
BANDUNG, akwnulis.com. Senin pagi ini terasa berbeda dan sedikit menegangkan. Mentari pagi juga terasa menyorot lebih kencang sehingga keringat begitu mudah hadir dan perlahan tapi pasti mulai bercucuran.
Sebabnya sederhana, salah perhitungan kondisi jalanan. Jika biasanya relatif lancar atau merayap cepat, kali ini terdiam macet semenjak keluar komplek. Alamak…. gaswaaat, apalagi sudah ditugaskan untuk menjadi pembina apel di senin pagi.. teganglah awak.
Kembali melihat kondisi jalanan yang terdiam dan cuaca panas menambah kebimbangan. Tapi otak harus tetap fokus, dan hati tenang dengan mencoba berdzikir dan berdoa. Sekaligus berfikir alternatif memggunakan kendaraan roda dua.
Langsung aplikasi google map dan waze dibuka dan dianalisa. Tertegun sesaat karena ternyata kedua aplikasi sepakat bahwa menggunakan motorpun tidak lebih cepat karena banyak obstacle diperjalanan dibandingkan menggunakan mobil yang terbantu dengan akses jalan tol baros – pasteur.
Sedikit demi sedikit beringsut menapaki jalan sambil tetap tatapan tajam pada detak jam digital yang terasa begitu cepat bergerak. Ada sejumput sesal karena lupa bahwa senin ini (17/01) adalah dimulainya PTM (pembelajaran tatap muka) di semua tingkatan pendidikan. Otomatis semua tumpah ruah di pagi meriah pada jam antar menuju masing – masing sekolah.
Akhirnya nafas sedikit lega setelah memasuki pintu tol baros menuju Kota Bandung via tol pasteur, kemungkinan waktu tempuh bisa diperkirakan…. cusss.
Tapi kenyataan berbeda, keluar pintu tol bejubel juga dan setelahnya dihadang oleh kemacetqn di perempatan jalan pasteur – suryasumantri.
“Alamak, ada apa ini?” Gerutu mulai hadir dalam dada. Tapi apa mau dikata hanya pasrah saja dalam balutan ketegangan dan istigfar, serta keinginan menghentikan sesaat waktu di jam digital karena kemungkinan kesiangan sangat terbentang.
Dan benar saja, turun dari jembatan layang paspati dihadapkan dengan kepadatan di pertigaan gasibu… walah sisa waktu tinggal 5 menit ke waktu apel pagi… kemungkinan tidak tercapai..
Tenang… tenang, Subhanalloh Walhamdulillah Wala Ila Haillallah Allahu akbar.
Akhirnya… hambatan terakhir di jalan anggrek terlewati dan masuk ke gerbang kantor. Buka pintu mobil lalu bergegas menuju tempat apel pagi di halaman kantor.
dan…. 8 menit terlambat… rekor baru setelah berbulan-bulan absensi selalu bersih dari keterlambatan. Kali ini tidak bisa menghindar dan harus hadapi kenyataan. Ada sesal mendalam dan memberi sejumput kalut di pikiran sehingga untuk sesaat konsentrasi buyar.

Dikala langkah kaki kiri tergesa, dan sedikit meloncati pot kecil untuk menghemat beberapa detik berharga.
‘Krakk!!’ Suara keras dari telapak kaki kiri, tapi tidak menghalangi langkah selanjutnya. Menempati posisi peserta apel pagi dengan sedikit nyeri mulai menjalari hari.
Tuntas bapak bos memberikan arahan di apel pagi, atas ijin beliau maju ke depan dan menyampaikan beberapa hal sekaligus melakukan push up 10x hitungan atas nama konsekuensi keterlambatan.
“Apakah itu wajar atau berlebihan?” Sebuah tanya menemani kenyataan, tapi biarlah masing – masing individu punya hak sendiri dalam memberi penilaian. Yang penting sebagai seorang birokrat muda yang pernah diajarin leadership knowledge, menjadi pimpinan itu harus memberi teladan yang baik sekaligus bertanggungjawab dikala melakukan kesalahan.
Itulah asal mula cerita kecelakaan… eh kejadian luar biasa yang menimpa kaki kiri ini. Sebuah momentum ‘Tijalikeuh’ atau kejiklek atau keseleo yang seolah ringan…. ternyata…. patah karena takdir Allah SWT…. (AKW).
(Bersambung)….
wadoh, msh sempeut push up segala? a true leader pisan…sukses selalu, Oom
LikeLiked by 1 person
Nuhuun…. semangaat
LikeLike
“Tijalikeuh”…is a reminder from ” The Almighty Allah “… to live the life in the right path ..that’s is supposed to be… sabar dan tawakal brother…semua kejadian dalam hidup… ada hal baik dibelakang nya..
LikeLiked by 1 person
Thank you sir..
LikeLike
Nasib….
Pati , jodo , Bagja , cilaka sudah tertulis pada garis tangan . Sudah hati hati dan menghindari keterlambatan namun , alur nasib membawa kisah yang kurang sedap dan kecelakaan yang serius,
*) Turut prihatin semoga lekas sembuh pak Insya Alloh…
Tetap Semangat ….
LikeLiked by 1 person
Betul bu… disuruh istirahat dan merenung
LikeLike
Bersabar sj.bapak luar biasa selain bri contoh sekaligus resiko kaki retak,sebagai refleksi ke depan sebaiknya hati hati aja,semangat boleh seventeen tp ketahanan tubuh sudah harus berdamai dengan “AGE” semoga cepat sembuh
LikeLiked by 1 person
Betul… ternyata umur itu ada tandanya
LikeLike
Ya Allah.. tijalikeuh ituh jadi judul lagu … hati-hati di jalan
LikeLiked by 1 person
Betul sekaliii….
LikeLike