3 Pesan moral di KOPI KLOTOK.

Menggali makna di kunjungan kedua ketiga dan seterusnya..

KALIURANG. akwnulis.com. Memarkir kendaraan agak jauh dari tempat yang dituju terpaksa dilakukan karena ternyata begitu banyak kendaraan yang ada dan terparkir berderet memenuhi lahan parkir juga halaman penduduk yang ada. Hilir mudik manusiapun tak terelakkan, tapi itulah kenyataan. Maka langkah kaki menjadi tergesa karena tahu akan apa yang dihadapi selanjutnya.

Benar saja, sesaat memasuki halaman rumah model sederhana beratap genting tanah seadanya sudah mengular antrian manusia menuju pintu masuk yang terbuka dan menyebarkan aura kesetaraan dan kesabaran.

Mengapa disebut setara dan butuh kesabaran?” Seorang kawan yang baru sekarang berkesempatan datang kesini bertanya penasaran. Jawaban pertama adalah jawaban universal yaitu dengan senyum yang seimbang. Dilanjutkan dengan orasi bersemangat sambil pelan tapi pasti melangkah mengikuti antrian. Disebut setara karena disini tidak ada urusan pangkat baik jenderal atau kopral, juga tidak ada atasan bawahan, tidak ada juga orang kaya dan orang miskin ataupun yang nanggung yakni kaya belum tapi gayanya nggak mah kalah hehehehe… juga yang sosialita dengan tas brandednya sama saja dengan emak bersahaja yang penampilan sederhana, intinya semuanya sama, antri dan tak perlu dirapihkan. Semua otomatis menyesuaikan.

Kalau urusan kesabaran, sangat jelas terpampang depan mata. Suhu panas, desak desakan, keringat bercucuran, tapi semua ikut antrian. Ada sih yang sedikit cemberut tapi mayoritas hepi hepi aja dan sambil bercanda. Padahal buruan atau yang ditujunya adalah sajian makanan dan minuman sederhana. “Tapi mengapa banyak orang memburunya?’

Dari celotehan dalam antrian dapat ditebak bahwa banyak pengantri bukan yang pertama datang kesini. Mereka terlihat senang dalam antrian dan bersiap mengambil giliran. Piring seng dipilih lalu ambil nasi sendiri dan memilih sayur lodeh yang tersedia. Pilihanku kali ini adalah sayur lodeh rawit karena butuh kepedasan untuk melengkapi cucuran keringat ini ditambah sambel dadaknya dan telur dadar khas rumah makan ini serta yang tak kalah pentingnya adalah sajian kopi sederhana yang menjadi judul rumah makan beken ini, rumah makan KOPI KLOTOK KALIURANG.

Tak lupa pesan juga pisang gorengnya yang nikmat dimakan bersama panas panas. Tanpa bicara menit, pisang goreng sudah sirna dari piringnya dan bersemayam di perut masing-masing. Nikmat gan.

Setelah dapat makanan tentu ada perjuangan selanjutnya yaitu mencari meja atau tempat kosong. Disini rumus kesetaraan dan kesabaran kembali hadir, maka bisa saja semeja dengan orang yang tidak dikenal dan terjadilah perkenalan sehingga menjadi akrab bak saudara yang dipertemukan disini. Kebetulan kali ini rombongannya berbelas orang. Jadi berbagi tugas saja, ada yang antri dan ambil 2 porsi, ada juga hunting meja dan menduduki dengan setia serta satu tim lagi berburu minuman baik kopi klotok sebagai ikon juga kopi susu dan es reh manisnya yang dingin dan manis… ya iya atuh namanya juga es teh, gimana seeeh.

Pesan kopinya di tempat terpisah tapi kebetulan dekat dengan meja yang sudah diduduki tim pemburu meja, jadi begitu mudahnya memesan tambahan minumannya, bisa es jeruk atau jeruk es. Bagi yang penasaran apa itu kopi klotok maka ini penjelasan lengkapnya, klik saja KOPI KLOTOK. Sebuah tulisan singkatku beberapa tahun lalu menjelaskannya.

Selanjutnya ada pesan moral ketiga setelah kesetaraan dan kesabaran, yaitu kejujuran. Ini dilakukan pada saat transaksi pembayaran, sang kasir hanya bertanya apa yang kita makan dan disebutkan angka sekuan rupiah, bayar dan pulang. Jikalau bohongpun tidak ketahuan, tapi disini semua jujur atau berusaha jujur. Pikiran jadi melayang ke istilah di priangan ‘darmajidahar lima ngaku hiji (makan lima tapi mengaku hanya satu) atau perilaku ini disebut ‘ngalibur.’ Perilaku remajaku yang sudah ditinggalkan karena merugikan pemilik kedai, warung atau rumah makan.

Beranjak ke halaman belakang ternyata banyak orang yang gelar tikar dan duduk lesehan dengan riang gembira serta jalan jalan di pematang sawah dengan kehijauan padi yang mendamaikan. Termasuk juga aroma romantisme muda mudi yang sedang pedekate ataupun sekedar pacaran sambil lesehan di tikar pandan ditemani sajian makanan dan minuman sederhana yang secara tak sengaja tertangkap jepretan kamera.

