DATA, Kopi & WFA

Presentasi dan materi diakhiri dengan FWA sambil sruput Kopi.

PASTEUR, akwnulis.com. Suasana rapat dengan model U bisa langsung membuat suasana menjadi beku dan kaku terjebak oleh suasana formal rapat yang lengkap dengan pernak pernik formalitas. Apalagi didukung penuh oleh hembusan air conditioner ruangan yang melenakan, maka rasa kantuk begitu mudah hadir dan segera mengaburkan pandangan berganti mimpi sesaat yang memang bernilai nikmat.

Itulah saat menantang bagi diri ini yang harus memberikan materi pada saat jam rawan dimana para peserta sudah makan siang dan kelihatan wajah – wajah kenyang. Maka cara terbaik adalah berusaha menghadirkan interaksi dan sedikit humor agar kantuk peserta hilang dan bisa antusias menerima materi yang akan disajikan.

Maka segera dikeluarkanlah aneka kemampuan termasuk posisi raga pun diubah. Tidak lagi duduk di depan meja penyaji materi tetapi segera bergerak turun dari podium dan berdiri setara dengan para peserta sekaligus mata dipicingkan untuk melihat peserta mana yang terkantuk-kantuk atau malah diam tetapi mata tertutup dan menikmati mimpi siang di sejuknya ruangan meeting hotel ini.

Ngapain milih yang ngantuk-ngantuk?”

Pertanyaan sederhana tapi efektif menyegarkan suasana. Caranya adalah dekati peserta yang sedang terkantuk-kantuk dan berikan mic yang ada, lalu berikan pertanyaan. Dijamin akan terjaga dan hilang rasa kantuknya berganti wajah tegang dan kebingungan atas apa yang sedang terjadi. Kalau nggak percaya, silahkan coba.

Maka mengalirlah rangkaian kata dan kilasan slide presentasi dilengkapi tawa canda dan tegur sapa dengan sebuah tema yaitu REKOKOM (regulasi, komunikasi dan komitmen) tentang pentingnya data yang dihasilkan sekaligus cara mendapatkan data tersebut.

Lalu setelah tugas menyampaikan materi usai, dilanjutkan dengan tugas lain yang harus konsentrasi sertai tidak terbuai. Meskipun raga sebetulnya sudah mulai lunglai. Maka cara terbaik adalah pindah suasana meskipun masih berada di satu area, ditambah dengan sajian kopi hitam tanpa gula, tapi sedikit foam susu sehingga cappucino yang datang merk Ily segera mengubah suasana.

Sruputan pertama menjadi utama untuk mengembalikan stamina. Alat kerja langsung digelar, laptop, tablet, smartphone dan sisa-sisa kertas yang harus dilihat satu persatu karena masing-masing menjadi unik dengan tulisan tangan yang berbeda-beda.

Apalagi momentum kali ini begitu cocok dengan tema tulisan selama ini yaitu NGOPAY & NGOJAY. Karena lokasi kerja kali ini berdekatan dengan kolam renang yang bisa digunakan ‘ngojay‘ serta dihadapan sudah hadir kopi untuk ‘ngopay‘. Alhamdulillah.

Sruputan berpadupadan dengan baca tulisan tangan dan pemandangan kolam renang, sebuah momentum FWA (flexible working arrangement) yang menyenangkan. Pekerjaan tuntas sambil memunggu rangkaian kegiatan di lantai atas yang berharap hadir pada saat penutupan. Itulah sepenggal kisah tentang presentasi, materi, kolam renang dan kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi : Hotel Holiday Inn – Pasteur Bandung.

Jus alpuket & KEK

Diawali oleh segelas jus alpuket dan angin sepoi-sepoi, berlanjut mencoba membuka lembaran cerita tentang Kawasan Ekonomi Khusus zona pariwisata. semoga bisa menambah cerita dan berbagi rasa.

Photo : Jus alpuket tanpa gula / dokpri.

Jus alpukat murni tanpa gula menemani siang hari yang cerah. Didukung angin sepoi menyapa rasa yang berhembus membawa rindu dari permukaan Situ Wanayasa. Panas terik matahari menjadi teduh penuh kedamaian. Sebuah saat untuk selalu ingat atas karunia Illahi. Ingin segera beranjak untuk bersujud di mushola atau mesjid diseberang situ (danau) karena waktu dhuhur telah tiba.

