Sarapan pagi di PRETTY BOY.

Sarapan dulu di Pretty Boy.

MELBOURNE, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam tulisan perjalanan perkopian kali ini adalah sebuah pepatah lama tentang “Dimana Langit dijunjung, disitu bumi dipijak” itulah yang terjadi pada pertemuan awal dengan pelayan restoran Golden Mug’s cafe yang agak mengerutkan dahi karena order kopinya Americano. Ternyata begitu sensitif rasa memiliki istilah kopi tersebut, “No Americano but Longblack only”

Tulisan lengkapnya di LONGBLACK ONLY ya, klik aja.

Jadi tanpa perlu debat, gunakan pepatah tadi dan ikuti flow suasananya. Bangun komunikasi dan kembangkan senyuman maka diplomasi kopi akan terjadi dan persahabatan menjadi nilai utama dalam perjalanan ini.

Nah dari pengalaman tersebut, maka fasilitas sarapan pagi di hotel Novotel Central Melbourne inipun tidak repot-repot lagi mencari americano, cukup dicari kopi longblack, titik.

Sarapan pagi berada di lantai 2 dengan nama restorannya adalah Pretty Boy Resto dan mulai melayani breakfast bagi para penginap mulai pukul 06.00 sampai 10.00 waktu setempat. Menu sarapannya lumayan baik pilihan karbohidratnya seperti roti, crackers oat lalu proteinnya jelas daging slice dan bacon serta aneka sosis. Untuk pilihan salad, tersedia juga cukup lengkap plus ada tomat bakar

Untuk pilihan minumnya sudah jelas bahwa air mineral dan kopi. Nah, pilihan kopinya yang berdasarkan sajian mesin, ada americano eh lingblack, cafelatte, capppucino dan tentu eapresso. Mesin kopi otomatisnya cukup besar, tapi nggak perlu ragu. Baca saja tombol yang ada tulisan pilihan kopinya, lalu simpan cangkir di posisi yang tepat. Pijit tombol dan tunggu sekitar 10 detik,maka keluarlah pilihan cairan kopi yang diinginkan. Biarkan sampai tuntas dan setelah indikator digital kembali ke posisi awal, itulah saatnya cangkir kopi diambil untuk dibawa ke meja tempat sarapan pagi.

Terdapat juga penawaran untuk kopi yang dibuatkan oleh barista St. Ali Coffee dengan membayar 4 Dollar, tapi itu tidak menjadi pilihan penulis. Cukup dengan mesin kopi yang ada sekaligus bisa berjalan-jalan keliling resto, nggak mager di meja sarapan saja. Sekaligus berhemat dengan mengawal ketat pengeluaran yang yang dianggap bukan prioritas.

Selamat pagi dan selamat menyeruput kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
PRETTY BOY ITALIAN STEAK HOUSE
Level 1/399 Little Lonsdale Street. Melbourne VIC 3000, Ostrali

Longblack Only.

Tidak ada waktu bersantai, gasskeun…

MELBOURNE, akwnulis.com. Early check in menjadi pengobat rasa lelah dan mengurangi kepenatan setelah penerbangan selama 5 jam 45 menit dari Denpasar ke Melbourne, dilanjutkan 90 menit proses keluar bandara. Tentu itu membutuhkan stamina dan kesabaran, apalagi penyesuaian waktu dengan perbedaan lebih cepat 4 jam di banding di indonesia, perlu juga kekuatan lahir bathin menghadapinya.

“I need a mood bosster” teriakan halus dalam hati semakin menguat dan membahana hingga menyentuh amigdala. Maka tubuh segera bergerak ke kamar mandi hotel dan membersihkan diri menjadi sebuah kewajiban. Segar terasa disaat butiran air di shower menyentuh kulit di badan ini.

Tidak ada waktu untuk jetlag karena siang hari nanti langsung dihadapkan dengan agenda pertemuan perdana bersama pihak Melbourne Sympony  Orchestra. Semangat kawan. Mandi lalu bongkar koper dan ganti baju serta bersiap untuk menghadapi kenyataan serta bersyukur bisa menginjakkan kaki ini di benua australia.

Longblack & Chicken Salad / Dokpri.

Turun dari lift hotel langsung menuju ke loby dan bergegas belok kiri menuju sebuah cafe yang bernama Golden Mug’s cafe. Kebetulan relatif sepi sehingga bisa memilih tempat duduk sesukanya.

Disinilah sebuah percakapan awal tentang kopi dimulai, meskipun dengan bahasa inggris terbata-bata tetapi dengan kepercayaan tinggi bahwa kemampuan penguasaan bahasa kita lebih baik, maka semua jadi baik – baik saja.
“Maksudnya bahasa inggris kamu lebih baik?