Maka seruputan kopi klotok di halaman belakang ini menjadi penutup kenikmatan siang ini, namun kembali menguatkan kenangan bahwa sajian makanan dan minuman sederhana ini memiliki makna mendalam seolah mengobati kerinduan rasa dan suasana dari sajian alami neneng moyang… eh nenek moyang yang wajib didatangi dan dinikmati lagi dikemudian hari. Menikmati kesetaraan, kesabaran dan kejujuran dalam satu frame aktifitas makan siang yang tak terlupakan. Wassalam (AKW).

KOPI TELOR ASIN (KaTeA)

Akhirnya pecah telor asin.

BREBES, akwnulis.com. Setelah sekian purnama mendapatkan amanah tugas baru, maka momentum kali ini menjadi begitu bermakna. Karena akhirnya pecah telor bisa kembali bergerak lintas batas provinsi menyeberangi provinsi tetangga tentu secara kebetulan dirayakan dengan hadirnya telor juga, tepatnya telor asin.

Ada kebetulan yang seolah tidak disengaja, tapi itulah hal yang nyata. Apalagi keberangkatan kali ini penuh dinamika. Berbicara perubahan rencana sudah menjadi kelumrahan saja. Mulai dari jam keberangkatan, kendaraan yang digunakan hingga rencana acara yang akan dilaksanakan termasuk kepastian keberangkatan personil yang akan mengikuti perdin lintas provinsi ini.

Secara dampak tentu jelas, ada yang ngedumel karena berbagai dinamika ini. Ada juga yang sering diam dan terlihat lebih banyak merenung dan (mungkin) berdoa agar keberangkatan ini menjadi nyata. Juga ada yang cuek saja apa adanya dan menikmati setiap detik perubahan yang ada. Akhirnya plan E yang dipakai, pasukan terbagi menjadi beberapa kendaraan, beberapa waktu dan beberapa personil. Seru pokoknya.

Nah kembali ke core tulisanku yang mengaitkan diri serta tulisan dengan kopi, jangan dimaknai dengan kejenuhan dan kebosanan. Tapi itulah sudut kata yang menjadi penjuru imajinasi dan penguat semangat dalam membuat tulisan sehingga memunculkan citra tentang peminatan dan kekhasan dalam sebuah tulisan. Nah kebetulan itulah yang menjadi rangkaian cerita kali ini.

Kalimat yang cocoknya adalah ‘pecah telor’ dan ‘telor asin’ ditambah kopi jadilah KOPI TELOR ASIN. Cocok khan?… jangan nyebut memaksakan kehendak, tapi itulah sebuah cara menyatukan makna dan menambah pemahaman tentang arti kalimat dalam perspektif jalinan kata.

Trus gimana ilustrasinya om?”

Maksudnya nyambungin gambar kopi dan telor asin?.. gampang banget atuh. Pertama keluarkan dulu gelas kaca kesayangan dan kedua tentu dituangkan kopinya, kopi hitam tanpa gula dari termos eh tumbler mini pribadi. Lalu telor asinnya dibelah dan dibariskan dengan seksama. Ada telor asin original, telor asin pindang dan telor asin bakar. Telor asin biasa yang rasanya seperti telor asin umumnya hehehe.

Kalau telor asin pindang ada tambahan rasa rempah yang menyerap pada tekstur putih telurnya. Beda lagi dengan telor asin bakar, selain rasa khas telor asin juga ada rasa smoky yang khusus meskipun tetap rasa smoky-nya lembut. Berbarislah dengan segelas mini kopi, jadilah Kopi Telor Asin (KaTeA).

Jangan dibayangkan minum kopi dicampur telor asin mentah, bakal beranfakan semua. Rasa kopi bercampur amis telur bebek, perlu perjuangan untuk menikmatinya.
Telor asinnya jelas berasal dari sebuah kios di rest area Tol jateng pasca keluar dari Tol Cipali, sambil sejenak merenggangkan otot kaki karena duduk diam di dalam Hiace, juga menyempatkan diri sholat asyar di Mesjid Al Khobir atau mayoritas tujuan utama adalah menuju toilet demi menandai lokasi ini dengan menyimpan kenangan dan menitipkan sesuatu.

Itulah sejumput kisah sore menjelang malam ini, sebuah perjalanan menuju daerah Temanggung Jawa Tengah. Bismillahi Mazreeha Walmursaha, Wassalam (AKW).

Misi Penyelamatan di Cibalagung.

Misi Penyelamatan Sore yang memukau.

CIBALAGUNG, akwnulis.com. Suasana sendu di sore hari menyambut kehadiran kami dengan menebar suasana keteduhan yang mendamaikan. Hijaunya pepohonan disertai kicau burung plus serangga sore baik tonggeret dan turaes yang bernyanyi bersama menyenandungkan rasa syukur atas berkah kehidupan ini.

Sementara sajian kopi hitam tanpa gula (kohitala) masih tertahan oleh waktu yang dijaga ketat hingga adzan magrib tiba. Tetapi untuk persiapan, perlu juga disiapkan cangkir terbaik dan kopi liong khas kota bogor tentunya.

Berkeliling di halaman tempat ini yang begitu asri, termasuk terdapat sebuah tempat yang berisi genangan air dengan air jernih sehingga sebagian dasarnya terlihat. Disitulah mata terpana karena banyak sekali mahluk yang sedang tenggelam di dalam air.

