sekali hal-hal yang harus disyukuri, ini hanya sejumput hal sederhana kawan, masih sangaaaat banyak keseharian kita yang perlu disyukuri dan ditafakuri.

Jadi menata maksi ini ternyata juga menata hati, memberikan ketenangan dan melatih ketelitian hingga akhirnya didokumentasikan untuk dihadirkan di dunia media sosial yang gegap gempita.

Yuk ah, maksi bray. Ambil sendok dan garpu, dan dimulailah prosesi makan siang penuh syukur kepada Illahi. Wassalam (AKW).