Espresso doubleshot di Novotel Ngurah Rai.

Minum kopi dan bersiap pagi2 untuk pergi

BADUNG, akwnulis.com. Gerimis pagi masih membelenggu raga untuk malas beranjak dari peraduan. Tetapi jangan harap bisa berlama -lama bersantai karena banyak agenda yang harus dijalankan di hari ini. Ada berdasarkan ittenary ataupun improvisasi dalam bentuk agenda spontan karena melihat sebuah peluang, karena rencana yang paling menantang adalah sesuatu diluar rencana hehehehe.

Maka segera membasuh diri serta merendam kemalasan di bathtub dengan air hangat plus busa sabun yang sebenarnya menyenangkan. Lalu bersiap menggunakan pakaian yang layak untuk menikmati hari ini.

Bergeraklah dari lantai 3 menuju lokasi di lantai lobi untuk menikmati fasilitas sarapan pagi di Hotel ini, Novotel Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Persiapan pertama tentunya jangan lewatkan kesempatan mengganjal perut di sesi sarapan dengan variasi makanan western, asia dan indonesia serta ada yang paling penting yaitu morning mood booster, kopi mana kopi?

Nggak perlu pake lama, sedikit berkeliling saja sudah jumpa dengan mesin kopi yang akan menghadirkan rasa dan suasana berbeda. Memang tidak ada sajian kopi manual, tetapi dalam rumus #kohitala masih ada pilihan menu yang bisa dinikmati yaitu espresso, double espresso dan americano plus longblack.

Pilihan pertama tentu americano, sajian mesin kopi yang menggabungkan double espresso dengan air panas sehingga masuk kategori middle atau medium body dan bisa dinikmati sambil mengunyah aneka sayuran dengan saus salad yang tersedia. Salad thousand island yang menjadi pilihan.

Srupuut.  Kunyah kunyah, nikmat.

Kopi kedua supaya lebih mantabs maka kembali ke mesin kopi tadi dan memilih double shoot espresso yang ditampung kembali pada cangkir putih kejujuran. Pahitnya lebih terasa, tetapi disitulah letaknya kejujuran rasa sehingga bisa melupakan dan atau menghapuskan pahitnya kenangan kehidupan.

Tak lupa 2 buah sosis ayam dan daging sapi asap ditaburi bubuk keju permessan yang juga disandingkan tomat bakar yang menggoda. Lengkap sudah sarapannya, pengganjal perut tuntas serta kopi sebagai mood boosterpun sudah 2 gelas eh 2 cangkir.

Selamat beraktifitas di Bali Kawan, beredar. Wassalam (AKW).

Espresso Pagi

Sruput dulu pagi-pagi…. biar suegeer.

BANDUNG, akwnulis.com. Mata terdiam memandang segelas kecil cairan pekat yang mengharumi kenyataan pagi ini. Gelasnya memang kecil alias mini banget tetapi tulisannya sudah menjawab sepintas tentang kepenasaran pembaca yakni satu kata ‘Espresso‘.

Singkat kata bahwa espresso ini adalah istilah yang hadir begitu jauuh dari benua eropa sana, tepatnya di italia. Asal kata dari ekspress yang berarti cepat, yakni menyajukan kopi secara cepat dan bisa dihabiskan dengan cepat karena hanya sekali tenggak bisa segera tuntas.

Cocok dengan sifat generasi millenial dan zelenial yang semuanya harus serba cepat dan praktis guys. Tapi kenyataannya masalah cepat mungkin cocok tetapi masalah rasa itu berbeda. Generasi millenial dan zelenial ini cenderung kurang suka sajian espresso original alias 7-9 gram bubuk lembut kopi yang disemburkan air panas sebanyak 45 ml, tentunya semburannya bukan pake mulut karena akan menimbulkan kejijikan karena ada unsur cudah eh ludah tetapi menggunakan mesin kopi yang miliki standar sendiri. Karena rasanya original yakni kopi murni alias ada kepahitan yang nyata.

Sebagai bukti adalah lebih banyak kopi warna warni dengan aneka cairan sirup yang digandrungi. Plus elemen lain seperti boba, konyaku dan nata de coco.

