Kopi Karatina Kenya di HALOKa.

Menikmati sajian kopi manual brew di Kota Kembang.

BANDUNG, akwnulis.com. Disaat sesi makan siang, maka berhamburanlah berbagai jenis orang dan profesi untuk beredar dalam rangka mencari sesuatu untuk mengganjal perut dan dahaga yang mungkin ditahan selepas sarapan pagi tadi.

Ada juga yang belum sarapan pagi demi alasan pengiritan dan takut kesiangan tiba di kantor. Jadi cuma setangkup roti isi telor ceplok saja untuk sedikit mengganjal perut.

Walah itu bukan sarapan?”…

Bukan atuh, sarapan mah harus nasi”

Sebuah jawaban pasti dari USA (urang sunda asli) heu heu heu, jadi sarapan dan makan siang atau malam itu harus nasi atau sangu, makanya ada istilah…. SANGUAN.

Padahal sarapan mah bebas yang penting ada unsur karbohidrat dan protein plus sayuran, tapi kalau nggak sempet yaa…. makan siangnya yang dibanyakin menu sayuran. “Setuju khan?”

Setuju pisan, nggak usah nasi juga gapapa. Bisa diganti lemper, bubur, kupat, buras, lontong dan sebagainya…. nah disini penulis terdiam, karena yang disebut barusan adalah berbahan dasar sama dengan nasi hehehehe.

Udah ah bahas sarapannya, sekarang kembali ke tujuan penulisan, yaitu bahas si kopi hitam kesayangan.

Maka bergeraklah raga menuju jalan Veteran di Kota Bandung untuk menikmati kopi asli kohitala dengan metode manual brew V60 sekaligus makan siang.

Nama tempatnya HALO KA, sebuah nama yang ramah dan familiar maka jangan ragu membuka pintu cafe menuju ruang dalam dimana sang barista dan pelayan serta koki menanti.

Setelah basa basi sebentar, sang barista bernama Bisma memulai pembuatan sajian manual brew V60 dengan pilihan beannya adalah arabica karatina kenya.

Tring….. proses lengkapnya bisa dinikmati di channel youtubeku : MENIKMATI KOPI DI HALOKa.

Setelah disruput dengan nikmatnya, terasa menghilangkan segera dahaga perkopianku. Bodynya medium saja dan after taste standar tanpa ada sejumpul rasa ninggal. Sementara after tastenya ada rasa selarik manis dan juga asam dari lemon yang memberi pengalaman kesegaran kali ini.

Menu cemilannya juga banyak dan menu makanan beratnya juga spesial, malah ada paket makanan yang nggak berat di kantong. Ntar deh ditulisnya, mau nyruput duluu….. slruppp. Alhamdulillah.

Met weekend kawan, Wassalam (AKW)

***

Kafe Haloka, Jl. Veteran No.7 Kebon Pisang, Kec. Sumur Bandung Kota Bandung.

JEMPOLKU & SABAR

Cerita dari sang Jempol yang sedang ngalalakon.

BANCOR, akwnulis.com. Sederet kalimat tanya memecahkan keheningan yang melingkupi suasana malam yang temaram.

Mengapa beberapa hari ini begitu malas menggerakkan jemari diatas tuts keyboard virtual di smartphone ini untuk -menulis- seperti biasa?”

Sebuah tanya menggema dalam dada, padahal jikalau dilihat banyak momentum yang menarik untuk ditulis, dicatat dan akhirnya menjadi sebuah produk tulisan.

Mengapa?”

Maka perlahan tapi pasti mulailah introspeksi dari hulu ke hilir… eh dari hulu ke suku*) yang ternyata banyak sekali alasan yang hadir dengan berbagai kelengkapannya. Seperti rasa cape karena ternyata raga belum stabil dalam masa pemulihan ini, sehingga berbaring sejenak tanpa ngapa-ngapain lebih penting dibanding menulis, daripada berakibat pada hadirnya rasa sakit di kaki kiri pasca operasi sebulan lalu.

Atau bisa saja dengan hadirnya kerjaan yang bejibun sehingga tak sempat waktu untuk sekedar menulis meskipun hanya satu mini paragraf… udah mah satu paragraf dan mini lagi… berarti hanya terdiri dari beberapa kata saja.

