Swimming Pool Hotel Ciputra Jakarta.

Kembali menikmati kolam berenang.

JAKARTA, akwnulis.com. Sebuah pemandangan yang meneduhkan sekaligus mengundang raga untuk bercengkerama adalah birunya kolam renang yang berada di lantai 7 Hotel Ciputra Jakarta. Tapi apa daya jadwal rakor begitu tegas mengatur sesi hingga terdapat sesi malam yang secara konsisten dihadiri lengkap oleh para peserta. Itulah makna konsistensi dari semua pihak yang tergabung dalam agenda pembahasan tentang rencana aksi destinasi pariwisata.

Tepat pukul 21.30 wib acara hari pertama usai, namun disaat akan mencoba kolam renang ternyata sudah tutup. Pasca pandemi covid19 penggunaan kolam renang dibatasi, hingga hari ini. Ah jadi teringat masa – masa sebelum pandemi melanda. Bisa menikmati bercengkerama dengan air segar di kolam renang hotel pada malam hari. Nuansa berbeda dengan kerlap kerlip lampu kolam renang yang begitu menyenangkan. Jejak digitalnya bisa dilihat pada tulisanku beberapa tahun yang lalu yaitu BERENANG DI MERLYNN PARK HOTEL (2018).

Akhirnya diputuskan untuk menuju kamar saja di lantai 16 yang sudah disediakan panitia. Keluar dari lift langsung belok kanan dan agak sedikit ada rasa berbeda. Tapi kemungkinan besar ini sugesti saja dari cerita istri yang katanya ada sesuatu yang tertangkap kamera pada saat teman-temannya bertugas di sore hari. Tambah lagi jadi teringat peristiwa di sebuah hotel yang nun jauh disana harus berbagi room dengan ‘sesuatu’ yang cukup menguras adrenalin, ini catatannya BERBAGI KAMAR MANDI. Tapi itu adalah sugesti, bertawakallah kepada Allah dan yakinkan bahwa kita manusia adalah mahluk yang mulia.

Tempel kunci elektronik di kamar nomor 16xx dan sebelum memasukan di kotak power maka ucapan salam “Assalamualaikum Wr Wbr” menggema di depan pintu. Lalu bergerak ke dalam dan tak perlu lama langsung buka tas punggung dan menyiapkan baju ganti setelah nanti mandi air hangat di kamar mandi hotel ini.

Setelah kesegaran didapatkan, shalat wajib dituntaskan maka membuka laptop untuk mengecek surat masuk dan keluar adalah juga keharusan. Meskipun akhirnya menuju peraduan namun sebelumnya tidak lupa mengabadikan sekeping suasana ibukota di malam hari yang bertabur cahaya.

Tidur aja.. zzzzz

Esok hari keinginan untuk mencoba aktifitas renang ini kembali menggebu. Maka melihat sesi acara diawali pukul 08.00 wib. Ada celah waktu untuk digunakan menikmati ksegaran pagi. Maka bergegaslah keluar kamar menuju parkiran untuk mengecek perlengkapan. Biasanya di mobil sudah tersedia alias nyetok celana renang lengkap dengan kacamatanya.

Tapiii…. ternyata setelah mengaduk-aduk bagasi mobil, celana renang dan kacamata tidak bersua termasuk tas khususnya. Berarti memang takdir tuhan belum bisa menikmati suasana berenang kali ini. Ya sudah tidak usah dipaksakan, tetapi sebagai pelipur kecewa maka raga tetap bergerak ke lantai 7 untuk merasakan suasana kolam renang secara langsung.

Kolam renang di Hotel Ciputra ini berada di lantai 7 dan terdiri dari 2 kolam renang. Satu kolam untuk anak dan satu lagi berbentuk setengah oval untuk dewasa dengan kedalamannya variasi dari 1,25 meter sampai 1,75 meter. Jadi bagi yang belum mahir banget berenang harus hati-hati, apalagi tinggi badan dibawah 170 cm, pas coba berdiri disini berarti harus bersiap tahan nafas dan jangan panik ya. Apalagi memang tidak ada penjaga khusus kolam renang. Minimal ajak teman untuk saling menjaga sehingga dapat menikmati kolam renang dengan terjaga keselamatan.