Kalau penulis sih sudah masuk generasi antara, yakni antara 40 ke 45 maka lebih fokus saja menikmati sensasi kepahitan rasa yang hadir dari sajian secangkir kopi epresso saja. Airnya sdikit tapi ekstraksinya ajib sehingga mampu membuat lidah bergetar dan rongga mulut terdiam dalam sensasi kepahitan yang komprehensif.

Jika belum puas maka pesan lagi saja double shot espresso atau disebut juga dopio. Weleeh ternyata pahit bingit…. tambahkan saja dengan air panas maka namanya berubah menjadi secangkir longblack.

Itulah pesanan yang tersaji saat ini, secangkir longblack dan secangkir kecil espresso. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu ekstraksi bubuk kopi yang diproses via mesin. Juga sama-sama disajikan tanpa gula. Pembedanya adalah 1 elemen saja, longblack itu ditambah 1 shot espresso lagi dan tambah air panas, itu saja.

Kepahitan yang dihadirkan tetap sama, namun dari tujuan menjadi berbeda. Espresso lebih cocok dinikmati pada waktu yang terbatas sedangkan jika butuh waktu kongkow atau menyendiri lebih lama maka longblacklah sebagai teman setia. Jangan khawatir dengan rasa pahit yang dihadirkan, karena disitulah kenikmatan yang bisa dirasakan.

Yuk ah, sruput dulu agar kesibukan pagi ini bisa diawali dengan semangat dan kesegaran. Wassalam (AKW).

***

Lokasi : Warung kopi eh cafe.

KOPI KANTOR KOPI DINAS

Urusan dinas, rapat offline dan Zoom meeting berjalan, hadirnya kohitala tetap menyertai.

BANDUNG, akwnulis.com. Pekerjaan bejibun dan tugas bertumpuk menjadi tantangan tersendiri minggu-minggu ini. Bagi tugas dan saling mengisi antar divisi menjadi sebuah kolaborasi yang begitu menguras energi. Tetapi itulah dinamika pekerjaan yang harus dihadapi sekaligus disyukuri. Karena diluar sana banyak saudara kita yang bingung mau mengerjakan apa, sementara disini begitu banyak tugas, alhamdulillah, mari berbagi pekerjaan.

Meskipun ada tugas – tugas yang memang tidak bisa diwakilkan, karena memang kita yang musti mewakili pak bos. Itu mah resiko, atur jadwal dan hadiri. Titik.

Nah bagaimana nasibnya ngopi, ditengah kesibukan ini?”

Ya nggak gimana-gimana, ngopi mah harus tetep jalan. Khan tinggal bikin atau dibikinin aja. Yang penting syarat utamanya satu. Metodenya manual brew dan jelas tanpa gula. Selesai.

Oh iya, supaya kualitas kopinya sesuai selera kita. Ya bekel sendiri, baru seduh di dapur kantor dengan peralatan manual brew V60 yang ready setiap waktu. Apalagi Bu Santi, TU kantor juga punya keahlian menyeduh kopi secara manual, cocok dah. Tambah lagi di lantai 2 ada juga sang barista, Ojan namanya. Pasti seneng dia bikinin manual brew setiap diminta, kecuali kalau pas beannya habis heuheuheu… kasiaan deh.

Kopi manual yang pertama, dibuat dengan hati-hato oleh Bu Santi menggunakan filter phisixti (V60) dengan panas 92° celcius dan gramasi 14gram membuat sajian kohitala yang nendang. Karena dimodali  bijinya adalah arabica wine sylvasari gununghalu tea geuning.

Para penikmat kopi terhenyak dengan sentuhan awalnya yang ‘menggigit’ dengan acidity poool… lalu bodynya pun medium high hingga aftertaste tamarind, citrun dan berrynya begitu menyayat hati… eh begitu paten menguasai rongga lidah serta memberi efek ninggal yang lumayan (moo bilang rasanya luar biasa, ntar pada komplen karena cuman cerita dan ngabibita sementara biji kopinya nggak pernah ngirim), harap maklum stok disetting limited supaya bisa memaknai kenikmatan dalam keterbatasan kawan.

