BANDUNG, akwnulis.com. Sebuah pengumuman yang menggelitik tertempel di tembok yang baru saja di cat. Sebuah tanda dilarang masuk yang bisa menyebabkan pembacanya terhenti sejenak, membaca dengan seksama.
Lalu termenung, baca lagi takut salah. Tulisannya tidak ada yang salah, tetapi kok ada yang kurang pas yach?….
Ya udah nggak apa-apa, mungkin sebuah niat sudah terlaksana. Sebuah tindak telah hadir untuk merespon sebuah issue yang sedang menghangat dan mengganggu stabilitas sehingga perlu hadir sebuah peringatan yang tegas.
Semoga peringatan ini efektif dan di mengerti oleh berbagai pihak.
“Iya om, aku mengerti,….Meooong”
Suara lembut di samping kaki kanan, membuyarkan lamunan. Senyuman lucu dari si kucing belang menyadarkan kenyataan, bahwa kemengertian adalah sebuah hal relatif…
“Tapi kenapa matamu memerah dan sedih?” sebuah tanya meluncur tanpa bisa ditahan.
“Biasa om, terkadang perubahan itu butuh pengorbanan… meoong” sebuah jawaban singkat hadir tanpa jeda.
Dilanjutkan gerakan badan menjauh sambil mengibaskan ekornya, menuruni tangga untuk menjalani takdirnya. Meninggalkan raga yang tertegun kehilangan kata, di pagi yang seharusnya ceria. Wassalam (AKW).
Catatan : Hanya coretan kata-kata minifiksi, karena inspirasi terkadang datang tanpa diskusi.
He…he….
Mana pak pengumuman itu kami cari2 bersama teman (setelah membaca tulisan Bapak) hi…hi… tidak ada yg tertempel di tembok??
Hi…hi….ππ€
LikeLiked by 1 person
brarti sudah ada yg nyabuttt πππ
LikeLike
HAHAHAHAHA kok ua lucu amat itu yang bikin gituaaan. :))
LikeLiked by 1 person
Itu dia mas, makanya jadi munculin ide untuk curat coret kata-kata, abis gemees.
LikeLike