KOPI KESENDIRIAN.

Tidak sendiri kalau ada kopi.

SEMARANG, akwnulis.com. Terkadang sebuah kesendirian itu hadir tanpa dibayangkan. Bukan karena orang-orang terdekat meninggalkan kita tetapi kepentinganlah yang memberi pemisah raga sehingga disaat duduk terdiam dalam satu masa, hanya satu raga ditemani jiwa, sendiri.

Awalnya memang bersama, bersuka ria dengan penuh canda tawa. Tetapi perubahan terjadi manakala dihadapkan dengan kenyataan bahwa masing – masing individu memiliki keinginan yang ternyata berbeda satu sama lain. Ada satu alasan penting lainnya adalah karena gerakan atau kepentingan kita yang ternyata juga memiliki perbedaan signifikan dengan rekan lainnya.

Pertanyaannya adalah, “Apakah kesendirian itu menyakitkan?”

Jawabannya akan sangat relatif, karena kembali kepada tiap individu. Meskipun cenderung kesendirian ini dilengkapi rasa murung dan kesedihan tetapi tidak sedikit yang juga nyaman dengan kondisi ini. Itulah kenyataan hidup, selalu ada dinamika suka dan duka.

Racik kopi / Dokpri.

Kembali ke suasana kali ini, dimana momentum dan lokasinya berada di area kota tua semarang. Pada saat turun dari kendaraan maka semuanya bersama-sama dan bergerombol serta otomatis tanpa intruksi untuk berpose photo bersama dengan berbagai gaya. Dimulai dari model photo KTP yang sok serius dan kaku, model gaya pak Sekda yang menyilangkan tangan di dada dan satu kaki ke depan hingga model photo yang seolah wajib yaitu mengepalkan tangan sambil teriak ‘Jabar Juara.’

Nah setelah itu,  kumpulan tiba – tiba bergerak dan secara alami mulai memisahkan diri. Ada yang memang mengejar momen sunset dengan siluet bangunan tua, ada yang langsung ke kios dan cari pojokan strategis untuk menyalakan rokok dan menyedot perlahan penuh perasaan.

Raga inipun bergerak menuju satu titik yang berdasarkan pengalaman beberapa waktu lalu, ada sebuah tempat yang pernah disinggahi yaitu SPIEGEL Bar & Resto. Pernah menikmati kesendirian disitu dan terabadikan jelas rasa galau mendera kala itu. Tapi ternyata dikala tiba didepannya, begitu banyak orang. Berarti akan sulit menikmati kesendirian dalam keramaian. Akhirnya mata berkeliling mencari alternatif lain, di sudut kiri mata terlihat bangunan yang juga menyajikan kopi, wah ini saja ah, lagian terlihat relatif sepi.

Sambil berjalan menuju sasaran, iseng nengok kanan kiri, ternyata tidak ada satupun kawan yang berrombongan tadi. Orang memang banyak tetapi tidak ada wajah yang kenal, ya sudah lanjutkan.

Akhirnya kesendirian tercipta ditemani secangkir kopi manual brew V60 Arabica Bali Suksme dengan harga 20K tambah  service 5% dan pajak 10% berarti bayarnya jadi 23K. Dilanjutkan supaya seimbang dengan yang dinginnya adalah javanese Arabica bali Suksme di harga total 28,75K… srupuut.

Eh lupa nggak ngasih tahu nama cafenya, cafenya ini memanfaatkan gedung tua dengan ornamen yang senada warna kecoklatan menghasilkan suasana eksotisme yang menenangkan dan bisa digunakan untuk kongkow bareng ataupun menyendiri seperti diri ini. Nama Cafenya Javara Culture.

Untuk sajian hot manual brew V60 Bali Suksme memghadirkan aftertaste versi lidah yang terbatas ini ada rasa berry, citrun serta selarik mint. Sementara Body dan aciditynya medium. Selanjutnya disaat dibuat dengan metode javanese relatif acidity menebal dengan rasa yang relatif mirip… srupuut. Alhamdulillah segar.