Namun jangan salah kawan, beberapa kata ternyata bisa menjadi wakil dari hadirnya sebuah rasa, misalnya ‘I miss u’, hanya 3 kata dan singkat, tapi ternyata bermakna begitu mendalam sangat….. atau ‘Terserah saja’, ini 2 kata sakti yang memiliki beraneka makna tergantung siapa yang berucap, dimana berkatanya dan bersama siapa dia berkata itu.

Nah… supaya lebih praktis mini paragraf ini diperas kembali, menjadi hilang vokal dan konsonan berganti gambar kecil emoticon yang mewakili kegundahan jiwa. Ini lebih praktis lagi, meskipun hati-hati bisa salah klik jadi menampilkan emoticon yang aneh-aneh atau tidak pas dengan apa yang akan disampaikan.

Disinilah peran sang jempol begitu besar dan di posisi strategis, meskipun dibayang-bayangi oleh ‘typo’ akibat jempolnya gemoy atau tinggi ke samping hehehehehe.

Maka latihlah jempol kita tidak hanya bisa menari di keyboard virtual saja tetapi juga rutin berolahraga ringan seperti ngupil, korek kuping ataupun bermain hahayaman atau paciwit-ciwit lutung dan jikalau level advance ya gunakan untuk panco. Untuk aktifitas yang lebih menghasilkan maka bisa ditingkatkan dengan ngurek belut di pinggir sawah atau kolam juga menangkap ikan dengan tangan kosong, maka jari jemari akan terasah lincah.

Ada lagi kalau nggak mau basah – basahan mah, belajar nangkap cicak, ular atau nyamuk dan lalat dengan tangan kosong…. wah ini mah butuh konsentrasi, kelihaian dan kecepatan serta akurasi tertinggi plus ke-tidakgeuleuh-an memegang cicak yang geunyal tapi unyu-unyu serta teman – teman lainnya.

Nangkap cicak pake jempol?”

Iya atuh, jempol dan 4 jari lainnya. Sebuah pertanyaan yang aneh pisan, padahal tinggal gunakan logika dilengkapi imajinasi maka akan hadirlah sensasi. Karena nggak mungkin jempol bekerja sendiri tanpa sinergi dengan keempat jari lainnya, “betul khaaan?…..”

Sementara jika bergeser ke arah bawah dan bersua dengan jempol kaki, maka kembali tersadar bahwa pasca operasi patah ruas tulang telapak kaki perlu penuh sabar dan fokus dalam menjalani penyembuhan.

Khusus jempol kaki juga menjadi strategis karena ternyata perlu treatment khusus dan penuh kehati-hatian untuk menyentuhnya, apalagi memotong kuku jempol kaki… ngurunyud penuh sensasi.

Sesi terapi dengan pemanasan oleh lampu infra red dan sesi getar – getar dijalani semakin menguatkan telapak kaki dan jempol serta semua jari jemari….. terrrrrr… terrrrr.

Maka cara terbaik adalah bersabarlah dan ikuti sesi terapi dengan sepenuh hati dan jangan lupa prokes ketat dikala memasuki rumah sakit karena omicron terus menggila.

Selamat malam dan selamat memegang jempol masing-masing. Wassalam (AKW).

***

Catatan : Ternyata cara terbaik agar kembali menulis adalah…. menulislah apapun itu.

*) kepala ke kaki.

Hari Bahasa Ibu Internasional.

BANDUNG, akwnulis.com. Peringatan hari bahasa ibu internasional telah dilaksanakan oleh berbagai pihak yang telah ditetapkan pada tanggal 21 februari dimana tahun ini berada di posisi hari senin. Beberapa event dan acara telah dilaksanakan termasuk kampanye di media offline dan media online dalam bentuk iklan cetak, media luar ruang dan twibbon di media online.

Untuk di jawa barat sendiri khususnya di priangan, gaung peringatan bahasa ibu internasional ini ditangkap menjadi momentum dalam penguatan dan pelestarian bahasa daerah yaitu bahasa sunda. Sehingga berbagai kegiatan telah berproses dari bulan – bulan lalu dan acara puncaknya digelar di tanggal 21 februari 2022.

Diantaranya kegiatan yang dilaksanakan dan tentunya penulis hadir secara online karena keterbatasan phisik pasca operasi, namun aura kebersamaan untuk menjaga momentum ini begitu kentara.

Rangkaian acara yang berproses nyata dan tertata hingga akhirnya bisa menggugah rasa untuk menguatkan kecintaan kita terhadap bahasa ibu dan selanjutnya merawat agar lestari seperti nilai kasih sayang ibu kepada anak – anaknya yang tiada batasnya.