Pak Galih, Rivaldi, Ojan dan Bu Santipun ikut menikmati sajian kohitala ini dengan gelas kaca tipis yang rentan pecah jikalau terbentur dengan benda keras, seperti kepercayaan yang terhianati maka hancur berantakan dan sulit dipulihkan. Tapi itulah kenyataan, maka kehati-hatian adalah kunci segalanya. Maksudnya hati-hati nyimpen gelas kacanya guys, bukan nyimpen rahasia.

Jadi sambil diksui… eh diskusi, juga rapat koordinasi via zoom. Bisa sambil ngopay bersama. Atau di kesempatan lain, nyuguhin tamupun bisa sambil ngopay kopi hitam tanpa gula dengan metode V60.

Nah gimana ngopinya kalau pas rapat diluar kantor?”

Ini mah rumusnya ‘mimilikan‘ atau sesuai rejekinya. Jadi kalau pas kebetulan rapatnya diluar kantor, semoga ada sajian kohitala meskipun berbasis mesin kopi.

Kalau yang pengen liat versi videonya, monggo klik aja link youtubenya : KOPI KANTOR | menyeruput kopinya di kantor ya guys.

Ternyata memang milik rejekinya, rapat di Resto Teras Akasya bahas urusan penting, ternyata ada sajian kopi. Cocok pisan gan, pekerjaan kelar dan ngopay pun jalan.

Pertama adalah kopi tubruk dengan biji kopi dari malabar jawa barat, alhamdulillah rasanya cukup lembut karena memang ditubruknya pelan-pelan. Kebayang kalau ditubruknya dengan keras, pasti tikusruk (terjerembab).

Kopi kedua lebih kepada kompromi dari sajian yang ada, karena seduh manual pake filter V60 tidak tersedia, maka berdamai dengan kohitala versi mesin kopi. Hadirlah segelas kecil espresso dan secangkir americano, tanpa gula. Sruput gan.

Itulah cerita kopi sambil berdinas sehari-hari. Jadi ngopi hitam tanpa gula adalah bagian dari keseharian, baik di dalam keseharian ataupun jika kebetulan hunting di luar kota baik itu karena dinas ataupun memang sedang beredar bersama keluarga.

Selamat nyruput si hitam tanpa gula, Happy weekend. Wassalam (AKW).

ESPRESSORE

Menikmati espresso bersama sore.

Photo : Espressore

CIMAHI, akwnulis.com. Ketika sore menyapa raga, dengan hembusan semilir rasa maka kesegaran hadir menggantikan keengganan yang mulai mendera.

Kantuk yang sedikit menelikung perlahan sirna, apalagi dengan hadirnya secangkir kecil kopi tetapi memiliki kandungan kafein tinggi.

Yup, karena yang hadir adalah secangkir kecil kopi espresso dengan biji yang direquesnya adalah robusta yang sarat dengan kepahitan dan kafein yang mantaabs….. maklum ingin mengenyahkan kantuk yang begitu kuat memeluk raga.

Apakah pake seruputan pertama?”

Tidak kawan, satu cangkir kecil ini langsung ditenggak tanpa bekas. Meluncur mulus ke tenggorokan setelah meresap sesaat di lidah dan akhirnya berkumpul di lambung serta menyebarkan kesegaran ke sekujur badan.

“Atuh nggak kenyang?”

Ya enggaklah, kenyang mah tinggal makan nasi dan lauknya donk. Ini lebih kepada memenuhi hasrat kafein dan memang diatas rasa kopi sachet biasa. Jikalau masih kepengen kopi, ya order lagi aja.

Nggak pake gula?”

Jangan atuh, nanti sulit menghasilkan dan menganalisa rasa aftertaste kopi selain kepahitan yang mendera. Karena harus diyakini bahwa biji kopi yang baik akan menghadirkan rasa lain dibalik kepahitan yang merata.

Nggak percaya?…. cobalah minum perlahan kopi espressonya… tahan dikala pahitnya terasa, dan hayati. Maka akan hadir selarik rasa lain yang menggugah hati. Percayalah. Rumus kehidupan tercermin disini, dibalik pahitnya kenyataan terselip manisnya hikmah dan tahapan indah menapaki kesabaran. Selamat menikmati sisa weekend kawan, Wassalam (AKW).