Bukan begitu persfektifnya kawan, tapi begini. Mereka fasih sekali bahasa inggris tetapi hanya satu bahasa yang dikuasai sementara kita rata-rata menguasai 3 bahasa

Longblack & Air Mineral / Dokpri.

Bahasa apa saja?” Berondongan pertanyaan datang begitu gencar.

Kalem bro, kita bisa bahasa inggris terbata-bata, bahasa Indonesia dan bahasa sunda atau bahasa daerah lainnya”

Rekanku terdiam dan tersenyum, lalu mengangguk sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Tapi pada prinsipnya setuju dengan pendapatku.

Americano medium Sir”

Wajah pelayannya agak menegang dan menjawab, “We dont have Americano, only Longblack!” Tegas banget.

Sarapan yuk / Dokpri

Olala, otak langsung loading dan ingat bahwa ini australia, americano mah di amerika, lha wong namanya juga america + no.

Oke, medium longblack and chicken salad”

Baru tuh bule tersenyum dan melanjutkan pelayanan sambil menghitung harga hingga muncul angka 24.8 Aud atau sekitar Rp. 267.840.. lumayan mahal juga untuk ngopi dan sarapan. Kalau kopinya saja ukuran medium itu 5 dolar australia (Rp. 54.000).

Tapi karena ini judulnya adalah pengalaman, ya ditebak saja harga segitu. Asal jangan tiap hari, bisa jebol keuangan atuh.

Urusan rasa tidak ada yang istimewa karena longblack itu adalah sajian kopi espresso yang dicampur dengan segelas air panas sehingga secara volume lebih banyak. Hanya model pembuatannya saja yang dibalik jika dibandingkan kopi americano. Kalau americano diawali dengan menuangkan double shot espresso baru dikucurkan air sementara longblack sebaliknya.

Sisa sisa / Dokpri.

Srupuuut…… nikmat guys. Bukan rasa kopinya tetapi suasana dan perjuangan hingga sampai ke tempat ini termasuk kesempatan langka yang patut disyukuri. Lalu hadirnya chicken salad adalah sarapan perdana di negeri kangguru karena sejak turun dari Qantas Airlines tadi pagi belum masuk sedikitpun makanan di perut ini.

Nyam nyam
Srupuuut….

Piring berisi chicken salad sudah tandas begitupun disusul dengan kosongnya cangkir yang berisi longblack ukuran medium.

Sarapan pagi yang penuh arti dan ngopi hitam tanpa gula pertama di negeri orang. Wassalam (AKW).

Espresso Pagi

Sruput dulu pagi-pagi…. biar suegeer.

BANDUNG, akwnulis.com. Mata terdiam memandang segelas kecil cairan pekat yang mengharumi kenyataan pagi ini. Gelasnya memang kecil alias mini banget tetapi tulisannya sudah menjawab sepintas tentang kepenasaran pembaca yakni satu kata ‘Espresso‘.

Singkat kata bahwa espresso ini adalah istilah yang hadir begitu jauuh dari benua eropa sana, tepatnya di italia. Asal kata dari ekspress yang berarti cepat, yakni menyajukan kopi secara cepat dan bisa dihabiskan dengan cepat karena hanya sekali tenggak bisa segera tuntas.

Cocok dengan sifat generasi millenial dan zelenial yang semuanya harus serba cepat dan praktis guys. Tapi kenyataannya masalah cepat mungkin cocok tetapi masalah rasa itu berbeda. Generasi millenial dan zelenial ini cenderung kurang suka sajian espresso original alias 7-9 gram bubuk lembut kopi yang disemburkan air panas sebanyak 45 ml, tentunya semburannya bukan pake mulut karena akan menimbulkan kejijikan karena ada unsur cudah eh ludah tetapi menggunakan mesin kopi yang miliki standar sendiri. Karena rasanya original yakni kopi murni alias ada kepahitan yang nyata.

Sebagai bukti adalah lebih banyak kopi warna warni dengan aneka cairan sirup yang digandrungi. Plus elemen lain seperti boba, konyaku dan nata de coco.

Kalau penulis sih sudah masuk generasi antara, yakni antara 40 ke 45 maka lebih fokus saja menikmati sensasi kepahitan rasa yang hadir dari sajian secangkir kopi epresso saja. Airnya sdikit tapi ekstraksinya ajib sehingga mampu membuat lidah bergetar dan rongga mulut terdiam dalam sensasi kepahitan yang komprehensif.