Bahasa ibu itu apa?” Sebuah pertanyaan singkat namun penuh esensi hadir memenuhi kepala. Maka sejumlah cara dilakukan untuk merangkum pengertianya dalam satu kalimat nyata.

Setelah mencoba mendengarkan paparan dari youtub,… ya searching dulu atuh.. juga tulisan – tulisan di google.. maka dapat disimpulkan bahwa bahasa ibu adalah bahasa yang hadir pertama kali pada saat kita lahir ke dunia.

Jadi tinggal diinget-inget aja, pas lahir…. bahasa apa yang hadir dan akan berpengaruh juga dimana kita dilahirkan.

Meskipun kalau dimana kita dilahirkan, pasti mayoritas akan jawab di rumah sakit dan tempat praktek bidan hehehehehe….

Kembali ke tanggal 21 februari ini berarti idealnya semua bahasa ibu mari kita gairahkan dengan berbagai cara yang elegan. Kalau yang resmi melalui jalur seminar, webinar, talkshow, konferensi dan sebagainya. Juga lomba-lomba pelestarian bahasa daerah dengan dilengkapi aneka hadiah.

Atau… minimal ikutan kampanye di media sosial pribadi melalui twibbon dan photo dilengkapi caption… lalu sebarkaaan.

Ah jadi kangen ibu…

Eggplant Salad & Me

Menikmati makanan ‘sehat’ dan ‘kenyang’, betulkah?

BANDUNG, akwnulis.com. Satu bulan sudah belajar memaknai kata sabar dan ketidakberdayaan sebagai mahluk tuhan yang begitu rapuh dan lemah, diawali dengan kata tijalikeuh*) dan takdir.

*)tijalikeuh adalah bahasa sunda yang artinya : keseleo atau kejiklek atau misalah… eh bahasa sunda lagi deh, yach pokoknya itu dech.

Tantangan selain harus belajar sabar adalah menghadapi peningkatan tonase alias BB yang ternyata kembali bertengger di angka kuintal guys.. 100 bulet buleet pisan… malah beranjak menjadi dalmation (101) dan terus meningkat… alamak, padahal porsi makan sudah dikurangi dan dibanyakin kopi…..

Eh tapi karena kondisi kaki belum boleh menapak sebelah dan full menggunakan tongkat kruk, otomatis olahraga suangaat kurang… jadi ketidakseimbangan ini berakibat nambah bebeb… eh bebe berat badan.

Nah, cara yang paling efektif adalah asupan makanan harus diperketat. Maka dimulailah… eh sebenernya udah lama tapi sering tergoda.. yakni nasinya kurangi… cukup 3 sendok makan.. bukan sendok tembok… atau ganti asupannya oleh karbohidrat lainnya less rice.. gitu ceunah.

Urusan per-salad-an sudah menjadi rutinitas dan hari ini saladnya spesial karena ditemani eggplants alias terong goreng bungkus panir, nama kerennya adalah ‘eggplant salad’ yang datang via mamang grab dan didukung pembayaran via opo…. eh ovo guys..

Ovonya siapa?….. itu cerita berbeda.

Nah bersiaplaaah.. menikmati sajian salad spesial kali ini.

Dikala membuka bungkusnya yang pertama terlihat adalah sayuran berbentuk daun dan potongan tomat cherry….. yummmy.. lalu ada bungkusan kecil berisi butiran keju hancur, daging asap dipotong segi empat kecil-kecil, potongan roti ukuran dadu 7 buah dan dibungkus terpisah ada kayak gorengan gitu… ternyata isinya terong goreng alias eggplant dan sebungkus dressing khas sejiwa… ditambah lagi sekantung plastik eggbenedict alias telor ceplok enyoy keneh.. seperempat mateng cuy…. wow… agak gimana gituuu…

Udah deh… buka dan gabung semua diakhiri dengan dressing yang mengucur diatas sajian… tadaaa… “Asa beda sama di cafenya?”

Pasti beda, lha wong ini piring seadanya dan disajikan di meja kerja, ya inilah hasilnya mari kita syukuri. Karena jangan dilihat hanya dari penampilannya (jika disajikan di cafe) tapi lihat dari hadirnya makanan ini adalah ijin Allah SWT. Meskipun sedang sakit, tak bisa kemana-mana sudah 30 hari, tetapi rejeki menikmati makanan terus mengalir, Alhamdulillah.

