KEJUTAN di Resto Mewah.

Pengalaman yang meng-Kenyangkan seketika.

JAKARTA. akwnulis.com. Sarapan pagi di hotel tentu adalah salah satu saat yang dinantikan, karena menjadi kesempatan penting untuk berwisata rasa dan piknik kenikmatan makanan dan minuman bersama lidah yang tak bertulang. Apalagi dengan standar hotel bintang lima di pusat bisnis jakarta, pasti menyenangkan bukan?.

Tapi ternyata, tidak semua harapan berakhir sempurna. Ada saatnya kita tertegun dan menahan diri setelah dihadapkan dengan kondisi yang ada dan agak mengganggu momentum makan pagi kali ini. Bagi yang penasaran maka simaklah tulisan singkat ini hingga akhir hayat eh akhir tulisan yang dijamin tidak sampai 3 menit untuk membacanya. Kecuali bacanya diejah.

Berjalan dengan santai memasuki area restoran yang megah dan disetting dengan model kompartemen area, ada western food, traditional food, chinnese food, korean food, japanesse food hingga arabia food. Berkelilinglah dulu sambil menikmati suasana restoran sekaligus mengincar posisi duduk yang relatif menyenangkan plus area kopi yang perlu dijajal dan dinikmati.

Akhirnya memutuskan mengambil posisi diantara area western dan japanesse sehingga akan dengan mudah order americano dan hot ocha sekaligus. Juga bisa menikmati sushi dan sashimi ditemani pizza america lover yang mengenyangkan.

Kenapa nggak ngambil nasi, inikan waktunya sarapan?”

Aduh jangan terlalu terjebak dengan rutinitas kawan, gunakan kesempatan ini dengan baik. Ukuran perut terbatas tapi bisa kemana-mana sementara pengalaman memakan makanan berbeda yang tersaji di restoran ini tidak setiap hari, jadi carilah makanan yang berbeda.

Nah setelah bolak balik dengan berbagai pilihan makanan yang ada dan dijejerkan di meja serta tidak lupa pesanan secangkir besar caffelate. Maka upacara makan pagi dimulai. Diawali sepotong sushi dan sashimi, dilanjutkan sepotong roti keju permesan dan satu slice pizza kecil dilengkapi sruputan perlahan caffelate, nikmat pisan.

Tapi karena perut masih belum terlatih tanpa nasi, kukurubukan*) menandakan perut masih perlu diisi dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein plus lemak. Kayaknya dimsum atau aneka mie bisa melengkapi, eh bisa juga bubur nasi sebagai pilihannya. Maka bergegaslah meninggalkan meja untuk kembali hunting rasa-rasa. Disinilah suasana tidak nyaman terjadi.

*) bunyi perut keroncongan.

Disaat menanyakan counter bubur kepada petugas maka diarahkan ke satu sudut kompartemen yang menyajikan bubur ayam. Ucapan terima kasih terlontar dan dengan segera akan memilih sajian yang ada didepan mata.

Sayangnya sajian di depan mata ini berbeda dengan harapan malah langsung menghilangkan nafsu makan seketika. Pikiran langsung melayang kepada fragmen kehidupan masa kecil dimana memiliki kawan yang agak dijauhkan dari pergaulan per-SD-an karena menderita penyakit otitis media atau congek, congean dengan adanya cairan berbau yg sesekali keluar dari telinganya. Sungguh kasihan waktu itu, apalagi di kampung halaman yang sangat jauh dari kota dengan pusat kesehatan terbatas maka pengobatannyapun cukup lama hingga tuntas.

Sebuah tulisan nama makanan terpampang jelas, CONGEE STATION. Atuh langsung terbayang yg lendir hijau tadi… huek huek, pas pisan itu adalah nama lain dalam bahasa inggris adalah bubur. Maklum kosakata terbatas, yang dikenal di memori adalah kata PORRIDGE, sementara kata ini belum pernah bersua, berarti pergaulan bahasa internasionalku memang sangat perlu di upgrade ini mah.

Dan benar saja, mood dan perasaan itu memang sangat mudah berubah. Kombinasi mata dengan rasa mengubah selera makan menjadi hilang seketika berganti kenyang sambil sedikit gimana gitu, mual – mual sih enggak cuma jadi bangkitan seleranya berbeda.