Tetapi… ada pertentangan, karena sate kambing lilit lemak dan semangkuk gule kambing juga terhidang sempurna. Aromanya begitu menggugah selera… ohh. Pertentangannya adalah sholat dulu atau makan dulu?…. bingung.

Sholat harus disegerakan, tapi takut sholat nggak khusuk karena inget sate, gule dan jus alpuket.

Mending mana guys?… sholat inget makan atau makan inget sholat?

Dilema menjalari kepala, berbenturan antara keroncong perut dengan nurani keyakinan. Tapi apa daya, saat ini makan dulu dech sambil inget sholat.

Photo mushola kecil yg enakeun.

Daaan….. setelah tandas tuh sajian, segera bergerak menuju mushola kecil di halaman rumah makan. Terdapat 2 kamar mandi dengan kloset jongkok yang bersih terpelihara. Begitupun mushola mungilnya ditata minimalis dan fungsional. Hanya cukup bertiga jika berjamaah, tetapi dengan tempelan banner besar bergambar Ka’bah dan sajadah bersih serta empuk memberi rasa khusuk yang merata, juga memang sudah kenyang he he he….

Photo Toilet bersih / Dokpri.

Meski tidak sempat meng-explore lebih komprehensif, tapi merasa puas dengan sajian rasa dan pelayanan di rumah makan Bang Jo di tepi Situ Wanayasa. Yup karena perjalanan musti dilanjut menuju daerah Jatiluhur dalam rangka menghadiri meeting tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Photo : satu sudut senja di Waduk Jatiluhur / Dokpri

Klo bicara Kawasan Ekonomi Khusus maka sangat perlu kita pahami dari sisi regulasi yang mengatur tentang hal ini. Sebagai pegangan maka 2 regulasi musti dibaca duluan, yaitu Undang-undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi khusus…. udah itu, aja baca ampe kelar, beres tuh urusan.

Masalahnya baca aturan itu cepet ngantuk dan banyak yang malas baca. Jadi ya udah, .. ..coba disarikan, diperas dan dipilih intisari philosophisnya sehingga lebih mudah dipahami… go!!!.

Kawasan Ekonomi khusus adalah Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu….

Nah tuh definisinya. Trus KEK ini ada beberapa zona, klo yang udah agak familiar adalah kawasan ekonomi khusus industri. Ternyata ada zona KEK lain selain industri yaitu zona pengolahan ekspor, logistik, pengembangan teknologi, pariwisata, zona energi, zona ekonomi lain.

Untuk bedainnya…. ini lho Penjelasan :

Zona pengolahan ekspor itu berkaitan sama area yang diperuntukan bagi kegiatan logistik dan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor.

Zona logistik adalah area yang diperuntukan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan, penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian dari dalam negeri dan dari luar negeri.

Zona industri adalah area yang diperuntukan bagi kegiatan industri yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi, serta agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau untuk dalam negeri.

Zona pengembangan teknologi : area yang diperuntukan bagi kegiatan riset dan teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi.

Photo Keindahan Pantai di Zona KEK Tanjung kelayang / Dokpri

Zona pariwisata : area yg diperuntukan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, perjalanan insentif dan pameran serta kegiatan yang terkait.

Zona ekonomi lain adalah area yang diperuntukan antara lain dapat berupa zona industri kreatif dan zona olahraga.

Photo panorama KEK Mandalika / dokpri.

Dari ke7 zona tersebut yang sekarang sedang digenjot juga oleh pemerintah adalah KEK Pariwisata yang tersebar di seluruh indonesia. Diantaranya KEK Tanjung Kelayang Pulau Belitung, KEK Mandalika di Lombok, KEK Morotai Maluku Utara dan KEK Tanjung Lesung Banten. Pengusulan KEK ini menjadi menarik karena dengan target nasional di tahun 2019 adalah lahirnya 10 KEK baru zona pariwisata dari target 15 KEK berbagai zona, maka diperlukan effort dan koordinasi intensif serta sinergi semua elemen khususnya kesiapan calon pengusul yaitu Pemerintah daerah atau badan usaha.

Photo Situ Wanayasa / Dokpri.

Udah ah gitu dulu urusan KEK, karena waktu jua yang tak bisa diubah seenaknya. Next time pengen bahas juga lanjutan KEK ini terkait kriteria lokasi untuk calon usulan Kawasan Ekonomi Khusus zona pariwisata. Wassalam. (Akw).