Bagaimana dengan kopinya?”…

Wah next tulisan ya, karena sekarang pergerakan terbatas oleh kruk penyangga sehingga belum leluasa menyeduh manual brew kohitala sendiri, maafkan.

Bagaimana rasanya Eggplant salad?”

Tentu sebuah rasa juga adalah keberkahan karena tidak setiap orang diberi nikmat indera perasa dan juga indera perasaan 🙂 ..

Dan…. rasanya enak pisan, dressingnya pas dengan rasa asin gurih sedikit manis dan ada asamnya. Eggplannya renyah juga lengkap dengan rasa segar daun salad dan daun apa ini teh lupa…. kriuk kriuk kress… nyam nyam…

Lumayan latihan mulut mengunyah dan melumat daun hingga bergerak lancar sampai ke lambung….  wareg.. sesaat hihihihi.

Selamat menikmati keberkahan masih diberi rasa dan perasaan oleh Tuhan, Have a nice weekend kawan. Wassalam (AKW).

ARABICA SUNDA GULALI

Sruput dulu Arabica Sunda Gulali…

BANDUNG, aknulis.com.  Gerakan uap panas diatas gelas kaca menebarkan keharuman yang melengkapi kenikmatan kali ini. Secara kasat mata liukannya begitu menggoda, apalagi cairan coklat bening kehitaman yang berada di gelas kaca, penuh rasa.

Lalu ternyata pilihan biji sebagai sumber kenikmatannya adalah Arabica Sunda Gulali, tentu hasil kurasi dan penyeduhan sepenuh hati sang baristi eh barista, lengkap sudah kenikmatan kali ini.

Maka segeralah jemari lentik neng barista menakar bean arabica sunda gulali 15 gram. Segera di grinder ukuran 3 untuk hasilkan serpihan kasar yang cocok untuk manual brew kali ini. Lalu setelah kertas filter V60 dibilas dengan air panas maka giliran serpihan bean bertemu dengan semangat di panas air yang hadir melalui ujung teko gooseneck hingga maksimal 220 ml pada suhu 96° celcius.

Perlahan tapi pasti, tetesan seduhan kopi memenuhi bejana kaca dengan segala keharuman yang menggoda. Setelah prosesi ini tuntas, maka cairan kenikmatan berpindah ke gelas kaca dan perlahan tapi pasti dipersembahkan bagi raga yang menunggu penuh dahaga.

Srupuut….. wuenaak pisan. Segar dan menenangkan. Body medium memberi kesan leluasa dilengkapi acidity menengah yang tidak perlu ninggal di ujung lidah. Sementara after tastenya hadir selarik citrun dan rasa manis sesaat versi frutty dilengkapi rasa sepet tamarind….. ya itu deh yang bisa ditangkap oleh lidah ini.

Vers Youtubenya juga sudah tayang, monggo di klik ARABICA SUNDA GULALI – akwchannel.

Selamat ngopay bray.. Wassalam (AKW).

****

Lokasi ngopay :
Kopi Anjis, Jl. Bengawan No.34 Cihapit Kota Bandung

Kopi : bean arabica sunda gulali.

KARASA – fbs

Yuk ah urang ngararaoskeun…

FIKMIN # KARASA #

Tungtungna ngajaran sarè di rumah sakit jalaran rèk opèrasi suku kènca. Sakamar duaan jeung bapa bapa tengah tuwuh. Teuing gering naon, ngan kareungeu mah utah waè mun nginum atawa barang dahar.

Hahalang ukur hordeng, atuh sagala laku lampahna ècès pisan, karunya. Jigana kèrèsèk geus beak opat losin, da unggal usik utah.

Nyedek ka peuting, katingali beuki ripuh. Bèl meus meus dipencèt, perawat bulak balik. Nu tungtungna tengah peuting rèk dipasang katèter jeung sondè.

Geus tong loba humarurung, ayeuna rèk dipasang katèter mèh teu riweuh ka jamban” sora jikanna bedas.

Embung ah, sieun nyeri”

Teu nyeri, siga disunatan” ceuk Jikanna, salakina unggeuk.

Perawat datang rèk masang katèter, “Mangga pa, ulah geumpeur”

Kuring ngilu muringis, asa nyeri jeung linu dina mamarasna.

Jol gorowok tèh si bapa, “Adaww geloo nyerii, teu jiga disunatan ieu maaahh, asup kana liangnaaaa…”

Kuring leuleus, ngèsang jeung nahan kanyeri. Karasa nyèrèsèt jeung peurih. Cirambay. (AKW).

