Merenangi Alam.

Kembali nulis kolam renang ah..

Photo : Kolam renang di kaki gunung / dokpri.

SUMEDANG, akwnulis.com. Semilir angin dan sebuah senyuman menyambut hadirnya raga di sebuah tempat alami yang memberikan kedamaian hati. Jiwa sudah bergerak duluan menyecap kesegaran dan keindahan alam yang begitu sempurna.

Dibawah langit yang biru terlihat puncak sebuah bukit dilengkapi dengan berbagai bukit lainnya yang saling mengisi hingga akhirnya hamparan sawah dan gemericik air sungai menjangkau kesadaran bahwa syukur nikmat atas maha karya Illahi tidak akan berhenti.

Melengkapi semua lanscape alam yang begitu mendamaikan hati ini, sebuah kolam renang buatan…. iya pasti buatan atuh, hadir juga dihadapan. Sehingga yang berharap berenang dengan tenang karena dasar kolamnya keliatan, bisa segera buka baju celana dan nyebur di kolam renang.

Tapi tentu saja, yang pertama adalah mendokumentasikannya dengan smartphone kesayangan meskipun ternyata agak sulit mendapatkan gambar tanpa ada orang yang sibuk juga berpose bersama temannya… ya sudah jepret aja.

Kolam renang berair jernih ditemani suasana alami yang murni tentu kenikmatan tersendiri. Ditambah bonusnya adalah manakala sudah bosan di kolam renang tapi masih ingin bermain air… gampang…. keluar dari kolam renang di sisi kanan dan langsung turun ke sungai…

Hah?…

Photo : Sungai alami sejernih hati / dokpri.

Iya aslinya, disamping kolam renang ini adalah sungai kecil berbatu dan berair jernih sejernih cintaku padamu … ahaaay. Memang untuk berenang agak susah, tetapi bermain air dan bercengkerama dengan keluarga, ini alternatif yang menyenangkan juga.

Siapa tahu bertemu udang kecil, burayak, kehkel dan anak bogo… (jangan komplen dengan istilah ini, ini adalah sebutan untuk jenis-jenis ikan kecil alami yang ada di sungai)…. menyenangkan bukan. Tapi…. jikalau bercengkerama disini jangan banyakan, nanti melanggar protokol phisical distancing, apalagi jikalau bercengkeramanya dengan pengunjung lain hehehehe… kecuali yang masih jomlo buat nambah database… itu beda tujuan hehehehe.

Yang pasti tempat ini recomended untuk menyecap suasana alam baik dari sisi perasaan, penciuman dan penglihatan juga sajian makanan yang menggugah selera. Hanya saja fasilitas parkir yang belum memadai serta akses jalan kaki yang lumayan sekitar 600 meteran dan sedikit menanjak, butuh perjuangan.

Oke selamat sore, semoga aktifitas hari ini penuh keberkahan, sehat dan kenyang. Selamat jam seginih, Wassalam (AKW).

***

Lokasi :

PUTRI RIVER INN
Belakang Kantor Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. 45311.

Merah putih.

Meeting & ngambil photo tuntas.

Photo : Merah putih di halaman Gd Pakuan / dokpri.

BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah pertemuan yang kerap digelar di tempat kediaman Gubernur Jawa barat yang dikenal dengan Gedung Pakuan, tentu menjadi sebuah rutinitas yang menjadi konsekuensi pekerjaan.

Nggak sering juga sih, tapi sering heuheuheu…. nah bedanya sekarang memang dengan protokol kesehatan yang ketat dari mulai tahapan masuk gerbang diberi berbagai pertanyaan serta cek suhu sekaligus harus rapid tes dulu sebelum masuk ke tempat acara. Tapi demi keselamatan semua pihak, kenapa tidak?..

Dikala agenda meeting terbatas yang dihadiri langsung oleh segelintir kecil pejabat sementara secara online dihadiri berbagai pihak dari seantero daerah melalui aplikasi video conference. Maka sebagai salah satu penggembira acara tentu harus menyesuaikan dengan posisi kehadiran kita.