Menapaki halaman yang asri memberi ketenangan yang tak ternilai harganya. Apalagi disambut oleh senyuman anak – anak yang begitu polos meskipun nasib mereka sebelumnya kurang beruntung. Sekarang anak – anak yang telantar ataupun ditelantarkan telah menjadi penghuni tempat ini dan menjadi tugas negara untuk memeliharanya. Bergabung bersama menapaki masa depan ditemani para petugas pengasuh yang melayani mereka sepenuh hati.

Ini harus segera dilakukan penyelamatan” Teriakanku menghadirkan reaksi beragam, tapi tentu semua sudah memahami tugas masing-masing. Peralatan penyelamatan hewan yang tenggelam segera disiapkan di pinggir genangan air yang cukup luas tersebut. Diantaranya kayu tipis panjang tetapi lentur yang dilengkapi tali khusus yang kuat. Ember besar dan tentunya berbagai peralatan lainnya.

Tanpa menunggu waktu karena khawatir korban tenggelam bertambah, langsung sajaj kayu tipis lentur dijulurkan dan hanya hitungan detik, hewan yang beraneka warna itu dapat diselamatkan dari bahaya tenggelam dan diangkat serta dibariskan di daratan, Alhamdulillahirobbil alamin.

Mayoritas memiliki warna merah menyala dan sisanya putih dan hitam. Semua berhasil diselamatkan dan dirapihkan. Termasuk diberikan polesan akhir adalah membersihkannya dengan air dan baluran minyak panas sehingga pada saat berbaris bersama di atas loyang begitu memukau.

Misi penyelamatan dadakan kami tuntas karena hasil kerja bareng semua pihak, tanpa melihat strata jabatan dan kewenangan. Semua bahu membahu sehingga misi penyelamatan ini berhasil dilakukan dalam waktu yang singkat dengan jumlah hewan tenggelam di air yang dipindahkan cukup banyak jumlahnya.

Semoga kekompakan ini terus terjaga dan menjadi nilai tambah pahala di dalam perjalanan akhir menuju sisa waktu bulan ramadhan tahun ini. Wassalam (AKW).

TURK KAHFESI – Sruput Kopi Turki.

Nikmati kopi sambil merenungi keadaan ini

BANDUNG, akwnulis.com. Silaturahmi itu mendatangkan rejeki, maka jagalah dan perluas jaringan dan jangkauannya maka aneka rejeki bisa tersaji, begitu kata tuntunan agami eh agama.  Trus jangan lupa, rejeki dari silaturahmi bukan berbentuk duniawi atau produk tertentu saja yang bisa dinikmati secara badani, tetapi kesehatan jiwa karena tertawa bersama atau rasa aman karena kebersamaan, itu juga harus disyukuri sebagai bagian dari rejeki.

Kali ini ingin berceritera tentang hadirnya kopi turki beserta prosesi menikmatinya. Datangnya kopi turki ini berawal dari seorang mitra yang melaksanakan umroh dilanjutkan ke turki dan sekitarnya. Nah sebuah rejeki silaturahmi hadir disini karena ternyata ingat sama rekan di tanah air yang sedang belajar ‘mencintai kopi dengan apa adanya’.

Maka disaat sudah kembali ke tanah air dan ada karantina pribadi dulu, barulah pertemuan dilakukan dan sekaleng kopi asli turki berpindah tangan. Tentu ucapan nuhun dan terima kasih menjadi pembuka dilanjutkan aneka cerita tentang perjalanan umroh dan pengalaman menikmati wisata di turki. Sementara sekaleng kopi turki sudah beralih tangan dan siap untuk dinikmati bersama kawan-kawan. Sakali deui hatur nuhun.

Sore harinya sudah tidak sabar untuk segera menikmatinya, dengan catatan jangan dinikmati sendiri. Tetapi nikmati bersama dengan kawan-kawan di kantor sekaligus menyamakan persepsi rasa dari kopi turki ini.

Dari sisi penampilan kalengnya tentu meyakinkan dengan warna silver dan kelir coklat elegan dilengkapi tulisan yang mudah dibaca ‘TURK darma sakizi KAHFESI’ atau singkatnya TURK KAHFESI alias kopi turki. Ada keterangan juga bahwa ini berasal dari biji kopi arabika dan telah dihaluskan sehingga bentuknya bubuk lembut ini cocok untuk digunakan metode tubruk, metode campur ataupun mencoba menjadi espresso baik mesin ataupun rockpresso, eh bisa juga dengan mokapot.

Padahal sebenarnya untuk tradisi pembuatan kopi turki asli adalah dipanaskan diatas pasir yang panas dengan tempat khusus bergagang panjang yang disebut dengan Cezve. Hanya saja berhubung peralatan khususnya belum punya, maka seduh tubruk pelan-pelan saja untuk hasilkan sajian kopi yang menyenangkan.

Rombongan penikmat pertama adalah bapak Haidar dan Pak Annas plus Den Devi dilanjutkan periode kedua adalah pasangan seniman multi talenta aset dinas yaitu Aki Edi Bihun dan Mang Dahen Dadang Hendra serta Kang Teguh ahli musik yang auto bernyanyi pada saat disajikan Turk Kahfesi dengan judul ‘Susuruputan’, ini dia Videonya KLIK Disini.

