
GARUT, akwnulis.com. Catatanku kali ini tetap berkutat di seputar pengalaman ngopay (ngopi) yang dilakukan di bulan ramadhan 1443 hijriyah ini, tentu dilakukan pasca kumandang adzan magrib menggema dan prosesi pembatalan puasa terlaksana di meeting area Hotel Harmoni. Nah berbuka puasa tetap dengan air putih dan potongan buah-buahan yang ada dilengkapi sedikit cemilan siomay dan burayot yang menjadi kue khas di garut ini.
Setelah tuntas pembatalan puasa, shalat magrib dan akhirnya memastikan acara resmi tuntas. Saatnya berburu kenikmatan ngopay di garut ini, tepatnya di kawasan Cipanas.
Tadinya ada ide untuk berendam, khan cipanas adalah daerah yang kaya air panas alami yang berasal dari gunung…. Tetapi dengan waktu yang terbatas dan harus kembali ke bandung untuk dan atas nama keluarga serta bejibunnya tugas dinas, maka aktifitas berendam air panas di tunda menunggu saat yang pas.
Meluncurlah ke sebuah tempat ngopay yang difasilitasi bos Yudi dan rengrengan, nuhun pisan. Nama tempatnya RM Saung Pananjung Cipanas Garut.

Menu makanannya bervariasi dan tempatnya nyaman, tetapi konsentrasinya adalah ke ujung kiri pas pintu masuk, dimana pojokan ini adalah markas sang barista meracik kopi dan ditemani peralatan manual brew plus mesin dilengkapi jajaran bean siap diproses. Beannya cukup lengkap dari wine, natural, honey gunung papandayan serta kopi luwak dengan pilihan luwak liar dan luwak penangkaran.
“Pesan V60 bean luwak liar ya kang”
“Mangga kang”
Maka tanpa berlama-lama, sajian V60 manual brew berproses dan tersaji. Disajikan langsung oleh sang barista, kang Rasid.
Sebuah sajian kopi manual brew dengan beannya yang spesial dihargai 45 ribu rupiah, lebih mahal 5 ribu rupiah dari kopi luwak penangkaran. Tepatnya beannya adalah Kopi Luwak Liar Java Preanger (KLLJV)

Sebuah cerita dari sang Barista, membahas tentang asal muasal kopi yang baru saja dinikmati yaitu kopi luwak liar dari hutan sekitar gunung papandayan.
Katanya proses pengumpulan bean kopi ini dikumpulkan oleh petani dari ceceran kotoran luwak liar yang berada di sekitar hutan di gunung papandayan. Nggak kebayang bagaimana mulungannya (mengumpulkannya)… tapi penulis berusaha percayai bahwa proses itu terjadi, mungkin besok lusa pengen juga ikutan kukurusukan ke hutan merasakan betapa sulitnya melakukan pengumpulan kopi dari (maaf)… keluar dari pantat binatang luwak ini.
Udah ah, sekarang saatnya menikmati sajian kohitala spesial ini, bismillah.
Rasanya enak dan berbeda, ada kepahitan diujung lidah yang meyertai sebuah body medium dan acidity menengah yang mudah dirasakan tanpa perlu terkaget oleh rasa asam yang berat. After tastenya agak sulit didefinisikan karena terasa banyak campurannya, tetapi yang cukup menarik adalah selarik rasa manis hadir ditengah kepahitan yang mendera.

Itulah salah satu cerita singkat ngopay di ramadhan tahun 2022 ini, pertemuan singkat namun bermakna. Tidak bisa berlama-lama karena tarawih dan witir sudah menunggu untuk segera terlaksana. Oh ya disini juga tersaji steak domba dan domba bakar yang juga miliki kenikmatan sensasi rasa berbeda.

Sekali lagi hatur nuhun fasilitasinya Bos Yudi serta ditemeni Ezi, jangan bosen ya. Srupuut.. Wassalam. (AKW).
***
Lokasi : RM Saung Pananjung, No 509 Tanjung, Jl. Raya Cipanas Pananjung Kabupaten Garut. Provinsi Jawa Barat 44151.