Akhirnya diputuskan kembali ke meja dengan membawa segelas jus jeruk sunkist alami sebagai penetral rasa dan menenangkan ketegangan raga akibat kejadian ini.

Itulah sekelumit kisah sarapan di hotel berbintang, bukan karena kualitas makanan hotel tetapi karena kurangnya kosakata bahasa plus kemiripan kata dengan makna kata dalam bahasa sunda yang artinya jauh berbeda telah menambah pengalaman sarapan yang tak terlupakan. Selamat siang, selamat menikmati hari bersama orang-orang tercinta. Wassalam (AKW).

Glamping di Trizara Resort

Camping mewah di Bukit Lembang… dingin dan indah.

Photo : Gerbang awal Trizara di sore hari / dokpri.

LEMBANG, akwnulis.com. Sebuah nama ‘Trizara Resort’ menjadi 2 kata yang segera dimasukan ke kolom pencarian lokasi di Guggelmap, well… lokasinya dekat kok, belum nyampe ke Lembang, atau kota lembangnya. Terletak diantara Jalan raya Bandung – Lembang dan jalan Sersan Bajuri.

“Moo ngapain kesitu?”

Sebuah tanya yang musti dijawab dengan segera. Ini adalah tugas dalam pekerjaan sekaligus menambah wawasan karena undangan ini adalah sebuah kesempatan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Jamkrida Jabar, salah satu BUMD milik Pemprov Jawa barat yang bergerak di sektor Penjaminan kredit daerah.

Akses ke Trizara ini banyak pilihan, satu, dari jalur jalan Bandung – lembang langsung belok kiri memasuki jalan pager wangi. Kedua via jalan sersan bajuri ada 2 pilihan, cuman memang jalannya kecil, berkelok dan nanjak, jadi musti ekstra hati-hati. Ketiga akses dari jalan Kolonel Masturi, jadi dari atas, tinggal masuk ke gerbang arah Trizara dan luruss….. lalu ada pertigaan tinggal belok kiri, sampai dech. Tapi ingat, semua pilihan jalan tersebut akan menemui tanjakan yang cukup terjal, jadi musti bawa, pake atau diantar oleh mobil yang fit dan kuat nanjak.

Photo : Tangga kembar mengapit aliran air / dokpri.

Nah… pas nyampe depannya, disambut dengan pintu gerbang berupa benteng di Paris Prancis yaitu benteng kemenangan Arc De Triomphe, tapi didekati lagi terlihat nuansa india. Ya sudah ah…. masuk aja… eiit… mobil di parkir dulu di seberang gerbang. Ada lapangan parkir. Trus terlihat lapang bola volley, lapangan futsal dan arena bermain ATV… wuaah kayaknya seruuuu…

Memasuki pintu gerbang, disambut suasana pemandangan yang menenteramkan hati. Sebuah karpet raksasa berwarna hijau senada dengan hamparan rumput hijau di sekitarnya dengan tulisan besar ‘Trizara Resort’ memberikan penyambutan pertama, ruar biasa.

Melewati resepsionis, langsung meniti rangga… eh tangga menurut yang ditemani gemericik air bening berundak senada undakan tangga menuju ruang meeting yang berbentuk renda.. eh tenda besar berwarna putih…. keren euy, pelatihan di dalam tenda, tapi jangan-jangan panass…. jadi penasaran.

Photo : Suasana di Tenda sambil dengerin pembukaan oleh ibu bos / dokpri.

Ternyata….. perkiraan saya salah. Tenda pertemuan yang bisa menampung hingga 75 orang ini termasuk meja dan kursi ini nyaman lho, tidak panas karena ventilasi yang bagus ditambah kipas angin yang sudah disetting dipasang diatap tenda juga standing fan yang bikin suasana tetap menyegarkan. Ditambah dengan jendela-jendela tenda yang memungkinkan angin dari luar bisa masuk…. segerr dech.

Photo : 2 kursi santai depan tenda / dokpri.

Diseberang Tenda pertemuan ini ada juga ruang kelas dengan kapasitas lebih kecil, kapasitas sekitar 25 orang. Cocok untuk rapat terbatas tim kecil.

Nahh makan siangnya naik lagi ke atas, ke restoran yang cozy dengan sajian makan siang yang rata-rata hangat sedikit membara, maksudnya bumbu yang disajikan rata-rata bercabe… tapi enak, cuman agak khawatir sakit perut (ternyata tidak, baik-baik aja kok). Di dekat restoran ini, turun satu undakan tangga tersedia mushola untuk 3 orang lengkap dengan tempat wudhu. Satu undak ke bawah disitulah toilet bersemayam… eh berlokasi.