Relatif menjaga jarak dari tempat pertemuan tetapi posisinya harus mudah dilihat karena jika diperlukan dan prepare bahan sudah dipegang sedari tadi, siapa tahu mendadak dipanggil oleh ibu bos.

Nah, tulisan ini bukan laporan selayang pandang tentang pelaksanaan kegiatan, tetapi justru ada fokus lain yang bisa menjadi hiburan dikala rutinitas pekerjaan hadirkan kepenatan dan perlu melihat sisi lain yang berbeda.

Ternyata nggak jauh-jauh kawan, tinggal balikkan posisi badan, bidik gambarnya melalui layar smartphone….. cetrek.. cetrek… hadirlah selembar photo yang menjadikan bendera merah putih di halaman gedung pakuan sebagai penengah di kawal oleh indahnya taman yang menghijau terawat serta dilengkapi arak-arakan awan di atas langit biru.

Maka dipastikan beberapa menit terdistrak alias loading karena dari suasana rapat yang resmi di-switch menjadi ngepasin (mengepaskan) posisi gambar bendera merah putih dan batas kanan kiri dari taman sekitar bendera merah putih itu.

Photo : Merah putih tegak berdiri / dokpri.

Maka hasilnya ada versi berdiri seperti gambar diatas ini dan versi memanjang alias lanscape di awal tulisan singkat ini sehingga bisa mengakomodir keseimbangan taman untuk mendukung sempurnanya sang merah putih yang sejatinya gagah berkibar tertiup angin. Hanya karena ini adalah sebuah photo, maka lambaiannya terdiam.

Meetingnya gimana?”

Alhamdulillah lancar donk, semua usai sesuai rencana dan sekeping gambarpun didapat sebagai pelengkap hari yang ceria. Wassalam (AKW).

Maksi di RM Jablogan.

Habis meeting terbitlah Jablogan…

Photo : Sajian RM Jablogan / dokpri.

CIATER, akwnulis.com. Setelah menikmati naik turun perjalanan yang menyenangkan membelah hutan tangkuban parahu hingga hamparan perkebunan teh Ciater yang begitu hijau mendamaikan hati, akhirnya tiba di tempat pertemuan yang di setting dengan ketatnya protokol kesehatan.

Ternyata, belum waktunya makan. Musti meeting dulu hihihihi…. ya sudah ikuti saja kegiatannnya, lha wong baru jam 10.00 pagi kok…

Meetingnya berjalan lancar meskipun ada sedikit pegal mendera di ujung hidung karena tertekan dudukan face shield… maklum nggak biasa ditambah masker N95 yang ternyata kebagian ukuran kecil… atuh daun telinga ikutan pegal karena tertarik oleh tali pengait maskernya…. gpp ini semua sebuah usaha demi pencegahan di masa pandemi covid-19 yang tak berkesudahan.

Photo : Cikal bakal sambel dadak / dokpri.

Oh ya satu lagi sarung tangan kesehatan yang makin melengkapi penampilan dan tentu lebih aman…. Bismillah.. meeting dimulai.

Sang perut mulai bernyanyi, tetapi tanda tanda meeting masih terlihat cukup lama… aduh gimana ini… mencoba saja berdoa dalam hati… “Ya Allah semoga meetingnya cepet selesai… laparr ih”

Jeda istirahat hanya digunakan untuk shalat dhuhur saja, dan kembali dilanjutkan meeting, tanggung katanya.

“Aduh gimana ini?”

Tapi demi profesionalisme dan integritas maka tahanlah sang cacing yang meronta-ronta di dalam perut.. sabar kalian.

Menit demi menit berlalu hingga akhirnya tepat pukul 15.30wib acara meeting berakhir, Alhamdulillah.

Photo : Jengkol dan kacang panjang / dokpri.