Setelah puas photo dan sejumput video akhirnya diputuskan meninggalkan area kolam renang dan memaksa melupakan untuk rencana berenang kali ini. Tapi minimal sudah survey dan mungkin besok lusa atau kapan – kapan bisa dilaksanakan.

Apalagi jadwal breakfast sudah mulai di restoran. Maka keputusan akhirnya adalah kembali kepada acara rakor di hari ke-2 tentu dengan full stamina. Semangaaat. Wassalam (AKW).

KOLAM RENANG & MOMENTUM.

Menangkap momentum memaknai kata.

Photo : Mentari pagi di Kolam renang Hotel Preanger / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah kesempatan terkadang hadir tanpa di duga, dan yang terbaik dari kesempatan yang hadir adalah menangkap kesempatan itu.

Emangnya bentuknya phisik bisa ditangkap?”

Jangan kaku kawan, menangkap di sini adalah melakukan tindakan sesuai momentum kesempatan yang ada”

Anggukan singkat menandai kesepahaman, jangan sampai kata ‘menangkap’ malah bermakna objek benda seperti bola atau piring, gelas, ballpoin, buku yang sedang beterbangan tertiup angin atau terlempar karena gerakan emosional… “Duh duh duh, siapa lempar siapa?”

Kalem saja, ini hanya istilah. Bukan berarti beterbangan pring dan gelas serta barang-barang lainnya. Tetapi bagaimana menangkap momentum yang hadir dalam kesempatan pertama.

Trus kamu sekarang nangkap momentum apa?”

Ah jadi pertanyaan terus, Gini deh jawabnya. Momentum yang ditangkap kali ini adalah mewujudkan janji kepada diri sendiri bahwa blog pribadi ini mengusung tema inti NGOPAY dan NGOJAY.

Nah tulisan ngopay alias ngopi sudah banyak, dan tulisan terakhir adalah KOPI KESEMPURNAAN.

Giliran tulisan tentang NGOJAYnya ini yang terkait dengan momentum. Bukan aktifitas berenang yang ingin ditampilkan, tetapi momentum hadirnya sang mentari pagi dan prosesi terbenamnya sang surya yang diabadikan melalui jepretan lensa kamera hape dengan suasana kolam renang, itulah momentum yang ada.

Photo : Senja di tepi kolam renang Hotel Preanger / Dokpri.

Jika mentari pagi menyeruak diantara gedung dan pepohonan merambatkan cahaya berpadu dengan kolam anak yang membulat dan seakan timbul, maka hadirlah keindahan.

Begitupun di sore hari dikala mentari siap menenggelamkan diri di balik gedung-gedung di sebelah barat Hotel Preanger. Maka semburat keindahan sore melengkapi ekspresi kolam renang dewasa yang terdiam tanpa kata.

Itulah tangkapan kamera dan sejumput olah kata, melengkapi makna menangkap momentum yang penuh makna. Selamat berkarya, Wassalam (AKW).

Latte & Konsentrasi malam.

Kembalikan Konsentrasiku….

Photo : Kolam renang Hotel Preanger / dokpri.

PREANGER, akwnulis.com. Buka puasa penuh kebahagiaan, disambut dengan sukacita dan rasa syukur tiada hingga dikala bisa mencapai hari ke-13 di bulan Ramadhan 1442 H ini. Seteguk qurma dan 3 butir air mineral menjadi pembuka, dilanjut shalat magrib dan bersiap makan besarr…. tapi sebagai peran pencitraan, photo yang hadir adalah sepiring salad, padahal… ada kawan-kawan eh makanan lain yang menemani persuapan malam ini.

Dilanjutkan dengan shalat tarawih berjamaah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker dan jaga jarak, plus membawa alat shalat masing-masing.

Bismillah…..

Nah, beres tarawih bersama ternyata ada pertemuan lagi…. alamak, udah nggak konsentrasi, pengen segera pulang. Bercengkerama dengan keluarga kecil yang setia menanti.