Duduk menikmati sajian kopi panas dan dingin ini tak terasa hampir 1 jam, dan tidak juga melihat teman – teman serombongan yang kebetulan lewat, entah dimana mereka. Ya sudah nikmati lagi saja suasana ini, suasana yang begitu semarak dalam kesendirian. Semarak dari rasa namun minim kehadiran raga.

***

Lokasi : CAFE JAVARA CULTURE Semarang.
Jl. Taman Srigunting, Kota lama, Tanjung mas Kec. Semarang utara Kota Semarang 50174.

Memaknai Ketidaktahuan.

Kebingungan itu bisa menjadi inspirasi.

CIMAHI, akwnulis.com. Saat terjaga dini hari, sebuah pesan instan hadir tanpa basa – basi. Tangan yang sudah menggenggam smartphone diikuti dua bola mata yang sedikit memicing karena menyesuaikan dengan suasana gelap di sekitar. Agar bisa membaca pesan yang hadir bukan pada waktu yang lumrah.

Ternyata, sebuah pesan yang berisi lampiran surat berbentuk file pdf dan tercantum sebuah nama, namaku. Sebuah undangan pelantikan.

Sesaat terdiam, menarik nafas perlahan dan menghembuskannya selembut mungkin. Kembali surat elektronik tersebut dibaca dan memang namaku tertera disana.

Wajah tengadah membaca langit kamar yang seolah ikut faham dengan rasa hati yang tidak jelas ini. Ada angka samar yang diperhatikan seksama membentuk angka dua puluh, weleeh weleh bener juga, jika pelantikan ini terjadi berarti job ke 20 dalam masa karir menjadi aparatur sipil negara ini.


Ada terselip rasa masgyul dan bingung serta khawatir karena tidak tahu dan tidak jelas akan ditugaskan kemana. Manusiawi dong, detak jantung terasa lebih cepat dan pikiran bergerak kesana kemari.

Itulah sebuah momentum rasa yang dirasakan diri ini disaat memghadapi kenyataan yang kita belum diberi kesempatan untuk tahu akan ditugaskan kemana kita ini. Ada tekanan di pikiran juga menghadirkan suasana galau tidak hanya dalam hati tapi terkadang menuju perut dan seolah sembelit atau mual-mual juga bisa tiba-tiba pusing dan berkeringat.

Nah inilah sebuah saat dimana raga dan jiwa ini harus bersinergi dengan komando sang otak yang bersikap biasa saja padahal penuh tanda tanya. Biarkan gempuran kekhawatiran menjadi semangat untuk menghadapi segala perubahan. Alarm adaptasi langsung berbunyi dan hanya satu kata yang harus disiapkan, HADAPI.

Setelah shalat shubuh maka bergegas mandi, lalu menginformasikan tentang hal ini kepada istri tercinta, anak kesayangan, ibunda mertua dan ayah ibu di kampung sana. Mohon doa dan dukungannya semoga perubahan ini adalah menuju kebaikan, keberkahan dan amanah jabatan yang menambah pahala sebagai bagian dari ibadah kepada sang maha Pencipta.

Perjalanan ke kantor ternyata disambut dengan kemacetan yang tidak seperti biasanya, sehingga harus merelakan diri jika harus tercatat beberapa menit terlambat hadir di aplikasi absensi. Sementara mendung dan rintik hujan seolah menemani prosesi perubahan ini.

Tiba di kantor dihadapkan dengan wajah sendu rekan-rekan yang mencoba memaknai sebuah kalimat bahwa ‘Perpisahan terjadi karena adanya Pertemuan.‘ Bibir sulit berkata-kata hanya bola mata yang berusaha menguatkan semuanya dan yakinlah ini takdir yang harus dijalani dan dihadapi bersama.

Maka rasa galau ini dititipkan dalam untaian kalimat singkat pada tulisan kalimat ini, seiring detik dan menit mengantarkan semuanya terhadap kenyataan yang sebenarnya. Wassalam (AKW).

Antara Youtube dan Kopi.

Hanya curhat, ngopay yuk.

