NGOPI tapi NGETEH di Gd Negara Cirebon.

Silaturahmi dan Kopi adalah abadi.

CIREBON, akwnulis.com. Suasana pagi menjelang siang ini begitu bersahabat, langit teduh menemani kehadiranku di Kota Udang, Cirebon. Tentu menambah semangat untuk berkeliling dan menikmati suasana yang jarang ditemukan pada rutinitas sehari-hari.

Pertama adalah silaturahmi bersama kawan – kawan Cleaning service yang bertugas. Duduk lesehan sambil diskusi tentang banyak hal, terutama urusan penting tentang kepastian dan keberlanjutan kehidupan. Diskusi berjalan lancar dalam suasana kekeluargaan, apalagi dilengkapi dengan hadirnya ceret atau teko berisi air panas bergejolak karena mendidik yang tadi dijerang di dapur.

Maka senjata andalan coba dihadirkan dalam kondisi kali ini. Sebungkus kopi siap seduh yang tinggal buka dan ada telinganya dari kertas dikanan kiri sebagai penyangga lalu dipasangkan di gelas dan diseduh dengan air panas mendidih.

Sret, bungkus kopi berwarna hitam yang dibawa dari kamar hotel sewaktu nginep di jakarta. Lalu diambil dalamnya dan sedikit tertegun, karena yang berada di genggaman buka kopi siap seduh manual sebagaimana bayangan, tetapi mirip teh celup dengan ukurannya lebih besar. Ya sudah gimana lagi, kopinya digeletakin di gelas kaca lalu di siram perlahan dengan air teko yang masih mendidih. Pelan tapi pasti hingga bungkusan kopinya tenggelam di tengah gelas. Seduhan berhenti dan sekarang giliran kopinya diangkat turun naik mirip buat teh celup.

Naik turun,
Naik turun,
Naik turun.
sudah ah, kayaknya sudah cukup deh.

Maka tersajilah kohitala instan yang diproses seperti buat teh celup, tadaaa…. warnanya sih agak hitam bening, kayaknya meyakinkan.

Bismiillah, segera di sruput deh. Hmm rasanya ringan dan less acidity dengan harum kopi yang cukup menyegarkan rasa. Lumayan membayar kerinduan untuk ngopay di tempat yang penuh kekeluargaan ini. Srupuuut.

Kegiatan selanjutnya adalah bertemu dengan Rusa Tutul yang jumlahnya 32 ekor sebagai penghuni mini zoo di halaman kantor Eks Bakorwil III Cirebon ini. Awalnya berjumlah 30 ekor dan sekarang bertambah 2 ekor anak lusa yang rucu…. eh anak rusa yang lucu.

Bang totolnya ada berapa di badan rusa?” Seorang pengunjung bertanya dengan wajah antusias.

389 buah totol per ekor”

Wah beneran bang, emang udah pernah ngitung?”

Saya jawab dengan tenang, “Nggak percaya, coba itung sendiri!”

Pengunjung yang bertanya terdiam sambil melihat raut wajahku yang serius. Lalu dia mengangguk-anggukan kepala, mengamini informasi tentang jumlah totol di badan rusa tersebut.

Pembaca tulisan ini nggak yakin?.. maka dipersilahkan datang sendiri ke Cirebon dan hitung dengan seksama hehehe.

Tuntas menghitung totolnya tubuh rusa maka silaturahmi dilanjutkan dengan jajaran keamanan dalam dari Gedung negara Cirebon ini ditemani 3 orang nu ngageugeuh, kumpul agak resmi karena duduk di kursi serta meriung dan tidak lupa berpantun.

Bawa botol dibiarkan menggantung
Ternyata dibiarkan jadi berisi kadal

Rusa totol tuntas dihitung
Lanjutkan diskusi sama temen kamdal

Begitulah sekelumit aktifitas ngopay dan silaturahmi kali ini di Kota Cirebon. Sebuah kata pamit hanyalah catatan, karena esok lusa akan berlanjut dengan aneka pertemuan. Wassalam (AKW).

Kohitala Pramita.

