
CIMAHI, akwnulis.com. Disaat pergerakan orang secara masif mulai terlihat, gelombang semangatbpulang kampung yang disebut mudik kembali membahana setelah 2 tahun terakhir tersandera karena pandemi melanda. Hari kemarin sebagai hari pertama libur resmi bersama secara nasional, didapatkan beberapa titik kemacetan yang luar biasa seperti yang terjadi di daerah limbangan garut, sepanjang jalan tol ke arah timur dan berbagai ruas jalan lainnya.
Sementara kami mah hari kemarin masih stanby di rumah karena ibu negara tetap berdinas bergiliran sebagai bagian dari pelayanan langsung kepada masyarakat di sektor kesehatan. Sambil mengisi libur perdana tentu beberes rumah dan persiapan mudik juga termasuk mengantarkan kucing kesayangan untuk tinggal beberapa hari di hotel kucing di daerah antapani.
Ada rasa haru sang anak manakala harus berpisah dengan hewan kesayangannya, padahal cuma beberapa hari ke depan saja. Si kucing diajak ngobrol dan disampaikan untuk betah di tempat sementara dan jangan nakal ya pus. Malah untuk memastikan bahwa hotel kucingnya layak, bela-belain masuk ke kandang sementaranya itu dan diskusi dengan si kucing.

Ikatan batin dengan hewan kesayangannya cukup kental, tentu ini menjadi modal dasar dalam belajar memaknai kehidupan tentang sebuah ikatan kebersamaan. Bagaimana memaknai dan mensyukuri keberadaan seseorang atau seseekor dan bersifat fana karena suatu saat akan berpisah.
Kali ini hanya pisah sementara, tetapi baru beberapa jam saja sudah kangen sama kucingnya sambil kedua belah matanya berkaca-kaca. Untungnya teknologi mendukung dan sang owner hotel penitipan kucingnyapun baik hati dalam pelayanannya sehingga memenuhi kerinduan sama kucingnya via pengiriman video dan penjadwalan videocall untuk menghapus kerinduan.
Itu baru urusan dengan hewan, maka menjadi hal yang wajar jika pergerakan manusia hari kemarin, hari ini dan esok lusa demi sebuah momentum untuk bertemu dalam suasana kekeluargaan yang kental serta memiliki nilai religi spiritual yang tak bisa dinilai dengan mata uang serta tak bisa membahas tentang rating peristiwa ini.

Tujuan utama mudik itu adalah kembali bersama, kembali berkumpul bersama keluarga setelah sekian purnama mengumpulkan rejeki demi memenuhi kebutuhan kehidupan masing-masing. Ada juga alasan utama adalah berkumpul berlebaran bersama bersama orangtua tercinta, bisa orang tua kandung atau ibu bapak mertua dari pasangan kita, setelah menikah tentu memiliki derajat perhatian yang sama. Karena mayoritas beda tempat dan berjarak, maka bergiliran tahunan menjadi solusinya. Kecuali yang awalnya ‘pacar 5 langkah’ maka tidak bingung milih berlebaran di orang tua yang mana, karena dipastikan rumah orang tua dan rumah mertua hanya selemparan batu, lha wong cuma 5 langkah dari rumah hehehehe.
Selamat menjalankan perjalanan penuh perjuangan tapi dibalik itu berbalut berkah. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Bagi yang orang tuanya belum meninggalkan dunia fana, inilah momentum bersama dan memaknai kembalinya kita. Memaknai asal muasal kita, seorang anak kecil yang tiada daya dan tergantung keberadaan orang tua. Hingga hadir hari ini menjadi individu seimbang, mandiri dan berkepribadian yang kuat serta berdiri tegak menghadapi tantangan kehidupan. Wassalam (AKW).