NGOPAY & NGASUH

Ramadhan dan penyembuhan plus ngopay…

CIMAHI, akwnulis.com. Shalat tarawih tuntas dilengkapi dengan 3 rakaat witir, peluh mengucur dan hawa terasa panas. Padahal gerakan dilakukan secara perlahan, apalagi pada saat i’tidal menuju sujud dan dari posisi duduk untuk kembali berdiri. Tangan kanan dipastikan memegang kursi yang setia menemani, membantu menahan raga yang semakin berisi, berisi lemak tentunya hehehehe.

Kenapa sampe nahan pake kursi begitu?”

Yup, kondisi ini sebuah proses penyembuhan setelah kecelakaan kecil akibat loncatin pot mini dan salah mendarat, ternyata berakibat patah salah satu tulang telapak kaki dengan posisi meruncing, baca PATAH MERUNCING.

Ditambah lagi dengan stop berolahraga hampir 3 bulan, sementara makan enak jalan terus. Tak terasa ‘penggemukan’ berhasil. Meningkat berat badan 6 kg melengkapi 1 kuintal yang sudah ada. Maka program diet menjadi prioritas utama, tentu setelah intruksi dokter berdasarkan kondisi yang ada.

Nah, dikala beranjak ke ruang tengah disuguhkan dengan atraksi kucing gemoy sedang latihan loncat di pintu kulkas, sungguh menggemaskan. Anak kesayangan juga tertawa-tawa melihat tingkah kucing yang seolah ingin unjuk kabisa (kemampuan).

Tapi sebelum bermain dengan kucing kesayangan maka buat kohitala (kopi hitam tanpa gula) seolah menjadi kewajiban. Mengalahkan sajian kolak, cingcau dan kolang-kaling yang cemberut di meja karena belum disentuh siapa-siapa.

Apa mau dikata, kohitala tetap utama. Proses manual brew dengan corong v60 segera dilakukan, tak lupa grinder kasar dulu bean yang ada dengan ukuran ala-ala.

Tuntas lakukan prosesi kopi, maka sruputan perdana memberikan kesegaran alami. Meskipun perbandingan air diperbanyak, agar tidak terlalu nendang rasanya tetapi aroma natural kopi tetap hadir meskipun hanya selarik rasa saja… srupuut… nikmaat.

Tiba-tiba ada ide, “Gimana kalau sambil ngasuh anak dan main sama kucing sambil tetap ngopay?”

Raga beranjak dan menyimpan secangkir kopi di lantai, pake gelas kecil tentunya. Dilengkapi ketukan tangan dan suara mengeong dari mulut ini, perlahan tapi pasti mahluk berbulu putih kuning dan coklat mendatangi dan mengendus gelas kopi.

Jangan-jangan kucing ini suka kopi”

Tapi hanya mengendus saja, setelah itu bergerak pergi dan kembali bermain dengan dunianya.

Maka raga ini beranjak ke meja makan untuk menikmati kohitala buatan sendiri ini sekaligus menahan diri dari godaan pastel, risoles serta kolak yang seakan memanggil penuh kemesraan.

Eh nggak berapa lama, ternyata si kucing ikut loncat ke pangkuan dan berusaha mengendus kembali gelas kopi mini ini. Maka sambil ngopay kohitala, ternyata sekaligus ‘ngasuh’ kucing juga.

Tring!…. Muncul ide untuk jadi bahan konten youtube, maka video pendek-pendek yang dibantu merekam oleh anak tersayang akhirnya menghasilkan video, Alhamdulillah.

Selamat menikmati dan mengisi waktu bulan shaum dengan berbagai amalan penuh bonus pahala, juga jangan lupa tetap ngopay dan bercengkerama dengan anak istri dan binatang kesayangan semua. Wassalam. AKW.

JEMPOLKU & SABAR

Cerita dari sang Jempol yang sedang ngalalakon.

BANCOR, akwnulis.com. Sederet kalimat tanya memecahkan keheningan yang melingkupi suasana malam yang temaram.

Mengapa beberapa hari ini begitu malas menggerakkan jemari diatas tuts keyboard virtual di smartphone ini untuk -menulis- seperti biasa?”

Sebuah tanya menggema dalam dada, padahal jikalau dilihat banyak momentum yang menarik untuk ditulis, dicatat dan akhirnya menjadi sebuah produk tulisan.

Mengapa?”

Maka perlahan tapi pasti mulailah introspeksi dari hulu ke hilir… eh dari hulu ke suku*) yang ternyata banyak sekali alasan yang hadir dengan berbagai kelengkapannya. Seperti rasa cape karena ternyata raga belum stabil dalam masa pemulihan ini, sehingga berbaring sejenak tanpa ngapa-ngapain lebih penting dibanding menulis, daripada berakibat pada hadirnya rasa sakit di kaki kiri pasca operasi sebulan lalu.