OPERASI PATAH KAKI

RS IMANUEL, akwnulis.com. Sambil tertatih dan berfikir keras, raga bergerak menuju kantor untuk menyelesaikan berbagai tugas pekerjaan administratif yang menumpuk, sekaligus proses pengajuan cuti sakit di mulai. Secara simultan juga mencari informasi terkait dokter spesialis bedah orthopedi lain sebagai ‘second opinion’ terkait kondisi ruas jari kaki yang patah menyilang sekaligus antisipasi penguatan menghadapi operasi yang cukup mengguncang perasaan.

Esok harinya (20/01) bergeraklah ke RS Immanuel dan mengikuti prosedur pendaftaran sebagai pasien baru dengan status rawat jalan. Ternyata opini dokternya sama, harus segera operasi karena beresiko radang dan merusak jaringan.

Maka… dikuatkan hati dan yakini bahwa ini jalan terbaik. Proses selanjutnya dukungan pembiayaan, berlanjutlah koordinasi dengan pihak administrasi rumah sakit dan pihak prudential selaku mitra asuransi dipastikan untuk segera dilakukan proses operasi melalui mekanisme rawat inap. Diminta 1×24 jam untuk menunggu dan setelah itu bisa segera masuk ruang rawat inap.

Bismillah….

Namun tetap saja, proses operasi ini perlu dana dan disitulah pelajaran penting kembali menyentil diri agar selalu memiliki cadangan anggaran darurat, karena kehidupan memang ada suka dan dukanya. Alhamdulillah dukungan asuransi, dan keluarga terdekat serta tabungan pribadi bisa mengatasi.

Alhamdulillah juga dukungan penuh keluarga dan rekan – rekan kerja memberi semanģat dan kekuatan mental untuk menghadapi semuanya.

Tetap tampil tegar dan seakan menghadapi proses operasi adalah hal biasa, padahal rasa khawatir hadir karena selama ini tidak pernah berurusan dengan rumah sakit secara pribadi, maksudnya dirawat langsung.

Kalau nganter yang dirawat dan ngurus – ngurus mah udah biasa, tapi pas diri sendiri mau operasi… terasa ada hadir rasa khawatir dan banyak pikiran kemari kesana.. eh kesana kemari.

Sabtu (22/01) resmi masuk kamar 811 Gedung Alkemi RS Immanuel dengan pengawalan penuh dokter pribadi istriku tersayang…. dan dimulailah rangkaian persiapan pre-operasi. Oh iya tes PCR menjadi penting dan tuntas sebelum naik ke kamar perawatan. Periksa darah, rontgent, pasang selang infus, periksa rutin tekanan darah secara berkala dan suhu… sampe bosen tuh bolak balik sang perawat… tapi itulah prosedurnya.. jalani dan nikmati. Tepat pukul 22.00 wib setelah pemeriksaan tekanan darah dan dinyatakan stabil normal, maka diputuskan untuk persiapan operasi esok hari…. aduuh.. kok ngilu yach membayangkannya.

Minggu (23/01) Shalat shubuh baru tuntas, langsung persiapan operasi dengan berganti baju khusus berwarna purple…. unyu unyu.. dan ternyata tidak boleh ada selembar pakaianpun… weleh weleh… ada rasa malu dan risih. Namun apa mau dikata, prosedur harus dijalani, khan nggak keren atuh kalau operasi gagal atau ditunda gara-gara nggak mau nyopot kolor kesayangan heu heu heu.

Nah tepat jam 06.00 wib, para perawan… eh perawat datang dan membawa daku beserta pembaringan bergerak keluar kamar menyusuri lorong, masuk dan keluar lift hingga akhirnya ke ruang tunggu operasi yang berAC sangat dingin…. walah, udah mah telanjang trus cuma dibungkus selembar kain ungu… kerasa banget dinginnya… nunggu lagi…. brrrrrrrrr.

Sesuai jadwal, tepat jam 07.00 wib bergerak ke ruang operasi  kembali dipindahkan ke meja operasi yang ternyata hangat membelai kepala, punggung dan bokong hingga kaki bagian belakang… nikmat.

Lalu terdengar intruksi, “Obat bius segera kami masukan ya pak, sebentar lagi bapak akan tertidur”

Benar saja, setelah suntikan dilakukan ada rasa hangat yang mengalirkan kenyamanan di selang infus pada tangan kiri, terasa badan ringan dan…. terlelap.