Ngopay dulu…

Photo : Sajian Kopi Double di Lab Pramita / Dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Perjalanan rasa menikmati sajian kohitala memang belum bisa bersua dengan sajian manual brew yang cuoocok gitcu…. maksudnya minimal diseduh manual pake v60. Klo dirumah sih sudah rutin tetapi diluar rumah masih mikir-mikir, nggak berani nongkrong sembarangan.

Ada salah satu tempat ngopi yang sebenernya seduhan manualnya recomended, tapi pas moo mampir, semua pegawainya nggak pake masker trus tamu-tamu ngariung di satu meja seolah pandemi corona sudah tidak ada… ill feel deh. Nggak jadi mampir ah, biar ntar nyeduh sepuasnya di rumah.

Nah kali ini mau cerita singkat tentang kopi tanpa gula yang disajikan menggunakan coffee maker bermerk GETRA. Pilihannya terbatas, hanya single dan double aja yang ditandai dengan logo 1 cangkir dan 2 cangkir. Trus diatas mesin kopinya ada petunjuk penggunaan, tinggal baca, resapi dan hafalkan…. siapa tahu besok lusa jadi soal ujian hehehehehe.

Jadi setelah membaca petunjuknya dengan seksama, pasang cangkir putih ditempat yang sudah disediakan… pijit tombol bergambar 2 cangkir….. greeeeeeezzzz… mesin bekerja menggrinder biji kopi dan memproses dengan air panas yang ada hingga akhirnya keluar memenuhi cangkir putih, dan 2x terjadi… itu yang dimaksud tombol 2 cangkir.

Masalah rasa jelas pahit tanpa pemanis, tapi pahit itu hanya di lidah lho, kalau di otak dan perasaan tergantung persepsi. Bisa jadi manis karena memang sudah manis dari sanahnya, atau semakin meningkat rasa pahitnya karena ternyata kenyataan yang ada berbeda dengan harapan dan keinginan… apalagi yang terbelit beban masa lalu…dan menghadapi kenyataan bahwa dirinya sudah bersama yang lain…. halah kok kesinih ceritanya.

Photo : Mesin Kopi GETRA / dokpri.

Pastinya setelah masuk ke perut mah sama aja. Nah begitupun dengan kopi ini. Dari sisi kualitas rasa mah biasa saja, tapi lumayan bisa memenuhi dahaga kohitala meskipun tidak tahu ini bean yang diprosesnya apa…… mencoba menikmati dan bersyukur saja.

Oh iya, bertemu dengan mesin kopi ini di Lab Pramita lantai dua yang di Jalan Martadinata. Setelah mengikuti rangkaian tes kesehatan yang beraneka rupa lalu sarapan nasi dus sambil bercengkerama dan akhirnya ditutup dengan sajian kohitala dari mesin kopi merk Getra.

Itulah sebuah cerita tentang menikmati kohitala, semoga esok lusa bisa bersua dengan sajian kohitala yang menggunakan manual dan alat-alat semestinya. Wassalam (AKW).

Kopi Dinas.

Menikmati kopi dinas..

KBB, akwnulis.com. Berdinas sambil menyeruput kopi menghasilkan sebutan ‘Kopi Dinas‘.

Kopinya tetap kohitala (kopi hitam tanpa gula), statusnya kopi standar hotel, jadi nggak tahu bean yg sebenarnya. Kecenderungannya adalah jenis robusta dengan rasa flat pahit yang merata.

Harganya free… karena fasilitas rapat heuheuheu.

Selamat bekerja.

Wedang Uwuh.

Sruput segeeer…

KBB, akwnulis.com. Bahan yang diseduhnya bukan bahan yang mahal, terkadang malah hanya serpihan-serpihan. Sehingga di tempat asalnya disebut minuman sampah atau wedang uwuh, karena bahan yang disajikan seolah sisa-sisa atau sampah….itu hanya tampilan awal saja.

Padahal ini adalah minuman herbal kearifan lokal yang memiliki daya guna manfaat yang ajib buat tubuh juga menenangkan pikiran bagi peminumnya lho…. khasiat jamu tradisional hadir disini.

Bahannya biasanya terdiri dari rimpang jahe, serutan kayu secang, kayu manis, cengkeh, daun pala, batang sereh dan juga daun jeruk plus gula batu.