Douwe Egbert & Gula Cair.

Ikutan dan nikmati tapi hati-hati.

Photo : Bersiap ujian / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Keseriusan dalam mengisi ujian dan keriuhan di kepala masing-masing peserta meramaikan jagad kompetisi sehat kali ini. Semua berusaha mengeluarkan kemampuan terbaiknya plus adaptasi dengan peralatan yang disediakan panicia…. eh panitia.

Tata tertibnya membuat kangen pergi ke bandara kawan, karena semua peralatan elektronik dan peralatan penyimpanan eksternal harus ditanggalkan termasuk jam tangan canggih yang selalu terkoneksi dengan smartphone kita. Untung aja daleman nggak disuruh dicopot juga hehehehe.

Samrtphone, flashdisk, jam tangan, tablet atau tab, laptop apalagi PC harus dititip di panitia. Praktis hanya bawa otak, otot dan kumpulan perasaan yang tidak karuan. Apalagi digunakan metal detektor, serasa mau naik pesawat dan pergi terbang ke suatu tempat…. ah kangen yach, semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir.

Allohumma inni Audzubuka Minal Baroosi Waljunuuni Walzuzami Wassayyidil Askoom

Photo : Espresso dari DE / dokpri.

Proses ujiannya menjadi menantang, karena konsentrasi menjadi super penting, fokus terhadap satu hal, suara arahan panitia dan apa yang ditampilkan di layar di depan peserta. Lalu laptop yang disediakan panitia sudah standby bersiap menjadi tempat penuangan ide gagasan dan mimpi yang akan diwujudkan dalam kerangka wewenang jabatan.

Cemunguut kakak….

Disinilah raga dan jiwa ini bersua dengan mesin kopi Douwe Egbert pada saat jam istirahat. Mesin kopi yang terlihat tangguh dan gagah dengan pilihan sajian lengkap meskipun tidak semuanya akan dinikmati…. kembung atuh kalau semua di coba mah.

Photo : Douwe Egbert coffee machine / dokpri.

Pastinya espresso dan americano yang dipijit berulang kali, capucinno dan latte hanya coba sesekali, agak takut soalnya ada susu….. suka pengen terus kalau ada susu… gemes soalnya :).

Jadi lengkap sudah, tantangan dan fasilitas yang mumpuni, memberi kesempatan terbuka untuk meng-eksplore diri. Hadirkan kemampuan dan kebisaan secara elegan hingga akhirnya diukur oleh deretan angka yang singkat namun penuh makna.

Catatan penting : harus hati-hati dikala akan menikmati sajian kopi dan masih membutuhkan manisnya gula. Bukan apa-apa, selain gula putih dalan bentuk sachet terdapat juga gula cair….. upss…. ternyata bukaaannnn gula cair, itu adalah hand sanitizer… sebuah bentuk adaptasi kebiasaan baru d masa pandemi corona ini.

Tapiiii….. karena posisinya deket mesin kopi, ini bisa salah menuangkan… meskipuuun…… eh tapi jadi penasaran, gimana rasanya kopi espresso ditambah gula cair hand sanitizer hehehehehe.

Selamat berkarya di jumat ceria. Wassalam (AKW).

Espresso Ungu

Sendu itu perlu tetapi dengan sruputan maka sendu bisa berlalu.

Photo : Espresso & bunga Ungu / dokpri.

KBB, akwnulis.com. Dikala sendu berpadu rindu, maka sajian bunga ungupun terasa bernuansa biru. Gemericik air hujan yang singgah di sore ini, melengkapi perpaduan rasa sendu yang terus berpadu.

Untunglah secangkir kopi bercangkir putih mencairkan suasana, dengan rasa kental double espresso menghadirkan kekuatan dan kepahitan yang nyaris sempurna, ditemani serpihan manisnya kenyataan yang berbeda.