Photo : Buah & sayur pembatal / dokpri.

Tapi, tugas adalah amanah dan dengan segala keikhlasan hati, musti dijalani. Meskipun tentu ada sejumput rasa keluarga yang menyeruak tanya, kenapa belum juga pulang untuk segera bersua.

Disinilah peran hati dan setampuk doa, semoga keluargapun bisa ikhlas dengan keadaan dan saling mendukung demi kemajuan.

Sebagai penguat konsentrasi dalam pertemuan malam ini, maka kehadiran secangkir cafelatte adalah jawaban tepat. Perpaduan susu skim dan espresso berpadu lembut memenangkan hati dan memberi efek untuk memgembalikan konsentrasi.

Berpikir lebih fokus dalam kerangka solutif dengan berusaha mengarahkan sebuah keputusan yang mengerucut serta dapat ditentukan tingkat keberhasilan dalam implementasinya.

Emang ngobrolin apa?”

Pertanyaan kepo hadir menemani, tapi bukan jawaban yang hadir untuk menghilangkan dahaga keingintahuan tetapi senyuman terbaik yang biasanya jitu menunda rasa penasaran orang lain terhadap aktifitas kita.

Photo : Cafelatteku Yummy / dokpri.

Mungkin tidak lama rasa penasaran itu akan kembali dengan pertanyaan yang sama, atau malah terlupa karena ada urusan lain yang lebih prioritas di masing-masing sektornya.

Akhirnya pertemuan tuntas dan hasilkan butir-butir kesepahaman yang harus ditindaklanjuti. Keluar dari tempat pertemuan, Alhamdulillah berkesempatan memgambil gambar suasana kolam renang di suasana malam. Ada lampu-lampu berwarna yang menceriakan suasana serta rasa yang berbeda. Maka tak lupa diabadikan untuk disajikan di blog ini.

Yuk ah pulang, untuk bersiap besok berjibaku dengan tugas rutin dan tugas NRP (nampi rupi-rupi padamelan)… atau menerima tugas – tugas lain diluar tupoksi yang kerap menghampiri di senin pagi.

Semangaat Kawan, jangan kendor. Wassalam (AKW).

Turbulensi Kopi.

Biarkan turun naik & naik turun yang penting sruput dulu.

Photo : Ngopay & Ngojay di Intercontinental / dokpri.

DAGO, akwnulis.com. Semilir angin pagi menyambut raga yang galau karena didera dengan bertubi tekanan luar dalam. Tahapan perjalanan rollercoaster mengemuka dalam minggu-minggu ini.

Siapa suruh keluar zona nyaman, dan tertarik dengan tantangan”

Sebuah pendapat terngiang ringan di telinga kanan, seakan menegaskan bahwa turbulensi rasa dan angin puting beliung kenyataan ini memberi berjuta makna.

Hidup itu tidak selamanya datar kawan, adakalanya menanjak dengan drastis lalu terjerembab karena tidak pas dikala memilih pijakan. Adapula yang sudah berulangkali terjerembab dan kembali bangkit untuk meraih cita-cita yang penuh tanda tanya.

Jadi, dikala diharuskan lakukan sesuatu dalam waktu yang terbatas, maka tidak banyak galau, tetapi segera bergerak. Ikuti ritmenya dan nikmati alunan ketidakrutinannya sehingga akhirnya terasa melodi turbulensi bisa membuat senyum dikala ramai dan terbahak manakala sepi.

Memang pasti ada jetlag karena sudah sangat jarang melakukan pendadakan, tapi ibarat bersepeda meskipun sudah lama jarang menaikinya, masih bisa menjalaninya… menikmati meskipun sedikit oleng ke kanan dan ke kiri.

Sebagai pelengkap menapaki turbulensi hati maka perlu ada penyeimbang yang mengembalikan kekisruhan otak dan nurani agar kembali damai seperti hari-hari yang telah terlewati.

Caranya sederhana, ingat tagline awal corat coretku ini yaitu ‘ngopay dan ngojay‘…. aktifitas yang berbeda tetapi ada kemiripan tulisan dan pelafalan….. yang artinya ‘minum kopi dan berenang’…..