Setelah sruputan ini memenuhi mulut dan mengurung lidah dengan rasa khasnya yaitu rasa rempah-rempah yang agak asing dengan perbendaharaan rasaku. Yang paling dominan adalah rempah kapulaga dan jinten hitam serta terasa ada rempah lainnya yang memang belum tahu namanya.

Semua sepakat dari 2 tim penikmat kopi ini menyatakan bahwa dominasi rasa rempahnya relatif dominan dengan tetap rasa kopinya yang bermakna tidak hanya di Indonesia tetapi juga mancanegara.

Pahitnya kopi cukup bulet dan dengan seduhan sederhana air panas tanpa gula menghadirkan sensasi sruputan berbeda dengan aroma rempah yang khas Turkhis Coffee. Alhamdulillahirobbil alamin.

Demikianlah untuk cerita menikmati kopi turki kali ini menjadi sebuah kesempatan untuk merenungi hadirnya kopi lintas benua dengan sensasi rasa berbeda, Sruput.. Wassalam. AKW.

KEJUTAN di Resto Mewah.

Pengalaman yang meng-Kenyangkan seketika.

JAKARTA. akwnulis.com. Sarapan pagi di hotel tentu adalah salah satu saat yang dinantikan, karena menjadi kesempatan penting untuk berwisata rasa dan piknik kenikmatan makanan dan minuman bersama lidah yang tak bertulang. Apalagi dengan standar hotel bintang lima di pusat bisnis jakarta, pasti menyenangkan bukan?.

Tapi ternyata, tidak semua harapan berakhir sempurna. Ada saatnya kita tertegun dan menahan diri setelah dihadapkan dengan kondisi yang ada dan agak mengganggu momentum makan pagi kali ini. Bagi yang penasaran maka simaklah tulisan singkat ini hingga akhir hayat eh akhir tulisan yang dijamin tidak sampai 3 menit untuk membacanya. Kecuali bacanya diejah.

Berjalan dengan santai memasuki area restoran yang megah dan disetting dengan model kompartemen area, ada western food, traditional food, chinnese food, korean food, japanesse food hingga arabia food. Berkelilinglah dulu sambil menikmati suasana restoran sekaligus mengincar posisi duduk yang relatif menyenangkan plus area kopi yang perlu dijajal dan dinikmati.

Akhirnya memutuskan mengambil posisi diantara area western dan japanesse sehingga akan dengan mudah order americano dan hot ocha sekaligus. Juga bisa menikmati sushi dan sashimi ditemani pizza america lover yang mengenyangkan.

Kenapa nggak ngambil nasi, inikan waktunya sarapan?”

Aduh jangan terlalu terjebak dengan rutinitas kawan, gunakan kesempatan ini dengan baik. Ukuran perut terbatas tapi bisa kemana-mana sementara pengalaman memakan makanan berbeda yang tersaji di restoran ini tidak setiap hari, jadi carilah makanan yang berbeda.

Nah setelah bolak balik dengan berbagai pilihan makanan yang ada dan dijejerkan di meja serta tidak lupa pesanan secangkir besar caffelate. Maka upacara makan pagi dimulai. Diawali sepotong sushi dan sashimi, dilanjutkan sepotong roti keju permesan dan satu slice pizza kecil dilengkapi sruputan perlahan caffelate, nikmat pisan.

Tapi karena perut masih belum terlatih tanpa nasi, kukurubukan*) menandakan perut masih perlu diisi dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein plus lemak. Kayaknya dimsum atau aneka mie bisa melengkapi, eh bisa juga bubur nasi sebagai pilihannya. Maka bergegaslah meninggalkan meja untuk kembali hunting rasa-rasa. Disinilah suasana tidak nyaman terjadi.

*) bunyi perut keroncongan.

Disaat menanyakan counter bubur kepada petugas maka diarahkan ke satu sudut kompartemen yang menyajikan bubur ayam. Ucapan terima kasih terlontar dan dengan segera akan memilih sajian yang ada didepan mata.

Sayangnya sajian di depan mata ini berbeda dengan harapan malah langsung menghilangkan nafsu makan seketika. Pikiran langsung melayang kepada fragmen kehidupan masa kecil dimana memiliki kawan yang agak dijauhkan dari pergaulan per-SD-an karena menderita penyakit otitis media atau congek, congean dengan adanya cairan berbau yg sesekali keluar dari telinganya. Sungguh kasihan waktu itu, apalagi di kampung halaman yang sangat jauh dari kota dengan pusat kesehatan terbatas maka pengobatannyapun cukup lama hingga tuntas.

Sebuah tulisan nama makanan terpampang jelas, CONGEE STATION. Atuh langsung terbayang yg lendir hijau tadi… huek huek, pas pisan itu adalah nama lain dalam bahasa inggris adalah bubur. Maklum kosakata terbatas, yang dikenal di memori adalah kata PORRIDGE, sementara kata ini belum pernah bersua, berarti pergaulan bahasa internasionalku memang sangat perlu di upgrade ini mah.

Dan benar saja, mood dan perasaan itu memang sangat mudah berubah. Kombinasi mata dengan rasa mengubah selera makan menjadi hilang seketika berganti kenyang sambil sedikit gimana gitu, mual – mual sih enggak cuma jadi bangkitan seleranya berbeda.

Akhirnya diputuskan kembali ke meja dengan membawa segelas jus jeruk sunkist alami sebagai penetral rasa dan menenangkan ketegangan raga akibat kejadian ini.