Sruputan pertama membuka pikiran yang hampir galau menjadi tenang, perlahan tapi pasti mengembalikan logika kepada jalan yang seharusnya. Biarpun sang rasa masih terus menggelayut dengan godaan iba, tetapi keajegan dalam bersikap adalah sebuah prinsip yang harus diperjuangkan, sekarang, nanti dan seterusnya.

Tapi ternyata gerimisnya hanya sekejap, langsung berganti dengan lebatnya pertanyaan plus gelegar halilintar kepenasaran. Diskusi menjadi hangat dan menegangkan.

Nah…daripada bingung dengan silang pendapat yang tak berkesudahan, padahal jelas bahwa berbeda pendapatan.. maka sruput lagi sisa espresso di cangkir putih, srupuuut…… perasaan lebih tenang. Karena pahit sadisnya espresso berubah menjadi manis dikala belajar ikhlas menerima perbedaan.

Diskusi berlanjut sambil terus menyeruput, kesenduan dan rindu sudah tidak lagi ribut, tapi melarut seiring tuntasnya hujan sore yang sedari tadi beringsut. Wassalam (AKW).

Sarapan dulu…

Sarapanpun wajib ada kopi xixixixi…

Photo : Dopio di pagi hari / dokpri.

SEOUL, akwnulis.com. Perbedaan waktu 2 jam dengan di rumah ternyata cukup memerlukan penyesuaian yang signifikan. Karena meeting selanjutnya di rencanakan pukul 08.00 wako (waktu korea) maka makan pagi harus jam 06.30 wiko alias jam 04.30 wib…. sahurrr. Tapi ternyata sudah benderang disinihh kawaan…

Turun ke lantai 2 menuju restoran menjadi tujuan utama pagi ini. Ngantuk masih menggelayut tetapi musti dilawan karena agenda kegiatan sudah menghadang di hadapan.

Sebelum nandain tempat duduk, maka mencari segelas kopi adalah keharusan…. culang cileung… tap… ada mesin kopi…. merapaattt.

Photo : Mesin kopi / dokpri.

Mesin kopi merk Toro menyapa dengan senyuman khas nya, yang Pasti pilihan menu nya adalah espresso, dopio dan americano untuk penganut kohitala dan latte serta cappucino yang masih memuja foam susu… langsung ambil cangkir dan dudukan pada tempatnya.

Pijit tombol ‘espresso‘ 2x supaya hadir dopio alias doube espresso dan tunggu hasilnya…. terrrr… currr…. kopi hitam menetes memenuhi cangkir putih yang ciamik. Wangi aroma kopi membangkitkan birahi… eh sensasi kesegaran untuk mendukung agenda hari ini.

Sebagai pendukung dari sisi sajian sarapan pagi maka diperlukan kesegaran dari aneka sayuran yang hadir dengan berbagai pilihan. Ada terong, sayur antanan, brokoli, tomat cery, kol merah dan chiaseed serta kismis plus kuaci… eh kuaci bukan ya?.. atau biji bunga matahari?.. tambah saus salad yang tersedia.

Photo : Sayuran + kopi / dokpri.

Untuk karbohidratnya tentu nasi goreng yang tersedia diambil 2 sendok ditemani scramble, tumis kacang tanah dan potongan ikan laut, cukup untuk menjaga energi hari ini.

Jadi rumusnya banyak ragam tetapi ukurannya icip-icip. Bukan masalah kenyang atau tidak tetapi bagaimana semua sajian rasa bisa dicoba tanpa muncul persepsi berbeda.

Nasi goreng rasanya tetep nasi goreng begitupun sajian lainnya, yang beda adalah suasana dan tentunya suasana hehehehe…… Urusan kohitala telah terwakili oleh double espresso yang dihasilkan mesin kopi.

Akhirnya…. tuntas sudah sarapan beraneka rasa ini.

Photo : Protein & Karbohidrat / dokpri.

Selamat makan dan ngopi pagi ini, sebelum berlanjut meeting dan meeting, dan beredar demi sebuah tugas sekaligus kesempatan meraih pengalaman di sebuah kota besar yang jauh dari tempat tinggal. Wassalam (AKW).

Bengras Kopi Soréang.

Beredar di Ibukota Kab Bandung, bikin béngrasss….

Photo : Blék Kopi dingin menyegarkan / dokpri.