Jadi lengkap sudah manfaatnya baik yang sederhana sebagai penghangat tubuh, juga mengandung banyak anti oksidan…. malah bisa sebagai menu diet ketat… tiap laper minum ini, dijamin cepat mengurus xixixi….

Nah… tulisan singkat nggak penting ini ngemodal 10ribu dan dapet sajian segelas wedang uwuh yang ciamik, berpadu padan merah merekah dengan nyala api bersumbu minyak dan bunga segar, hadirlah sebuah adegan elegan yang layak ditampilkan.

Jangan lupa setelah memotretnya, upload dan….. maka tiba saatnya raga menikmati dengan menyeruputnya sekuat tenaga….. srupuuuuut… srupuuut…. suegeerr… hangaat. Hatur nuhun, Wassalam (AKW).

***

LOKASI :
Cafe Hawu Kebon, Jl. Kolmas No. 305 Kertawangi Kec. Cisarua KBB 40551

Kopi Busa.

Ah busa berbusa…

Seiring waktu yang bergerak maju, selaras gerak dengan bertambah pengalaman untuk terus berpacu. Terkadang rehat sejenak adalah keharusan semu, karena dikala beristirahatpun ternyata otak terus bekerja memikirkan aneka rupa.

Begitupun dengan busamu yang mencoba mengalihkan keseriusanku, mungkin bisa memberi sesaat santai sambil menyeruput kopay……

Srupuut…….

Ahh lupaaa, ternyata ini kopi bergula.. tidaaaak….

KopiGula JTP3

Menikmati kopigula tanpa gula di JTP3.

MALANG, akwnulis.com. Ternyata disamping kedai KopiGan berdampingan juga kedai kopi yang bernama KopiGula, wah bisa sekalian dicoba nich…

Menilik namanya jangan-jangan bertentangan dengan prinsip kohitala karena harus pake gula, jadi penasaran. Tanya dulu ah, “Mas, klo order kopi disini harus pake gula semua?”

Enggak kakak, itu brand kami saja. Gula disajikan terpisah”

Ohh… tenang sudah, berarti bisa berlanjut ke tahap berikutnya, Pemesanan.

Pilihan kopinya cuma 1, blended kopi ala KopiGula. Ya sudah kita coba saja… eh ternyata penyeduhannya dengan manual brew V60… asyik juga tuh… jadi penasaran pengen segera coba rasanya.

Sabar menunggu.

Proses manual brew dengan V60 memang perlu waktu, baik dari persiapan hingga proses penetesan…. tapi itulah nikmatnya, karena sebuah proses tidak akan menghianati hasil.

Jreng….. penyajiannya unik kawan. kopinya disajikan dengan menggunakan cangkir kaleng dan tidak sendirian lho.. tetapi ditemani oleh secangkir…. eh segelas air putih dan menggunakan tatakan besar dari kayu.. mirip talenan buat motong-motong bahan masakan 😁😁.

Standar penyajiannya ada gula di botol kecil, tapi dipisahkanlah karena takut tergoda mencampurnya, padahalkan jelas diri ini sudah manieez… Awww.

Srupuut….. Panas nikmaat… hasil seduhan manualnya merupakan gabungan robusta dan arabica. Ada selarik acidity hadir meskipun mayoritas body robusta yang mendominasi. Aftertastenya flat, tapi secara umum rasanya sedikit variatif dibanding yang beannya 100% robusta.

Lokasinya masih di area masuk komplek Jatim Park 3 dan berdampingan dengan kedai KopiGan. Jadi bisa menjadi alternatif tempat ngopay sekali berhenti dapet ngopay kohitala di 2 tempat. Wassalam (AKW).

Puisi Pendek Kopi Hitam

Biar pendek tapi bermakna.

Photo : Kohitala di Stocklot cmi / dokpri.

Kopi hitam di malam kelam
sajian tepat menghilangkan kegelisahan
Pahit itu bukan kesulitan
Tetapi pembuka jalan rasa manis kehidupan

Jikalau tak siap dengan kenyataan
Maka pilihlah arah sesuai keinginan
Tapi itu hanya ada di benak khayalan
Karena takdir kehidupan adalah petualangan

Jalani takdir ini dengan kebersahajaan
seteko kopi hitam bisa menjadi teman
Tanpa gula lebih menyehatkan
Tanpa kamu?… mana tahaaan.