Nggak pake lama, beres-beres secepatnya dan sesuai rencana, semua bergerak menuju TKP. Sebuah tempat makan pinggir kebun teh yang sudah direkomendasikan seorang kolega, RM Jablogan.

Meluncur…….

RM jablogan, sebuah tempat makan yang terletak di kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Lokasinya di pinggir jalan di tengah kebun teh, yaitu jalan dari Ciater menuju wilayah Sagalaherang Kabupaten Subang.

Ini yang moo lihat video singkatnya DISINI.

Sebenernya tempatnya terbatas dan beresiko melanggar protokol jaga jarak. Tetapi beruntung kami dapat posisi duduk lesehan yang tidak perlu berdesakan dengan pengunjung lain… yaa relatif aman. Apalagi kamu semua sebelum meeting memperlihatkan dulu hasil rapid tes masing-masing dan tentunya semuanya non reaktif.

Ada juga tempat duduk dengan meja kursi sederhana serta fasilitas mushola dan tempat wudhu yang lumayan enakeun…. nah yang menarik adalah bahan-bahan makanannya terlihat fresh, ada ayam, ikan gurame, ikan nila, cumi besar, tahu, tempe juga beraneka lalapan khususnya jengkol dan pete. Sambalnya berbagai rupa, dari sambel dadak, sambel terasi, sambal kecap dan sambal balado.

Jadi sambil menunggu sajian di proses, bisa jadi tontonan yang menarik. Video singkatnya bisa dilihat DISINI.

Akhirnya, setelah menunggu sambil bersendagurau…. hadirlah diatas nampan pilihan pesanan kami semua…

SERBU….

Photo : Skuad Maksi tertunda / dokpri.

Karena semuanya kelaparan, maka langsung ambil cepat-cepat meskipun ada juga yang tidak sesuai pesanan… yang telat mah nggak dapaat…

Video singkat sajiannya silahkan klik DISINI.

Selamat makan kawan… Bismillahirrohmaniirohim… Am am.. nyam nyam.

Sajiannya nikmat bangeet ditambah menahan lapar jadwal makan siang yang tertunda…. maka begitu cepat sajian hilang dari pandangan mata dan berpindah ke perut masing-masing. Wassalam (AKW).

NGABURUSUT – fbs

Tungtungna kitu…

FIKMIN # NGABURUSUT #

Tulisan fiksi singkat berbahasa sunda, fiksimini basa sunda (fbs).

Photo : Ilustrasi Leuweung Gènggong / doklang.

MARGAWINDU, akwnulis.com. Tengah peuting geus sasadiaan, meh wanci janari teu kudu riweuh deui, tinggal indit babarengan. Janari leutik ngagupay basa ngariung di buruan kacamatan, rèk indit ka hiji tempat sarèngsèna solat subuh jamaahan.

Geuning teu nyalahan, meletèk srèngèngè di lamping leuweung Margawindu. Brèh layon nu ditèangan dua minggu katukang, ngajepat handapeun tangkal, beleger.

Uing papelong-pelong jeung Babinsa nu sayagi nyekel kantong mayit keur mindahkeun layon, “Naha beleger kènèh nya jeung teu bau nanaon, pan geus lila leungitna”

“Alus kitu Ndan, jadi teu riweuh mindahkeun, tibatan mun geus bilatungan” Babinsa mairan.

Teu loba badami deui, genepan ngadeukeutan layon. Kantong mayit di amparkeun gigireunna. Leungeun sèwangan-sèwangan diselapkeun kana handapeun layon.

Hiji… dua… tilu!” Pak Kapolpos mèrè aba-aba sangkan babareungan ngangkat.

Leungeun babarengan diangkat, geuning layon tèh nampuyak. Kawas nangka buruk, ngabulaèh nyurucud. Bau hangru nu taya papadana nutup kana irung jeung pipikiran, eungap. Saacan titingalian poèk, karèrèt di juru tangkal, aya nu seuri sihungan. (AKW).