Jadi dikala kesempatan itu datang, ambil secepat kilat dan biarkan suasana turbulensi musnah berganti kesegaran raga dan hilangkan dahaga. “Nggak percaya?… monggo di coba“.

Photo : Infinity pool at Intercontinental Hotel Dago Pakar / dokpri.

Sruput secangkir kopi double espresso sambil menikmati keindahan infinity pool yang dikelilingi kehijauan alami, memberikan ketenangan yang hakiki. Melepaskan dari kegalauan, dan mengembalikan percaya diri bahwa perjalanan ini memang betul terjadi.

Selamat bertasbih dengan untaian hari, jalani ketidakpastian dengan sepenuh arti dan biarkan semesta yang memetakan arah takdir hingga pada saatnya tentu akan hadir. Wassalam (AKW).

Infinity pool & wild animal

Bercengkerama dengan kesegaran ditemani hewan liar yang eksotis di bumi pasuruan.

Photo : Berenang di temani si leher panjang / dokpri.

PRIGEN, akwnulis.com. Kolam renang yang berbatasan langsung dengan alam adalah sebuah dambaan. Bagaimana tidak, jernihnya air berpadu dengan kesegaran pagi ditemani binatang liar yang hanya berjarak selemparan batu.

Kolam renangnya terbagi menjadi 2 bagian yang disetting seperti menyatu. 1/4nya untuk kolam renang anak dengan kedalaman 80 cm dan sebagian besarnya adalah kolam renang remaja eh dewasa dengan kedalaman 1,4 meter. Airnya dingin tetapi menyegarkan dan tidak ada bau kaporitnya. Dengan bentuk kolam renang melengkung berkelok dan langsung berbatasan dengan tebing sekaligus pembatas taman satwa liar maka memberikan nuansa ‘infinity pool‘ yang khas karena bukan saja lanskap alam yang terasa menyatu tetapi begitu dekat dengan binatang liar adalah sebuah pengalaman penuh syukur yang tidak bisa dijumpai setiap hari.

Photo : Infinity pool with wild animal / dokpri.

Jerapah dengan leher jenjangnya menemani aktifitas renang di pagi ini, begitupun kijang dan burung unta hilir mudik sambil gangguin zebra serta badak yang asyik mengunyah sarapannya. Beda dengan hippo si Kudanil, masih bermalas-malasan di kolam renangnya sendiri.

Lokasinya memang cukup menantang, tetapi pengalaman yang didapatkannyapun memang sebanding dan menjadi kenangan tak terlupakan. Suasana alam sekitar dan keakraban kolam renang yang seolah tanpa batas ini bisa memberi ketenangan dan kedamaian meskipun hanya sesaat, dan membebaskan jiwa untuk keluar dari cengkeraman rutinitas kerja yang tiada pernah ada habisnya.

Photo : Bersantai sama Binar / pic by MRY

Petugas penjaga kolam renang sekaligus sebagai petugas yang memberikan pinjaman fasilitas handuk hotel siaga selama kolam renang ini bisa digunakan oleh penginap di hotel Baobab Safari Resort, termasuk bersikap tegas jikalau ada kemungkinan potensi bahaya tenggelam terutama anak-anak yang tanpa sadar bergeser ke kolam renang dewasa yang memang tidak diberi pembatas khusus. Maka dampingilah anak anda jika berenang atau bermain air disini, klo anak orang lain mau didampingi juga, lihat dulu apakah ada ayah ibunya atau tidak… jangan sampai niat baik jadi salah.

Oh iya.. ke lokasi ini bisa diakses dari Kota Malang atau dari Kota Surabaya, atau yang luar kota, bisa dari Bandara Juanda Sidoarjo yang pake pesawat dengan perkiraan perjalanan 2 jam menggunakan tol.

Kalau kami sekeluarga setelah menempuh perjalanan 16 jam dari bandung menggunakan KA Malabar dan tiba di kota malang tepatnya di stasiun kota malang, dilanjutkan dari stasiun kota malang menggunakan mobil sewaan plus sopir menempuh perjalanan 55 menit hingga tiba di hotel Baobab safari resort ini.

