BANDUNG, akwnulis.com. Agenda padat di hari jumat memang menyita konsentrasi dan harus bermental kuat, apalagi terjadi perubahan jadwal mendadak karena pimpinan harus mendampingi gubernur di acara lain, maka jadilah ‘sopir tembak‘, tetapi justru dari suasana sedikit tertekan inilah bisa hadirkan sebait dua bait pantun ‘agak maksa‘ sementara di siang hari acara lebih relax, dan inilah hasilnya :
A. Agenda 1, Rapat kordinasi sinergitas BUMD dg BUMN (PT PPA) menghasilkan pantun :
1. Dari garut ke nangkasuni
Bawa dorokdok harum kulit domba
Para direktur dan dirut BUMD hadir disini.
Rumuskan banyak hal termasuk forum, untuk kemajuan bersama
***
2. Ke Cikapayang memungut hati Hati yg terbuka dan yang benar2 bersih
Demikian rapat kordinasi hari ini
Atas kehadirannya, kami ucapkan terima kasih
***
B. Agenda 2, Rapat biro sekaligus lepas sambut pejabat struktural dan staf yang beralih tugas, maka ini pantunnya :
Ingin berenang di kantor sangkuriang Tapi ternyata tidak ada kolam renang
Yang pergi senang, yang datang riang
Merangkai prestasi kerja di masa depan gemilang
***
Terima kasih, have a nice weekend guys. Wassalam(AKW).
Photo : rembulan hadir memisahkan dengan sang mentari / dokpri.
BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah request muncul di WAG, “Buatin pantun perpisahan dong!”, wadduh… kaget juga karena perpisahan itu biasanya pasti berteman dengan sendu dan kesedihan. Juga ditaburi duka dan lara, serta akhirnya merana.
Alhamdulillahnya ini bukan perpisahan karena cinta, tapi prosesi paturay tineung lepas sambut pimpinan wilayah yang harus berganti karena tugas negara.
Oke deh kalau begitu, kotret… tret tret... “Eh tapi kayaknya pake bahasa sunda bisa lebih syahdu”…
Corat coret lagii…..
Jeng jreng…
*Pantun Perpisahan Camat Boget*
Mapay desa nu baranang
Manggih domba disimbutan
Aya mangsana datang
Aya oge mangsana amitan
Tukang gula disangka semah Nu ditiung mamawa runtah Baheula datang kusabab amanah Ngawangun nagri ngarah tumaninah
Neang gaang ditengah sawah
Meunang bonteng kabawa caah
Ayeuna diteraskeun kalawan bungah
Kecamatan bojong genteng nu pinuh berkah
Ngarendos peuteuy keur parab oray Isukna tuluy disangrai Sanaos ayeuna atos paturay Tapi silaturahim mah ulah peuray
Daun ragragan kana rancatan
Nyandak pajeng nyingkahan begal
Pileuleuyan juragan camat mantan
Mugi langkung majeng ditempat enggal
Hayam nyatu dina tuur, ngagarayam!! Sakitu anu kapihatur, Wassalam!!!
Rangkaian asa penuh suka duka selama 4 bulan yang penuh makna dalam genre pantun sederhana
Abege seksi jualan panci
Dibeli selusin langsung berhenti Ungkapan ini bukan puisi Tetapi aneka kumpulan cirahan hati
Tali terkait dibalut semen
Mengikat kawan semakin erat Wawancara skype dan seleksi online Pembuka jalan menjadi peserta Diklat
Wajah kusam dioles arang
Lari ke warung membeli koran Pengumuman kelulusan adalah kenyataan Kampus Kiarapayung awali pembelajaran
Gunung Manglayang indah sekali
Udaranya segar nyaman di daki
Kami datang dari Jabar, Jogja dan Bali
Luaskan wawasan dalam koridor reformasi birokrasi
Layar berkibar di bukit ini
Tautan jemari merengkuh hati Juga 7 kab/kota di Jabar adalah kami Jalin silaturahmi serta persaudaraan hakiki
Buah coklat berdaun mini
Campur ketumbar hindari basi Kami peserta diklat Reform Leader Academy Siap belajar, berinovasi dalam kerangka kolaborasi
Masak ikan kembung tanpa gula
Dicampur garam dan sayur selada Wujudkan whole of government secara nyata Di tempat kerja juga nanti ke seantero nusantara
Anak sapi makan jerami
Kambing sehat, berlari kesana kemari Bonus demografi tantangan kami Hasil diklat ini, harus menjadi solusi
Ke perkemahan jalan kaki bersama
Peluh menetes hati terbuka Millenial menjadi fokus utama Tema diskusi, hasilkan solusi nyata
Ikan bersirip di dalam samudera
Berenang meliuk pamerkan gaya Policy brief & policy paper kami susun bersama Buah fikir kami, sumbangsih bagi negara
Pergi ke hutan mencari kakak tua
Hindari lumpur dapatkan cucakrawa Kami kampanye ke seantero kota Ditambah survey online di seluruh indonesia
Kopi robusta dicampur arabika
Diseduh air mendidih tanpa gula Hasilkan konsep dan rekomendasi bersama Beri kemudahan millenial untuk berusaha
Photo : Ketua Kelas menerima piagam penghargaan Kelas dari Ketua LAN RI / dokpri.
