
TASIKMALAYA, akwnulis.com. Jika ingat masa lalu, maka kenangan membuat hati bertalu-talu. Terkadang senyum dalam sendu ataupun tertawa tersipu-sipu, tapi itu dulu.
Kenangan adalah catatan hidup yang tak lekang oleh jaman, tak pupus oleh waktu, tersimpan di memory super terhebat yaitu otak manusia.
“Ayo ngapain ngebahas masa lalu?”
‘Inii”... Telunjuk mengarahkan mata, melihat bangunan rumah heritage dengan tulisan nama “Baretto”.... ditulisnya gitu double t, tapi nyambung dengan rumah kuno yang resik, maka langsung nyambung bahwa baretto ini adalah ‘bareto’ dalam bahasa sunda yang artinya : masa lalu alias masa silam.

Dann….. yang.menarik tentang ‘masa lalu’ eh ‘baretto’ ini adalah sebuah cafe kopi yang sekaligus menyajikan aneka makanan berat plus cemilan dengan nama-nama yang khas… tapi nggak bahas makanan ah, entar klo penasaran, mampir aja yaa… Alamatnya di jalan Galunggung No. 22 Kota Tasikmalaya Jawa Barat
“Langsung ngopay ini teh?… ngopi apa brow?”
Berondongan pertanyaan, segera ditanggapi santai, “Alhamdulillah kang, cuman nyobain Manual brew Taraju arabica, Javanesse Karaha bodas dan manual brew v60 arabica Brazil.”
“Wadddaw… itu mah rewog vissaan”
“😀😀😀😀😀….. Alhamdulillah.”

Sajian pertama adalah manual brew v60 arabica Taraju Tasikmalaya, Sang barista Kang Wisnu meninyuh… eh menyeduh bubuk kopi dengan temperatur air 90° celcius… 15gr bubuk kopi siap ber-ekstraksi…. clak…. clak… clak… keclak…
Disajikan dengan menggunakan teko keramik biru dan cangkir kecil merah, membuat suasana tabrakan warna ceria, tapi tidak mengapa karena yang dilihat bukan packingnya tapi kopi isinya… meskipun klo packing bagus… seneng juga memandangnya hehehe.
Kopi taraju ini profile bodynya strong dan acidity medium dengan after tastenya ada selarik lemon dan manis madu hutan.
Srupuuuut…. bersambung*)
********

Eh nggak jadi, dilanjut ahhh….. ke sajian selanjutnya.
Kedua adalah sajian kopi dingin arabica karaha bodaa dengan metode japanesse, atau manual brew v60 yang langsung ditampung oleh es batu yang berserak di gelas server…. kebayang suegeeeernyaaah.
Eh bener aja… dingiiiin (khan pake es). Body medium dan acidity cenderung medium ke low, cukup menyegarkan untuk pemula atau sebagai pelengkap dari sajian kopi taraju tadi.
Srupuut… glek.. glek… srupuuut… glek.. glek…. habiiiis.
Sekali lagi ah, langsung memanggil pelayan dan kembali pesan kopi panas kohitala dengan pilihannya kopi brazil, manual brew v60.
Ternyata rasa dan harumnya biasa saja, atau karena ini ngopi yang ketiga?…. penasaran, maka berbincang ringan dengan sang barista. Dia meng-iya-kan jika profile kopi brazilnya memang begitu, tapi khan ada juga konsumen yang pesen kopi bukan dari rasa tapi sensasi gengsi…. udah minum kopi luar negeri.
Inilah beberapa kopi yang bisa di cicipi di cafe Baretto yang asri. Bangunan kuno yang disulap menjadi cafe homy dengan sajian makanan minuman yang relatif lengkap serta fasilitas mushola, kamar mandi yang cukup luas ditambah beberapa buku-buku bacaan baik novel, biografi dan juga buku tentang kopi.
Selamat menikmati kenangan di Cafe Baretto, sambil menyeruput secangkir demi secangkir kohitala yang miliki aneka rasa, karena dibalik kepahitan kopi banyak rejeki yang harus disyukuri dan ditafakuri. Hatur nuhun, Wassalam. (AKW).
***