Cukup jauh memang, tapi terbayarkan dengan pengalaman yang didapatkan.

Selamat berlibur, salah satunya dengan aktifitas berenang di infinity pool berlatar belakang suasana hutan dan ditemani hewan-hewan liar. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Baobab Safari Resort
Prigen Kab Pasuruan Provinsi Jawa Timur.

Kopi Harmoni.

Ngopay dan sedikit bersantay… sebelum kembali berjibaku dengan segala macam kerjaan.

Photo : Ngopay & Nonton Ngojay / dokpri.

GARUT, akwnulis.com. Pembahasan angka-angka prediksi tahun depan terus bergulir hingga tadi malam. Tak kalah dengan waktu yang semakin larut, pembahasan terus berlanjut. Terkadang hadir sebuah tanya, “Ngapain siih sampe.malem-malem begini bahas kerjaan?”

Tiada jawaban yang lugas, karena semuanya hadir dalam momentum yang pas. Tugas harus tuntas dalam waktu yang terbatas, jadi…. lanjuttt di gasss…..

Meskipun kekuatan phisik dan otak ada batasnya, …. jadi ada saatnya harus rehat sejenak menarik nafas dalam tenang tanpa ditekan oleh beban tugas yang ternyata tak pernah ada habisnya…. ya begitu resiko bekerja bro…. berbahagialah, diluar sana banyak orang yang memdambakan posisi kita, tapi mereka tidak bisa… jadi mari kita bekerja bersungguh-sungguh meskipun tidak lupa sedikit rilex adalah keharusann juga.

Caranya?”

Aku sih gampang, keluar ruang rapat, menuju coffeeshop dan pesanlah sajian kopi hitam tanpa gula (kohitala)…. lalu cari spot skitar coffeeshop. Bisa nongkrong di bar atau di meja yang tersedia. Tapi pilihan kali ini berbeda, ngopinya dipinggir kolam renang yang diclaim airnya hangat… yaa hangat-hangat aiir kuku dech.

Jadilah rehat yang berkualitas, lumayan bisa mengurangi beban otak yang dibanjiri variasi angka realita dan forecasting setahun kedepan. Kopi yang dibuat dengan tubrukan perlahan ini adalah arabica garut (ceunah kata pelayannya)… lumayan acidity khas garutnya hadir…. srupuuuut.

Setelah itu beranjak menuju kamar dan menyempatkan mandi sebelum rebahan hingga tertidur hingga hari pagi.

Photo : Ngopi & Meeting / dokpri.

Esok hari diawali sarapan dan basa-basi, maka dimulailah meeting finalisasi. Pertemuan tertinggi bagi lembaga ini, mengusung tema optimis realistis maka angka yang disajikan naik turun tipis-tipis. Tidak lupa kopi arabica wine papandayan mendampingi dalam cangkir putih bersih berseri.

Selamat berdiskusi angka prediksi dengan berbagai asumsi, yang pasti akhirnya semua harus diputuskan dalam bentuk legalisasi. Wassalam (AKW).

Swimming pool Hilton Bdg

Memandang Kolam renang dan menulislah…

Photo : Swimming pool Hilton Bandung 11.00pm / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Garis pantulan lampu malam menyambut tuntasnya malam meeting malam ini diatas permukaan air kolam renang yang tenang namun menghanyutkan. Suasana lelah phisik karena aktifitas full dari pagi hari hingga hampir menjelang tengah malam ini ditambah ikut berfikir mempengaruhi kelelahan psikis yang juga harus dinetralkan lagi.

Memandang kolam renang adalah langkah awal penyegaran, idealnya adalah buka pakaian formal dan dengan celana renang langsung ngjebur kedalam kolam renang lalu bercengkerama dalam balutan kesegaran.

Tapi, kenyataan berkata lain. Terkadang harapan bertentangan dengan kenyataan. Malam ini cukup memandang saja tanpa bisa bercengkerama. Selain jam operasionalnya memang sudah habis, juga tak mungkin tiba-tiba maksain loncat ke kolam sementara bos melenggang sendiri menuju lobby hotel, khan nggak sopan.