Atau bisa saja dengan hadirnya kerjaan yang bejibun sehingga tak sempat waktu untuk sekedar menulis meskipun hanya satu mini paragraf… udah mah satu paragraf dan mini lagi… berarti hanya terdiri dari beberapa kata saja.

Namun jangan salah kawan, beberapa kata ternyata bisa menjadi wakil dari hadirnya sebuah rasa, misalnya ‘I miss u’, hanya 3 kata dan singkat, tapi ternyata bermakna begitu mendalam sangat….. atau ‘Terserah saja’, ini 2 kata sakti yang memiliki beraneka makna tergantung siapa yang berucap, dimana berkatanya dan bersama siapa dia berkata itu.

Nah… supaya lebih praktis mini paragraf ini diperas kembali, menjadi hilang vokal dan konsonan berganti gambar kecil emoticon yang mewakili kegundahan jiwa. Ini lebih praktis lagi, meskipun hati-hati bisa salah klik jadi menampilkan emoticon yang aneh-aneh atau tidak pas dengan apa yang akan disampaikan.

Disinilah peran sang jempol begitu besar dan di posisi strategis, meskipun dibayang-bayangi oleh ‘typo’ akibat jempolnya gemoy atau tinggi ke samping hehehehehe.

Maka latihlah jempol kita tidak hanya bisa menari di keyboard virtual saja tetapi juga rutin berolahraga ringan seperti ngupil, korek kuping ataupun bermain hahayaman atau paciwit-ciwit lutung dan jikalau level advance ya gunakan untuk panco. Untuk aktifitas yang lebih menghasilkan maka bisa ditingkatkan dengan ngurek belut di pinggir sawah atau kolam juga menangkap ikan dengan tangan kosong, maka jari jemari akan terasah lincah.

Ada lagi kalau nggak mau basah – basahan mah, belajar nangkap cicak, ular atau nyamuk dan lalat dengan tangan kosong…. wah ini mah butuh konsentrasi, kelihaian dan kecepatan serta akurasi tertinggi plus ke-tidakgeuleuh-an memegang cicak yang geunyal tapi unyu-unyu serta teman – teman lainnya.

Nangkap cicak pake jempol?”

Iya atuh, jempol dan 4 jari lainnya. Sebuah pertanyaan yang aneh pisan, padahal tinggal gunakan logika dilengkapi imajinasi maka akan hadirlah sensasi. Karena nggak mungkin jempol bekerja sendiri tanpa sinergi dengan keempat jari lainnya, “betul khaaan?…..”

Sementara jika bergeser ke arah bawah dan bersua dengan jempol kaki, maka kembali tersadar bahwa pasca operasi patah ruas tulang telapak kaki perlu penuh sabar dan fokus dalam menjalani penyembuhan.

Khusus jempol kaki juga menjadi strategis karena ternyata perlu treatment khusus dan penuh kehati-hatian untuk menyentuhnya, apalagi memotong kuku jempol kaki… ngurunyud penuh sensasi.

Sesi terapi dengan pemanasan oleh lampu infra red dan sesi getar – getar dijalani semakin menguatkan telapak kaki dan jempol serta semua jari jemari….. terrrrrr… terrrrr.

Maka cara terbaik adalah bersabarlah dan ikuti sesi terapi dengan sepenuh hati dan jangan lupa prokes ketat dikala memasuki rumah sakit karena omicron terus menggila.

Selamat malam dan selamat memegang jempol masing-masing. Wassalam (AKW).

***

Catatan : Ternyata cara terbaik agar kembali menulis adalah…. menulislah apapun itu.

*) kepala ke kaki.

OPERASI PATAH KAKI

RS IMANUEL, akwnulis.com. Sambil tertatih dan berfikir keras, raga bergerak menuju kantor untuk menyelesaikan berbagai tugas pekerjaan administratif yang menumpuk, sekaligus proses pengajuan cuti sakit di mulai. Secara simultan juga mencari informasi terkait dokter spesialis bedah orthopedi lain sebagai ‘second opinion’ terkait kondisi ruas jari kaki yang patah menyilang sekaligus antisipasi penguatan menghadapi operasi yang cukup mengguncang perasaan.

Esok harinya (20/01) bergeraklah ke RS Immanuel dan mengikuti prosedur pendaftaran sebagai pasien baru dengan status rawat jalan. Ternyata opini dokternya sama, harus segera operasi karena beresiko radang dan merusak jaringan.