BANDUNG, akwnulis.com. Bercerita tentang apa yang dirasa dan apa yang dilihat dengan kondisi apa adanya, tentu dilengkapi video atau tepatnya potongan – potongan video yang diambil dengan smartphone kesayangan seolah menjadi antiklimaks dimana dihadapkan dengan kepentingan pasar online yang memiliki ekspektasi berbeda. Sehingga mempengaruhi mental dan pikiran untuk banyak mempertimbangkan tanpa ada tindakan yang biasanya berjalan tanpa beban.

Padahal kegiatan membuat video dan ditayangkan di channel youtube @andriekw ini lebih kepada penyeimbang rutinitas dan menjaga kewarasan dalam bertubi-tubinya tugas yang tentu sulit dibendung karena memang beban pekerjaan yang lumayan. Menikmati momen untuk melakukan editing sederhana, merekam suara hingga menghiasnya menggunakan aplikasi edit video yang dikuasai serta akhirnya upload di channel youtube dan sesekali di share juga linknya kepada kawan, mitra dan kerabat yang ada di daftar kontak.

Sekaligus juga menitipkan file video di platform youtube yang bisa diakses kapan saja, selama nama akun dan paswordnya masih hafal hehehehe. Maka memori video di smartphone bisa dihapus dan memberi kesegaran baru terhadap kinerja smartphone yang terlihat begitu berat menanggung beban memori yang bertambah terus tanpa bisa melakukan penolakan.

Maka tarik nafaslah sejenak dan mencoba menenangkan rasa dengan sebuah sruputan bersahaja dari secangkir kopi tanpa gula yang hadir di tempat berbeda. Biarkan pikiran tenang beberapa saat tanpa memikirkan urusan lain kecuali “me & time“…. ya sesaat saja, 5 – 10 menit cukup kok. Jangan kelamaan, waktu berjalan terus.

Coba flashback dan meniti memori kembali tentang perjalanan awal membuat postingan youtube ini. Telusuri saja dan ikuti aliran kenangannya, maka sebuah simpulan datang perlahan tapi pasti dan semangat berkreasi kembali hadir tanpa perlu dipanggil lagi. Itulah yang dipahami oleh diri ini sebagai tahapan kontemplasi.

Jadi kelanjutannya adalah teruskan kembali jemari lincah mengedit dan menghias serta akhirnya upload dan video – video bisa melengkapi koleksi channel youtube kesagangan ini. Meskipun perlahan tapi pasti tentu kita berusaha untuk mencoba membuat video dan di upload dengan kualitas dan kekuatan cerita yang ‘mungkin’ itu adalah harapan pasar.

Selamat berkreasi di jumat pagi ini kawan. Demikian curhat pagi ini, Semangat. Wassalam (AKW).

UBAH NIAT

Evaluasi diri dan dilanjutkan aksi.

CIMAHI, akwnulis.com. Seiring perjalanan waktu menapaki kehidupan, ada hal yang begitu syulit (baca sulit) untuk diwujudkan padahal ihtiar sudah maksimal (perasaannya), tapi hasilnya tidak signifikan kawan, malah bertolak belakang dari yang diharapkan.

Maka dibaca dan dirunut kembali ingatan masa sebelumnya serta aneka usaha yang dilakukan. Beberapa usaha yang pernah dilakukan adalah olahraga futsal secara rutin ba’da isya karena siangnya sibuk bekerja, minum obat pelangsing produk cina yang kata iklan digunakan oleh para pramugari/pramugara agar tetap menjaga postur tubuhnya.

Nah futsal berhenti disaat almarhum ajie massaid meninggal (februari 2011), walah ternyata ihtiar ini sudah dari 12 tahun lalu. Trus obat cina berhenti karena efek sampingnya yang bisa BAB mendadak karena efek pelunturan lemak di perut, istilah bahasa sunda itu mudah ‘kapacirit‘.

Ihtiar berlanjut diantaranya metode penurunan berat badan dengan menggunakan teknik akupuntur, sekitar 30 jarum khusus menusuki bagian tubuh ini terutama perut dan juga beberapa titik di kepala dan berlangsung rutin selama 3 bulan, alhasil sinshenya nyerah karena ternyata tidak ada perubahan signifikan dan nafsu makan tetap menggebu. Malah pernah saking buru-burunya, beres terapi lalu ke kantor tapi ada rasa perih di pinggang kiri, pas diperiksa eh ada 2 jarum akupuntur ketinggalan, masih nempel hehehe.