Menuju Jakarta, usulkan KEK Aerocity BIJB

Reportase sesi I untuk giat usulan proposal KEK di Kementerian Pariwisata. 120717

Adzan shubuh belum berkumandang, disaat raga sudah bergerak menyusuri dinginnya pagi menuju Stasiun Kereta api Cimahi. Tepat disaat kaki menjejak halaman parkir stasiun KA, Adzan Shubuh bersahutan, menenteramkan hati memanggil umat muslim yang sebagian besar masih terlelap dalam buaian mimpi yang penuh dinamika.

Shalat shubuh telah ditunaikan, 10 menit kemudian sang Argo Parahyangan menjemput dengan lengkingan dan wajah ceria. Hari ini begitu menyenangkan.

Perjalan pun dimulai menyusuri rel kereta yang berkelok menuju ibukota negara, Jakarta. Tidak lupa disaat Argo parahyangan menghela nafas sejenak di stasiun purwakarta, segera berlari menuju pintu keluar, mengabadikan tumpukan rel kereta yang menjadi mozaik warna warni sebuah saksi perjalanan masa silam.

3 jam berlalu dan menjejak kaki di Stasiun Gambir Jakarta. Karena kebetulan gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata hanya terhalang oleh Area Monumen Nasional maka diputuskan berjalan kaki saja menyusuri sisi kiri melewati jalan Medan Merdeka barat, melewati seberang pelataran kantor Gubernur DKI Jakarta.

Jrengg…… keringat lumayan deras mengucur tetapi tak lama tergantikan sentuhan angin AC di dalam gedung. Meeting di laksanakan di lantai 4 Gedung Sapta Pesona. Diterima dengan ramah oleh bapak Azwir dari Kementerian Pariwisata. Tim Penunjang KEK & Tim Perintis KEK Jawa Barat bersama Tim BIJB serta Perwakilan KCIC yang dipimpin bapak Asisten Perekonomian & Pembangunan mendorong Tim BIJB yang dihadiri langsung oleh Direktur Utama PT. BIJB, bapak Virda.

Maksud dan tujuan sudah disampaikan dan selanjutnya Dirut BIJB menyampaikan paparan terkait rencana usulan Aerotropolis Kertajati menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, dimana pengusulnya adalah BIJB yaitu BIJB AerocityDev, anak perusahaan PT. BIJB.

Tanggapan Bapak Asdep Pengembangan Destinasi Wisata alam & buatan, bp Azwir Malaon dalam diskusi ini adalah pembahasan pagi ini sebagai pemanasan sekaligus pemantapan presentasi yang akan dilaksanakan sore nanti di hadapan para Dewan Nasional KEK. Sebagai ikhtiar menuju penetapan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Kulonuwun dulu, sehingga usulan yang sedang berproses dapat ditempatkan on the track sesuai mekanisme yang tercantum dalam regulasi tetapi dalam waktu singkat. Selanjutnya Dewan Nasional KEK bisa memberikan fasilitasi klinik dalam penyusunan & pengajuan usulan KEK ini.

Poin penting selanjutnya terdapat 3 hal penting yaitu :

1. Legalitas KEK dari sisi penguasaan lahan, Pengusul dan regulasi tata ruang.

2. Sense pariwisata dalam desain bandara.

3. Mengusulkan mengajak bapak Kemenpar untuk meninjau secara langsung ke lokasi calon bandara yang sedang dibangun.

Pa AsdaEkbang menambahkan terkait listing proyek strategis nasional (PSN) yang termaktub dalam Perpres No 58/2017 maka Presiden berharap dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan proyek lebih cepat.

Dimana secara umum pendekatan pembangunan yaitu:

1. Engginering problem

2. Financial problem

3. Political problem

Selanjutnya mengkritisi beberapa slide yang dipaparkan Dirut PT BIJB agar lebih singkat, padat dan tepat.

Sesi inipun berakhir ditutup dengan keceriaan karena ada surprise tiup lilin. Ada apa gerangan?…. ternyata bapak AsdaEkbang ultah ke 60 tahun dan pa Azwirpun 2 hari lalu berulangtahun ke 60 tahun. Maka potong kue dan berdoa memberi keceriaan serta optimisme.

“Happy Birthday To You”

*) Sumber Photo & Video : dokumentasi pribadi.

Wassalam

@andriekw 150717