
CIMAHI, akwnulis.com. Ketika sore menyapa raga, dengan hembusan semilir rasa maka kesegaran hadir menggantikan keengganan yang mulai mendera.
Kantuk yang sedikit menelikung perlahan sirna, apalagi dengan hadirnya secangkir kecil kopi tetapi memiliki kandungan kafein tinggi.
Yup, karena yang hadir adalah secangkir kecil kopi espresso dengan biji yang direquesnya adalah robusta yang sarat dengan kepahitan dan kafein yang mantaabs….. maklum ingin mengenyahkan kantuk yang begitu kuat memeluk raga.
“Apakah pake seruputan pertama?”
Tidak kawan, satu cangkir kecil ini langsung ditenggak tanpa bekas. Meluncur mulus ke tenggorokan setelah meresap sesaat di lidah dan akhirnya berkumpul di lambung serta menyebarkan kesegaran ke sekujur badan.
“Atuh nggak kenyang?”
Ya enggaklah, kenyang mah tinggal makan nasi dan lauknya donk. Ini lebih kepada memenuhi hasrat kafein dan memang diatas rasa kopi sachet biasa. Jikalau masih kepengen kopi, ya order lagi aja.
“Nggak pake gula?”
Jangan atuh, nanti sulit menghasilkan dan menganalisa rasa aftertaste kopi selain kepahitan yang mendera. Karena harus diyakini bahwa biji kopi yang baik akan menghadirkan rasa lain dibalik kepahitan yang merata.
Nggak percaya?…. cobalah minum perlahan kopi espressonya… tahan dikala pahitnya terasa, dan hayati. Maka akan hadir selarik rasa lain yang menggugah hati. Percayalah. Rumus kehidupan tercermin disini, dibalik pahitnya kenyataan terselip manisnya hikmah dan tahapan indah menapaki kesabaran. Selamat menikmati sisa weekend kawan, Wassalam (AKW).
“Pahit dan manisnya realita ” dalam kehidupan kembali pada cara pandang dan reaksi dari individu…. kanggo abdi mah… dinikmati bae…. bade pait bade setengah manis… da tos di alas ku nu “Sang pemberi kehidupan “… yakin semua yg terjadi dalam kehidupan ,sudah di design untuk kebaikan kita pada ahirnya…
LikeLike