*Happy Wiken Kawan*

Manisku

Manis itu tergantung…

Photo : 3 gelas es teh Excelso Paragon / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Rasa manis yang dihadirkan oleh gula cair dipadu es batu yang menari seksi melengkapi rayuan kesegaran siang ini, semua hadir dalam gelas kaca penuh cinta, bukan hanya satu gelas… malah sampai gelas ke tiga 🤣🤣🤣.

Tapi, manis gula sudah lama tak pernah dicoba. Bukan alasan penyakit atau banyak gaya, tetapi ternyata sudah mendapat pencerahan bahwa manis itu bukan hanya dari gula, tetapi berasal dari wajah yang bersahaja… ahaaaay.

“Pesan apa kakak?” Pertanyaan lembut sang pelayan none excelso memberi tambahan rasa manis yang berbeda. Tapi itu memang sudah tugasnya, ya…. tinggal pesan menunya dan tunggu kehadirannya.

Seiring detik berlalu, dentang hati juga melaju, bergerak ritmik sesuai SOP, mengikuti alur yang sudah begitu teratur.

Photo : Espresso Excelso / dokpri.

Maka, tanpa berlama-lama secangkir espresso menjadi pilihan utama ditemani segelas latte sebagai penyempurna. Suatu kombinasi tepat untuk memperlancar suasana dalam membahas masa depan lembaga.

Diskusi bergulir dengan tema penjaminan, tepatnya penjaminan kredit. Jikalau suami harus menjamin anak dan istri selamat dunia akhirat secara bersama-sama hingga akhirnya berkumpul bersama di surga, maka penjaminan kredit adalah juga bagian ‘public service obligation’ dari pemerintah khususnya dalam pemberdayaan pembiayaan UKM dan usaha mikro sehingga mampu berusaha lebih baik dengan status ‘bankable‘.

Diskusi berlanjut diselingi teh dan kopi yang disruput, opini dan pemahaman untuk menterjemahkan aturan bisa saja berbeda, tetapi dengan diskusi bersama maka bisa saling memaknai dan memahami duduk persoalan yang terjadi. Selamat menjalani hari. Wassalam (AKW).

Arabica Lestari Kopi – Garut

Unboxing trus Nge-Manual brew Kopi Arabica Java Produksi Lestari Kopi – Garut Indonesia, monggoo…..

Ba’da asyar di minggu sore, celah waktu tersedia sambil menemani gerakan lincah anak ceria yang terus menguntit nempel ayahnya. Yup, hari libur memang dijanjikan untuknya. Meskipun sesekali tentu ada tugas dinas ataupun keperluan lain yang akhirnya harus sesaat berpisah dengan anak semata wayang.

Sebuah janji dan harapan bahwa bisa memberikan waktu terbaik buat sang anak disaat dia mulai menapaki kehidupan semenjak lahir hingga mencapai usia dewasa. Minimal hingga golden age bisa menemani maksimal wabilkhusus di hari libur, karena hari kerja hanya bisa bersua di malam hari saja.

Semoga nanti di hari tua, sang anak tetap setia dan akan menjaga serta merawat orang tuanya karena dulu di kala kecil dan haus kasih sayang, ayah bundanya selalu ada untuknya..

Ehh unboxing kopinya lupaa….

Oke guys kesempatan sore ini, nyobain mesék (unboxing) biji kopi ukuran 250 gram produksi dari Lestari Kopi Garut Jawa Barat. Garut itu berada di arah Tenggara Kota Bandung, banyak gunung disana dan kopi lestari ini salah satunya.

Sesaat bungkus hitamnya dibuka, harum bean arabica 100% menyeruak disambut ujung hidung yang langsung menghirup aroma kesayangan. Nggak pake lama, Grinder Willman mengeksekusi 50 gram beannya di putaran 2-3-4-2, suara gilingan plus semerbak harus kopi menebar kedamaian di ruang tengah, menciptakan parfum alami yang membumi.