***

Kayaknya seblak enak buat makan siang” Celoteh para Ko-as menyadarkan diri ini dan memulihkan kondisi diri setelah operasi pemasangan sekrup titanium di ruas jari kaki kiri.

Ternyata 2,5 jam telah berlalu, dan raga ini kembali terbaring di ruang tunggu operasi menunggu jemputan perawat ruangan. Tak berapa lama raga dipindahkan ke tempat tidur yamg menanti di luar ruang operasi, disambut sukacita istri tercinta yang menunggu dengan waswas dan kekhawatiran. Alhamdulillah, proses operasi patah kaki kiri berjalan lancar dan sukses.

Segera tempat tidur yang berisi diriku bergerak menyusuri koridor RS, naik lift dan masuk kembali ke kamar perawatan di lantai 8 gedung Alkemi. Selamat beristirahat. Wassalam (AKW).

***

Ini berdasarkan kisah nyataku dan ternyata dengan menulis bisa sedikit mengalihkan rasa sakit dan linu pasca operasi.

PATAH TULANG 2

Cerita nyata sambungan dari cerita PATAH KAKI…

CIMAHI, akwnulis. Inilah kisah selanjutnya dari cerita PATAH MENYILANG yang terjadi senin (17/01) lalu. Sebuah pelajaran berharga dari sebuah kejadian.

(Ini cerita kisah nyata ya…. )

Hayu kita lanjutkan…

Apel pagi telah usai dan dilanjutkan briefing santai sambil berdiri bersama pak bos dan rekan – rekan struktural. Sambil diselingi tertawa, pembicaraan mencair jauh dari kesan formal. Beberapa informasi lanjutan tersampaikan dan intruksi pimpinanpun hadir untuk dilaksanakan.

Namun di saat akan merubah posisi kaki kiri, terasa linu menusuk hati. Datang dari telapak kaki kiri di pinggir kiri. “Wah kayaknya bener ini keseleo.”

Karena sakit semakin tidak tertahan, beringsut ijin untuk mendahului memasuki ruangan. Ternyata setapak demi setapak langkah kaki begitu menyakitkan. Peluh mulai hadir menandakan raga menahan dengan keterpaksaan. Tapi jangan galau, mari lawan kesakitan ini dan berihtiar untuk penyembuhan.

Punten, panggil Pak MSR” Sebuah permintaan meluncur dari mulut ini dan langsung ditanggapi rekan-rekan. Pak MSR ini adalah pegawai di kantor yang juga punya keahlian memijat urut serta membantu salah urat, keseleo dan aneka kepegalan dalam raga kehidupan.

Tak pake lama, pak MSR hadir dengan minyak zaitun sebagai senjatanya. Tangan terampilnya segera memegang telapak kaki kiri dan menjelajahi kemungkinan urat – urat yang bergeser akibat ‘tijalikeuh‘ tadi.

Ada rintihan dan beberapa teriakan tertahan di saat proses urutisasi terjadi. Sebuah harapan terpatri, semoga segera membaik karena tugas strategis menanti.

Tugas strategis apakah?”

Tugas strategis banyak atuh, sesuai peran dinas. Namun minggu ini sebuah rapat kerja dengan Komisi II DPRD Provinsi Jabar menjadi prioritas, yaitu pembahasan tentang raperda inisiasi desa wisata dan Neraca Satelit Daerah… yang lokasinya di ujung selatan sukabumi tepatnya di kawasan Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi.

Maka kondisi kaki yang tijalikeuh tidak menghalangi keberangkatan, meskipun tentunya ada sebuah rasa ‘nyanyautan‘ sepanjang jalan selama kurang lebih 7 sampai 8 jam.

Cara mengalihkan rasa sakit tentunya dengan melakukan aktifitas yang menjadi hobi pribadi, yaitu menikmati sajian kopi dan mendokumentasikan dalam bentuk tulisan di blog www.akwnulis.com serta membuat video yang selanjutnya di upload di kanal yutub @AKWchannel.

Hasil tulisannya bisa dibaca di KOPI HITAM & LAUT UJUNG GENTENG dan KOPI HALU BANANA – Pelabuanratu serta PAKANCI – fbs.

Nah untuk video di kanal youtube ada beberapa yang dibuat yakni : MENIKMATI KOPI DI PALABUANRATU SUKABUMI lalu UJUNG GENTENG – CILETUH : mantay kerja kerja monitoring ngopi.

