
CIMAHI, akwnulis.com. Dikala berselancar di media sosial dan mendapati kenyataan bahwa ternyata banyak photo-photo dan video yang mempertontonkan rasa senang karena berada di objek wisata, hati menjadi resah.
“Kenapa?”
Entahlah, sebuah tanya menemani keresahan ini. Sejumput bingung menyelimuti keterbatasan ini.
Bukan apa-apa, ini masih pandemi. Virus covid19 masih berkeliaran, tetapi banyak orang juga butuh kesegaran dan kesenangan alias rindu piknik, apalagi diberi kesempatan hari libur yang sangat panjang…. sudahlah semua pasti beredar.
Motif kesehatan dan motif ekonomi saling berebut pengaruh sehingga inilah yang terjadi.
Tapi mengapa harus resah?, tinggal memilih saja kok. Apakah mau beredar bersama keluarga dalam suasana liburan yang ada ataupun berdiam saja di rumah dengan melakukan aktifitas bersama keluarga.
Jangan lupa bagi yang berlibur dan beredar musti banget pake wajib untuk ngikutin protokol kesehatan demi kebaikan diri sendiri, keluarga dan orang lain. Masker dipake, tetep jaga jarak, rajin cuci tangan pake sabun dan ready hand sanitizer yang bisa digunakan di berbagai keaempatan. Bawa peralatan ibadah sendiri dan seminimal mungkin hindari berkerumun…. ini yang susah, kaum liburan itu cenderung berkumpul dan meriung…. ah sudahlah.

Ada juga yang terpenting adalah protokol doa, agar dihindarkan dari paparan virus covid19 ini juga penyakit-penyakit dan kesulitan lainnya.
“Trus posting aktifitas liburan di medsos, boleh khan?”
Ya boleh-boleh aja, itu mah hak pribadi. Hanya saja tenggang rasa dengan saudara kita yang lain yang tidak bisa berlibur dan tidak mau berlibur karena menahan diri dalam suasana pandemi ini juga perlu dipikirkan. Termasuk mengendalikan keegoisan diri. Caranya gampang, balikkan saja posisinya dan cobalah apa yang dirasa.
“Ah biasa aja perasaanku, klo aku diem di rumah dan liat postingan medsos saudara dan kolega yang sedang berlibur dengan ceria”

Sudahlah, semua punya hak dan perasaan masing-masing yang berbeda. Semoga semua baik-baik saja dan pandemi ini segera musnah atau minimal terkendali dengan hadirnya vaksin yang betul-betul teruji.
“Trus supaya nggak resah ngapain?”
Akhirnya muncul juga pertanyaan ini. Tentu jawaban masing-masing pasti berbeda, aneka rupa dan macam-macam. Tetapi karena hadir tanya untuk penulis, maka obatnya sederhana, hanya 2 aktifitas yang paling mudah. Pertama adalah tulislah keresahan ini dengan tulisan singkat ala-ala sederhana dan kedua segera sruputlah kopi hitam panas tanpa gula, baik seduhan manual sendiri ataupun diseduhi… eh diseduhkan oleh orang lain… cukup itu.
Yuk ah menulis dan sruput kopi panasnya… nikmaat. Wassalam (AKW).
Weist…nikmat…
Kohitala….👍👍
LikeLiked by 1 person
ibarat air hujan, mengalir saja ya…
LikeLiked by 1 person
Ikhlas hati dan Semoga sehat semua….
LikeLike
“Supaya gak resah “… simple …duduk manis di rumah… sambil menikmati ” kopihitala…plus… Fresh milk ,langsung dari pabrik nya… “…dijamin sehat wal’afiat… Mangga…
LikeLiked by 1 person
Nikmaat visaaan…
LikeLike