
KUNINGAN, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam berpuasa tentu 3 hal besar yang bisa membatalkan puasa yaitu makan, minum dan berhubungan suami istri. Namun ada hal yang lebih berbahaya dan tidak kasat mata, yaitu tergerusnya amalan ramadhan kita karena berbagai perilaku yang tidak sesuai tuntunan agama.
Berpuasa adalah menahan diri dari segala hal, melakukan berbagai tindakan yang baik serta memohin ampunan atas dosa -dosa selama ini. Plus menjadi patokan dasar dalam menjalani 11 bulan lainnya yang akan dijalani sebelum kembali dengan bulan ramadhan tahun depan. Amiin.
Itu banyak pisan amalannya dari mulai ghibah, berbohong, iseng berlebihan, menipu temen, nge-prank dan banyak lagi tindakan kita yang berpotensi menggerus amal shaum kita… hehehe kok jadi kayak ustad yaaa.
Nah dalam lingkup profesi juga ada hal yang perlu disikapi dengan sabar, yaitu hadirnya surat edaran menteri agama Nomor 08 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah pada Bulan Ramadhan dan Idul fitri 2443 H/2022 tanggal 29 maret 2022 yang salah satunya mengatur tentang buka puasa bagi pegawai negeri sipil atau ASN yaitu pada poin 5 yang berbunyi : ‘Pejabat dan Aparatur Sipil Negara dilarang mengadakan atau menghadiri kegiatan buka puasa bersama, sahur bersama dan atau open house Idul Fitri.’
Lalu bagi masyarakat yang mau bukber (buka puasa bersama) bisa dilakukan namun dilarang ngobrol, ini penjelasan dari Juru bicara Satgas Covid19 nasional, Om Wiku Adisasmito. Maka reaksi tentu beragam dan sahut menyahut apalagi di media sosial. Tapi kembali ke rumus sabar tadi, maka pilihannya sederhana :
a. Melakukan buka puasa bersama baik dengan rekan kerja, mitra, alumni, kerabat dan sebagainya tapi dengan catatan hanya berbuka puasa dan makan saja, tetapi tidak boleh berbicara atau ngobrol.
b. Tidak berbuka puasa diluar, tetapi di rumah bersama keluarga saja atau jika tidak terkejar maka buka puasa di kantor saja.
Kalau buat ASN?… Gak bolehh say.

Kebayang khan, sudah 2 tahun bukber itu dibatasi. Ternyata sekarangpun masih dibatasi oleh yang berwenang. Ya sudah, anggaplah ini bagian dari latihan kesabaran di bulan ramadhan 1443 hijriyah ini.
Lagian, kalaupun sembunyi-sembunyi kita hadir dan melaksanakan bukber baik dengan kawan dan mitra tentu bisa dilakukan. Namun ketaatan terhadap surat edaran dan bentuk keteladanan kita sebagai abdi negara pelayan masyarakat akan dipertanyakan.
Maka bersabarlah kawan. Insyaalloh ada ramadhan tahun depan yang sudah bebas bisa bukber bagi ASN tanpa terkekang surat edaran karena pertimbangan yang lebih luas menyangkut kesehatan akibat penyebaran virus covid19.
Meskipun terus terang, diri inipun hampir tak kuat menahan keinginan untuk bukber bersama kawan-kawan, baik kolega ataupun mitra kerja dan alumni semasa SMA. Tapi kembali, itu tadi ketaatan dan keteladanan yang diutamakan. Satu kesempatan berbuka puasa di hotel berbintang 5 di pusat kota bandungpun dilakukan sendirian, meuni teungteuingeun yach…
Sebagai bukti dokumentasi bukber limited edition ini, photo secangkir kopi dan ornamen kubah dari kayu menjadi saksi bisu dari salah satu latihan kesabaran ini. Wassalam (AKW).