CIMAHI, akwnulis.com. Setelah bebas meloncat merdeka pasca mengikuti upacara virtual Peringatan HUT Republik Indonesia ke 75 maka kembali ke rutinitas adalah kenyataan. Agak sedih memang, biasanya langsung dilanjutkan dengan lomba-lomba dan berbagai kemeriahan dalam rangka peringatan kemerdekaan. Dari mulai yang paling standar yaitu panjat pinang, balap karung, makan kerupuk dan main bola berdaster, balap bawa kelereng pake sendok dimulut, atau masukin botol ke paku… eh paku ke botol hingga lomba ML (mobile legend) dan PUBG level dunia.
Rencananya memang akan dilaksanakan dengan berbagai modifikasi ala adaptasi kebiasaan baru (AKB), tapi bakal kebayang pelaksanaan balap makan kerupuk akan berlangsung sangat lama waktunya dan perlu tempat luas. Karena yakin para peserta akan sangat kesulitan berlomba memakan kerupuk yang digantung seutas tali rapia dengan menggunakan masker baik masker kain atau medis apalagi plua face shield… mungkin baru bulan depan tuh kelar makan kerupuk setelah panitia kelelahan dan masker plus face shieldnya curi curi dibuka hehehehehe.

Apalagi balap bawa kelereng pake sendok dimulut, ini juga pasti melanggar protokol kesehatan terutama penggunaan masker, tapi secara esensi, kerumunan manusia dikala lomba-lomba inilah yang beresiko menjadi tempat penyebaran virus covid19.
Maka dengan berat hati, ikhlaskan kebiasaan perayaan hari kemerdekaan yang semarak di tahun-tahun yang lalu untuk tidak dilaksanakan tahun ini, demi sebuah perjuangan bersama memerangi penyebaran pandemi ini. Sudahlah, kembali ke aktifitas bias meskipun ada setangkup duka mendera.
“Memangnya suka juara kalau lomba-lomba bos?”
Pertanyaannya simpel tapi jawabannya panjang lho, karena bukan masalah juara dalam berlomba. Tetapi keceriaan dan kebersamaannya itu yang tiada tara, tertawa bersama dalam kondisi lucu-lucuan berdaster atau wajah cemong karena gigit koin di semangka yang sudah bertabur oli ataupun menjadi skuad panjat pinang yang meraih sukses tertinggi… kebahagiaan dalam kebersamaan dan kekompakan dalam keceriaan adalah nilia-nilai kehidupan yang tiada hingga, alhamdulillah.

Untuk mengobati kegalauan ini, maka tiba di rumah langsung mencari stok biji kopi yang tersedia, oow masih ada Arabica karlina manglayang.
Tanpa basa basi, grinder, siapain kertas filter, basahi dulu dengan air panas, tuangkan bijinya di atas kertas filter di corong V60, seduh perlahan penuh perasaan sambil mengurangi kesedihan karena tiada lomba-lomba di peringatan hari kemerdekaan.
Hmm… aroma kopi menyeruak memberikan kenyamanan, menenangkan perasaan dan tentu memberi jawaban atas dahaga kopi yang selalu hadir dalam sendi kehidupan.
Srupuuut…. MERDEKA, Wassalam (AKW).
Hmmm kopi.merdeka
Merdeka dan Merdesa👍😊
LikeLiked by 1 person
Sruputttt….. merdekaaa
LikeLike
alhamdulillah…masih diberi kesempatan dan kenikmatan ya.
LikeLiked by 1 person
Betul pak…… Alhamdulillah
LikeLike
Well… mungkin tidak ada lagi lomba makan kerupuk… it’s okay… sekarang sa’at nya ..the real lomba ..my brother.. lomba to become ” The big five” nations in Asia…. or May Be the world… just like USA …or even China…. what do you say brother
LikeLike