Jadi selama ini nulis tentang kolam renang itu belum tentu berenang?

Tiba-tiba pertanyaan menohok muncul dihadapan. Yaa… disenyumin ajaa.. eh orang yang nanya dijawab dengan jawaban universal saja.. senyummmm.

Tapi juga sambil mikir…. jangan-jangan pertanyaan itu bener, maka otak segera merunut pengalaman masa lalu, merunutkan dalam tabel virtual kehadiran di kolam renang dengan posisi ngjebur atau tidak……. srettt….tik tok tik tok.

Photo : Temaram di kolam renang / dokpri.

Well…. overall terjadi perbandingan signifikan antara tulisan kolam renang yang sambil ngjebur dengan tulisan kolam renang yang hanya memandang, photo dan tulis dengan perbandingan 85% vs 15%…. masih jauh lebih banyak ngejeburnya.. berarti yang di swimming pool ini masuk 15%nya…. langsung aja disampaikan secara lisan jawabannya.

Ah nggak percaya, itu mah akal-akalan kamu aja, dasar pembual!”

Wuih ada yang marah, karena argumentasinya terpatahkan. Tapi buat apa berdebat?…. lagian mau orang lain berpendapat apapun tentang tulisan ini…. ya monggo.

Beda pendapat itu khan biasa, apalagi beda pendapatan hehehehe.

Ya sudah ah, mari kita pulang,.. eh anter ibu bos dulu hingga masuk ke mobilnya…. baru bergerak ke basement, ambil mobil dan cusss…… bergerak menembus keramaian lalulintas malam di kota bandung menuju rumah tinggal di perbatasan kota.

Sebuah nilai hari ini adalah, tidak perlu reaktif dengan pendapat orang. Hadapi dengan tenang dan lengkapi dengan analisis singkat berdasarkan data pribadi yang memiliki akurasi tinggi…

Apa seeh ngomong apa? hehehehe

Sambil menyetir akhirnya senyum-senyum sendiri, terbebas dari tugas hari ini dari pagi hingga malam ini. Semoga esok tidak sesibuk hari ini, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
Hotel Hilton Bandung
Jl. HOS Cokroaminoto No.41-43 Arjuna, Kec. Cicendo Kota Bandung Jawa Barat.
Telp : 022-86066888

Menanti Janji

Belajar jurus ‘Menyepi dalam Keramaian’.

Photo : Suasana malam di Jakarta / dokpri.

JAKARTA, akwnulis.com. Menanti bukan berarti tanpa arti, tetapi bernilai tentang makna kesabaran yang hakiki. Apalagi jika sudah dilakukan ikhtiar tiada henti, maka menanti adalah sebuah seni, seni merenungi perjalanan diri dalam takdir yang sudah pasti.

“Bukankah hidup inipun adalah menanti?.. menanti antrian sambil memupuk amal sebagai bekal hidup yang sebenarnya di akherat nanti”

Terdiam sejenak dan hening menghampiri… maaf bukan pak Hening tetapi suasana tenang yang mendamaikan hati dalam sepi.

“Memang disitu sepi?”

Pertanyaan kepo yang ada benarnya, boro-boro sepi karena banyak orang yang sedang mengantri dan berbicara dengan bahasa masing-masing, termasuk dengan bahasa hati.

Patut dijelaskan disini bahwa makna sepi ini adalah persepsi. Karena sepi kali ini adalah sebuah pengejawantahan jurus masa silam yaitu ‘sepi dalam keramaian’ atau bertapa dalam keramaian…

“Bisa gitu?”

“Susah tahu, karena menurut pengertian KBBI bahwa bertapa itu adalah mengasingkan diri dari keramaian dunia dengan menahan hawa nafsu (makan, minum, tidur, birahi) untuk mencari ketenangan batin.”