*****

ANGGER – fbs

Geuning angger waè….

Fikmin # ANGGER #

fbs : fiksimini basa sunda, sebuah tulisan fiksi singkat dalam bahasa sunda.

KACA NANGKUB, akwnulis.com. Isuk kènèh geus ngabosèh, meulah patalimarga muru hiji wewengkon nu jadi jugjugan balarèa.

Anjog ka tempat nu dijugjug, geus loba jelema nu marakè sapèdah. Ngahaja ngadeukeutan, ngaliwat lalaunan. Bener wè loba panon ningalikeun sapèdah Uing, maklum sapèdah mahal jieunan nagara èropah mèrkna BOSON.

Kitu ogè pas eureun, tuluy dilipet tujuh jadi sagedè dompèt. Dijingjing wèh. Nu narèmpo olohok mata simeuteun, aya ogè nu ngacay teu kuat nahan kahayang. Hatè bungangang, bagja pisan, kieu geuning boga sapèdah mahal.

Karasa hanaang, muru rèstoran nu sayagi kopi jeung roti. Karèk gè nepi ka deukeut panto, pagawè toko ngahulag, “Punten bapak, sapèdahna disimpen diluar”

Uing morongos asa teu dihargaan, “Manèh nyaho sabarahaan sapèdah ieu?… Makè wani-wani nyarèk?”

Pagawè cafè seuri, “Angger wè sapèdah, punten tunda diluar nya!”

Karasa nyeuit kana hatè, meuni teungteuingeun. Uing bedo meuli roti jeung kopi, tibatan dihina ku budak satepak. Sapèdah dijingjing ngajauhan, hanaang. (AKW).

***

EVAKIN, kerja, youtube & tiktok.

Hikmah evaluasi kinerja & EOM, jadi diajar youtube dan tiktok.

SUBANG, akwnulis.com. Melanjutkan tulisan tentang evaluasi kinerja bulanan bagi 12 BPR yang dipusatkan di satu tempat di Kabupaten Subang. Banyak suka duka dan cerita meskipun terkadang menuliskan dalam kalimat dan kata masih tersendat oleh kemalasan dan alasan kesibukan. Padahal memang sibuk dan agak malas nulis xixixixi….

Yang repot adalah persiapan acara dan lokasi meetingnya karena ini acara tatap muka perdana yang penuh dinamika dengan implementasi berbagai protokol kesehatan, lengkap bisa di baca di HIKMAH EVAKIN.

Disela-sela 4 hari tersebut, muncul juga tantangan lain yaitu kewajiban membuat testimoni video yang diunggah di channel youtube sebagai prasyarat kandidat EOM (employee of month) bulan agustus 2020 dengan batas waktu yang ketat…. wadaaw semangaat kakak…. tidak ada kata lain, yaitu SEMPATKANLAH.

Maka dengan segala kesempatan yang ada digelarlah syuting mendadak pake hape….. oalaaah, ternyata nggak cukup sekali… 5x gagal…. padahal cuman disuruh ngomong maksimal 1 menit… ampyun deh.

Alhamdulillah akhirnya bisa tuntas dan di upload di channel youtube, yang penasaran monggo di klik di PRASYARAT CALON EMPLOYEE OF MONTH.

Nah, ternyata efek sampingnya adalah melirik aplikasi lain yang berbasis video singkat dan ternyata lagi booming 3 tahun terakhir lalu hingga sekarang, yaitu TIKTOK.

Dulu pernah mencoba menginstal dan ikutan, tapi ternyata banyaknya hanya video singkat joget-joget nggak jelas dengan pakaian minim seperti berbikini atau baju tidur yang mengumbar syahwat…. langsung berhenti dan uninstal… unfaedah ini aplikasi.