Lalu yang cukup lama adalah pola makan food combining yang dijalankan cukup lama hampir 2 tahun lamanya tetapi akhirnya hancur karena cheating dan enaknya masakan rumah di malam hari. Petualangan pelangsingan terus dilakukan, termasuk menggunakan produk herbalife yang ternyata hanya bertahan 6 bulan saja.

Mencoba juga diet ekstrim yang disebut diet macan atau diet ketofastosis yang menghentikan seluruh karbobidrat, sayuran dan buah lalu mengganti dengan daging merah dan lemak termasuk kuah dari mie kocok dilengkapi kikilnya dengan syarat dicek gula darah setiap hari harus dibawah 80 poin. Diet ini signifikan menurunkan berat badan dari 117 kg menjadi 90 kg, berarti 27 kg berhasil turun dalam medio 1 tahun. Hanya saja tidak bertahan lama, 2 tahun berlalu dan mulai cheating karbo, jelas ini berbahaya karena beresiko stroke dan penyamit kekurangan mineral, katanya. Akhirnya diputuskan untuk kembali normal makan minum tetapi dengan porsi yang sedikit.

Apa lagi ya, bentar adalagi diet DEBM (diet enak bahagia dan menyenangkan). Coba diikuti tapi akhirnya kalah juga dengan ketidakdisiplinan ini dan rasa kasihan serta kabitaan disaat melihat para pedagang makanan yang selalu hadir ngagupayan eh memanggil – manggil.

Maka dilakukan konsultasi ke dokter, minum obat, disuntik serta wajib berolahraga teratur. Namun pilihannya sekarang hanya jalan kaki saja karena pasca patah kaki tahun lalu, mengubah pola olahraga yang harus dilakukan.

Dari evalusi ingatan dan arsip kehidupan tadi ternyata berhubungan dengan ‘Innamal a’malu binniyat’ yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung dari niatnya sebelum melakukan ihtiar. Ada kesalahan niat yang harus dikoreksi, yaitu ungkapan atau ucapan niatnya. Selama ini niatnya dan semangatnya adalah ‘Bertekad bulat untuk langsing.’

Sekali lagi bahwa niatnya adalah ‘BERTEKAD BULAT’ ini ternyata yang menjadi pengganjal ihtiar selama ini karena niatnya bertekad untuk membulat, pantesan badan ini makin bulat hehehehe.

Bismillahirrohmannirrohiim..

Semenjak tulisan ini hadir, niat dan tekadnya telah diubah ya kawan, sekarang BERTEKAD LANGSING DENGAN BERAT BADAN IDEAL, bukan bertekad bulat lagi.

Selamat pagi kawan, jangan lupa tersenyum menyambut harapan di pagi ceria hari ini. Wassalam (AKW).

KEGALAUANKU TERWAKILI SENYUMMU

Jangan galau, tulis aja. gampang kok.

BANDUNG, akwnulis.com. Ketika sebuah kata kembali menjalin rasa dengan kata yang lain, maka terwujudlah kalimat. Begitupun dengan kegundahan ini. Awalnya hanya merasa sedikit saja rasa gelisah, tetapi setelah bergabung dengan keresahan lainnya ternyata berbuah tekanan yang menyesakkan dada. Padahal permainan kata dan gelisah, awalnya hanya berada diseputar kepala. Namun setelah berkumpul ternyata berpindah, menekan dada memenuhi layar smartphone dengan tulisan status atau caption gambar yang mungkin berharap apresiasi.

Maka perlawanan diri harus segera beraksi, bergerak lincah memunguti kata yang bermakna harapan, optimisme dan semangat ditautkan dengan kalimat kolaborasi sehingga mewujudkan aksi yang (seharusnya) berkelanjutan tak perlu henti. Bergeraklah jemari jaman memunguti kata yang berserak dan sudah terpapar keegoisan serta menjebak diri pada zona nyaman.

Padahal dunia belum baik-baik saja, tapi kenapa sebagian kata malah terdiam, tunduk pasrah tak berdaya serta memeluk erat kebiasaan yang sebetulnya sudah ditinggalkan jaman. Di sudut kiri kata bijak tersesat dengan kepungan nasehat sesat yang seakan modern padahal mungkin berselimut kepalsuan.