Jadi yang dilakukan sekarang adalah ‘bertapa 4.0‘. Berusaha mengasingkan diri dari dunia sekitar, dunia sendiri dan fokus serta konsentrasi sehingga seakan hanya ada diri ini ditemani gadget kesayangan dan….. tetep inget urusan duniawi… tidak lupa sambil ngetik ide-ide yang dituangkan di dalam blog pribadi, sambil jangan lupa satu telinga diaktifkan, siapa tahu ada panggilan dari petugas yang sedari pagi melayani para pengantri.

“Ohhh main HP, pasti bakalan cuek yah sama dunia sekitar heuheuheu… gaya lo pake istilah -bertapa 4.0- huhuy”

“Hahahaha… 😀😁😀😁😀”

Perlahan-lahan hening kembali.

***

Mister akawenulisdotcom, ditunggu di loket 212!”

“Wuih langsung namanya dipanggil, kereen”

“Keren atuh da akuh yang mengarang dan menulisnya!”

“Ah sialan, kirain beneran”

Panggilan itulah yang mengakhiri penantian selama 2 hari ini. Sehingga dari terang berganti malam, dilanjutkan dari gulita diganti siang nan ceria… dan akhirnya semuanya tuntas pada waktunya.

Photo : Di Jakarta siang menjelang / dokpri.

Jadi nikmatilah penantian dengan tetap berbaik sangka. Menit dan jam yang seakan terasa lama adalah misteri dunia, karena sebenarnya semua sama bahwa 1 jam adalah 60 menit saja. Tetapi emosi dan rasa bisa membuat waktu begitu lama atau bisa juga begitu cepat melewati hari-hari kita.

Selamat berkarya meskipun penantian mendera, jangan biarkan raga dan jiwa terjebak antrian dunia, tapi bebaskan dalam kreasi imaginasi yang tiada batas nan pasti.

Wassalam, Jakarta awal nopember. (AKW).

Kolam renang House Hotel.

Menata rasa dibalik birunya air yang menggoda.

Photo : Air biru yang mengundang / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Birunya air kolam renang mengundang rasa untuk datang, meskipun dikala berniat berenang agak risih dengan banyak pasang mata yang memandang.

“Lha, cuek aja, khan memang kolam renang fungsinya buat berenang!!!”

Masalahnya sederhana, kolam renang ini dikitari oleh meja-meja dan kursi yang menyatu di pinggir kolam serta akses langsung ke lobby tamu, jadi terasa risih ajah… eh ternyata penjelasan praktis ini malah di samber lagi.

“Ya nggak usah renang klo risih mah!!!” dengan nada sewot agak meninggi.

Aku terpana sambil menatap wajah yang murka sambil di kepala di jejali tanda tanya, “Lho kenapa harus marah, lha wong saya yang mau berenang dan saya juga yang nggak jadi berenang karena risih di lihat orang.”

Ternyata…. sambil perlahan menarik nafas panjang, pertanyaan ini perlahan sirna. Berusaha hadirkan pikiran positif, “Mungkin dia memang peduli, sehingga ikut merasa perlu menjadi pengatur kehidupanku… padahal kamu siapa sih?”

***

“Jadi berenang nggak?”

“Nggak Jadi”

“Okey”

Ternyata kepeduliannya masih tinggi, luar biasa.

Kolam renang tersenyum melihat percakapan kami, kolam renang kecil yang cukup buat bercengkerama bersama keluarga. Selain kolam renang dewasa juga terdapat kolam renang ‘agak’ dangkal sedalam 60 cm. Jadi bisa sambil ngopi dan ngawasin anak yang berenang bersama ibunya. Tapi jangan lupa nanti gantian, ibunya giliran renang dan ayahnya ngopi lagi….. ups kok tetep ajaaa.

Maksudnya ya bergilir dan bekerjasama menjaga anaknya, …. khan dulu bikinnya barengan juga hehehe..….

Jangan lupa…. berenangnya disesuaikan dengan jam operasional kolam renang ini yaitu dari jam 06.00 wib hingga 19.00 wib.

Oh iya lokasinya di House Hotel Sangkuriang, jalan Sangkuriang nomor 1 Kota Bandung.

Selamat wiken kawan, Wassalam (AKW).

Air Panas Alami Hotel Tirta Gangga.

