
GUNUNGHALU, akwnulis.com. Menyeruput kopi dan menikmatinya dengan segenap rasa dan suasana adalah aktifitas biasa sebagai pecinta kopi agak sejati. Belum berani bilang pecinta kopi sejati karena memang kopi belum menjadi segala-galanya, hanya menjadi konten utama dalam menyajikan jalinan cerita baik dalam bentuk tulisan juga lisan dan video yang diupload di media sosial pribadi.
Bagi yang suka dengan jalinan kata maka klik saja www.akwnulis.com ataupun yang malas baca – baca dan sukanya dengan video maka jangan ragu mampirlah di channel youtube-ku @andriekw, praktis khan?…
Untuk tulisan kali ini terasa begitu bermakna, karena setelah sekian purnama bisa kembali menikmati kopi dengan 2 poin utama. Pertama adalah momentum shalat idul fitri bersama keluarga dan orangtua tercinta dan kedua adalah bisa menikmati sruputan kopi di tanah kelahiran 45 tahun yang lalu. Ya, 45 tahun lalu terlahir bayi montok di kampung ini dan sekarang sudah berubah jadi pria dewasa meskipun tetap montok hehehehe dan sangat menyenangi sajian kopi.

Momentum ngopinya baru didapatkan setelah selesai shalat ied dan sungkeman kepada kedua orangtua juga photo bersama dengan anak istri adik dan ponakan yang heboh serta sibuk mabar roblok dan game spongebob sambil ketawa ketiwi. Senangnya bermain bersama.
Tapi pas buka perlengkapan ada sedikit rasa sedih, ternyata kopi hasil giling kasarnya tertinggal sementara yang dibawa adalah kopi arabica fullwash dari Tona’s coffee dan sudah dalam bentuk bubuk halus, pemberian seorang kolega. Gepepe, ini juga cukup bisa mewujudkan ngopi kali ini. Tentu buka dengan menggunakan metode manual brew V60 tapi cukup dengan metode manual brew tersimpel dan sudah dilakukan dari jaman baheula yaitu metode seduh tubruk, tubruk pelan-pelan ya. Karena jika terlalu cepat tubruknya bisa menimbulkan rasa sakit berkepanjangan.

Air panasnya juga nggak pake ukuran suhu, cukup ambil dari termos. Langsung seduh pelan-pelan. Ya diaduk dikit supaya larut dan diamkan sejenak, ternyata cremanya naik ke permukaan dan membantuk lapisan berbeda berwarna coklat. Hmmm keharuman kopi menggugah selera. Untuk melengkapi rasa dan suasana, jangan di dapur ah. Geser ke halaman samping dan bersiap untuk diabadikan diantara bunga anggrek kesayangan ibunda.
Setelah diabadikan melalui hasil jepretan photo maka saatnya sruputan yang begitu bermakna. Body kopi arabica fullwash cukup bold dan acidity yang medium high memenuhi rongga mukut dilengkapi aftetaste lemon dan tamarin yang harum menyegarkan. Apalagi suasana kampung yang ditandai suara tonggeret dari pohon samping rumah menghadirkan suasana spesial yang sangat bernilai. Srupuut gan.

Untuk kepentingan video maka segera diedit di hape dan upload di channel youtube ku dengan judul NGOPI DI TANAH KELAHIRAN, monggo klik saja. Nggak bakal nyesel kok, palingan jadi pengen ngopi atau pengen mudik lagi, eh atau malah pengen bunga anggrek berwarna kuning yang berjajar?… terserah pembaca aja deh. Pengen itu adalah hak semua orang, tapi dapat atau tidak tergantung dari takdir yang terjadi.
Hayu ah ngopay dulu… Sruput gan. Wassalam (AKW).