Dada yang sesak dilawan perlahan oleh dzikir yang ternyata begitu sulit diucapkan karena sebagian kata telah menjahit bibir dengan lipstik tanda kutip mengkilap penuh hasrat. Dipaksakan diucap maka perih menyeruak, tapi ini perlu diperjuangkan. Perlahan tapi pasti kata optimis gelayut erat dengan kata harap, membantu bibir bergumam dan melepaskan ikatan kegundahan.

Ternyata itulah kata kunci, karena sebenarnya raga ini hanya sebatas kefanaan yang nyata, dimana ruh abadi harus bertakzim kepada Illahi agar hamparan dunia dan kemegahan akherat berjalan lancar dalam keberkahan-Nya.

Jadi kata utama adalah kata ikhlas menerima semua takdir yang telah dicatat langit jauh hari sebelum raga ini tiba di dunia. Lalu berpadu dalam optimisme serta harapan yang menumbuhkembangkan warna warni dalam jiwa dan raga. Maka kegundahan berubah warna menjadi ceria dan sesaknya dan berganti kelegaan serta tetesan air mata taubat yang bukan hanya sesaat.

Selamat memaknai tahun 2023 dalam rangkaian kata ikhlas, optimisme, harapan dan taubat. Wassalam (AKW).

Jangan emosi lebih baik ngopi.

Emosi bersua dengan kopi.

BANDUNG  akwnulis.com. Terkadang sebuah angan berhadapan dengan kenyataan yang jauh panggang dari api. Disaat sebuah loyalitas diuji oleh keadaan maka konsepsi kesabaran dan pengendalian diri menjadi sebuah kekuatan. Kata diplomatis sesaat tercekat oleh batas kesadaran, kahawatir hamburan kata yang terucap malah menambah keruh keadaan. Maka anggukan dan banyak terdiam menjadi pilihan bijak pada momentum yang cukup berat.

Senyum menjadi tameng dari kemasgulan rasa, dibantu juga dengan dekapan masker yang hampir menutupi seluruh wajah sehingga kerutan keengganan tidak terlalu tampak dalam hinggar bingar dan sukacita sebuah pagelaran.

No heart feeling bro, show must go on.

Ya memang menerima keadaan ini, tetapi gejolak rasa ini perlu dituangkan dalam urutan kata yang akan menjadi sebuah cerita di masa depan, dimana suasana ini hanya menjadi cerminan akan nasib anak manusia yang sedang meniti takdirnya.

Ternyata energi menulis itu bisa hadir karena kegalauan yang sedikit menyiksa. Apalagi tak bisa beranjak dari kursi kehormatan karena alasan seremonial. Ah memang terkadang kenyataan menjadi kejam. Dilengkapi dengan ilmu menghilang dari sebagian pasukan yang seharusnya menemani dengan setia dan memberikan masukan kondisi sebenarnya. Ternyata telah berlindung dibalik mendung dan membiarkan semua mengalir seadanya.

Untung saja bahwa kondisi mental lebih stabil karena menjalani berbagai kejadian, sehingga momentum kali ini cukup dihadapi dengan acuh tak acuh saja. Biarkan semua mengalir dan semesta merestui karena tentunya ini adalah sebuah kehendakNya dalam kelindan peristiwa bagi anak manusia yang sesungguhnya tak punya daya dan upaya.

Cara terbaik adalah kendalikan emosi dan jalani semuanya seolah baik baik saja. Tapi setelah lepas dari cengkeraman suasana, langsung mencari obat universal berupa sajian kopi hitam tanpa gula dengan manual brew V60 plus pilihan bean yang terbaik tentunya. Insyaalloh semuanya akan kembali seperti sediakala dan bersiap kembali menjalani tantangan kehidupan selanjutnya. Wassalam (AKW).

KE KANTOR CARI UANG atau… ?

Ternyata ke kantor itu mencari…. kerjaan hehehe.