Itulah sekelumit kisah sarapan di hotel berbintang, bukan karena kualitas makanan hotel tetapi karena kurangnya kosakata bahasa plus kemiripan kata dengan makna kata dalam bahasa sunda yang artinya jauh berbeda telah menambah pengalaman sarapan yang tak terlupakan. Selamat siang, selamat menikmati hari bersama orang-orang tercinta. Wassalam (AKW).

UBAH NIAT

Evaluasi diri dan dilanjutkan aksi.

CIMAHI, akwnulis.com. Seiring perjalanan waktu menapaki kehidupan, ada hal yang begitu syulit (baca sulit) untuk diwujudkan padahal ihtiar sudah maksimal (perasaannya), tapi hasilnya tidak signifikan kawan, malah bertolak belakang dari yang diharapkan.

Maka dibaca dan dirunut kembali ingatan masa sebelumnya serta aneka usaha yang dilakukan. Beberapa usaha yang pernah dilakukan adalah olahraga futsal secara rutin ba’da isya karena siangnya sibuk bekerja, minum obat pelangsing produk cina yang kata iklan digunakan oleh para pramugari/pramugara agar tetap menjaga postur tubuhnya.

Nah futsal berhenti disaat almarhum ajie massaid meninggal (februari 2011), walah ternyata ihtiar ini sudah dari 12 tahun lalu. Trus obat cina berhenti karena efek sampingnya yang bisa BAB mendadak karena efek pelunturan lemak di perut, istilah bahasa sunda itu mudah ‘kapacirit‘.

Ihtiar berlanjut diantaranya metode penurunan berat badan dengan menggunakan teknik akupuntur, sekitar 30 jarum khusus menusuki bagian tubuh ini terutama perut dan juga beberapa titik di kepala dan berlangsung rutin selama 3 bulan, alhasil sinshenya nyerah karena ternyata tidak ada perubahan signifikan dan nafsu makan tetap menggebu. Malah pernah saking buru-burunya, beres terapi lalu ke kantor tapi ada rasa perih di pinggang kiri, pas diperiksa eh ada 2 jarum akupuntur ketinggalan, masih nempel hehehe.

Lalu yang cukup lama adalah pola makan food combining yang dijalankan cukup lama hampir 2 tahun lamanya tetapi akhirnya hancur karena cheating dan enaknya masakan rumah di malam hari. Petualangan pelangsingan terus dilakukan, termasuk menggunakan produk herbalife yang ternyata hanya bertahan 6 bulan saja.

Mencoba juga diet ekstrim yang disebut diet macan atau diet ketofastosis yang menghentikan seluruh karbobidrat, sayuran dan buah lalu mengganti dengan daging merah dan lemak termasuk kuah dari mie kocok dilengkapi kikilnya dengan syarat dicek gula darah setiap hari harus dibawah 80 poin. Diet ini signifikan menurunkan berat badan dari 117 kg menjadi 90 kg, berarti 27 kg berhasil turun dalam medio 1 tahun. Hanya saja tidak bertahan lama, 2 tahun berlalu dan mulai cheating karbo, jelas ini berbahaya karena beresiko stroke dan penyamit kekurangan mineral, katanya. Akhirnya diputuskan untuk kembali normal makan minum tetapi dengan porsi yang sedikit.

Apa lagi ya, bentar adalagi diet DEBM (diet enak bahagia dan menyenangkan). Coba diikuti tapi akhirnya kalah juga dengan ketidakdisiplinan ini dan rasa kasihan serta kabitaan disaat melihat para pedagang makanan yang selalu hadir ngagupayan eh memanggil – manggil.

Maka dilakukan konsultasi ke dokter, minum obat, disuntik serta wajib berolahraga teratur. Namun pilihannya sekarang hanya jalan kaki saja karena pasca patah kaki tahun lalu, mengubah pola olahraga yang harus dilakukan.

Dari evalusi ingatan dan arsip kehidupan tadi ternyata berhubungan dengan ‘Innamal a’malu binniyat’ yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung dari niatnya sebelum melakukan ihtiar. Ada kesalahan niat yang harus dikoreksi, yaitu ungkapan atau ucapan niatnya. Selama ini niatnya dan semangatnya adalah ‘Bertekad bulat untuk langsing.’

Sekali lagi bahwa niatnya adalah ‘BERTEKAD BULAT’ ini ternyata yang menjadi pengganjal ihtiar selama ini karena niatnya bertekad untuk membulat, pantesan badan ini makin bulat hehehehe.

Bismillahirrohmannirrohiim..

Semenjak tulisan ini hadir, niat dan tekadnya telah diubah ya kawan, sekarang BERTEKAD LANGSING DENGAN BERAT BADAN IDEAL, bukan bertekad bulat lagi.

Selamat pagi kawan, jangan lupa tersenyum menyambut harapan di pagi ceria hari ini. Wassalam (AKW).

Sarapan pagi di PRETTY BOY.

Sarapan dulu di Pretty Boy.

MELBOURNE, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam tulisan perjalanan perkopian kali ini adalah sebuah pepatah lama tentang “Dimana Langit dijunjung, disitu bumi dipijak” itulah yang terjadi pada pertemuan awal dengan pelayan restoran Golden Mug’s cafe yang agak mengerutkan dahi karena order kopinya Americano. Ternyata begitu sensitif rasa memiliki istilah kopi tersebut, “No Americano but Longblack only”

Tulisan lengkapnya di LONGBLACK ONLY ya, klik aja.

Jadi tanpa perlu debat, gunakan pepatah tadi dan ikuti flow suasananya. Bangun komunikasi dan kembangkan senyuman maka diplomasi kopi akan terjadi dan persahabatan menjadi nilai utama dalam perjalanan ini.

Nah dari pengalaman tersebut, maka fasilitas sarapan pagi di hotel Novotel Central Melbourne inipun tidak repot-repot lagi mencari americano, cukup dicari kopi longblack, titik.

Sarapan pagi berada di lantai 2 dengan nama restorannya adalah Pretty Boy Resto dan mulai melayani breakfast bagi para penginap mulai pukul 06.00 sampai 10.00 waktu setempat. Menu sarapannya lumayan baik pilihan karbohidratnya seperti roti, crackers oat lalu proteinnya jelas daging slice dan bacon serta aneka sosis. Untuk pilihan salad, tersedia juga cukup lengkap plus ada tomat bakar

Untuk pilihan minumnya sudah jelas bahwa air mineral dan kopi. Nah, pilihan kopinya yang berdasarkan sajian mesin, ada americano eh lingblack, cafelatte, capppucino dan tentu eapresso. Mesin kopi otomatisnya cukup besar, tapi nggak perlu ragu. Baca saja tombol yang ada tulisan pilihan kopinya, lalu simpan cangkir di posisi yang tepat. Pijit tombol dan tunggu sekitar 10 detik,maka keluarlah pilihan cairan kopi yang diinginkan. Biarkan sampai tuntas dan setelah indikator digital kembali ke posisi awal, itulah saatnya cangkir kopi diambil untuk dibawa ke meja tempat sarapan pagi.

Terdapat juga penawaran untuk kopi yang dibuatkan oleh barista St. Ali Coffee dengan membayar 4 Dollar, tapi itu tidak menjadi pilihan penulis. Cukup dengan mesin kopi yang ada sekaligus bisa berjalan-jalan keliling resto, nggak mager di meja sarapan saja. Sekaligus berhemat dengan mengawal ketat pengeluaran yang yang dianggap bukan prioritas.

Selamat pagi dan selamat menyeruput kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
PRETTY BOY ITALIAN STEAK HOUSE
Level 1/399 Little Lonsdale Street. Melbourne VIC 3000, Ostrali

COLD BREW at CALIA Resto.

MELBOURNE, akwnulis.com. Nama tempatnya adalah restoran CALIA, sebuah tempat yang menarik bagi pelancong perdana yang baru belajar menjejakkan kaki di luar negeri pasca 2 tahun lebih pandemi covid-19 mendera. Setiap detik dan capture suasana di kota melbourne ini adalah catatan penting kehidupan yang sebisa mungkin di rekam dalam ingatan serta sebagian tersimpan dalam dokumen photo dan video di smartphone sebagai dokumentasi mentah. Selanjutnya diolah sesuai kebutuhan, apakah menjadi laporan resmi perjalanan luar negeri atau laporan tidak resmi yang tersaji di media sosial dan website / blog pribadi.

Ditempat inilah kehangatan persaudaraan begitu kental tersaji, padahal baru berjumpa dan berkenalan dengan pasangan suami istri yaitu ibu Nita dan Pak Emil, pasangan suami istri yang sukses di negeri kangguru dan menjadi resident permanen warga australia sekaligus sebagai contoh diaspora yang berhasil, proud of you.

Diskusi yang penuh kehangatan terus bergulir, sementara penulis menyempatkan diri menelusuri menu makan siang kali ini yang cenderung adalah sajian makanan asia khususnya jepang. Sebenernya bukan itu yang dicari, tapi target utama adalah manual brew kopi yang ternyata harus mentok dengan kopi buatan mesin saja. Nah sebagai pilihan akhirnya mencoba kohitala di negeri kangguru ini adalah kopi cold brew saja. Kopi hitam tanpa gula yang diproses dengan metode manual meskipun butuh waktu cukup lama, 12 jam lalu atau sehari sebelumnya.

Cold brew original coffee, please”

Untuk sajian makanan beratnya dipesankan bersama-sama, karena jika satu persatu khawatir tidak habis dengan perut masing-masing yang perlu penyesuaian. Biasa nasi berganti roti, mungkin bisa jadi problem bagi sebagian orang, kalau penulis mah apa aja, digayem hehehehe.

Tak berapa lama segelas kopi hitam dengan es batu tersaji, disertai semangkuk edamame dan di piring panjang potongan segar daging ikan dari kakap, salmon juga cumi-cumi dan baby octopus dilengkapi kecap asin, taburan rempah serta wasabi, itulah menu makanan berat kali ini, sashimi.

Benar saja, sebagai peserta delegasi laki-laki termuda, uhuy termuda karena kebetulan saja maka mendapatkan tugas penting sebagai petugas kebersihan makanan. Maka sashimi yang cukup berlimpah menjadi tugas baru untuk dihabiskan sekaligus menjadi sajian menu makan siang yang mengenangkan. Dilengkapi sruputan kopi cold brew yang menyegarkan dan tidak sempat review lengkap karena keterbatasan kesempatan untuk berdiskusi dengan pelayannya yang mulai sibuk dengan pesanan – pesanan lainnya.

Nikmatnya kopi dingin ini melengkapi pengalaman ngopi di negeri kangguru tepatnya di pusat kota Melbourne Victoria.

Tunggu catatan kopi lainnya ya, termasuk berburu kopi yang tidak semuanya sesuai rencana. Itulah makna perjalanan kehidupan. Wassalam (AKW).

***

CALIA – Japanese Resto
Addres : Shop 31A/287 Lonsdale st, Melbourne Victoria 3000, Ostrali.

.

Longblack Only.

Tidak ada waktu bersantai, gasskeun…

MELBOURNE, akwnulis.com. Early check in menjadi pengobat rasa lelah dan mengurangi kepenatan setelah penerbangan selama 5 jam 45 menit dari Denpasar ke Melbourne, dilanjutkan 90 menit proses keluar bandara. Tentu itu membutuhkan stamina dan kesabaran, apalagi penyesuaian waktu dengan perbedaan lebih cepat 4 jam di banding di indonesia, perlu juga kekuatan lahir bathin menghadapinya.

“I need a mood bosster” teriakan halus dalam hati semakin menguat dan membahana hingga menyentuh amigdala. Maka tubuh segera bergerak ke kamar mandi hotel dan membersihkan diri menjadi sebuah kewajiban. Segar terasa disaat butiran air di shower menyentuh kulit di badan ini.

Tidak ada waktu untuk jetlag karena siang hari nanti langsung dihadapkan dengan agenda pertemuan perdana bersama pihak Melbourne Sympony  Orchestra. Semangat kawan. Mandi lalu bongkar koper dan ganti baju serta bersiap untuk menghadapi kenyataan serta bersyukur bisa menginjakkan kaki ini di benua australia.

Longblack & Chicken Salad / Dokpri.

Turun dari lift hotel langsung menuju ke loby dan bergegas belok kiri menuju sebuah cafe yang bernama Golden Mug’s cafe. Kebetulan relatif sepi sehingga bisa memilih tempat duduk sesukanya.

Disinilah sebuah percakapan awal tentang kopi dimulai, meskipun dengan bahasa inggris terbata-bata tetapi dengan kepercayaan tinggi bahwa kemampuan penguasaan bahasa kita lebih baik, maka semua jadi baik – baik saja.
“Maksudnya bahasa inggris kamu lebih baik?

Bukan begitu persfektifnya kawan, tapi begini. Mereka fasih sekali bahasa inggris tetapi hanya satu bahasa yang dikuasai sementara kita rata-rata menguasai 3 bahasa

Longblack & Air Mineral / Dokpri.

Bahasa apa saja?” Berondongan pertanyaan datang begitu gencar.

Kalem bro, kita bisa bahasa inggris terbata-bata, bahasa Indonesia dan bahasa sunda atau bahasa daerah lainnya”

Rekanku terdiam dan tersenyum, lalu mengangguk sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Tapi pada prinsipnya setuju dengan pendapatku.

Americano medium Sir”

Wajah pelayannya agak menegang dan menjawab, “We dont have Americano, only Longblack!” Tegas banget.

Sarapan yuk / Dokpri

Olala, otak langsung loading dan ingat bahwa ini australia, americano mah di amerika, lha wong namanya juga america + no.

Oke, medium longblack and chicken salad”

Baru tuh bule tersenyum dan melanjutkan pelayanan sambil menghitung harga hingga muncul angka 24.8 Aud atau sekitar Rp. 267.840.. lumayan mahal juga untuk ngopi dan sarapan. Kalau kopinya saja ukuran medium itu 5 dolar australia (Rp. 54.000).

Tapi karena ini judulnya adalah pengalaman, ya ditebak saja harga segitu. Asal jangan tiap hari, bisa jebol keuangan atuh.

Urusan rasa tidak ada yang istimewa karena longblack itu adalah sajian kopi espresso yang dicampur dengan segelas air panas sehingga secara volume lebih banyak. Hanya model pembuatannya saja yang dibalik jika dibandingkan kopi americano. Kalau americano diawali dengan menuangkan double shot espresso baru dikucurkan air sementara longblack sebaliknya.

Sisa sisa / Dokpri.

Srupuuut…… nikmat guys. Bukan rasa kopinya tetapi suasana dan perjuangan hingga sampai ke tempat ini termasuk kesempatan langka yang patut disyukuri. Lalu hadirnya chicken salad adalah sarapan perdana di negeri kangguru karena sejak turun dari Qantas Airlines tadi pagi belum masuk sedikitpun makanan di perut ini.

Nyam nyam
Srupuuut….

Piring berisi chicken salad sudah tandas begitupun disusul dengan kosongnya cangkir yang berisi longblack ukuran medium.

Sarapan pagi yang penuh arti dan ngopi hitam tanpa gula pertama di negeri orang. Wassalam (AKW).

Jalan kaki – Ngopi – Hepi.

Cerita kerja, jalan dan ngopi lalu kerja lagi.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah perhelatan sedang berlangsung di Artha kiara park Kota Bandung yang bertajuk GPM (Gelar pangan murah) dalam rangka hari pangan sedunia tahun 2022. Sebuah acara yang dihadiri atas nama tugas kedinasan, tentu disambut dengan suka cita, hadiiir.