Air panas 91 derajat sudah siap, V60 dan filterpun standbye…. saatnya mempertemukan bubuk kopi kasar-halus dengan air panas sehingga menghasilkan misteri extraksi yang bakal jadi sensasi.

Diawali dengan proses blooming untuk membebaskan soluble gases agar bergabung dengan udara bebas, dilanjutkan ber-manual brew dengan putaran suka-suka. Yang pasti semua itu dilakukan untuk membiarkan rasa yang terpendam itu bisa timbul dan memberi kenikmatan.

***

Proses manual brew ini cukup singkat karena kondisi lingkungan mendukung, anak cantik lagi bobo dan 2 ponakan meriung sambil terpesona memandang tangan cekatan Bhariste-Amatir ini agar segera hasilkan kopi yang diinginkan.

Sambil memandang tetesan air kecoklatan di ujung V60, “Mau ya Om, tapi pake gula dikiiit!” Reques ponakan masih bisa ditahan dengan tetap fatsun menggunakan rumus kopi tanpa gula.

***

Tiba-tiba suara mungil yang khas terdengar disamping kiri, “Ayah.. ayaah.. kupiii.” Ayshaluna sudah bangun rupanya, heboh liatin yang lagi nyeduh kopi. Trus kakak-kakak sepupunya yang dari tadi diem jadi ikutan, “Kopiii.. kopii .. pake gulaaa!!!”

Tangan kanan masih nyeduh, tangan kiri gendong anak kesayangan yang nggak mau diem. Setelah tuntas hasil V60 di teko transparan, segera dituangkan di gelas kecil spesial. Ternyata rengekan dan permintaan untuk di beri susu dan gula tidak berhenti… gimana ini?.. dilema.

Udah ah… minum dulu… glek.. glek.. yummmy…..

48 gram kopi berpadu dengan 500 ml air panas bersinergi menghasilkan sajian kopi dengan aroma khasnya, acidity medium, low fruitty dan kepahitan hanya segaris terlintas di lidah, sisanya rasa asam sedikit terdiam di ujung lidah…. nyam nyaam..

***

Sambil menikmati kopi Arabica Lestari Garut ini, sebuah kesadaran agar tidak egois dengan kopi murni tanpa gula mulai merayapi jiwa. Bagaimana memberikan rasa bahagia kepada anak dan ponakan yang sedari awal proses begitu antusias mengikuti prosesi manual brew, tapi di akhirnya pas hasil tersaji… mereka tidak menikmati… egois khan?.

Akhirnya keputusan cepat dibuat, ambil 3 sachet tropicana Sweet dan 1 bungkus susu bubuk Dancow. Gabungin dengan kopi hasil seduhan… kocokkk, putar putaar.. kocook page tangan… eh sendokk…. warnanya berubaaah… “Jadi Kolek?”

Bukaaan… tapi jadi Kopi susu… Anak dan ponakan bersorak girang, karena mereka pasti bisa ikutan nyicip. Berebut ambil gelas masing-masing dan disorongkan ke hadapanku… ramee dech…

Masing-masing nyoba setengah gelas dan dengan wajah sumringah, “Enak Om”, trus Ayshaluna binar teriak, “Mantaap ayaah” sambil jempol tangan kanannya diacungkan…. Bahagia itu sederhana, senantiasa berbagi dan hapuskan egois diri.

Pas nyoba nyicip kopi susu dadakan… awww manis bingiiit, padahal kata para ponakan masih agak pahit….

Maklum aku khan udah maniiies dari sono nya… aww.. aww

***

Akhirnya drama kopi susupun usai, sisanya dimasukin ke botol untuk diabadikan. Meskipun akhirnya diminum juga hingga tandas oleh anak dan ponakan.

Wassalam (AKW).

***
Catatan :

100% Kopi Arabica
Kopi Roasbeen Medium
250gr

Komposisi SPKP 13648/3205/17
Halal
Diproduksi oleh Lestari Kopi – Garut Indonesia.
CP 085322577167

Delay & Teh Tawar Dingin.

Delay itu sesuatu bro!!, bikin nyesek sama sedih.

“Berhubung alasan operasional, Pesawat Lion Air dengan Nomor penerbangan JT 953 jurusan Bandung, akan diberangkatkan pukul 19.50 waktu setempat. Atas keterlambatan ini kami mohon maaf.”