CIMAHI, akwnulis.com. Hari minggu adalah saanya ‘me time‘ dan ‘family time‘. Caranya sederhana kok, cari aktifitas murah meriah, atau cari aktifitas ekonomis dinamis terukur yaitu jalan kaki pagi-pagi tapi jangan bawa duit ataupun dompet. Dijamin bisa berolahraga ringan sesuai target yaitu 6 ribu langkah saja. Insyaalloh tidak akan terpengaruh oleh lapak yang jualan karena tidak bawa dompet dan uang cash, kalaupun mau pake QRIS akan berabe karena rata-rata masih cash. Maka nilai ekonomis dan efisien akan terjadi, sesekali atuh memeditti eh mengoretti*) diri sendiri.

*)memeditti / mengoretti : pelit pada diri sendiri (bhs sunda maksa)

Soalnya kalau bawa duit cash akan merusak program jalan kaki ini. Tidak terjadi defisit kalori malah sebaliknya surplus kalori masuk ke dalam tubuh. Jalan kaki hanya menghasilkan pembakaran 400 sampai 500 kalori, tapi ngebaso dan kari sapi ditambah segelas besar es kopi susu itu menghasilkan 3 x lipatnya. Alamak menggendats dong.

Nah, selain itu hari libur juga adalah saatnya menulis. Seperti biasa tulisan singkat berbahasa sunda dengan maksimal 150 kata sudah menjadi satu pesan cerita. Tentang temanya nanti kita bahas di paragraf terakhir bagi yang kesulitan mengartikan bahasa sunda, monggo silahkan…..

FIKMIN # MILARI #

Murangkalih nu pangalitna yuswa 4 taun kènging pakanci ti sakola. Asa janten buah simalakama. Dikantun di bumi nyalira palaur, ari dicandak berabè.

Saatos sawengi jeput badanten sareng carogè, dicandak putusan, Si bungsu samentawis ngiring ka tempat damelna carogè.

Shubuh kènèh murangkalih tos gugah, netepan teras ibak nyalira. Sarapan teras angkat sareng bapana.

Pasosonten si bungsu uih, katingal rarayna alum, teu jiga ènjing – ènjing nu jigrah tur lincah.

Kunaon nèng, manyun waè?”

Teu aya walèran, ngadon ngagidig ka enggon. Nangkuban dina kasur. Bapana ngawaler, “Tadi meuni isin di kantor, mèja nu rèrèncangan ogè meja ibu bos diawut-awut, saurna milari artos”

Uing ngagebeg, naha murangkalih janten kitu. Kedah ditalèk ieu mah, “Nèng naha tadi ngabongkaran mèja Abi ogè mèja bosna Abi?”

Si bungsu bari ingsreuk-ingsreukan nyarios, “Mung bantos Abi milari artos, pan upami biasana Abi nyarios ka kantor tèh milari artos, tapi tadi teu mendak, kalahka Ènèng diseuseulan.”

****

Itulah kumpulan kata menjadi satu cerita dengan judul MENCARI (milari). Tema yang diusung sebetulnya dimulai dari ide sederhana yang muncul dari celotehan lucu anak semata wayang.

Intinya adalah tingkah anak kecil balita yang libur sekolah di PAUD dan ‘terpaksa‘ ikut ayahnya bekerja karena tidak bisa ditinggal di rumah, sebab ibunya juga bekerja di tempat berbeda.

Alhasil di kantor ayahnya, si balita berulah dengan membongkar meja kerja ayahnya, rekan kerja ayahnya juga bos ayahnya dengan tujuan mencari uang.

Setelah diklarifikasi ternyata semua diawali dari pernyataan ayahnya setiap mau pergi kerja yaitu : “Ayah berangkat dulu kerja ya, mau cari uang buat ade kecil”

Maka si balita insisiatif bantu ayahnya cari uang di kantor ayah, meskipun ternyata begitu syuliiit (lupakan reihan…) karena memang itu adalah sebuah ungkapan bukan arti cari uang sebenarnya di laci meja kerja.

Jadi hikmahnya, hati-hati memberi pernyataan kepada anak kita supaya bisa dimaknai dengan sejelas-jelasnya. Beda pemahaman antara anak dan remaja atau orang dewasa. Jadi mulai sekarang sampaikan bahwa pergi ke kantor itu bukan mencari uang tapi mencari kerjaan hehehehe.