Alhamdulillah tugas dinas yang diemban bisa dituntaskan berlokasi di ruang pertemuan villa ujang ujung genteng, meskipun dengan setelan sebelah kaki menggunakan sendal jepit karena kaki kiri ternyata bengkak dan linu – linu setiap digerakkan plus semaleman sulit tidur karena ternyata sakitnya itu semakin meningkat. Param kocok dan obat oles sedikit menghibur dan mengalihkan rasa sakit tersebut.

Tentunya satu hikmah bahwa kesakitan ini mengingatkan diri bahwa diri ini adalah mahluk lemah yang tiada daya upaya tanpa kehendak Allah Sang Maha Pencipta. Hanya terkilir eh tijalikeuh saja, betapa segala aktifitas terganggu dan terasa tersiksa. “Alhamdulillah cuma kaki kiri yang terkilir, bagaimana kalau dua-duanya?”

Nah setelah tuntas bertugas, maka selasa sore (18/01) bertolak kembali ke bandung menempuh perjalanan panjang nonstop 7 jam 12 menit dengan tentunya menahan sakit di kaki kiri yang terlihat tidak baik – baik saja.

***

Suasana pagi hari di halaman RS Halmahera Bandung sudah ramai kendaraan dan lalu lalang orang. Dibantu sang Driver untuk registerasi pasien baru, maka tinggal duduk manis di mobil dan setelah menunggu sekitar 35 menitan, baru beringsut masuk dengan tertatih-tatih.

Prosedur periksa tekanan darah dan keterangan diri, isi formulir, dipanggil suster, diperiksa dokter, disuruh rontgent, balik lagi ke dokter… daan… inilah hasilnya : ruas tulang kedua diatas jari kelingking kaki kiri patah menyilang.

Astagfirullohal adzim, patahnya menyilang dan menghasilkan 2 ujung tajam”

Tanpa banyak diskusi, pak Dokter dengan lugas dan singkat meminta operasi segera karena beresiko radang dan merusak jaringan. Resep dituliskan dan keluar dari ruang dokter menuju ruang administrasi… nah ini yang degdegan… bukan untuk ambil obat dan bayar rawat jalan tapi… estimasi kemungkinan operasi serta biayanya yang ternyata mendebarkan hati.

Benar saja, biaya obat-konsul-rontgen hari ini dibawah 1 juta, namun estimasi jika operasi disini sekitar 50jtan cukup menyesakkan… duh aya-aya wae.

Berbagai pertimbangan hadir di benak ini, meskipun rasa sakit mendera namun tindak lanjut segera menjadi utama. Maka diskusi dengan istri sudah pasti, kontak agen asuransi juga dilakoni termasuk opsi apakah cukup ke ahli patah tulang saja?… semua berseliweran di kepala. Tapi nanti dulu… ini mewakili pimpinan di acara IKAPI juga menanti… ya udah meluncur dulu dengan tertatih dan meringis tapi tetap tugas harus dilaksanakan karena belum mengajukan ijin cuti…. (BERSAMBUNG).

***

LIBURAN GAGAL / PAKANCI BEDO – bilingual

Cerita bilingual Sunda – Indonesia, tentang piknik dan emosi.

CIMAHI, akwnulis.com. Hari ini adalah tanggal merah ditengah minggu, eh nggak ditengah juga ya karena hari selasa. Tapi tetap saja hari libur tambahan yang bisa menjadi kesempatan bagi pegawai yang fulltime senin hingga jumat dan terkadang sabtu – minggu ada tugas tambahan, ini adalah kesempatan baik untuk berkumpul bersama keluarga atau pergi bersama anak istri untuk memaknai ‘family time’ yang begitu berharga.

Namun, diri ini masih belum bisa ikut beredar bersama karena masih harus bersabar berdiam di rumah dengan segala keadaannya sambil menunggu pemeriksaan dokter dan intruksi selanjutnya pasca operasi patah tulang telapak kaki kiri ( Cerita lengkapnya di tulisan PATAH MENYILANG).

Maka untuk menjalani hari – hari di rumah ini, istilahnya bedrest aja. Padahal nggak di bed / tempat tidur terus. Mandi, makan atau berjemur tetap bergerak meskipun tertatih menggunakan kruk penyangga yang dirasakan menjadi mudah lelah karena di kala bergerak atau berjalan dengan menggunakan kekuatan kaki kanan dan kruk penyangga cukup menguras stamina.

