BANDUNG, akwnulis.com. Ketika sebuah kata kembali menjalin rasa dengan kata yang lain, maka terwujudlah kalimat. Begitupun dengan kegundahan ini. Awalnya hanya merasa sedikit saja rasa gelisah, tetapi setelah bergabung dengan keresahan lainnya ternyata berbuah tekanan yang menyesakkan dada. Padahal permainan kata dan gelisah, awalnya hanya berada diseputar kepala. Namun setelah berkumpul ternyata berpindah, menekan dada memenuhi layar smartphone dengan tulisan status atau caption gambar yang mungkin berharap apresiasi.

Maka perlawanan diri harus segera beraksi, bergerak lincah memunguti kata yang bermakna harapan, optimisme dan semangat ditautkan dengan kalimat kolaborasi sehingga mewujudkan aksi yang (seharusnya) berkelanjutan tak perlu henti. Bergeraklah jemari jaman memunguti kata yang berserak dan sudah terpapar keegoisan serta menjebak diri pada zona nyaman.
Padahal dunia belum baik-baik saja, tapi kenapa sebagian kata malah terdiam, tunduk pasrah tak berdaya serta memeluk erat kebiasaan yang sebetulnya sudah ditinggalkan jaman. Di sudut kiri kata bijak tersesat dengan kepungan nasehat sesat yang seakan modern padahal mungkin berselimut kepalsuan.
Dada yang sesak dilawan perlahan oleh dzikir yang ternyata begitu sulit diucapkan karena sebagian kata telah menjahit bibir dengan lipstik tanda kutip mengkilap penuh hasrat. Dipaksakan diucap maka perih menyeruak, tapi ini perlu diperjuangkan. Perlahan tapi pasti kata optimis gelayut erat dengan kata harap, membantu bibir bergumam dan melepaskan ikatan kegundahan.
Ternyata itulah kata kunci, karena sebenarnya raga ini hanya sebatas kefanaan yang nyata, dimana ruh abadi harus bertakzim kepada Illahi agar hamparan dunia dan kemegahan akherat berjalan lancar dalam keberkahan-Nya.
Jadi kata utama adalah kata ikhlas menerima semua takdir yang telah dicatat langit jauh hari sebelum raga ini tiba di dunia. Lalu berpadu dalam optimisme serta harapan yang menumbuhkembangkan warna warni dalam jiwa dan raga. Maka kegundahan berubah warna menjadi ceria dan sesaknya dan berganti kelegaan serta tetesan air mata taubat yang bukan hanya sesaat.
Selamat memaknai tahun 2023 dalam rangkaian kata ikhlas, optimisme, harapan dan taubat. Wassalam (AKW).