COBLONG, akwnulis.com. Kedatangannya yang senantiasa tidak terduga. Dengan kemampuan menyelinap yang luar biasa, mampu hadir tanpa ada suara, itulah dia.
Tetapi kali ini berbeda, kehadirannya tanpa sengaja tertangkap sensor deteksi ujung mata. Sehingga dikala tiba dan akan melakukan aksinya, harus gagal akibat sebuah gerakan cepat berupa tepukan.
Yup, tepukan kawan. Tidak harus dengan sepenuh tenaga. Tetapi cukup liukan ringan yang mampu memberi hantaman tak terperi. Seperti tajamnya lidah melebihi runcingnya cutter manakala berhasil menyayat hati.
Maka berhati-hatilah dengan tepukan dan ucapan, terkadang tidak sengaja tetapi menciderai perasaan dan mengendapkan dendam tak berkesudahan.
Satu hal lagi, terkait kehadirannya yang penuh rahasia. Terkadang memang mengesalkan dan tentu mengagetkan, tetapi diwaktu yang lain muncul kerinduan dengan dengungan yang khas dan menjadi kawan manakala kesepian mendera. Meskipun mayoritas kehadirannya akan dihadapkan dengan pilihan yang sulit, ditangkap, ditepuk atau malah dipukul hingga jatuh tak berdaya atau malah hancur tak berbentuk karena himpitan dua telapak tangan.
Karena, jika tidak ditepuk maka kemungkinan besarnya mengigit. Akibatnya jelas sekali, minimal gatal dan bentol atau yang lebih parah adalah membawa penyakit yang merugikan bagi tubuh dan sekitarnya. Hingga membuat kita pingsan dan tak sadarkan diri.. eh sama aja ya?, karena penyakit yang disebabkan gigitannya.
“Oh ini teh cerita tentang nyamuk ya?” Sebuah tanya menyeruak diantara dengungan yang bersuara.
“Ya memang cerita tentang nyamuk, semoga sebuah cerita singkat ini memberi warna dalam kewaspadaan menjaga kesehatan raga dan kewarasan jiwa”
Maka silahkan menepuk, tapi kalau bisa dengan perasaan. Sehingga sang nyamuk jatuh tak berdaya tapi tidak hancur tanpa sempat menggigitkan jarum yang dimilikinya pada kulit kita. Karena perikenyamukanpun harus kita pegang teguh prinsipnya selain tentu nilai-nilai perikemanusiaan.
Selamat menepuk nyamuk dan menghindari gigitannya. Happy Weekend guys, Wassalam (AKW).