SOREANG, akwnulis.com. Di jalan Gading Tutuka pertemuan ini bermula, berbincang santai tanpa sekat usia. Momen ini bisa dirasa karena memiliki satu tujuan sama, yaitu menikmati suanasa.. eh suasana sambil nyruput kopi panas tanpa gula.

Kedai kopi yang sederhana dengan udara terbuka.mengundang sesama coffee lover untuk berhenti dan mencoba. Meskipun sajiannya hanya berbasis kopi pangalengan jenis robusta, tetapi atmosfer kesederhanaannya memberi rasa nyaman berbeda. Begitupun harganya, bersahabat dengan dompet kita.

Esspresso 9 ribu rupiah dan blek kopi (black coffee ice) 10 ribu rupiah, jadi dengan 20 ribu sudah mendapatkan 2 sajian kopi tanpa gula… asyik khan?…

Photo : Espresso Manual / dokpri.

oh iya prosesnya manual menggunakan rockpresso sehingga espressonya agak sedikit kasar, tetapi tentu untuk rasanya akan tetap khas robusta, datar dan pahit nikmat, meskipun tidak sepahit di tinggal nikah mantan (mengutip kata-kata anak muda pengunjung yang duduk meriung).

Nama kedai kopinya adalah Bengras kopi, yang berasal dari bahasa sunda. Béngras itu artinya segar dan jelas, atau cénghar…. ih bahasa sunda lagi… cénghar itu…. ya segaar… jagjag waringkas.

Photo : Bercengkerama di Béngras Kopi Soréang / dokpri.

Nggak percaya?”... silahkan coba. Saya sih yakin bakal Béngras karena kopi robusta dengan tingkat kafein tinggi bakalan memberi efek segar dan tahan ngantuk… karena itu memang pembawaannya, cuma hati-hati jangan kebanyakan… bisa bikin dada bergetar lebih kencang… seperti kalau lihat kamuuuh…. awwwww.

Udah ah, selamat menikmati pahitnya kenyataan sambil menyeruput sajian kopi di Bengras kopi. Insyaalloh pahitnya kenyataan akan tereduksi oleh pahitnya sajian kopi robusta tanpa gula. Wassalam (AKW).

***

Manisku

Manis itu tergantung…

Photo : 3 gelas es teh Excelso Paragon / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Rasa manis yang dihadirkan oleh gula cair dipadu es batu yang menari seksi melengkapi rayuan kesegaran siang ini, semua hadir dalam gelas kaca penuh cinta, bukan hanya satu gelas… malah sampai gelas ke tiga 🤣🤣🤣.

Tapi, manis gula sudah lama tak pernah dicoba. Bukan alasan penyakit atau banyak gaya, tetapi ternyata sudah mendapat pencerahan bahwa manis itu bukan hanya dari gula, tetapi berasal dari wajah yang bersahaja… ahaaaay.

“Pesan apa kakak?” Pertanyaan lembut sang pelayan none excelso memberi tambahan rasa manis yang berbeda. Tapi itu memang sudah tugasnya, ya…. tinggal pesan menunya dan tunggu kehadirannya.

Seiring detik berlalu, dentang hati juga melaju, bergerak ritmik sesuai SOP, mengikuti alur yang sudah begitu teratur.

Photo : Espresso Excelso / dokpri.

Maka, tanpa berlama-lama secangkir espresso menjadi pilihan utama ditemani segelas latte sebagai penyempurna. Suatu kombinasi tepat untuk memperlancar suasana dalam membahas masa depan lembaga.

Diskusi bergulir dengan tema penjaminan, tepatnya penjaminan kredit. Jikalau suami harus menjamin anak dan istri selamat dunia akhirat secara bersama-sama hingga akhirnya berkumpul bersama di surga, maka penjaminan kredit adalah juga bagian ‘public service obligation’ dari pemerintah khususnya dalam pemberdayaan pembiayaan UKM dan usaha mikro sehingga mampu berusaha lebih baik dengan status ‘bankable‘.

