
BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah rasa adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada mahluknya. Meskipun tidak semua bisa memaknai bahwa dibalik rasa ada sejumput cerita yang terkadang rumit jika harus dibagikan dalam bentuk cerita. Karena tidak semua orang bisa lantang menyuarakan kata dan menyampaikan secara gamblang apa yang dirasa. Itulah salah satu dinamika kehidupan yang nyata.
Nah, media sosial bisa menjadi jembatan kegawalauan.. eh typo.. kegalauan rasa dari setiap individu. Menjadi tempat berbagi yang ternyata bisa ditentukan sendiri oleh pemilik akun. Apakah memang ingin dilihat publik atau sebatas lingkaran bestie saja, atau malah hanya sebagai catatan pribadi sehingga privat akun menjadi pribadi… tinggal memilih.
Meskipun mayoritas dikala galau dan sedih, kepengennya tuh dilihat orang lain di medsos dan diperhatikan atau dipedulikan oleh teman-teman dengan taburan jempol dan komentar. Terlepas yang ngasih jempol itu memang murni hadir dari hati atau iseng dan juga karena belas kasihan, yang penting sebuah jempol adalah bentuk atensi apalagi komentar yang senada, tentu menjadi penyemangat untuk kembali bangkit dan lupakan kegalauan.

“Kalau kamu sendiri gimana?”
Nah, saya sih lebih berusaha mengubah energi sedih ini dan rasa galau itu menjadi bentuk lain yang berbeda tapi tentu bikinnya sederhana. Baru diposting di medsos pribadi. Biasanya gabungan gambar dan kata-kata bias yang miliki banyak makna sehingga membebaskan siapapun yang melihatnya untuk mengartikan perasaan yang sedang melanda.
“Apakah peduli dengan jempol dan komentar?”
Saya sadar diri bukan influencer atau orang terkenal, jadi hadirnya jempol – jempol dan like like serta komentar di media sosial lebiih dimaknai general saja. Jadi mengalirlah seiring takdir menggiring mahluk dan cerita masing-masing.

Yang penting apa yang diposting tidak menyinggung orang atau pihak lain. Ada sentuhan seni dan permainan kata serta terdapat kedalaman makna. Itu kata penulis sih, terserah kata orang lain. Serta yang paling utama adalah mengalihkan kegalauan dan kesedihan dari diri ini ke postingan medsos yang bakal dilihat banyak orang. Jadi khan nggak bete lagi…. gituuu.
Udah ah, mau posting dulu di medsosku yach. Wassalam (AKW).