Pa Sigit adalah ketua kelas kami
Sosoknya riang, seksi meski terkadang menyendiri Ruang riung adalah RBN kami Memberi ruang & aktivasi millenial sejati
Arabika puntang dicampur kopi Aroma
Hasilkan rasa membumi penuh pesona Gedhong rembulan Sibangbara bergema RBI Jogja, Kabupaten Sukabumi & KBB bersama
Kopi Kintamani enak rasanya Kopi Kiwari, harum penuh asa Viral Sukabumi & Loka Yowana Kriya RBI Kota Sukabumi & Bali pulau dewata
Kumpulan kaleng isinya kopi juga
Tidak hambar dengan rasa luar biasa Gudang gandeng, switch in dan Rumah Moeda Dari Jabar, Bandung-Cimahi, Bogor dan Purwakarta
Photo : Ketua LAN RI dengan produk Kopi Kiwari dari pengusaha millenial di Jabar / dokpri.
Menyeduh kopi gunakan teko leher angsa
Hasilkan kejutan rasa yang tak akan terlupa Konsep ini sudah sampai kepada negara Di KSP melalui ibu Deputi III
Aura Kasih menari di pinggir kali
Ikan terpana, buaya terdiam sambil mengintip Terima kasih LAN RI atas kesempatan ini Membimbing kami menjadi kreatif, profesional, inovatif yang Kolaboratif.
Menenun batik bergambar singa
Goreskan canting, ikuti rasa nurani
Hatur nuhun Bapak Kepala LAN dan Pak Kapus PKP2A I beserta jajarannya Kami bangga menjadi alumni diklat di kampus ini.
Photo : Coach kami, Pak Desi F sedang beraksi / dokpri.
Makan sirih dicampur busa
Sedikit nasi diatas baja Makasih kami untuk coach yang luar biasa Pa Desi & Pa Yonathan yang bersahaja
Mawar berduri basahi raga
Mawar mewangi tidak semua Awal juli kita bersua Awal nopember ini akhirnya berpisah jua
Kopi Pangauban berbentuk biji
Di grinder kasar untuk Vsixty Maafkan semua perilaku kami Jikalau ada yang tidak berkenan di hati
Photo : Diplomasi kopi / dokpri.
Kopi pahit disajikan pagi
Kopi Luwak cocok siang dan malam hari Kami pamit bukan sekedar pergi Tetapi melangkah pasti, mengubah Negeri.
Photo Ibu Deputi III KSP, Bp Deputi LAN RI serta Bp Kapus PKP2A I LAN RI / pic by Tri Arya rlaxiv
Jakarta, akwnulis.com. Closing statement pertemuan RLA XIV, Deputi LAN RI, Kapus PKP2A I dengan Ibu Deputi III Kantor Sekretariat Presiden di Gd Bina graha Jakarta, Selasa tanggal 6 Nopember 2018, monggo :
Berburu kaset bilingual Isinya bahasa juga jalinan cinta
Mengantar konsep untuk millenial kepada negara melalui ibu Deputi III
Photo : Pemaparan peserta Diklat RLAXIV di Ruang Utama Bina Graha / pic by Tri Arya rlaxiv
Cenderawasih makan mentega Bersama rusa meraih juara
Ini sumbangsih kami untuk negara
Demi indonesia maju sejahtera
Ke pasar ikan meramu kasih
Cukup sekian terima kasih.
Pantun ‘terpaksa’ demi menyesuaikan budaya bahasa di Tanah Lancang Kuning penuh asa.
Pekanbaru, akwnulis.com. Di tanah Lancang Kuning hampir setiap momen selalu bersua pantun, deretan kata berima sejukkan rasa. Mulai dari pesawat Citilink, sebelum makan siang, hingga pelaksanaan rapat kunjungan kedinasan, semuanya berpantun dulu.
Maka sebuah tantangan berbuah tulisan, pantun sederhana yang terbit dengan tergesa. Semoga masih bisa menambah catatan dalam perjalanan dunia, cekidot :
Timun merambat berbenang labu Beralih rupa menjadi nasi
Selamat siang bapak dan ibu
Salam jumpa dalam kunker Silaturahmi
Ikan baung membawa surat Naik ke darat dicampur tomat
Kami datang dari Bandung Jawa Barat
Mengirim hormat salam sahabat
Bolu kemojo enak rasanya Di pasar bawah lengkap semuanya
Terima kasih atas penerimaannya
Kami tunggu kunjungan balasannya
Kue talam dibungkus lagi Ikan salai berbumbu cinta
Sekali lagi terima kasih
Atas keramahan dan kehangatannya
Kain batik bermotif bunga Digelar di Taj Mahalnya indonesia
Kami pamit dengan bahagia
Ditunggu yaa kunjungan balasannya (AKW).