
PASIRHALANG, akwnulis.com. Semilir angin dari kaki gunung Burangrang memberikan kesegaran dan kedamaian. Setelah 4 purnama tidak pernah lagi nongkrong di meja sebuah cafe alam, maka hari ini pecah telor. Meskipun masih dihinggapi kekhawatiran terhadap pandemi covid19, tetapi dengan menghindari kerumunan maka kemungkinan tertular sangat kecil. Lagian di cafe ini nggak pernah kongkow dengan orang lain. Cukup bercanda dengan desau angin pegunungan dan sesekali tertawa berderai melihat aksi kumbang berebut putik bunga yang mulai mekar.
Sebelum pandemi tiba, tempat ini menjadi favorit untuk menghabiskan waktu dalam kesendirian ditemani botol server berisi sajian kopi v60 dan cangkir kecil untuk menyruputnya…. yummmy.
Beberapa tulisan terdahulu tentang cafe ini bisa dilihat di tulisan NGOPAY DI MELOH CAFE dan tulisan KOPI CIKURAI PENGOBAT LARA.
Tapi itu dulu, sekarang suasananya telah berbeda. Dunia berubah dengan cepat dan menjungkirbalikkan fakta seiring wabah pandemi yang belum ada vaksin penawarnya. Kalaupun ada produsen obat yang sudah mampu menghasilkan obat anti covid19 di amrik sana, ternyata langsung di borong Om Trump dengan semangat arogansi adidayanya.

Sudahlah, sekarang lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta sembari ihtiar usaha semaksimal mungkin dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid19 yang sudah jelas petunjuk – petunjuknya. Yakinlah bahwa bahaya Covid19 ini masih gentayangan di sekitar kita, apalagi dengan status OTG yang bisa mengecoh kita.
Tetap gunakan masker dan lakukan phisical distancing, sering mencuci tangan, gunakan hand sanitizer dan bawa semprotan anti bakteri dan virus (serasa isi TRK… aplikasi kinerja harian yach di kolom tugas covid19 hehehehe)… jika masih khawatir juga dengan berkas-berkas dan orang yang ada, maka lengkapi dengan face shield dan sarung tangan plastik.
Back to laptop…
Kali ini menikmati sajian kopi hitam tanpa gula hasil manual brew dengan V60 terasa begitu emosional, inilah ngopay perdana di masa pandemi corona… meskipun berbatas waktu tetapi cukup memberikan suasana berbeda dan menuntaskan rindu. Sajian kopi arabica ciwidey menemani kenikmatan siang ini.
Acidity medium dan body menengah dilengkapi aftertaste rasa berry dan citrun serta sekilas rasa cocoa dan dibalut rasa keasaman alami ciri khas kopi bandung selatan.

Kejutan lainnya adalah teman ngopinyapun spesial, yaitu merpati atau japati. Entah lapar atau memang merpati nggak pernah ingkar janji, maka dikala raga ini sedang sendiri, datanglah seekor merpati menemani. Clingak clinguk dan memberi sedikit kerling serta senyumannya kepadaku, kubalas dengan menyorongkan kamera agar dapat mengabadikan momen berharga ini, NGOPI JAPATI. Minum kopi sambil ditemani seekor merpati yang tiba-tiba hadir tanpa basa basi.
Itulah sekelumit aktifitas ngopay diluar rumah yang tuntas dihadiri meskipun bukan kumpul-kumpul, tetapi hanya menyendiri di meja panjang pualam sambil merenungi perjalanan kehidupan yang begitu beraham dan sarat hikmah pengalaman.
Semilir angin gunung Burangrang kembali mengingatkan untuk segera beranjak pergi karena tugas pribadi sudah menanti, Wassalam (AKW).
***
Mudah2an corona cpt berlalu…biar bs kongkow ngopi lagi ya pak…
🙏🙏
LikeLiked by 1 person
Setuju……. hayuu go.. ngopaay
LikeLike
“Kopi japati”.. minum kopi sendirian bisa nikmat… Tapi lebih okeh ada teman yang turut berbagi kenikmatan… itulah makna kehidupan…. ” Berbagi nikmat dengan sesama … dari Sang Maha Asih “
LikeLike