
CIMAHI, akwnulis.com. Dus coklat itu sudah berada di samping meja kerja tadi pagi, namun belum menarik perhatian karena memang sedang berkelindan dengan kesibukan yang seolah tak berhenti dan menutup ruang untuk sejenak menarik nafas serta mengeluarkannya dengan perlahan. Tetapi tentu harus dikendalikan juga agar kesibukan ini tidak mendikte kita dan akhirnya diperbudak kesibukan sehingga merusak pendulum life work balance menjadi condong ke satu sisi.
Maka waktu ishoma adalah rehat yang sebenarnya. Gunakan kesempatan unguk shalat dhuhur berjamaah dan dilanjutkan menyantap makan malam sesuai menu yang tersedia. Maksudnya tersedia di kantin kantor dengan memu masakan rumahan yang akrab di lidah serta ramah di dompet hehehehe.
Sepiring makan siang telah berada dihadapan dengan porsi nasi sepertiga porsi menu biasa dan ditemani oleh seekor ikan pindang, sepotong goreng tempe dan dilengkapi sambal plus sayuran. Lengkap sudah makan siang kali ini. Alhamdulillah.

Nah selesai makan baru teringat akan dus coklat tadi, maka tergopoh segera dihampiri. Ternyata dus coklat ini sudah menempuh perjalanan panjang lintas pulau hingga akhirnya mendarat di jawa barat tepatnya di ruang kantorku ini.
Sebuah nama dan alamat pengirim memberikan rasa senang dan bangga karena sebuah silaturahmi yang terjalin tahun lalu via zoom meeting dengan tema SETARA membuahkan silaturahmi dan persaudaraan lintas pulau dan lintas generasi. Yup, sebuah kiriman paket dari Ibu Kepala Dinas Dagperin Provinsi Kalimantan Tengah telah nyata hadir di depan mata dan diyakini isinya adalah kopi spesial kalimantan tengah yakni kopi dayak. Makasih ya bu.
Segera paket dibuka dan menjadi terpana, karena bukan hanya bungkusan kopi yang ada tetapi ditemani oleh-oleh lainnya yang begitu banyaknya. Ada goreng ikan seluang crispy dan ikan seluang merk sopiah, kain khas kalteng, teh bajakah, kopi bajakah khas dayak erikano serta Indu kuh coffee rempah yang menggugah rasa penasaran.
Langsung di bawa ke mobil dan nanti di rumah bisa dinikmati sambil tak lupa menulis kesan dan pesan yang mengacu pada rasa dan suasana yang dihadirkan. Selanjutnya melarut kembali dengan kesibukan hingga tak terasa adzan asyar hampir tak terdengar serta waktu sudah mendekati magrib. Walaah hampir saja….
***

Tiba di rumah tentu tak bisa langsung menyeduh kopi dayak spesial ini karena harus lakukan ritual yang menjadi wajib semenjak pandemi memporakporandakan negeri. Wajib mandi dulu dan segala macam pernak pernik yang menempel di badan seperti ikat pinggang, dompet, jam tangan, emblem korpri, nametag harus masuk alat steril dan dilakukan sterilisasi UV selama 21 menit.
Nah setelah tuntas semua, inilah saatnya menikmati kopi palangkaraya kalimantan tengah. Sajian kopi khas yang tentu memiliki kualitas rasa ang berbeda. Bungkusnya dibuka dan meihat sudah berbentuk bubuk halus maka tak perlu repot – repot dengan corong V60 lengkap dengan kertas filternya tapi cukup siapkan air panas 93° celcius dan lalukan metode tubrukisasi alias kopi tubruk meskipun ingat nubruknya pelan-pelan ya.
Tak lupa kopi yang sudah ditubruk air panas tetap diaduk untuk meratakan bubuk kopi bersenyawa dengan air panas menghasilkan sajian hitam pekat yang menggoda dengan rasa nikmat.
Tiup perlahan dan sruputlah sajian kopi dayak ini untuk dinikmati oleh lidah sebagai awalan dan mulut untuk kelanjutan. Lalu bergerak memenuhi lambung hingga berrekreasi di usus serta berproses sesuai serapan masing-masing. Rasa pertama yang hadir adalah rasa kopinya stabil dan dilengkapi rasa herbal alami yang menyegarkan. Sruput lagiii….
Memang kopi merk Indu kuhh ini adalah kopi asli dayak palangkaraya yang diolah serta dicampur berbagai unsur rempah termasuk beras. Lalu hasilnya memang sebanding, kopinya dominan dan harum serta rasa rempah yang hangat dan nyaman. Ada unsur kapulaga, beras, adas, kelapa, kayu manis, ketumbar.
Sruput lagi dengan perlahan berulang dan pasti. Menghasilkan kesegaran berbeda serta keharuman menggoda. Selamat ngopay kawan, makasih bu Aster. Wassalam (AKW).