Kopi terakhir di korea.

Menikmati si hitam di injury time.

Photo : Botolnya dibawa pas sarapan / dokpi.

SEOUL, akwnulis.com. Malam menjelang waktu pukul 23.00 wako (waktu korea) dikala raga baru sampai di hotel setelah seharian berjibaku dengan agenda yang padat merayap dari pagi hingga malam. Pakaian jas dasi kemeja lengkap masih melekat di tubuh ini dengan tas punggung yang selalu melekat. Tidak ada keringat yang hadir karena cuaca dingin menahan keluarnya keringat, jadi berjas dasi seharian sambil bertas punggung serta banyak melakukan jalan kakipun tidak masalah, seger seger aja.

Setelah kemarin ngopi ‘pembagian rapat’di Caonan Asan Station dilanjutkan Double espresso-nya di acara sarapan pagi, maka kesempatan terakhir malam ini ingin mencoba kopi yang berbeda, kangen kopi puntang dan gununghalu atau kiwari manglayang dengan metode manual brew V60… tapi nggak ada disini.

Jadi agak nyesel nggak bawa corong V60, filter dan beannya… tapi apa daya, penyesalan itu selalu datang terlambat karena kalau datang diawal rasa sesal itu maka itu namanya Pendahuluan eh.. kata pengantar atau executif summary ya??…. apa sih inih, kok kayak lagi nyusun disertasi.

Maka…. meskipun tas punggung masih melekat dan jas dasi masih erat melingkari leher, maka bersama partner sekamar berjalan kaki keluar hotel mengitari jalan raya blok gangnam kota seoul dengan tujuan mencari kedai kopi yang menyajiKan manual brew..

Alhasil… tiada kedai kopi manual brewnya… Akhirnya mendarat di toko minimarket 24 jamnya korea. Mencari-cari kopi kemasan yang tentu tanpa gula…. banyak pilihan tapi sedih karena kohitala (kopi hitam tanpa gula) tidak tampak di rak minimarket, adanya pasti kopi bergula, kopi berkrimer atau malah air gula berkopi saking manisnya…..

Alhamdulillah, diujung kanan atas bertengger kopi kaleng cold brew… ambiiil… Alhamdulillah

Bayar segera dengan sisa duit won yang ada dan beringsut menuju hotel karena penasaran ingin menikmati cold brew yang ada.

Tidak lupa sebelum dinikmati, maka dokumentasi adalah tindakan pasti. Jejerin di kasur hotel bealaskan selimut.. jepret.. jepret… jadi deh.

Lalu dibuat captionnya yang berbunyi, “Bukan masalah pilih yang mana, tapi bisa #Ngopay itu Bahagia“.

Bener khan?”

Langkah terakhir adalah, buka kemasannya.. dan srupuut… srupuut.. tandaskan..

Nikmat …kannn?”…..

Tuntas minum kopi, mungkin menjadi kopi terakhir di Negeri Ginseng ini, karena besok pagi harus sudah kembali ke tanah air dengan perjalanan selama 7 jam.

Ahnyong asiong
Khamsa hamnida.

Wassalam (AKW).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

3 thoughts on “Kopi terakhir di korea.”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: