NGOPI tapi NGETEH di Gd Negara Cirebon.

Silaturahmi dan Kopi adalah abadi.

CIREBON, akwnulis.com. Suasana pagi menjelang siang ini begitu bersahabat, langit teduh menemani kehadiranku di Kota Udang, Cirebon. Tentu menambah semangat untuk berkeliling dan menikmati suasana yang jarang ditemukan pada rutinitas sehari-hari.

Pertama adalah silaturahmi bersama kawan – kawan Cleaning service yang bertugas. Duduk lesehan sambil diskusi tentang banyak hal, terutama urusan penting tentang kepastian dan keberlanjutan kehidupan. Diskusi berjalan lancar dalam suasana kekeluargaan, apalagi dilengkapi dengan hadirnya ceret atau teko berisi air panas bergejolak karena mendidik yang tadi dijerang di dapur.

Maka senjata andalan coba dihadirkan dalam kondisi kali ini. Sebungkus kopi siap seduh yang tinggal buka dan ada telinganya dari kertas dikanan kiri sebagai penyangga lalu dipasangkan di gelas dan diseduh dengan air panas mendidih.

Sret, bungkus kopi berwarna hitam yang dibawa dari kamar hotel sewaktu nginep di jakarta. Lalu diambil dalamnya dan sedikit tertegun, karena yang berada di genggaman buka kopi siap seduh manual sebagaimana bayangan, tetapi mirip teh celup dengan ukurannya lebih besar. Ya sudah gimana lagi, kopinya digeletakin di gelas kaca lalu di siram perlahan dengan air teko yang masih mendidih. Pelan tapi pasti hingga bungkusan kopinya tenggelam di tengah gelas. Seduhan berhenti dan sekarang giliran kopinya diangkat turun naik mirip buat teh celup.

Naik turun,
Naik turun,
Naik turun.
sudah ah, kayaknya sudah cukup deh.

Maka tersajilah kohitala instan yang diproses seperti buat teh celup, tadaaa…. warnanya sih agak hitam bening, kayaknya meyakinkan.

Bismiillah, segera di sruput deh. Hmm rasanya ringan dan less acidity dengan harum kopi yang cukup menyegarkan rasa. Lumayan membayar kerinduan untuk ngopay di tempat yang penuh kekeluargaan ini. Srupuuut.

Kegiatan selanjutnya adalah bertemu dengan Rusa Tutul yang jumlahnya 32 ekor sebagai penghuni mini zoo di halaman kantor Eks Bakorwil III Cirebon ini. Awalnya berjumlah 30 ekor dan sekarang bertambah 2 ekor anak lusa yang rucu…. eh anak rusa yang lucu.

Bang totolnya ada berapa di badan rusa?” Seorang pengunjung bertanya dengan wajah antusias.

389 buah totol per ekor”

Wah beneran bang, emang udah pernah ngitung?”

Saya jawab dengan tenang, “Nggak percaya, coba itung sendiri!”

Pengunjung yang bertanya terdiam sambil melihat raut wajahku yang serius. Lalu dia mengangguk-anggukan kepala, mengamini informasi tentang jumlah totol di badan rusa tersebut.

Pembaca tulisan ini nggak yakin?.. maka dipersilahkan datang sendiri ke Cirebon dan hitung dengan seksama hehehe.

Tuntas menghitung totolnya tubuh rusa maka silaturahmi dilanjutkan dengan jajaran keamanan dalam dari Gedung negara Cirebon ini ditemani 3 orang nu ngageugeuh, kumpul agak resmi karena duduk di kursi serta meriung dan tidak lupa berpantun.

Bawa botol dibiarkan menggantung
Ternyata dibiarkan jadi berisi kadal

Rusa totol tuntas dihitung
Lanjutkan diskusi sama temen kamdal

Begitulah sekelumit aktifitas ngopay dan silaturahmi kali ini di Kota Cirebon. Sebuah kata pamit hanyalah catatan, karena esok lusa akan berlanjut dengan aneka pertemuan. Wassalam (AKW).

NGOPI DI SITU GEDE – salah kiblat.

Menyusuri danau Situ Gede sambil Ngopi dan shalat sunnah meskipun salah kiblatnya.

Bersiap berkeliling Situ Gede / Dokpri.

TASIKMALAYA, akwnulis.com. Perahu bergerak perlahan membelah ketenangan dari danau di tengah kota tasik yang memiliki luas 47 hektar ini dengan dipiloti eh dinahkodai oleh Kang Deni, pemuda tasik yang baik hati.

Deal awal sebetulnya keliling danau situ gede ini dengan biaya yang relatif terjangkau. 10 ribu rupiah per orang, tapi karena hanya berdua jadi 15 ribu per orang, worth it atuh. Let’s go. Apalagi dari obrolan bersama sang Nakhoda, bisa merapat ke pulau di tengah danau. Bisa berpetualang nich. Ntar ditambah deh ongkosnya.

Ada Mushola dan makam diatasnya kang” Gitu kata Kang Deni Nakhoda. Wah menarik juga, hayu nanti kita turun sejenak. Maka meluncurlah perahu berkelir hijau muda ini membelah ketenangan air danau yang ditemani angin pagi menyegarkan.

Maka perjalanan paparahuan dilanjutkan berkeliling danau yang penuh pemandangan hijau memikat mata menenangkan pikiran. Apalagi terlihat beberapa pemancing yang begitu setia menanti umpan disambar ikan dengan diam mematung dan fokus penuh konsentrasi. Ada juga pemancing yang all out karena kaki hingga paha terendam air danau dengan tangan tetap memegang pancing dan tatapan tajam melihat kukumbul (bhs sunda : penanda tali pancing yang nyambung ke mata kail berisi umpan, biasanya berwarna merah menyala).

Di perjalanan mengelililingi danau, terlihat perahu yang bergerak kencang menyusul pergerakan perahu kami yang memang disetting santai oleh sang nakhoda. Terlihat beberapa emak-emak berada di perahu yang melaju kencang, sedikit tersenyum simpul dan penuh permakluman, pasti The power of emak-emak. Sehingga bagi nakhodanya nggak ada pilihan lain lebih baik memacu kencang daripada kena semprot emak-emak.. Huss kok suudzon sih, mungkin ini mah.

Perahu emak-emak menyusul / Dokpri.

Jadi kami hanya dadah-dadah saja sambil tertawa disaat perahu berisi emak-emak tadi melintas dengan kencang. Sudah jelas tujuannya agak berbeda karena kami akan merapat ke tengah pulau untuk melihat mushola yang disebutkan tadi. Sebagai persiapan maka sesaat perahu merapat ke tepi, langsung wudhu dengan menggunakan air danau, karena di pulau tidak ada air wudhu. Kang Fammy agak kaget karena berwudhu dengan air danau, khawatir dengan standar sanitasi dan takut kulit wajah hasil perawatannya ada alergi hehehehe….. just a joke. Akhirnya hanya diriku yang berwudhu lalu hanjat (eh berpindah ke daratan / ke pulau) lalu menuju mushola, sementara Kang Fammy bergegas meniti jalur jalan berbatu ditemani Kang Deni Nakhoda untuk melihat makam yang ada.

Tuntas shalat dhuha, ada teriakan dari Kang Deni yang sudah kembali dari arah makam, “Pak maaf itu kiblatnya salah, kebalik”

Walah sedikit kaget, tapi tanggung atahiyat akhir, salam dulu aja. Setelah itu kembali memutar sajadah sesuai arahan kang deni dan kembali 2 rakaat dilanjutkan. Maklum baru sekarang sholat disini, lagian tadi langsung sholat aja sesuai posisi sajadah yang ada.

Allahu Akbar…..”

Tuntas dari pulau tersebut lalu menaiki perahu dan saatnya melanjutkan menikmati sajian kopi hitam tanpa gula dan kelapa muda yang sudah dibawa dari tadi. Kohitala panas begitu nikmat dan air kelapa melengkapi dengan kesegarannya, Alhamdulillah.

Itulah cerita singkat tentang menikmati kesegaran danau atau Situ Gede Kota Tasikmalaya dengan berbagai aktifitas dari mulai berlayar, wudhu di danau, shalat sunah salah kiblat hingga sruput kohitala dan air kelapa. Untuk yang penasaran dengan suasana riilnya dalam bentuk video maka bisa dilihat di channel youtube andriekw-ngopi di Situ Gede.

Pokoknya dijamin menyenangkan dan memberi rasa bahagia. Selamat sruput kopi dan berwisata kawan, Wassalam (AKW).

UBAH NIAT

Evaluasi diri dan dilanjutkan aksi.

CIMAHI, akwnulis.com. Seiring perjalanan waktu menapaki kehidupan, ada hal yang begitu syulit (baca sulit) untuk diwujudkan padahal ihtiar sudah maksimal (perasaannya), tapi hasilnya tidak signifikan kawan, malah bertolak belakang dari yang diharapkan.

Maka dibaca dan dirunut kembali ingatan masa sebelumnya serta aneka usaha yang dilakukan. Beberapa usaha yang pernah dilakukan adalah olahraga futsal secara rutin ba’da isya karena siangnya sibuk bekerja, minum obat pelangsing produk cina yang kata iklan digunakan oleh para pramugari/pramugara agar tetap menjaga postur tubuhnya.

Nah futsal berhenti disaat almarhum ajie massaid meninggal (februari 2011), walah ternyata ihtiar ini sudah dari 12 tahun lalu. Trus obat cina berhenti karena efek sampingnya yang bisa BAB mendadak karena efek pelunturan lemak di perut, istilah bahasa sunda itu mudah ‘kapacirit‘.

Ihtiar berlanjut diantaranya metode penurunan berat badan dengan menggunakan teknik akupuntur, sekitar 30 jarum khusus menusuki bagian tubuh ini terutama perut dan juga beberapa titik di kepala dan berlangsung rutin selama 3 bulan, alhasil sinshenya nyerah karena ternyata tidak ada perubahan signifikan dan nafsu makan tetap menggebu. Malah pernah saking buru-burunya, beres terapi lalu ke kantor tapi ada rasa perih di pinggang kiri, pas diperiksa eh ada 2 jarum akupuntur ketinggalan, masih nempel hehehe.

Lalu yang cukup lama adalah pola makan food combining yang dijalankan cukup lama hampir 2 tahun lamanya tetapi akhirnya hancur karena cheating dan enaknya masakan rumah di malam hari. Petualangan pelangsingan terus dilakukan, termasuk menggunakan produk herbalife yang ternyata hanya bertahan 6 bulan saja.

Mencoba juga diet ekstrim yang disebut diet macan atau diet ketofastosis yang menghentikan seluruh karbobidrat, sayuran dan buah lalu mengganti dengan daging merah dan lemak termasuk kuah dari mie kocok dilengkapi kikilnya dengan syarat dicek gula darah setiap hari harus dibawah 80 poin. Diet ini signifikan menurunkan berat badan dari 117 kg menjadi 90 kg, berarti 27 kg berhasil turun dalam medio 1 tahun. Hanya saja tidak bertahan lama, 2 tahun berlalu dan mulai cheating karbo, jelas ini berbahaya karena beresiko stroke dan penyamit kekurangan mineral, katanya. Akhirnya diputuskan untuk kembali normal makan minum tetapi dengan porsi yang sedikit.

Apa lagi ya, bentar adalagi diet DEBM (diet enak bahagia dan menyenangkan). Coba diikuti tapi akhirnya kalah juga dengan ketidakdisiplinan ini dan rasa kasihan serta kabitaan disaat melihat para pedagang makanan yang selalu hadir ngagupayan eh memanggil – manggil.

Maka dilakukan konsultasi ke dokter, minum obat, disuntik serta wajib berolahraga teratur. Namun pilihannya sekarang hanya jalan kaki saja karena pasca patah kaki tahun lalu, mengubah pola olahraga yang harus dilakukan.

Dari evalusi ingatan dan arsip kehidupan tadi ternyata berhubungan dengan ‘Innamal a’malu binniyat’ yaitu Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung dari niatnya sebelum melakukan ihtiar. Ada kesalahan niat yang harus dikoreksi, yaitu ungkapan atau ucapan niatnya. Selama ini niatnya dan semangatnya adalah ‘Bertekad bulat untuk langsing.’

Sekali lagi bahwa niatnya adalah ‘BERTEKAD BULAT’ ini ternyata yang menjadi pengganjal ihtiar selama ini karena niatnya bertekad untuk membulat, pantesan badan ini makin bulat hehehehe.

Bismillahirrohmannirrohiim..

Semenjak tulisan ini hadir, niat dan tekadnya telah diubah ya kawan, sekarang BERTEKAD LANGSING DENGAN BERAT BADAN IDEAL, bukan bertekad bulat lagi.

Selamat pagi kawan, jangan lupa tersenyum menyambut harapan di pagi ceria hari ini. Wassalam (AKW).

Sarapan pagi di PRETTY BOY.

Sarapan dulu di Pretty Boy.

MELBOURNE, akwnulis.com. Sebuah catatan penting dalam tulisan perjalanan perkopian kali ini adalah sebuah pepatah lama tentang “Dimana Langit dijunjung, disitu bumi dipijak” itulah yang terjadi pada pertemuan awal dengan pelayan restoran Golden Mug’s cafe yang agak mengerutkan dahi karena order kopinya Americano. Ternyata begitu sensitif rasa memiliki istilah kopi tersebut, “No Americano but Longblack only”

Tulisan lengkapnya di LONGBLACK ONLY ya, klik aja.

Jadi tanpa perlu debat, gunakan pepatah tadi dan ikuti flow suasananya. Bangun komunikasi dan kembangkan senyuman maka diplomasi kopi akan terjadi dan persahabatan menjadi nilai utama dalam perjalanan ini.

Nah dari pengalaman tersebut, maka fasilitas sarapan pagi di hotel Novotel Central Melbourne inipun tidak repot-repot lagi mencari americano, cukup dicari kopi longblack, titik.

Sarapan pagi berada di lantai 2 dengan nama restorannya adalah Pretty Boy Resto dan mulai melayani breakfast bagi para penginap mulai pukul 06.00 sampai 10.00 waktu setempat. Menu sarapannya lumayan baik pilihan karbohidratnya seperti roti, crackers oat lalu proteinnya jelas daging slice dan bacon serta aneka sosis. Untuk pilihan salad, tersedia juga cukup lengkap plus ada tomat bakar

Untuk pilihan minumnya sudah jelas bahwa air mineral dan kopi. Nah, pilihan kopinya yang berdasarkan sajian mesin, ada americano eh lingblack, cafelatte, capppucino dan tentu eapresso. Mesin kopi otomatisnya cukup besar, tapi nggak perlu ragu. Baca saja tombol yang ada tulisan pilihan kopinya, lalu simpan cangkir di posisi yang tepat. Pijit tombol dan tunggu sekitar 10 detik,maka keluarlah pilihan cairan kopi yang diinginkan. Biarkan sampai tuntas dan setelah indikator digital kembali ke posisi awal, itulah saatnya cangkir kopi diambil untuk dibawa ke meja tempat sarapan pagi.

Terdapat juga penawaran untuk kopi yang dibuatkan oleh barista St. Ali Coffee dengan membayar 4 Dollar, tapi itu tidak menjadi pilihan penulis. Cukup dengan mesin kopi yang ada sekaligus bisa berjalan-jalan keliling resto, nggak mager di meja sarapan saja. Sekaligus berhemat dengan mengawal ketat pengeluaran yang yang dianggap bukan prioritas.

Selamat pagi dan selamat menyeruput kopi. Wassalam (AKW).

***

Lokasi :
PRETTY BOY ITALIAN STEAK HOUSE
Level 1/399 Little Lonsdale Street. Melbourne VIC 3000, Ostrali

Espresso doubleshot di Novotel Ngurah Rai.

Minum kopi dan bersiap pagi2 untuk pergi

BADUNG, akwnulis.com. Gerimis pagi masih membelenggu raga untuk malas beranjak dari peraduan. Tetapi jangan harap bisa berlama -lama bersantai karena banyak agenda yang harus dijalankan di hari ini. Ada berdasarkan ittenary ataupun improvisasi dalam bentuk agenda spontan karena melihat sebuah peluang, karena rencana yang paling menantang adalah sesuatu diluar rencana hehehehe.

Maka segera membasuh diri serta merendam kemalasan di bathtub dengan air hangat plus busa sabun yang sebenarnya menyenangkan. Lalu bersiap menggunakan pakaian yang layak untuk menikmati hari ini.

Bergeraklah dari lantai 3 menuju lokasi di lantai lobi untuk menikmati fasilitas sarapan pagi di Hotel ini, Novotel Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Persiapan pertama tentunya jangan lewatkan kesempatan mengganjal perut di sesi sarapan dengan variasi makanan western, asia dan indonesia serta ada yang paling penting yaitu morning mood booster, kopi mana kopi?

Nggak perlu pake lama, sedikit berkeliling saja sudah jumpa dengan mesin kopi yang akan menghadirkan rasa dan suasana berbeda. Memang tidak ada sajian kopi manual, tetapi dalam rumus #kohitala masih ada pilihan menu yang bisa dinikmati yaitu espresso, double espresso dan americano plus longblack.

Pilihan pertama tentu americano, sajian mesin kopi yang menggabungkan double espresso dengan air panas sehingga masuk kategori middle atau medium body dan bisa dinikmati sambil mengunyah aneka sayuran dengan saus salad yang tersedia. Salad thousand island yang menjadi pilihan.

Srupuut.  Kunyah kunyah, nikmat.

Kopi kedua supaya lebih mantabs maka kembali ke mesin kopi tadi dan memilih double shoot espresso yang ditampung kembali pada cangkir putih kejujuran. Pahitnya lebih terasa, tetapi disitulah letaknya kejujuran rasa sehingga bisa melupakan dan atau menghapuskan pahitnya kenangan kehidupan.

Tak lupa 2 buah sosis ayam dan daging sapi asap ditaburi bubuk keju permessan yang juga disandingkan tomat bakar yang menggoda. Lengkap sudah sarapannya, pengganjal perut tuntas serta kopi sebagai mood boosterpun sudah 2 gelas eh 2 cangkir.

Selamat beraktifitas di Bali Kawan, beredar. Wassalam (AKW).

KEGALAUANKU TERWAKILI SENYUMMU

Jangan galau, tulis aja. gampang kok.

BANDUNG, akwnulis.com. Ketika sebuah kata kembali menjalin rasa dengan kata yang lain, maka terwujudlah kalimat. Begitupun dengan kegundahan ini. Awalnya hanya merasa sedikit saja rasa gelisah, tetapi setelah bergabung dengan keresahan lainnya ternyata berbuah tekanan yang menyesakkan dada. Padahal permainan kata dan gelisah, awalnya hanya berada diseputar kepala. Namun setelah berkumpul ternyata berpindah, menekan dada memenuhi layar smartphone dengan tulisan status atau caption gambar yang mungkin berharap apresiasi.

Maka perlawanan diri harus segera beraksi, bergerak lincah memunguti kata yang bermakna harapan, optimisme dan semangat ditautkan dengan kalimat kolaborasi sehingga mewujudkan aksi yang (seharusnya) berkelanjutan tak perlu henti. Bergeraklah jemari jaman memunguti kata yang berserak dan sudah terpapar keegoisan serta menjebak diri pada zona nyaman.

Padahal dunia belum baik-baik saja, tapi kenapa sebagian kata malah terdiam, tunduk pasrah tak berdaya serta memeluk erat kebiasaan yang sebetulnya sudah ditinggalkan jaman. Di sudut kiri kata bijak tersesat dengan kepungan nasehat sesat yang seakan modern padahal mungkin berselimut kepalsuan.

Dada yang sesak dilawan perlahan oleh dzikir yang ternyata begitu sulit diucapkan karena sebagian kata telah menjahit bibir dengan lipstik tanda kutip mengkilap penuh hasrat. Dipaksakan diucap maka perih menyeruak, tapi ini perlu diperjuangkan. Perlahan tapi pasti kata optimis gelayut erat dengan kata harap, membantu bibir bergumam dan melepaskan ikatan kegundahan.

Ternyata itulah kata kunci, karena sebenarnya raga ini hanya sebatas kefanaan yang nyata, dimana ruh abadi harus bertakzim kepada Illahi agar hamparan dunia dan kemegahan akherat berjalan lancar dalam keberkahan-Nya.

Jadi kata utama adalah kata ikhlas menerima semua takdir yang telah dicatat langit jauh hari sebelum raga ini tiba di dunia. Lalu berpadu dalam optimisme serta harapan yang menumbuhkembangkan warna warni dalam jiwa dan raga. Maka kegundahan berubah warna menjadi ceria dan sesaknya dan berganti kelegaan serta tetesan air mata taubat yang bukan hanya sesaat.

Selamat memaknai tahun 2023 dalam rangkaian kata ikhlas, optimisme, harapan dan taubat. Wassalam (AKW).

COLD BREW at CALIA Resto.

MELBOURNE, akwnulis.com. Nama tempatnya adalah restoran CALIA, sebuah tempat yang menarik bagi pelancong perdana yang baru belajar menjejakkan kaki di luar negeri pasca 2 tahun lebih pandemi covid-19 mendera. Setiap detik dan capture suasana di kota melbourne ini adalah catatan penting kehidupan yang sebisa mungkin di rekam dalam ingatan serta sebagian tersimpan dalam dokumen photo dan video di smartphone sebagai dokumentasi mentah. Selanjutnya diolah sesuai kebutuhan, apakah menjadi laporan resmi perjalanan luar negeri atau laporan tidak resmi yang tersaji di media sosial dan website / blog pribadi.

Ditempat inilah kehangatan persaudaraan begitu kental tersaji, padahal baru berjumpa dan berkenalan dengan pasangan suami istri yaitu ibu Nita dan Pak Emil, pasangan suami istri yang sukses di negeri kangguru dan menjadi resident permanen warga australia sekaligus sebagai contoh diaspora yang berhasil, proud of you.

Diskusi yang penuh kehangatan terus bergulir, sementara penulis menyempatkan diri menelusuri menu makan siang kali ini yang cenderung adalah sajian makanan asia khususnya jepang. Sebenernya bukan itu yang dicari, tapi target utama adalah manual brew kopi yang ternyata harus mentok dengan kopi buatan mesin saja. Nah sebagai pilihan akhirnya mencoba kohitala di negeri kangguru ini adalah kopi cold brew saja. Kopi hitam tanpa gula yang diproses dengan metode manual meskipun butuh waktu cukup lama, 12 jam lalu atau sehari sebelumnya.

Cold brew original coffee, please”

Untuk sajian makanan beratnya dipesankan bersama-sama, karena jika satu persatu khawatir tidak habis dengan perut masing-masing yang perlu penyesuaian. Biasa nasi berganti roti, mungkin bisa jadi problem bagi sebagian orang, kalau penulis mah apa aja, digayem hehehehe.

Tak berapa lama segelas kopi hitam dengan es batu tersaji, disertai semangkuk edamame dan di piring panjang potongan segar daging ikan dari kakap, salmon juga cumi-cumi dan baby octopus dilengkapi kecap asin, taburan rempah serta wasabi, itulah menu makanan berat kali ini, sashimi.

Benar saja, sebagai peserta delegasi laki-laki termuda, uhuy termuda karena kebetulan saja maka mendapatkan tugas penting sebagai petugas kebersihan makanan. Maka sashimi yang cukup berlimpah menjadi tugas baru untuk dihabiskan sekaligus menjadi sajian menu makan siang yang mengenangkan. Dilengkapi sruputan kopi cold brew yang menyegarkan dan tidak sempat review lengkap karena keterbatasan kesempatan untuk berdiskusi dengan pelayannya yang mulai sibuk dengan pesanan – pesanan lainnya.

Nikmatnya kopi dingin ini melengkapi pengalaman ngopi di negeri kangguru tepatnya di pusat kota Melbourne Victoria.

Tunggu catatan kopi lainnya ya, termasuk berburu kopi yang tidak semuanya sesuai rencana. Itulah makna perjalanan kehidupan. Wassalam (AKW).

***

CALIA – Japanese Resto
Addres : Shop 31A/287 Lonsdale st, Melbourne Victoria 3000, Ostrali.

.

MELBOURNE & KOPI – meeting & coffee

Sarapan jalan meeting jalan ngopi..

MELBOURNE, akwnulis.com. Makan pagi sekaligus ngopi Longblack di Golden Mug’s Cafe adalah memontum pertama menikmati kopi hitam tanpa gula di benua australia. Belum apa-apa udah kangen pengen minum manual brew V60 dengan diawali keharuman biji kopi yang di grinder sempurna lalu berproses seduhan lembut sehingga mampu berekstraksi maksimal, hmmm sedapnya.

Tapi itu masih di tataran khayalan, karena kenyataannya langsung berhadapan dengan agenda kegiatan yang cukup padat merayap. Buktinya sekarang sudah dua meeting terlaksana. Pertama meeting di Golden Mug’s cafe dalam rangka persiapan dan kedua adalah meeting serius di ABC Building Shoutbank bersama pengurus MSO (Melbourne Simphony Orchestra). Dari Novotel Hotel Central kami berempat berjalan kaki menembus suasana kota melbourne yang cerah namun terasa dingin berangin dengan cuaca sekitar 10 ° celcius.

Berjalan cukup jauh dan menghabiskan waktu sekitar 35 menit. Tetapi perjalanan skuter ini, maksudnya suku (kaki) muter ini begitu menyenangkan karena bisa menikmati suasana dan pemandangan kota yang beragam. Gedung-gedung modern dan gedung – gedung tua saling berdampingan dan menjadi sinergi lanskap yang memukau.

Juga perjalanan melewati jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Yarra begitu memikat untuk diabadikan dalam pose terbaik sebagai bagian dari sejarah hidup.

Cetrek.
Cetrek.
Cetrek.

Diskusi dengan pihak MSO diawali dengan tahapan masuk gedung dan registerasi menggunakan mesin pendaftaran touchscreen dan akhirnya keluarlah kartu tamu lengkap dengan nama dan photo kita serta siapa yang akan dituju. Jadi jangan lupa nama kita, pekerjaan, alamat email dan nomor hp sebagai kelengkapan registerasi… lanjut.

Pada tahapan diskusi dan hasilnya nanti tertuang dalam nota dinas lampiran ya. Karena memang tulisan ini memang urusannya dengan perkopian yang kebetulan ngopinya nanti setelah tugas resmi tuntas ya… kecuali kalau pas meeting disuguhinya kopi, itu bakal beda lagi ceritanya.

Tuntas pertemuan maka saatnya berjalan kaki kembali menuju hotel. Tapi ternyata air hujan menyambut dengan derasnya, membuat kita berempat terpaksa berteduh dulu di balik bangunan tinggi sambil menunggu hujan mereda. Betul – betul summer yang aneh, tapi mari kita nikmati karena tidak setiap hari huhujanan (hujan – hujanan) di negeri orang.

Nah setelah agak raat eh mereda, mulailah berjalan kaki kembali. Meskipun sesekali masih harus menghindar dari tetesan butir hujan yang tiba-tiba datang. Disinilah kegesitan diuji. Sieeet.. nyingceet dan berteduh. Lalu berjalan lagi dengan rute agak berbeda dengan menyusuri boulevard sungai yarra yang luas banget, pokoknya buat para pedestrian mah kota ini surga.
Sebagai bukti dokumentasi maka beberapa swapoto bersama menjadi penting, kebetulan pak bos jago ambil gambar dengan smartphone canggihnya, lengkap sudah photo kami berempat dengan latar belakang keindahan kota melbourne ini.

Sebagai penutup tulisan ini, maka kesempatan bersua dengan secangkir kopi sambil menikmati deru hujan badai yang hadir tiba-tiba menjadi sensasi tersendiri.

Atuda nggak kebayang kawan, tadi jalan kaki dan berphoto riang menyusuri boulevard sungai yarra dalam keadaan cerah meskipun berangin, lalu pas sudah menyebrang jalan di jembatan suasana berubah menjadi teduh dan berawan. Maka diputuskan untuk berhenti sesaat di dekat stasiun… karena kebetulan juga melihat kedai kopi dan mungkin cemilan yang bisa menemani serta mengisi perut ini karena mungkin mulai kosong setelah energinya terkuras oleh jalan kaki siang ini.

Setelah pesan segelas americano eh longblack ukuran medium dan 3 cappucino ukuran medium juga. Kami berempat duduk sesaat sambil menikmati sore. Sementara Bu Enci memesan juga cemilan agak berat berupa chicken wings yang hadir menyusul.

Awalnya hujan gerimis saja tetapi hanya hitungan menit menjadi hujan besar dan berangin, seperti badai kecil yang mulai meresahkan. Semua aktifitas pergerakan manusia di jalanan terhenti dan menepi menghindari hujan yang mengganas. Hanya hitungan menit suasana berubah seperti badai dengan angin kencang dan air hujan yang begitu deras menghunjam bumi. Awalnya hati ini khawatir takutnya muncul banjir cileuncang melihat curah hujan yang begitu menggila. Tapi melihat wajah – wajah yang berteduh biasa saja dan hanya menepi menghindari hujan, berarti situasi begini adalah rutinitas. Ya sudah lebih baik duduk dan ngopi saja, kebetulan sajian kopi sudah hadir tinggal di eksekusi eh disruputi.

Bener saja, 4 menit kemudian suasana berubah. Hujannya tiba-tiba reda dan angin kencang berganti semilir angin yang menawarkan kedamaian, awan mendung perlahan pergi dan cahaya mentari kembali hadir meskipun terlihat malu-malu. Orang-orang bergerak kembali dengan aktifitasnya dan kamipun lanjutkan ngopi lalu setelah habis, bergerak pergi. Melangkahkan kaki lagi menuju hotel tempat menginap sambil menikmati luasnya trotoar di kota melbourne ini. Wassalam (AKW).

Longblack Only.

Tidak ada waktu bersantai, gasskeun…

MELBOURNE, akwnulis.com. Early check in menjadi pengobat rasa lelah dan mengurangi kepenatan setelah penerbangan selama 5 jam 45 menit dari Denpasar ke Melbourne, dilanjutkan 90 menit proses keluar bandara. Tentu itu membutuhkan stamina dan kesabaran, apalagi penyesuaian waktu dengan perbedaan lebih cepat 4 jam di banding di indonesia, perlu juga kekuatan lahir bathin menghadapinya.

“I need a mood bosster” teriakan halus dalam hati semakin menguat dan membahana hingga menyentuh amigdala. Maka tubuh segera bergerak ke kamar mandi hotel dan membersihkan diri menjadi sebuah kewajiban. Segar terasa disaat butiran air di shower menyentuh kulit di badan ini.

Tidak ada waktu untuk jetlag karena siang hari nanti langsung dihadapkan dengan agenda pertemuan perdana bersama pihak Melbourne Sympony  Orchestra. Semangat kawan. Mandi lalu bongkar koper dan ganti baju serta bersiap untuk menghadapi kenyataan serta bersyukur bisa menginjakkan kaki ini di benua australia.

Longblack & Chicken Salad / Dokpri.

Turun dari lift hotel langsung menuju ke loby dan bergegas belok kiri menuju sebuah cafe yang bernama Golden Mug’s cafe. Kebetulan relatif sepi sehingga bisa memilih tempat duduk sesukanya.

Disinilah sebuah percakapan awal tentang kopi dimulai, meskipun dengan bahasa inggris terbata-bata tetapi dengan kepercayaan tinggi bahwa kemampuan penguasaan bahasa kita lebih baik, maka semua jadi baik – baik saja.
“Maksudnya bahasa inggris kamu lebih baik?

Bukan begitu persfektifnya kawan, tapi begini. Mereka fasih sekali bahasa inggris tetapi hanya satu bahasa yang dikuasai sementara kita rata-rata menguasai 3 bahasa

Longblack & Air Mineral / Dokpri.

Bahasa apa saja?” Berondongan pertanyaan datang begitu gencar.

Kalem bro, kita bisa bahasa inggris terbata-bata, bahasa Indonesia dan bahasa sunda atau bahasa daerah lainnya”

Rekanku terdiam dan tersenyum, lalu mengangguk sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Tapi pada prinsipnya setuju dengan pendapatku.

Americano medium Sir”

Wajah pelayannya agak menegang dan menjawab, “We dont have Americano, only Longblack!” Tegas banget.

Sarapan yuk / Dokpri

Olala, otak langsung loading dan ingat bahwa ini australia, americano mah di amerika, lha wong namanya juga america + no.

Oke, medium longblack and chicken salad”

Baru tuh bule tersenyum dan melanjutkan pelayanan sambil menghitung harga hingga muncul angka 24.8 Aud atau sekitar Rp. 267.840.. lumayan mahal juga untuk ngopi dan sarapan. Kalau kopinya saja ukuran medium itu 5 dolar australia (Rp. 54.000).

Tapi karena ini judulnya adalah pengalaman, ya ditebak saja harga segitu. Asal jangan tiap hari, bisa jebol keuangan atuh.

Urusan rasa tidak ada yang istimewa karena longblack itu adalah sajian kopi espresso yang dicampur dengan segelas air panas sehingga secara volume lebih banyak. Hanya model pembuatannya saja yang dibalik jika dibandingkan kopi americano. Kalau americano diawali dengan menuangkan double shot espresso baru dikucurkan air sementara longblack sebaliknya.

Sisa sisa / Dokpri.

Srupuuut…… nikmat guys. Bukan rasa kopinya tetapi suasana dan perjuangan hingga sampai ke tempat ini termasuk kesempatan langka yang patut disyukuri. Lalu hadirnya chicken salad adalah sarapan perdana di negeri kangguru karena sejak turun dari Qantas Airlines tadi pagi belum masuk sedikitpun makanan di perut ini.

Nyam nyam
Srupuuut….

Piring berisi chicken salad sudah tandas begitupun disusul dengan kosongnya cangkir yang berisi longblack ukuran medium.

Sarapan pagi yang penuh arti dan ngopi hitam tanpa gula pertama di negeri orang. Wassalam (AKW).

Americano Cocorico

Menikmati Sajian Americano Cocorico dan kawannya.

DAGO, akwnulis.com. Senin pagi identik dengan pelaksanaan apel pagi tentunya. Sebuah aktifitas rutin yang sekaligus dinilai sebagai salah satu komitmen kedisiplinan sebagai aparatur sipil negara. Maka ketepatan waktu hadir di kantor atau sebaiknya datang lebih awal menjadi sangat penting untuk mempersiapkan berbagai kemungkinan, karena posisi sebagai peserta apel bisa seketika berubah menjadi pembina apel pagi.

Tuntas apel pagi maka bersiap dengan segala kesibukan seminggu ke depan yang diawali oleh rapim (rapat pimpinan) atau tugas lain yang mengharuskan hadir mewakili pimpinan sekaligus menyampaikan kata – kata sambutan. Begitupun kali ini, tugas disampaikan dan setelah briefing internal segera berangkat menuju lokasi acara di daerah dago atas.

Ternyata disinilah kembali bersua dengan kohitala, si kopi hitam tanpa gula. Alhamdulillah. Teman – teman panitia gercep dan langsung menyajikan di meja tempat para tamu undangan. Langsung disambut dan tentunya baca Basmalah baru di sruput.

..ups, sedikit terdiam, ternyata panitia yang membuatnya adalah kopi standar, maksudnya kopi hitam dan masih diberi gula. Terasa begitu manis tetapi bukan itu yang diharapkan. Manis ini yang menghilangkan makna rasa dari perkopian. Tapi demi sebuah penghargaan karena telah disajikan, sruput lagi sekali dan sudah. Manisnya begitu memabukkan seperti manisnya kamu huhuy.

Sesi sambutan telah berlalu diteruskan diskusi dan basa basi hingga tiba akhirnya jam istirahat dan bergeser dari tempat acara ke tempat makan siang. Disinilah pertemuan dengan kohitala yang sebenarnya yaitu ‘Americano Cocorico’. “Keren khan namanya?”

Sajian Americano Cocorico ini adalah segelas kopi hitam tanpa gula yang hadir dari sajian doubleshot espresso ditambah air panas sehingga menjadi secangkir besar penuh krema dan makna. Cocoriconya adalah nama cafenya. Sebuah cafe yang mengembalikan kenangan masa kecil karena namanya adalah nama sebuah permen terkenal bagi anak sembilan puluhan. Permen gula berbungkus coklat dan cukup awet diemut dimulut karena keras dan padat.

Melengkapi makna cocorico ini tentu perlu juga ditanyakan kepada managernya yang kebetulan berada di tempat. Makna cocorico itu katanya berasal dari bahasa itali yang berarti ayam berkokok di pagi hari… otak langsung muter, jangan – jangan suara ayam berkokok kita kedengeran sama orang itali bukan ‘kongkorongok’ tapi ‘koo korikoo’ .. ah aya aya wae.

Sang manager melanjutkan, secara makna memiliki arti mendalam yaitu untuk meraih rejeki yang banyak dan berkah maka harus bangun dan berihtiar sepagi mungkin diawali dengan kokok ayam cocorico, begitu katanya kawan.

Sekarang saatnya menikmati sajian Americano Cocoriconya tentu dengan sruputan pertama dan sruputan selanjutnya. Body boldnya hadir memanjakan indra perasa, acidity jelas less begitupun aftertaste, tapi sentuhan kremanya memberikan sensasi berbeda. Selamat ngopay hari ini. Wassalam (AKW).