Sekilas tentang kolam renang di Tirta Gangga Hotel.

Photo : Kolam renang air panas Tirta Gangga / dokpri.

CIPANAS, akwnulis.com. Beredar di sekitar kaki gunung Guntur kabupaten Garut tepatnya di daerah Cipanas tentu akan dimanjakan dengan bejibun hotel, villa, penginapan hingga rumah-rumah penduduk yang memiliki akses menikmati air panas alami.

Bisa langsung di kamar hotel masing-masing (tentu dengan harga yang lumayan), atau bergabung di kolam renang yang tersedia di hotel, atau bisa juga di ruangan-ruangan bak air panas private yang bisa disewa untuk berendam dalam kepanasan… tinggal memilih saja, disesuaikan dengan kebutuhan.

Apakah berlibur atau berjalan-jalan bersama keluarga?... atau kebetulan harus bekerja dalam bentuk rapat, seminar dan sebagainya, serta hanya tempat relaksasi setelah seharian menjadi konsultan/pemateri dalam acara di garut kota. Tinggal sesuaikan dengan budget dan kebutuhannya. Buat pesan hotel, villa atau penginapan saat ini sangat dimudahkan dengan adanya aplikasi dan jangan lupa rupiah yang ready di mobile banking, jadi cepet semuanya… transaksi cepat dan duit ludesnya cepat hehehehehe.

Tulisan singkat terdahulu tentang hotel di daerah cipanas ini adalah Hotel Harmoni dan sekarang agak bergeser ke hotel lain yang sudah berdiri sejak awal di kaki gunung guntur ini, namanya Hotel Tirta Gangga.

Photo : Twin bed room, lumayan buat istirahat / dokpri.

Meskipun tidak bisa menikmati suasana dengan santai dan sempurna, tetapi minimal ada sebuah cerita.

Cerita apa adanya dan yang dilihat serta dirasa dengan waktu yang begitu singkatnya.

Karena datang mendadak dan hampir menjelang tengah malam, maka yang penting dapet kamar dan di lantai 2 bangunan baru, itulah kamar yang masih tersedia.

Bentuk kamar lowbudget, agak L4 tetapi secara fungsional cukup lengkap, twin bed, tv, water heater, dan kelengkapan lainnya. Lumayan buat istirahat.

Ternyata jendela kecil disamping meja bisa langsung akses teriak ke warung di bawah sana, jadi selain room service juga bisa order via teriak minimal snack dan rokok… karena warungnya memang buka 24 jam.

Photo : Meja praktis minimal, jendelanya bisa dibuka dan akses order teriak ke warung di jalan raya / dokpri.

Esok paginya sarapan di bangunan lama lantai 2, dengan beberapa pilihan sarapan, scramble egg, sosis, nasgor, mie goreng, irisan mentimun dan kopi atau teh ditambah tumis-tumisan serta kentang goreng, cukup lumayan lengkap.

Nah sebelum cabut karena musti beresin kerjaan di kota Garut, sempetin mengabadikan kolam renangnya yang mulai ramai padahal masih pagi lho.

Kolam renang dewasa dengan kedalaman mulai 1,5 meter hingga 2 meter dengan temperatur air hangatnya cukup panas lho…. jadi klo moo masuk kolam renang ya alon-alon supaya nggak kaget… mungkin karena lebih deket ke gunung guntur yaa…. jadi panasnya jauh lebih panas dibanding di kolam renang Hotel Harmoni.

“Nggak percaya?, monggo coba aja”.

Kolam renang air panas ini selain fasilitas hotel juga bisa diakses dari luar dengan tarif 30ribuan… juga ada kamar rendam plus pancuran umum yang juga airnya panas alami… itu yang bikin ramai semenjak pagi.

Sayangnya kami tak sempat menikmati kepanasan air panas alami gunung guntur ini, hanya bisa memandang, merekam dengan mata dan dituangkan dalam cerita, kasian yaa…..

Ga papa, besok lusa bisa datang lagi dan bisa bercengkerama dengan air panas alami sesuka hati, selamat wiken kawan. Wassalam. (AKW).