
CIATER, akwnulis.com. Semilir angin pagi melewati dedaunan hijau yang tersenyum berseri. Secangkir kopi sudah tersaji tanpa perlu banyak prosesi karena memang ini kopi sachet kapal api…. yaa sesekali boleh ngopi non-kohitala asli.
“Kenapa berhenti kawan?.. bukankah tujuanmu sudah dekat?”
Sebuah pertanyaan yang hadir tanpa tanda peringatan, menohok langsung ke hadapan, seolah memaksa untuk diberi jawaban segera.
Sebelum jawaban mengemuka, disorongkanlah secangkir kopi dan ketan bakar lengkap dengan saus sambalnya. Sang Penanya awalnya terkejut karena hadirnya ketan bakar dan sambalnya bukan jawaban yang diharapkan, tetapi setelah setengah dipaksa maka perlahan dicoba di makan pelan-pelan sambil menyeruput kopi panas yang menggoda selera.
Setelah terlihat sang penanya mengunyah sajian dengan nikmatnya, maka jawaban dari pertanyaan tadi disampaikan, “Berhenti sejenak bukan hanya sekedar rehat, tetapi menyusun strategi agar bisa melangkah lebih cepat sambil menikmati sajian kopi dan ketan yang sangat nikmat”

Senyumnya merekah sambil terus mengunyah…. ah senangnyah..
Tapi ingat, waktu tempuh ke lokasi rapat harus diukur dengan tepat, jangan sampai saking asyiknya ngopii dan makan ketan bakar yang nikmat, lupa waktu hingga jadinya datang terlambat….. hindari itu, inggaat!!!.
Ketan ketiga akhirnya menghentikan petualangan kuliner pagi ini. Bahan rapat sudah dibaca, perut kenyang juga terasa, plus sruput kopi pagi sudah terlaksana, …. Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban…
Lets gooo…. cap cuss. Wassalam (AKW).
***
Lokasi :
Warung Kopi diantara Tanjakan emen – Gunung Karamat, Ciater Subang.
subhanallah, nikmatnya.. alhamdulillah ya
LikeLike
Wah..pagi2 sdh full karbo kang heehhe
LikeLike