Tetapi sekarang, pertimbangannya beda. Pertama dari sisi konten sudah variatif dan terdapat menu-menu pilihan minat ditambah sebagai bagian dari pengawasan terhadap anak dan ponakan yang beranjak remaja. Eh salah… anak masih balita… tapi juga udah seneng tiktokan…. nah ponakan-ponakan yang mulai ABG ternyata berkiblat di tiktok semuaaah….. jadi kita bisa ikut memantau konten-konten apa yang mereka tonton.

Maka dimulailah bikin akun baru serta upload video pendek kita…. caiooooo….. dan video yang diupload adalah dokumentasi kegiatan singkat baik kedinasan ataupun tentang hobby keseharian seperti urusan menikmati kohitala dan makanan yang menggugah selera dilengkapi sedikit kata-kata dan musik yang sudah tersedia……

Yang penasaran hasilnya silahkan di klik saja di :

1. EVAKIN BPR KARYA UTAMA

2. EVAKIN BPR INTAN JABAR

3 EVAKIN BPR MAJALENGKA JABAR

4. EVAKIN BPR CIPATUJAH JABAR

5. EVAKIN BPR CIANJUR JABAR

yang lainnya masih proses…. maklum amatiran hehehehehe.

Selamat menikmati dan bersama-sama menapaki perubahan zaman terutama era me-youtube dan tiktokan. Wassalam (AKW).

Wilujeng Milangkala FBS ka-9

Geuning teu karaos ku nyèrèlèkna waos… eh waktos.

CIMOHAY, akwnulis.com. Teu karaos geuning waktos nyèrèlèk ngantunkeun kahoyong. Niat mah kadang kala mandeg mayong, tapi juragan waktos mah tuhu kana papastèn.

Ngiringan gabung di ieu kempelan, nyawitan mah utag atog. Alhamdulillah ku bimbingan pinisepuh miwah wadya balad kapi fikmin tiasa ngawitan kutrat kotret carita basa sunda, upami teu lepat mah ti 2011-2012.

Alhamdulillah ayeuna mah ngadamel fikmin tèh langkung lami, da geuning waktos nyerat sareng idèu tèh sok pasalia. Antukna fikmin teu janten, aral nu aya hè hè hè.

FBS masihan nuansa wawargian nu kumplit. Diajar ngamumulè basa indung kalaksana ogè nambih wargi nu langsung loma. Silih èlèd tur diajar teu nyeri hatèan, alhamdulillah janten bekel pikeun nyorang kahirupan.

Wilujeng Milangkala FBS ka-9, hatur nuhun ka pupuhu, palawargi kapi fikmin nu tos mikanyaah teu nganggo pamrih, masihan pairan pondok tapi nyogok atanapi gorowok nu matak olohok.

WILUJENG MILANGKALA FBS KA-9.

Hikmah Jumpa Evaluasi Kinerja.

Sebuah hikmah dari pertemuan terbatas evaluasi kinerja.

Photo : Sesi Evakinbul PT BPR Majalengka Jabar / dokpri.

SUBANG, akwnulis.com. Perjalanan selama 4 hari yang lalu penuh dinamika dan suka duka. Diawali dari sebuah ‘nawaètu‘ memenuhi aspirasi beberapa pihak yang berharap bisa bertatap wajah bertemu phisik secara langsung karena di bulan – bulan yang lalu pertemuan terjadi hanya di layar laptop, PC dan smartphone dengan sebutan virtual meeting yang katanya ‘kurang chemistry karena tidak hadir dihadapan mata dan hati’ heuheuheu.

Padahal itu semua karena sebuah alasan mulia dalam menghindari penyebaran pandemi covid19 yang begitu masif tak pandang bulu bulu apalagi dalam agenda kerumunan yang membuat lengah siapapun jikalau sedang ‘meriung‘ bersama.

Nah, 4 hari ini…. eh 4 hari lalu dicoba dengan menerapkan konsep meeting yang sangat ketat menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid19 jikalau berkeinginan hadir. Pertama adalah konfirmasi wilayah kerjanya bukan zona merah apalagi zona hitam. Bawa hasil rapid test terbaru dengan hasil non reaktif (inginnya hasil tes usap, tetapi lama hasilnya).