Selamat weekend AKWfriend, Wassalam (AKW).

***

Terbang, Kopi & Bahagia.

Menikmati kopi sambil terbang adalah bentuk bersyukur, setuju nggak?

CIMAHI, akwnulis.com. Berkeliling ke berbagai tempat dengan alasan tugas adalah sebuah kenyataan. Meskipun terkadang datangnya perintah begitu mendadak. Tidak masalah, karena itulah salah satu resiko pekerjaan dan amanah yang diemban. Jalani saya guys.
Bulan september yang lalu menjadi saksi, betapa perputaran diri ini lumayan aktif. Termasuk pengalaman naik pesawat pertama (lagi) setelah 2 tahun terdiam akibat pandemi covid19 berkecamuk. Tidak terlalu jauh cukup Jakarta – Makassar PP dan Bandung – Yogja PP.

Itu sih baru 2 kali bro, sombong amat, saya sebulan bisa 10 kali penerbangan, nggak pernah ditulis dan di publish!!”

Tiba-tiba sebuah celoteh menyambar dan langsung menohok diri. “Wow, something wrong?” Sesaat terdiam sambil mencoba berfikir jernih. Kenapa ada yang sewot ya?.. padahal ini kan hanya pernyataan pribadi dan di medsos pribadi juga. Tapi kenapa sebuah reaksi begitu tajam menghujam.

Trus mikir juga, jangan jangan banyak juga yang tidak nyaman dengan pernyataan itu karena boro-boro terbang pake pesawat, lha wong keluar kota juga nggak pernah. Disinilah diri ini merasa serba salah. Tapi tentunya perlu dilengkapi disini bahwa bisa naik pesawat lagi adalah sebuah berkah rejeki dan kesempatan dari Illahi untuk menjadi Ibroh dan miliki nilai abadi tentang pemaknaan hidup yang sementara ini.

Maka sebagai bentuk rasa syukur itu adalah menggunakan kesempatan selama di pesawat untuk tetap terjaga. Tidak terpengaruh oleh penumpang kanan kiri yang langsung memejamkan mata sesaat pesawat bergerak di runway untuk tinggal landas. Mungkin bukan ingin tidur, tetapi berusaha memejamkan mata agar proses take off ini tidak terlalu terasa. Sementara diri ini sibuk dengan persiapan gelas kecil dan dokumentasi.

Yup, gelas kaca kecil untuk nanti menuangkan segelas kopi hitam tanpa gula dan dinikmati dengan sruputan perlahan dikala pesawat sedang bergerak diantara awan putih yang berarak begitu indah. “Bukankah ini bentuk rasa syukur atas nikmat-Nya?”

Ternyata, nilai bahagia dan bentuk syukur manusia itu berbeda-beda. Penulis berusaha besyukur dengan meanfaatkan waktu selama penerbangan dengan membuat konten dalam bentuk potongan video dan photo tentang kopi di pesawat termasuk adegan sruputan kopinya karena untuk menepis pendapat ‘No pic Hoax’ dan aktifitas ini membuat bahagia.

Tapi.. disamping kanan dua orang ibu-ibu telah terlelap dalam buaian mimpi dan itulah bahagia buat mereka karena mungkin saja telah berjibakù dengan beban tugas serta kesibukan di daratan, inilah saat yang tepat untuk beristirahat tanpa gangguan. Ada juga yang sibuk dengan gadgetnya dan menonton film-film yang telah di download sebelumnya tentu lengkap dengan headset kekinian.

Sementara di kursi samping lorong, terlihat seorang ibu yang pucat dan tegang dalam menjalani penerbangan ini. Terlihat begitu tersisa eh tersiksa.

Disini perlu disadari bahwa mencari bahagia adalah berbeda setiap orang, meskipun secara umum akan setuju jika kita selalu bersyukur dengan segala keadaan maka kebahagiaan akan datang. Jadi kita sepakat untuk jangan lupa selalu bersyukur dan memanfaatkan weekend ini bersama keluarga meskipun ternyata tuntutan tugas terus mendera. Happy weekend kawan, Wassalam. (AKW).