Suara merdu sang petugas terasa mengeruhkan hati, memaksa menekukkan wajah menambah keluh dan desah nafas tertahan dari para penumpang yang berharap cemas dari tadi.

“Euh delay euy” gerutu bapak tambun yang duduk membelakangi dengan logat sundanya. Terasa menjadi suara aspirasi yang sama tetapi sudah dikumandangkan orang lain lebih dulu. “Ternyata nggak sendirian yang bete karena pengumuman delay ini.”

Pengumuman delay terus beruntun. Diawali dari maskapai Lion Air, Air Asia, Wings Air hingga Citilink serta Garuda Airways… “Wah gaswat nich, jangan-jangan cuaca yang nggak ngedukung”

Rasa penasaran menggerakkan langkah menuju sisi bandara yang bisa melihat lebih dekat ke landasan pacu. Ternyata hujan sangat lebat, mungkin ini yang jadi penyebabnya. Dengan langkah gontai, kembali ke kursi yang setia menemani di ruang tunggu. Kursi yang tak bergeming meski hilir mudik manusia berpindah tempat, ia tetap mematri diri dengn lantai marmer di ruang tunggu Bandara Lombok International Airport (LIA).

Delay menjadi momok (arti dalam bahasa jawa yaa…) bagi para penumpang pesawat udara. Karena berarti waktu yang terbuang dan kesempatan yang sudah digadang-gadang bisa berubah seketika. Menjadi rentetan delay atau keterlambatan lainnya. Klo buat penumpang direct flight ya tinggal sabar menanti untuk diberangkatkan, tapi buat penumpang transit dan melanjutkan dengan penerbangan lain bukan penerbangan lanjutan bisa berabe, bisa ditinggal take off oleh pesawat lanjutannya.

Ah udah ah dari pada termangu malah melamun dan kerap menggerutu atau mencerca maskapai penerbangan, lebih baik waktu yang tersisa digunakan untuk hal-hal yang berguna. Segera menuju mushola, berwudhu lalu jama qashar magrib-isya sebagai bagian dari kewajiban sekaligus berserah diri atas semua keadaan ini.

Nah pas beres sholat, kok kepengen minuman dingin, tapi tanpa gula dan turunannya.

“Tapi air mineral dingin udah bosen, minum apa ya?”…

Bergerak menuju lemari pendingin di salah satu toko di ruang tunggu bandara ini. Berbagai merk minuman teh bergula menyambut dengan suka cita. Berjajar Freastea, Frutty, Teh Sosro, Teh melati, Green tea hingga Thai tea… uh yummy.

Tak kehabisan akal, segera tanya ke pelayan, “Mbak ada Teh dingin tanpa gula?”

“Ada pak, ini ada 2 dari Teh sosro. Ada yang less sugar dan rasa yang tawar”

Hati agak sanksi dengan yang less sugar, yakin ada gulanya meskipun seemprit. Nah yang ‘Teh Tawar’ ini baru denger. Iya beneran ada. Tapi sebelum dibayar ada tulisan ‘Tawar‘, ya udah ditawarlah harganya.

Eh si mbaknya nya marah. Cemberut. Akyu yang bingung, karena khan sesuai dengan tulisan di botolnya untuk di-tawar dulu.

Nggak percaya?… nich gambarnya.

Tapi dari pada nggak jadi minum teh tawar yang sudah diidamkan sejak tadi, perseteruan tawar menawar tak dilanjutkan. Segera membayar sesuai dengan harga yang disebutkan.

Apalagi terdengar suara sendu eneng petugas, “Perhatian-perhatian, para penumpang pesawat udara JT 953 jurusan Bandung, dipersilahkan memasuki pesawat udara melalui pintu 2!!!”

“Alhamdulillahirobbil alamin”

Segera berlari menuju petugas yang berjaga di pintu terakhir sebelum menuju pesawat. Perlihatkan katepe dan tiket sambil mulut notor teh tawar dingin ini… enakkk. Wassalam.

Bismillahi Mazreeha Walmursaha Innarrobbi Laa Gofurrurrohim. (Akw).