Photo : Cuci tangan dulu / dokpri.

Lalu di lokasi acara, disiapkan pengaturan kursi berjarak, tempat cuci tangan sebelum masuk ruang pertemuan. Di dalam di setting meja panjang 2 buah yang berpembatas plastik tinggi untuk menghindari droplet beterbangan selama diskusi. Serta semua wajib menggunakan masker medis plus face shield, bisa bawa sendiri ataupun pakai yang sudah tersedia di goodybag kesehatan yang disiapkan oleh PT BJB Tbk.

Pertemuan maksimal dilakukan hanya 7 – 8 orang serta durasi pertemuan paling lama 60 menit. Diusahakan seminimal mungkin kontak phisik, kontak berkas dan kontak bathin. Sehingga terkadang ada muncul rasa akward dan lucu manakala rapat dimulai dan semua pake face shield, masker dan setiap 15 menit menuangkan hand sanitizer ditangan demi sebuah pencegahan.

Photo : Sesi Evakin PT BPR Karya Utama Jabar / dokpri.

Setiap berganti peserta meeting maka pasukan langsung bersihkan meja kursi dengan penyemprotan anti bakteri. Menata kembali dan bersiap memanggil peserta meeting selanjutnya yang datang dari seantero wilayah jawa barat.

Selain itu, yang tidak bisa hadir langsung maka kegiatan evaluasi bulanan tetap berjalan melalui video conference dengan memanfaatkan waktu yang sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Alhamdulilah, 12 BPR tuntas dilakukan evaluasi, tersisa 3 lembaga yang akan dilaksanakan via virtual meeting karena wilayahnya telah diterapkan PSBB yaitu di provinsi Banten.

Ucapan terima kasih tiada hingga bagi jajaran Direksi beserta staf dan Komisaris PT BPR Karta Utama Jabar yang telah all out memfasilitasi 4 hari kegiatan ini di wilayah Ciater Subang sehingga kegiatan evaluasi kinerja bulanan berjalan lancar tanpa halangan berarti.

Hikmah yang ada adalah kerinduan sedikit terobati karena bisa jumpa, meskipun dengan segala pembatasan yang ada. Hikmah lainnya adalah melatih diri untuk cepat beradaptasi dalam bersikap dan berperilaku dalam koridor AKB berdasarkan prinsip protokol kesehatan pencegahan cobid19 eh covid19 dan akhirnya adalah dapat memotret profile lembaga secara komprehensif dalam turbulensi usaha kali ini serta peran komisaris dalam mengawasi dan menasehati menjadi perhatian tersendiri.

Sebuah tahapan tatap muka terbatas ini relatif berhasil mengobati kerinduan perjumpaan secara phisik meskipun tanpa jabat tangan, pelukan formal serta cipika cipiki… apalagi berkerumun. Semua dibatasi demi sebuah ihtiar hakiki selama masa pandemi. Wassalam (AKW).

Bakakak.

Semangat pagi, sambil menulis sesuatu yang miliki arti.

Photo : Bah Enyeng bersiap2 / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Pagi yang cerah menemani kepenasaran tentang sebuah kata yang dari tadi siang mengganggu pemikiran, yaitu kata ‘bakakak‘.

Yang paling umum kata bakakak ini hadir dalam ritual rangkaian upacara adat prosesi pengantin sunda, dimana bakakak ini adalah ayam yang sudah diolah sedemikian rupa dan disajikan tanpa dipotong dan dalam upacara adat ini pasangan pengantin akan berebut dengan memegang paha kanan dan paha kiri. Maksudnya paha ayam ya, bukan paha mertua yaa…. ups.

