
BANDUNG, akwnulis.com. Menjalani fungsi sebagai aktivis kohitala alias penikmat aktif kopi hitam tanpa gula itu perlu perjuangan karena diluar sana aneka godaan mengharapkan prinsip yang dipegang bisa memudar.
Hari ini, godaan kembali datang. Diawali dengan tawaran makan siang dari seorang kolega sekaligus membahas beberapa hal pekerjaan adalah momen yang strategis dan efektif efisien. Makan siang bisa tepat waktu dan urusan pekerjaan bisa dibahas juga diambil keputusan, “Mantap khan?”.
Restoran G&B di Jalan Bahureksa Bandung menjadi tempat pertemuan, membahas berbagai urusan kerjaan sekaligus shalat dhuhur di mushola yang telah disediakan. Pilihan menu makanan sehat segera dipilih sesuai selera sang pelanggan, sayangnya kopi manual brewnya pas habis persediaan…. godaanpun datang.
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, pilihan caffelatte-pun dijatuhkan, offcourse without sugar, tetapi campuran steamed milk menjadi hal wajib demi hadirkan gambar dedaunan di permukaan gelas caffelatte yang segera disajikan, hatur lumayan.
Sebagai penyeimbang maka pilihan sajian teh artisan adalah pendamping yang tepat, apalagi dengan suguhan warna yang bervariasi bisa bikin tenang mata dan hati, menemani kesedihan terlanggarnya Kohitala principle.

3 sajian teh sekaligus, warna merah adalah wedang uwuh, warna bening kecoklatan dari silver needles tea dan warna biru adalah teh bunga telang (butterfly pea tea) hadir dalam gelas-gelas kecil, menjadi kombinasi syantik bagi sajian siang ini.
Sebenernya pesenanku cuman 1 porsi teh putih atau silver needles tea atau teh jarum perak yang hadir dengan teko kaca dan 2 buah gelas bening kecilnya. Tetapi untuk kepentingan photo yang ideal maka kebetulan rekan lainnya memesan sepoci eh seteko wedang uwuh dan teh bunga telang, maka warna warni gelas kaca kecil yang dapat dihadirkan.
Merah, bening kecoklatan dan mengharu biru mewakili warna warni pembicaraan di siang ini. Fasilitas refill air panasnya hingga 2x menambah semangat diskusi dan habiskan waktu makan siang dalam balutan kehangatan dan keakraban pembicaraan. Perut kenyang kerjaan kelar.
Oh iya, Caffelattenya nggak lupa disruput dan ditelan perlahan sambil ada sedikit rasa bersalah karena ada prinsip yang dilamggar, uhh.. tapi yaa sudahlah… sesekali, atau yang terakhir kali.
Akhirnya waktu istirahat maksipun habis, segera menutup pembicaraam dengan pamitan yang penuh kesantunan untuk kembali ke kantor dan melanjutkan tugas pekerjaan lainnya. Semoga di kesempatan lain bisa kembali bersua dan makan siang bersama dan ditambah dengan sajian terbaik Kohitala (Kopi hitam tanpa gula). Wassalam (AKW).
Sesedih itu ya,Pak..kohitala principlenya “terlanggar”. Hehe..
Nanti kapan-kapan main ke BPIP, sekarang ada kopi juga yang kita bisa suguhkan 😊🙏
LikeLiked by 1 person
Selebay itu bu heuheuheu…. siyaaap, ntar icip2 kopi bepeippe…
LikeLike
anu matak kabita
LikeLiked by 1 person
Nikmatt pak..
LikeLike
bahureksa mananya paak?
LikeLiked by 1 person
Jl. Bahureksa No.9 Bandung, cafenya Greens & Bean…
LikeLike