***

Giliran yang ditunggu-tunggu telah tibaaa…. pembagian kunci tenda. Berupa kunci gembok lengkap dengan nama tendanya yaitu Nasika 09.

Wuih nama-namanya unik, yang ternyata memiliki makna tersendiri. Semuanya terinspirasi dari bahasa sansakerta, mulai dari Trizara yang berarti kebun/taman di surga. Lalu area tenda dengan nama-nama dari aneka indra. Ada yang namanya Netra (penglihatan), Nasika (penciuman), Zana (sentuhan), serta Svada (Rasa) yang menjadi nama-nama untuk kawasan tenda dengan ukuran, dan keunggulan masing-masing. Kayaknya tenda Zana (sentuhan) yang dikhususkan buat honeymoon yang bikin penasaran nich… hehehehehe.

Termasuk kafenya juga bernama indriya cafe terletak di awal, di dekat resepsionis.

Photo : Menikmati Gunung Tangkuban Perahu / dokpri.

Tenda mewah untuk acara berkemah yang glamorous sehingga dikenal dengan istilah Glamping (Glamorous camping) adalah konsep yang diusung disini. Jadi pengen segera ajakin anak istri dan sanak saudara nginep bareng-bareng disini…

Tenda yang didapat adalah tenda Nasika, berkapasitas 4 orang. 1 bed ukuran king size untuk dua orang, 1 bed single tapi cukup lebar juga dan dibawahnya bisa ditarik sebuah bed yang tidak kalah nyaman.

Colokan banyaaak…. disamping kanan bed king size ada 5 colokan, didalam peti kayu harta karun ada 5 colokan, dibawah meja ada 3 colokan dan satu colokan deket pintu kamar mandi… berarti 14 colokan. Dikurangi buat teko pemanas, lampu sorot depan dan buat obat nyamuk elektrik.. sisa 11 colokan buat berempat… lebih dari cukup.

***

Photo : Suasana dalam tenda tipe Nasika / dokpri.

Kamar mandinya yang keren, wc duduk, shower air panas, wastafel, penyimpanan handuk berupa tangga, lengkap dengan sikat gigi, sabun, shampo, shower cap, dan body lotion dengan lantai tembok yang kokoh. Beda banget dengan camping beneran yang darurat, BAB nya ke semak-semak sambil bawa cangkul kecil dan air di botol plastic .. heu heu heu masa lalu.

Juga terdapat berbagai aktivitas outdoor yang menantang seperti bermain ATV berbasah kotor, flyng fox, trampolin, jogging, jojjing atau bermain futsal dan volley ball…. yang pasti memberi peluang untuk berolahraga dan beraktifitas di luar tenda, bersama-sama.. itu kereen pisan. Apalagi tidak ada TV dan AC, begitu alami dan menjadi cara memaksa agar nggak ngendon di tenda, tetapi beraktifitaslah diluar bersama kawan dan keluarga.

Klo urusan kopi disini nggak ada manual brew tapi gpp… bisa pilih espresso dan americano… cerita lengkapnya klik aja Kopi Trizara Resort... monggo.

Menu sarapannya juga standar hotel berbintang, lengkap banyak pilihan. Tetapi karena diriku sarapan hanya buah-buahan, jadi potongan semangka dan melon saja yang menjadi pengisi perut di pagi yang cerah ini.

Sebuah plang pengumuman yang cocok dengan suasana hati, diantara plang berwarna hijau dengan tulisan putih tersebar di berbagai titik area Trizara resort ini. Tertulis ‘Destinasi seseorang bukanlah sebuah tempat, melainkan sebuah cara baru untuk melihat sesuatu’.

***

Ah masih banyak kata yang ingin dicurahkan tentang Trizara ini, tetapi ternyata tersekat sampai disini saja, biarkan kelanjutan ceritanya menjadi kesempatan orang lain untuk bercerita.

Photo : Photo barengan

Segera mengambil payung yang tersedia di dalam tenda. Dibuka dan digunakan menembus derasnya hujan di malam hari menuju restoran tempat makan makan tersaji. Wassalam (AKW).

Terima kasih PT Jamkrida Jabar.

***