Diskusi berlanjut diselingi teh dan kopi yang disruput, opini dan pemahaman untuk menterjemahkan aturan bisa saja berbeda, tetapi dengan diskusi bersama maka bisa saling memaknai dan memahami duduk persoalan yang terjadi. Selamat menjalani hari. Wassalam (AKW).

Espresso Ter-mewah.

Ternyata ini adalah sajian espresso termahal kawan…

Photo : Sajian espresso ter-mewah / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Perjalanan bandung – jakarta dengan bermobil memang butuh perjuangan, seiring dengan tangangan kemacetan di titik strategis di tol Cikampek -jakarta.

Tetapi apa mau dikata, tiket kereta habis, waktunya mepet… ya sudah bersama beberapa kru, meluncurlah menapaki jalan dengan segala kelengkapannya.

Maksudnya, isi bensin, isi e-toll card, isi perut di rest area (eh nanti inih mah), juga isi mobil dengan kresek indomaret/alfamart yang penuh dengan makanan ringan, minuman bersoda dan air mineral…. kayak piknik deh, satu lagi nyalakan aplikasi guglemap dan atau waze buat mantau perkembangan lalu lintas ke depan.

Berkat perkembangan teknologi, kita bisa (dibolehkan) tahu tentang sedikit masa depan lho…. tapi bukan urusan takdir yaa… tapi urusan jalan yang akan dilewati dengan bantuan aplikasi. Maka kita akan berusaha mengambil keputusan untuk memilih jalan terbaik, tercepat dan termudah yang dibantu dengan teknologi, meskipun tak sedikit yang malah tersesat karena guglemap nggak kenal sama panggung hajatan di tengah jalan, atau pagar komplek perumahan yang di gembok…. jadi…. meskipun teknologi bisa (sedikit-banyak) menolong kita, tetapi itu hanya gambaran singkat saja…..

Hikmahnya adalah, mari kita senantiasa bertaqwa karena Allah SWT sudah tahu arah kehidupan kita kemana…. sementara kita cuman tau dikit jalan yang (akan) dilalui aja terkadang suka jumawa…. sotoy dan sombong, tapi itulah dasar sifat kita semua heuheuheu.

Kembali ke cerita perjalanan bandung – jakarta, sesuai guglemap, warna merah hati terpampang di layar smartphone, menandakan kemacetan total siap menghadang. Si gugelmap nggak ngasih alternatif, jadi ya udah jalani aja…. ternyata bener, macet semacet-macetnya.

Segera makanan ringan dan minuman di buka, musik di mobil agak kencengin…. pokoknya bersiap melawan kebosanan…. maka 5,5 jam total perjalanan harus dijalani dengan keceriaan… ya iya laah, kalaupun sambil mutung dan marah-marah plus ngegerutu bin ngegerundel… “Tetep aja macet khan sob?”

Photo : Mesin espressonya / dokpri.

Alhamdulillah, tiba di jakarta menjelang sore langsung menuju tempat acara di kawasan bundaran HI, sebuah hotel megah yang nggak masuk standar biaya level kami… tapi indahnya rejeki, ada sponsor yang memberi kesempatan kepada kami, terima kasih.

Sebuah kamar yang luas dan strategis menyambut kami, juga kamar mandi yang lengkap baik shower, bathtube, toilet dan wastafel yang elegan. Serta yang paling membahagiakan adalah hadirnya mesin kopi yang bisa menghasilkan kopi espresso, dopio, americano lengkap dengan kopinya….. Alhamdulillah lagi.

Maka sebuah sebutan dan kesan mendalam menjadikan momen ini sebagai moment ngopay termewah, karena untuk menikmati sajian segelas espresso maka angka 2 juta lebih harus dikeluarkan….. maksudnya untuk bayar hotelnya hehehehe…. Nuhun pisan Mr.T.

Kepenatan melewati kemacetan tergantikan dengan fasilitas kamar yang begitu menyenangkan, meskipun tidak sempat menikmati kolam renang dan gym-nya tetapi secara keseluruhan tugas bisa dilaksanakan dan làncar……

….. kembali lagi urusan kopi….. nikmat banget ngopay di kamar, gratis, enak dan banyaak.. Asyik… srupuuuut.

Met wiken kawan, Wassalam (AKW).