Waw, kok begitu semangat, ada apa?”

Seorang kawan melihat antusiasme yang tidak biasa juga gestur tubuh yang berbeda. Padahal khan memang hadirnya rasa senang itu anugerah Illahi. Bisa hadir dalam segala suasana juga dalam konteks berbeda-beda. Jawaban ter-universal adalah hadirkan sebuah senyuman sempurna tanpa perlu banyak kata. Sementara itu cukup kawan.

Hayu berangkat” Teriakan singkat yang langsung menggerakkan raga ini melyncur ke lokasi acara dari kantor menggunakan kendaraan menuju TKP (Tempat Kegiatan Perlangsung).

Tiba di acara langsung berbaur saja, isi absen, mencari tempat duduk dan menyapa para tamu undangan yang berdekatan. Oh ya tak lhpa menggunakan kaos dari panitia namun dilengkapi rompi sebagai bagian dari ihtiar menyamarkan perut yang tercetak pas karena ukuran kaosnya 1 nomor dibawah seharusnya.

Tuntas acara, saatnya me time. Sederhana kok cuma jalan kaki mengelilingi area kiara artha park sambil sesekali menengok jam di pergelangan tangan, terutama melihat jumlah langkah kaki yang sudah dilaksanakan. Tentu target hariannya simpel kok, cukup minimal 6.000 langkah saja. Lumayan 3 keliling sudah dilakukan. Tapi ternyata baru 2.895 langkah saja.

Maka jalan kaki siang ini harus dilanjutkan, apalagi pas diskusi dengan emak-emak pengawal hari ini ternyata siap mengikuti challenge ini yaitu jalan kaki dari area artha kiara park ke kantor sejauh 2 kilometer dan bisa ditempuh selama 26 menit kata google map, hayu berangkat…

Maka dengan formasi jajaran genjang kami berempat bergerak menyusuri jalan kiara condong – jalan jakarta dengan model pengamanan ketat. Di depan ibu Erna ‘ngagidig’ samping kanan nutup jalan ada amih Yeti yang gesit berjalan sambil mengawasi lalu lintas sementara di belakang sebagai tim penyapu ada bu Poppy yang selalu waspada dengan mata tajam dan layar smartphonya untuk merekam gerakan – gerakan dan fenomena dijalan untuk diunggah pada akun tiktok pribadinya. Wah pokoknya serasa pejabat yang dikawal tiga prajurit senior hehehehe…

Nah setelah dari terusan jalan jakarta ada keinginan naik flyover yang membelah jalan ahmad yani tapi ternyata bukan untuk pejalan kaki, itu khusus kendaraan. Maka rute diubah menuju jalan sukabumi lalu belok kanan memasuki jalan cianjur lalu berjalan teruus dan teruuus hingga mentok di jalan laswi. Ternyata adzan dhuhur berkumandang, Alhamdulillah saatnya Ishoma. Rehat sejenak dari pekerjaan untuk lapor rutin kepada Sang Pencipta dilanjutkan makan siang sambil bercengkerama.

Mumpung sedang diluar kantor, maka pilihannya langsung yang terlihat oleh mata yaitu di kawasan LASWEE creative space. Karena banyak pilihan stand untuk makan juga terlihat cafe kopi yang bisa menenangkan hati plus mushola untuk ibadah dhuhur sebagai janji hakiki.

Makan siang lengkap dengan ibu – ibu yang tetap semangat meskipun bersimbah keringat karena jalan kaki tepat di siang hari disusul driver yang mengikuti juga ada anak magang yang menyusul untuk bergabung pada sesi makan siang ini.

Khusus diriku tentu pilihan kopi manual brew dengan filter V60 menjadi menu tersendiri. Namanya cafe STUU kebetulan pas diskusi, nama baristanya sama, andri. Lalu gramasi satu sajiannya 15 gram dengan biji pilihan yang berasal dari pegunungan bandung selatan yaitu arabica natural puntang dengan merk dagang beannya adalah KOZI. Bercampur dalam proses manual brew dengan 250 ml air. Menghasilkan sajian kopi panas tanpa ampas dengan cita rasa yang bikun bengras.

Srupuuut… body mediumnya menyapa lidah dan rongga mulut sementara aciditynya menari menggelitiki langit-langit mulut dengan keasaman yang medium high plus aftertase citrun, tamarin dan beri yang menyegarkan. Nikmat.

Urusan menu makanan sih tidak jauh – jauh dari mulai pilihan baso urat campur, aneka dimsum, pisang goreng hingga tidak lupa nasi putih yang merupakan kewajiban. Karena kalau belum makan nasi berarti belum makan, meskuoun bakso sudah 3 mangkok hahahahaha..

Itulah sejumput cerita perjalanan tugas sehari-hari dibalut dengan kebersamaan dan tentunya menyempatkan diri untuk ngopay meskipun ada sekat jam kerja khususnya jam istirahat siang.

Maka setelah makan minum, ngopay dan shalat dhuhur sudah tertunai dilanjutkan dengan bergerak berjalan kembali meninggalkan area Laswee creative space menuju kantor yang tinggal bergerak lurus, menyebrangi jalan ahmad yani dan tiba di kantor untuk melanjutkan akfifitas siang menuju sore ini. Wassalam (AKW).