Maka… dikuatkan hati dan yakini bahwa ini jalan terbaik. Proses selanjutnya dukungan pembiayaan, berlanjutlah koordinasi dengan pihak administrasi rumah sakit dan pihak prudential selaku mitra asuransi dipastikan untuk segera dilakukan proses operasi melalui mekanisme rawat inap. Diminta 1×24 jam untuk menunggu dan setelah itu bisa segera masuk ruang rawat inap.

Bismillah….

Namun tetap saja, proses operasi ini perlu dana dan disitulah pelajaran penting kembali menyentil diri agar selalu memiliki cadangan anggaran darurat, karena kehidupan memang ada suka dan dukanya. Alhamdulillah dukungan asuransi, dan keluarga terdekat serta tabungan pribadi bisa mengatasi.

Alhamdulillah juga dukungan penuh keluarga dan rekan – rekan kerja memberi semanÄ£at dan kekuatan mental untuk menghadapi semuanya.

Tetap tampil tegar dan seakan menghadapi proses operasi adalah hal biasa, padahal rasa khawatir hadir karena selama ini tidak pernah berurusan dengan rumah sakit secara pribadi, maksudnya dirawat langsung.

Kalau nganter yang dirawat dan ngurus – ngurus mah udah biasa, tapi pas diri sendiri mau operasi… terasa ada hadir rasa khawatir dan banyak pikiran kemari kesana.. eh kesana kemari.

Sabtu (22/01) resmi masuk kamar 811 Gedung Alkemi RS Immanuel dengan pengawalan penuh dokter pribadi istriku tersayang…. dan dimulailah rangkaian persiapan pre-operasi. Oh iya tes PCR menjadi penting dan tuntas sebelum naik ke kamar perawatan. Periksa darah, rontgent, pasang selang infus, periksa rutin tekanan darah secara berkala dan suhu… sampe bosen tuh bolak balik sang perawat… tapi itulah prosedurnya.. jalani dan nikmati. Tepat pukul 22.00 wib setelah pemeriksaan tekanan darah dan dinyatakan stabil normal, maka diputuskan untuk persiapan operasi esok hari…. aduuh.. kok ngilu yach membayangkannya.

Minggu (23/01) Shalat shubuh baru tuntas, langsung persiapan operasi dengan berganti baju khusus berwarna purple…. unyu unyu.. dan ternyata tidak boleh ada selembar pakaianpun… weleh weleh… ada rasa malu dan risih. Namun apa mau dikata, prosedur harus dijalani, khan nggak keren atuh kalau operasi gagal atau ditunda gara-gara nggak mau nyopot kolor kesayangan heu heu heu.

Nah tepat jam 06.00 wib, para perawan… eh perawat datang dan membawa daku beserta pembaringan bergerak keluar kamar menyusuri lorong, masuk dan keluar lift hingga akhirnya ke ruang tunggu operasi yang berAC sangat dingin…. walah, udah mah telanjang trus cuma dibungkus selembar kain ungu… kerasa banget dinginnya… nunggu lagi…. brrrrrrrrr.

Sesuai jadwal, tepat jam 07.00 wib bergerak ke ruang operasi  kembali dipindahkan ke meja operasi yang ternyata hangat membelai kepala, punggung dan bokong hingga kaki bagian belakang… nikmat.

Lalu terdengar intruksi, “Obat bius segera kami masukan ya pak, sebentar lagi bapak akan tertidur”

Benar saja, setelah suntikan dilakukan ada rasa hangat yang mengalirkan kenyamanan di selang infus pada tangan kiri, terasa badan ringan dan…. terlelap.

***

Kayaknya seblak enak buat makan siang” Celoteh para Ko-as menyadarkan diri ini dan memulihkan kondisi diri setelah operasi pemasangan sekrup titanium di ruas jari kaki kiri.

Ternyata 2,5 jam telah berlalu, dan raga ini kembali terbaring di ruang tunggu operasi menunggu jemputan perawat ruangan. Tak berapa lama raga dipindahkan ke tempat tidur yamg menanti di luar ruang operasi, disambut sukacita istri tercinta yang menunggu dengan waswas dan kekhawatiran. Alhamdulillah, proses operasi patah kaki kiri berjalan lancar dan sukses.

Segera tempat tidur yang berisi diriku bergerak menyusuri koridor RS, naik lift dan masuk kembali ke kamar perawatan di lantai 8 gedung Alkemi. Selamat beristirahat. Wassalam (AKW).

***

Ini berdasarkan kisah nyataku dan ternyata dengan menulis bisa sedikit mengalihkan rasa sakit dan linu pasca operasi.