
CIMAHI, akwnulis.com. Pagi yang cerah ternyata tidak semua perjalanan menjadi mudah. Perjalanan yang biasanya cukup 30 menit untuk tiba di kantor, sekarang berlipat menjadi tiga dengan 60 menitnya terdiam dan atau bergeser perlahan seolah tanpa harapan.
Jika bicara agenda kegiatan maka jelas sudah berantakan, jadwal meeting pagi terpaksa delay, anak sekolahpun sudah jelas kesiangan. Suara hardikan dan klakson silih berganti tanpa menghasilkan solusi?
Ada apa ini?….
Kalau nafsu sih akan bicara bahwa ini salah aparat ….. eh tapi khan diriku juga bagian dari aparatur sipil negara hehehehe…. ga jadi ah, atuh nyalahin diri sendiri. Meskipun suasana kali ini macet dimana-mana nggak ketulungan, bikin stres.
Jadi karena apa?…. coba dirunut lagi lebih makro, apakah ini terkait dengan ketidakseimbangan pertumbuhan kesediaan jalan dengan peningkatan jumlah kendaraan yang beredar di masyarakat?.. atau karena memang pergerakan rutin manusia dari rumah di pinggiran kota ke kota untuk bekerja adalah penyebabnya?…
Udah jangan pusing ah, daripada mikirin kemacetan mending menikmati kopi hitam. Caranya gampang, buka termosnya … eh salah, siapkan dulu mejanya, pasang gelas kaca mini kesayangannya baru buka termos dan tuangkan… cuuur.

Sajian kopi hitam tanpa gula arabica natural sylvasari gununghalu yang harum mengubah suasana kemacetan menjadi tetap macet tapi suasana hati lebih damai. Ya iya atuh macet mah tetep aja, tapi suasana hati lebih tenang dan bisa menerima kenyataan.
Srupuuut…..
Nikmaat.
Ternyata kalau melihat samping kanan kiri depan belakang dalam suasana macet ini, terdapat satu hal yang mendasar dan membuat kemacetan ini terjadi. Jika dibuat kalimat adalah, “Tidak semua kekompakan itu baik hehehehe”…
Pagi ini semua kompak lho, padahal mayoritas tidak kenal satu sama lain. Kompak hadir bersama-sama dengan motor dan mobil kesayangan pada waktu yang sama meskipun tujuannya berbeda tetapi harus bersua di tempat yang sama.
Kompak banget semuanya, padahal nggak ada broadcast all dan woro-woro untuk berada di jalan ini. Semuanya berkumpul dari utara jalur Baros, selatan dari Margaasih dan Cibogo dari barat adalah Cangkorah dan Batu jajar serta dari timur Cimindi semua berlomba memenuhi ruas jalan Leuwigajah yang segitu-gitunya.
Sudah ah, dipikirin juga tetep aja macet. Ya sudah sruput lagi kohitala manual brew arabica natural yang diseduh tadi pagi di rumah. Srupuut.. Alhamdulillah, kemacetan karena kompak ini ternyata bertahan lama. Sabar sabar dan sabar, Wassalam. (AKW).
Ngabibita ah bapa mh suruput geboy
LikeLike
Pami teu isin hoyong ngagorowok kaluar harita “rek kamarana atuh woy, mending ngopi daripada mamacetanmah” hehe mung isin ku Bapak
LikeLike
Menikmati kopay dan film kehidupan 😊🙏
LikeLike
Yaa Allah meski cerita dan tisan selalu sekitar :kopi” tapi sering juga ada tulisan yang inspiratif ….”kompak tidak selalu baik”👍👍
LikeLike