Jika belum puas maka pesan lagi saja double shot espresso atau disebut juga dopio. Weleeh ternyata pahit bingit…. tambahkan saja dengan air panas maka namanya berubah menjadi secangkir longblack.

Itulah pesanan yang tersaji saat ini, secangkir longblack dan secangkir kecil espresso. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu ekstraksi bubuk kopi yang diproses via mesin. Juga sama-sama disajikan tanpa gula. Pembedanya adalah 1 elemen saja, longblack itu ditambah 1 shot espresso lagi dan tambah air panas, itu saja.

Kepahitan yang dihadirkan tetap sama, namun dari tujuan menjadi berbeda. Espresso lebih cocok dinikmati pada waktu yang terbatas sedangkan jika butuh waktu kongkow atau menyendiri lebih lama maka longblacklah sebagai teman setia. Jangan khawatir dengan rasa pahit yang dihadirkan, karena disitulah kenikmatan yang bisa dirasakan.

Yuk ah, sruput dulu agar kesibukan pagi ini bisa diawali dengan semangat dan kesegaran. Wassalam (AKW).

***

Lokasi : Warung kopi eh cafe.

Longblack Spiegel.

Jangan sedih… ngopay bray.

Photo : Tampak pintu masuk Spiegel bar & bistro / dokpri.

SEMARANG akwnulis.com. Sedih itu sebenernya hanya satu sisi dalam kehidupan, berbahagialah manakala kita masih bisa merasakan sedih. Karena dengan paham sebuah makna kesedihan, maka akan lebih paham dan bersyukur dengan hadirnya kebahagiaan.

Kok begitu?”

Karena hukum kehidupan itu berpasang-pasangan kawan, sedih itu satu sisi dan lawannya adalah rasa senang atau rasa bahagia. “Betul nggak?”

Jadi kalau lagi sedih, bersedu sedan hingga mengalir airmata membanjiri bumi pertiwi (ahay lebay) karena ternyata si dia bukan milik kita tetapi hanya bisa menyayangi saja sesaat tanpa harus memiliki.. apa seeeh, kok nglantur kesinih..

Maksudnya kesedihan ini yang sedang mendera rasa dan raga, harus disyukuri dan dikendalikan, karena sebentar lagi akan berubah menjadi bahagia (harapannya gitu hehehehe)…. meskupin eh meskipun rasa sesak masih menumpuk di rongga-rongga dada akibat ‘last order case’.

Ada yang bilang kalau sedih terjadi karena sebuah hati maka harus dibalas dengan menghadirkan hati yang lain…. awwww. Analog dengan kesedihan ini yang telat nyruput kopi karena kemaleman, berarti harus dicoba dibalas dengan minum kopi di sekitar sini yang mungkin bisa mengobati atau minimal menyeimbangkan kegalauan dan kembali tenang bin santai, karena kejadian lalu sudah berlalu, itu tinggal sejarah saja.

Berjalanlah terus menembus area Kota lama yang ternyata banyak anak manusia yang hilir mudik bercengkerama padahal waktu sudah menuju pertengahan malam yang jauh dari waktu senja.

Photo : Suasana dalam resto / dokpri.

Tiba-tiba di hadapan ada bangunan tua yang tinggi putih dan di lihat dari kaca-kaca yang membatasi kita, terlihat mesin kopi dan barista sedang sibuk beraksi…. ini dia. Apalagi di pintu yang tertutup masih terpampang tulisan ‘Open‘… cekidot.

Masuklah ke resto and bar ini dan ruangan cukup luas agak temaram….

Masih bisa order kopi mas, kopi tanpa gula?”

“Masih Kakak, bisa americano, longblack, espresso dan dopio”

“Mantabs, pesan longblacknya satu”

“Oke Kakak”

Segera mencari tempat duduk yang strategis sambil merasakan suasana hati yang relatif tenang…. tarik nafas.

Dikala meneliti menunya cukup lengkap dengan makanan western dan minuman…. termasuk minuman beralkohol… hati-hati, jangan tergoda untuk mencoba.

Photo : Longblack Spiegel / dokpri.

Tak terasa waktu berjalan dan dihadapan sudah hadir sajian longblack bercangkir merah. Panas, hitam dengan keharuman kopi yang khas…. yummy.

Sruputan dan tegukan menjadi momen penenang malam ini, mengingatkan diri akan nilai-nilai kehidupan, bahwa sedih itu hanya berbatasan tipis dengan senang dan bahagia.

Selamat malam kawan… eh selamat dini hari. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
SPIEGEL BAR & BISTRO
Kota lama, Jl. Letjen Suprapto No.59 Tj.Mas Kota Semarang Jawa Tengah.