23.55 note.

catatanku dini hari.

Bukan semesta yang membiarkan kemalasan ini melanda. Tapi raga dan jiwa yang sedikit lelah harus terdiam sejenak dalam kesunyian.

Itulah catatan nyata yang begitu sulit menggerakkan ibu jemari agar aktif mengitari tuts virtual keyboard dan hasilkan sederet dan kalimat yang mungkin bermakna.

Manakala detik hati bergerak, jalinan katapun harus menghambur dan bergegas memunguti memori serta menyusun menjadi curhat singkat tengah malam.

Itulah suasana dikejar deadline jam 00.00, sebelum akhirnya beranjak menjadi esok hari. Selamat pagi eh dini hari dunia.

Wassalam, 23.55 wib.

SAKAW bin Kangen

Kangen boleh, tapi sabar juga sangat penting.

PASTEUR, akwnulis.com. Baru empat hari saja tidak berjumpa, ternyata rindu menggebu begitu menggelora. Apa mau dikata namun itulah kenyataan yang ada. Apalagi yang lebih tersiksa adalah kehadiranmu didepan mata namun hanya boleh disentuh tanpa bisa menikmatinya.

Padahal 8 tahun lalu, raga ini tidak begini. Bertemu denganmu biasa saja. Seperlunya saja tanpa dikuasai gelora rasa membuncah yang berbeda. Berbagai pilihan gayamupun tidak menjadi ketertarikan berlebihan, ya secukupnya saja.

Tapi seiring waktu berjalan, ternyata sekarang berbeda. Kehadiranmu berbeda, selalu bisa memberi inspirasi dalam menghias kata. Juga memberi nafas hadirnya ide dalam berkarya. Meskipun hasil karya sederhana atau mungkin masih sangat amatir dari segala sisinya, tapi itulah sebuah karya dari ide yang ada.

Kenapa harus bangga?” Harus itu, karena sesederhana sebuah karya yang tercipta lebih bermakna dibandingkan ide brilian yang hanya menari diatas angan tanpa berbuah hasil dan kejelasan.

Apalagi berbicara bentuk dan jenis makin menguatkan diri untuk selalu dekat dan tidak terpisahkan.

Namun itulah kehidupan, ada saatnya kita diingatkan sama Tuhan bahwa ini adalah dunia fana. Ada batasan dalam semua hal, meskipun hanya sementara.

Begitupun dengan dirimu. Sekarang harus berbeda. Hubungan kita dijeda karena keadaan yang berbeda.

Maksudnya apa ini?”

Lha malah nanya, ini khan lagi curhat. Kalau bahasa kerennya mah sakaw… sakit karna kaw, heu heu heu. Eh salah kebalik, karena sakit sehingga tidak bisa sementara bersama kaw :).

Jadi sudah 4 hari ini, libur dulu bercengkerama menikmati kenikmatan pahitmu, hai Kohitala kesayangan. Kopi hitam tanpa gula. Sebuah konsekuensi akibat kelelahan dilengkapi dengan keteledoran sehingga terjadi kompilasi kesakitan.. yakni gangguan di lambung sehingga perut kembung dan tidak bisa BAB juga secuil kentut sekalipun dilengkapi dengan otot punggung menegang (urat ngajepret) karena kelamaan duduk dibelakang kemudi dengan judul mudik dan balik.

Akibatnya depan kembung belakang bingung, tak bisa tidur 2 hari bikin limbung. Salah satunya yang dilarang ya itu tadi bercengkerama dan sruput kohitala harus ditunda, sambil menunggu asam lambung mereda.

Alhamdulillah, Allah Maha Penyembuh. Setelah ihtiar menggayem kunyit, jambu klutuk dan berkenalan dengan antangin JRG, norit, mylanta, lansoprazol, hingga mevinal plus terakhir donperidom & symbio juga tak henti berdoa kepada Illahi Robbi. Maka rasa sakit depan belakang ini telah berangsur pulih dan kembali membaik seperti sediakala. Meskipun menyentuhmu eh menyeduhmu masih belum berani karena khawatir berakibat sesuatu, maafkan aku. Wassalam (AKW).