Nah, salah satu pembunuh waktu adalah berusaha terus ‘produktif’ untuk menghasilkan sesuatu karya sesederhana mungkin. Inilah salah satunya, membuat video tentang cerita singkat berbahasa bilingual… ciee gaya khan. Tapi bukan inggris – indonesia, ini mah Indonesia – sunda, alias bahasa sunda dan bahasa indonesia… “Boleh khan disebut bilingual?”

Cerita sederhana dengan tema ‘family time’ yaitu jalan – jalan bersama keluarga, namun di tengah jalan ada kejadian tidak terduga. Inilah ceritanya :

FIKMIN # PAKANCI BEDO #

Keur anteng opatan mapay jalan numpak sèdan kaluaran anyar. Silih gonjak adi lanceuk jeung indung bapana. Kaca jandèla dibuka opatannana amèh karasa hiliwir angin kabagjaan. Tirilit, sora telepon asup. Bi Konah ngalieuk ka salakina nu keur anteng nempoan sawah di sisi jalan.

Bah, aya telepon tah”
Pang angkatkeun wè Ma” Mang Osid ngajawab bari ngagèlèhè.

Ih si Abah centil” Nèng Usi seuri ningal kalakuan nu jadi bapa. Jang Kèmod anteng nyetir.

Pas bi Konah rèk ngangkat telepon, kabaca dina layar hapè, ‘Cintaku Bebebku Jikanku’. Gebeg, bi Konah ngabigeu, karasa jajantung eureun. Hapè dicekel bari awak ngeleper. Belewer hapè anyar salakina dialungkeun ka jalan. Paburantak diadu jeung aspal.

Abaaah….. siah tèga pisan nyalingkuhan Uing, najisss!!!” Bi Konah ceurik bari nyakaran Mang Osid nu bingung teu puguh peta.

Jang Kèmod jeung Nèng Usi ngembang kadu. Di imah, anak bi Konah nu panggedèna nyobaan deui nelepon ka hapè bapana makè hapè indungna nu tinggaleun tadi isuk dina bangbarung.

***

Begitu ceritanya guys… paham khan?”

Enggak mas, mboten ngèrtos”
Roaming aku kawan”

Nah inilah maksud bilingual, maka jika dilakukan terjemahan bebas dengan bahasa indonesia jadi begini ceritanya :

CERITA # GAGAL LIBURAN #

Dikala berempat menikmati perjalanan di kendaraan keluaran terbaru. Saling bercanda antara adik dan kakak bersama kedua orang tuanya. Kaca jendela mobil semuanya dibuka agar terasa hembusan angin kebahagiaan yang ada.

Beep.. beep!

Getar telepon genggang punya sang ayah, ada telepon masuk. Bu Kinasih menengok ke arah suaminya yang sedang fokus melihat hijaunya tanaman padi di sawah sepanjang jalan.

Pap, ada telepon masuk”
Tolong diangkat telelponnya mah” Pak Osada menjawab sambil bersandar manja di bahu istrinya.

Ih papih ganjen” Neng Usi tertawa melihat perilaku ayahnya. Kiko sang kakak tersenyum sambil memegang setir mengendalikan arah kendaraan.

Disaat Bu Kinasih akan mengangkat telepon, terbaca dilayar smartphone ‘Cintaku Bebebku Istriku’.. Bu Kinasih kaget dan terdiam, detak jantung terasa berhenti. Hanphone dipegang sesaat dan reflek dilempar ke luar jendela mobil.

Brak!! Pecah berantakan beradu dengan aspal.

Papahhhh!!!… kamu tega menyelingkuhi mamah, najiss!!”

Bu Kinanti meraung dan menangis sambil menyakar wajah suaminya. Pak Osada terdiam, bingung. Kiko dan Usi sama – sama bingung, tidak bisa berbuat banyak.

Sementara di rumah, Anto anaknya yang paling besar mencoba kembali menelepon ayahnya menggunakan handphone Bu Kinasih yang tertinggal di rumah tadi pagi di dekat pintu kamar.

***

Begitu terjemahan singkatnya. Jadi apakah perjalanan piknik ini berlanjut atau tidak dan suasana hati Bu Kinasih masih galau atau tidak, silahkan lanjutkan dengan persepsi masing – masing pembaca. Selamat jam seginiih, Wassalam (AKW).