Bukan semesta yang membiarkan kemalasan ini melanda. Tapi raga dan jiwa yang sedikit lelah harus terdiam sejenak dalam kesunyian.
Itulah catatan nyata yang begitu sulit menggerakkan ibu jemari agar aktif mengitari tuts virtual keyboard dan hasilkan sederet dan kalimat yang mungkin bermakna.
Manakala detik hati bergerak, jalinan katapun harus menghambur dan bergegas memunguti memori serta menyusun menjadi curhat singkat tengah malam.
Itulah suasana dikejar deadline jam 00.00, sebelum akhirnya beranjak menjadi esok hari. Selamat pagi eh dini hari dunia.
Kebutuhan dan Kebersamaan ternyata begitu singkat.
Suasana lengang JORR Jakarta / Dokpri.
CILANDAK, akwnulis.com. Pertemuan yang tidak disengaja menghadirkan sejumput rasa. Karena kesan pertama begitu melekat di dada. Pada saat sebuah kebutuhan hadir mendesak maka keberadaanmu menjadi begitu penting dan dinantikan.
Diawali dari sebuah kepentingan maka mengkristal menjadi kebutuhan, sementara ketidakhadiranmu membuat sedikit galau. Karena biasanya tidak pernah tertinggal, kali ini ternyata tidak ada ditempat biasanya.
Padahal betapa hadirmu menjadi penentu, memberikan sentuhan hakiki agar penampilan tetap terjaga dan rapi.
Akhirnya dengan modal pertukaran suara di media telepon kabel, datanglah dirimu dan terasa dunia lebih indah. Apalagi melihat bahan dasarnya yang begitu alami, melengkapi rasa senang dan tenang untuk tampil malam ini.
Hingga pagi dirimu menemani dan tak lupa terus berada di saku kiri agar menjaga setiap langkah kaki dan gerakan raga mengarungi detik demi detik takdir kehidupan yang harus dijalani.
Tetapi kebersamaan yang indah ini tidak berlangsung lama. Sebuah perpisahan hadir dengan tiba – tiba. Membuyarkan harap dan menyesakkan rasa di dada.
Kopi & Sisir kayu / dokpri.
Betapa tidak, kebersamaan 1 x 24 jam lebih dikit bersamamu harus berakhir hanya ditandai suara ‘krek’, pada saat paha kiri depan beradu dengan ujung tiang yang tak terlihat menghadang di depan karena mata sedang memandang pemandangan indah di sebrang jalan.
Terbelah dua dan terdiam dalam kebisuan kata. Tuntas sudah tugasmu menjaga penampilanku. Sebagai penghormatan terakhir sebelum akhirnya kita harus berpisah, maka meskipun telah patah tetapi dokumentasi abadi dengan bersanding bersama sajian kopi menjadi kenangan tersendiri.
Selamat jalan sisir kayuku.
Pertemuan kita singkat tetapi memberikan sejuta ingat. Bahwa dibalik jumpa tersimpan potensi duka, dan dibalik kepergian ada hikmah tentang kebersamaan. Wassalam, Have a nice weekend kawan.(AKW).
Makna merdeka di hari Kemerdekaan, Dirgahayu Indonesiaku.
Photo : Dokumen pribadi
Bentang warna menggetarkan jiwa, paduan merah putih bertabur cerita yang terjalin sempurna di hari merdeka. Begitupun hari ini, di mana mata memandang terlihat keceriaan merah putih yang menjadi saksi tahunan kehadiran beraneka kreatifitas kegiatan, untuk bersama-sama memperingati hari kemerdekaan yang dikemas dalam bermacam bentuk. Upacara adalah yang paling merata, tetapi ternyata dikuntit oleh peringkat lomba makan kerupuk, balap karung dan masukin botol ke dalam paku (ups.. kebalik).
72 tahun lalu detik-detik proklamasi dikumandang oleh bapak proklamator kita, Soekarno-Hatta. Gelora jiwa merdeka adalah puncak perjuangan para pahlawan untuk merintis, meraih dan merebut sebuah status merdeka yang penuh pengorbanan serta rangkaian panjang perjuangan.
Jangan kaget jika jawaban anak kita yang masih berseragam putih merah atau yang duduk di bangku smp dan smu akan menjawab dengan semangat,
“Merdeka itu bebas pak!”
“Merdeka itu libur bu!”
Itu dua jawaban yang nonjok tuh, sebersit khawatir menyasar dada. Bagaimana nasib bangsa selanjutnya?… tapi kekhawatiran itu mencoba ditepis dengan asumsi mungkin jawaban itu tidak mewakili. Dicoba introspeksi dan merenung, memang benar merdeka itu bebas, bebas dari penjajahan. Tetapi klo diartikan bebas melakukan apa saja, itu berbahaya. Karena mengisi kemerdekaan bukan berarti bebas berbuat sesuka hati. Tetapi bebas yang bertanggungjawab.
Klo merdeka itu libur, ya memang kebijakan pemerintah saat ini seperti itu. Yang pasti siapa sih nggak demen sama libur?… jangankan anak sekolah, lha wong kita2 juga suka bingit. Tapi yang harus diantisipasi adalah pemahaman mendasar tentang arti merdeka itu harus terpatri di generasi muda saat ini. Karena merekalah yang akan menjadi pengisi kemerdekaan pada waktu selanjutnya.
Para pendidik, guru dan orangtua… maksudnya kita juga udah pada jadi orangtua lho…. jiwa boleh muda tapi kenyataan memang sudah jelas bukan pemuda lagi karena anak-anak pasti komplen. Anak kita wajib bin musti dididik dan diberi pemahaman tentang makna merdeka.
Udah dulu yach, moo ikutan upacara dulu nich. Trus baru daftar balap karung dan panjat pinang.
Yang pasti…. Saya sependapat bahwa MERDEKA itu Kebebasan,tapi Kebebasan yang bertanggung jawab.