Nah, dalam perebutan ini sering dikait-kaitkan dengan hasil yang terbanyak, jikalau salah satu mempelai hanya kebagian pahanya saja sementara paha satunya berikut seluruh badan berada di pasangan mempelainya, itu adalah pertanda rejeki yang banyak berpihak pada mempelai yang mendapatkan bakakak paling besar…. wallahualam, yang pasti sih, prosesi tarik-tarikan bakakak ini penuh dengan keceriaan dan tak jarang memancing gelak tawa hadirin, sehingga suasana akrab terjalin dari para tamu dan tentunya kedua mempelai beserta keluarga besarnya.

Photo : Bakakak sudah siap / dokpri.

Klo versi wiki wiki eh wikipedia, bakakak ini berasal dari istilah orang jawa yaitu bekakak yang artinya hasil penyembelihan hewan dan manusia yang bentuknya mirip posisi sedang bersila.. coba aja ayam gorengnya disajikan tanpa dipotong…. maka terlihat seperti sedang bersila. Disajikan untuk sarapan atau juga bisa untuk makan siang dan makan malam.

Kenapa ngomongin bakakak om?”

Lha, suka-suka penulis atuh. Kebetulan memang bakakak ini yang menjadi kepenasaran karena baru-baru saja menemukan tempat makan yang menyajikan bakakak dengan ukuran, rasa dan suasana berbeda. Juga favoritnya bukan bakakak ayam tetapi bakakak entog alias bebek dengan ukuran jumbo.

Sajian bakakak ini dibakar mendadak guys, bukan di goreng. Jadi perlu sedikit bersabar menunggu prosesnya. Tapi jangan salah, meskipun tempatnya sederhana, lesehan dan duduk di papan, urusan rasa dijamin tak kan kecewa, enak pisan dengan 3 pilihan sambal yaitu sambal dadak, sambal terasi dan sambal kecap… maknyuus. Lengkap dengan daun lalapannya sintrong dan pucuk teh hijau.

Photo : Setelah dipotong-potong siap dinikmati / dokpri.

Lokasinya di daerah Jalan cagak Subang menuju Kasomalang, tepat di pinggir kebun teh. Cari aja warung sederhana Bakakak Abah Enyeng, dijamin tidak kecewa.

Bakakak yang diproses tradisional, dicuci bersih, diberi bumbu dan dibakar menggunakan bara arang, setelah itu langsung disajikan.

Selamat menikmati… eh membayangkan makan bakakak ya guys. Jangan lupa, 3 macam sambalnya dicoba. Semangaat pagiiii… Wassalam (AKW).

POÈK – fbs

Teu pira geuning, sajorèlat.

fbs : Karangan fiksi atau rekaan dengan maskimal 150 kata dalam bahasa sunda, sudah menyajikan satu jalinan cerita singkat.

Fikmin # POÈK #

Hiliwir angin isuk-isuk maturan kareugreug raga dina meulah patalimarga, muru ka tempat gawè sakumaha ilaharna. Jalan Tamansari diliwatan tumaninah, loba nu narumpak sapedah, ngadon ngudag kèsang jeung kahayang.

Panon macoco ningali nyi mojang ngabosèh sapèdah bari kaciri awak sampulur makè calana jeung baju merecet, pinareup nyeungseung.

Teu loba mikir, langsung ngagas, ngadeukeutan. Atuda tara unggal isuk kawènèhan Sapèdahna kaciri hampang, helm, sapatu jeung kacapanon hèjo carulang, Sexy cuy.

Nyi mojang mengkol ka kènca muru jalan Siliwangi, Uing mah kudu ka katuhu dan tempat gawèna di daèrah Dago. Ngan hanjakal panon mah macoco ka nyi mojang, irung motor bet nuturkeun ka kènca.

Jebred!!!.. poèk.

Panon beunta, geuning raga dibaguded perban sakujur awak di rohangan sarwa bodas. Mèlètèt ka beulah kènca, kaciri aya nu nungguan, geuning si nyai tadi nu numpak sapedah keur uplek ngawangkong jeung pamajikan.

Leng, poèk deui.