Pencitraan Sarapan

Biarkan photo sarapan hadir tanpa persepsi apapun, tetapi…

Photo : Breakfast at RM Mergosari / dokpri.

CIMAHI, akwnulis.com. Jangan terlalu percaya dengan sajian tulisan dan photo-photo di medsos. Jangan terjebak citra dimana semua ingin tampil tidak apa adanya. Begitupun gambar yang muncul di awal tulisan ini.

Jika melihat photo diatas, maka kecenderungan netizen adalah sang penulis dipersepsikan sedang diet dan hanya makan sayur dan buah. Demi sejuta alasan yang terkadang tidak relevan. Mungkin pengen turun berat badan, mungkin pengen meningkatkan kualitas kesehatan atau mungkin juga pupujieun karena disuruh oleh pasangan.

Sebenernya tidak, photo tadi adalah buah karya isengisasi. Menggabungkan antara buah-buahan untuk sarapan dengan lalaban sayuran di RM Mergosari, trus di salah satu RM di daerah Leles dan menu maksi di Tasikmalaya.

Disaat kawan yang lain mengunyah ayam goreng, tahu tempe goreng dan tentunya sambal khasnya yang bikin bakul nasi cepat tandas, maka menata potongan buah dan sayur menjadi aktifitas menyenangkan.

Kamu pengen kurus ya?… sarapannya buah?”

“Bukan ih… klo pengen kurus mah gampang, berhenti aja makan hehehehe…. ini lebih ke rintisan untuk kualitas hidup yang lebih baik”

Lalu ada yang berteriak, “Itu khan pencitraan saja, sebenarnya sambil makan nasi dan lauk pauknya dengan lahap”

Nah klo untuk model menuduh seperti ini, tanggapi dengan santai dan acuh saja. Polanya kafilah menggonggong dan anjing berlalu… eh kebalik. Anjing menggonggong kafilah berlalu.

Photo : Sarapan di salah satu RM di Leles Garut / dokpri.

Sekali lagi jangan terlalu baper dengan postingan orang, jangan juga kepo dan punya kebiasaan stalking alias membuntuti seseorang via update status di medsos. Ntar malah ngebangun persepsi sendiri yang mungkin menyesatkan.

Meskipun memang ada juga yang rajin bangeeet upload status, komentar dan berbagai aktifitasnya seriiiing sekali…. yaaa mungkin itu pengecualian. Tapi sekali lagi, jamannya memang jaman narsis. Jamannya pengen exsis, apalagi nilai kebahagiaan harian bagi sebagian besar orang terletak dari jumlah jempol dan komentar…. meskipun ada sebagian kecil orang bisa menjadi kaya raya karena like dan komen, tapi itu bisa dihitung dengan jari.

Photo : Maksi di Hotel Metro Tasikmalaya / dokpri.

Percayalah, jempol like dan komentar tidak berarti benar-benar menyukai, bisa saja karena kasihan atau mungkin iseng juga mijit-mijit like dan komen…

Jadi inilah jaman anomali, dimana bahagia bisa tergantung dari pijitan ibu jari. Juga informasi yang beredar saat ini, mungkin saja sampah yang tak mesti diamini.

Sekali lagi, hati-hati.

Selamat menikmati hari, tanpa terjebak dari iri dengki karena rutin menilik status medsos orang selain diri. Selamat bermalam minggu, Wassalam (AKW).

Author: andriekw

Write a simple story with simple language, mix between Indonesian and Sundanese language.

16 thoughts on “Pencitraan Sarapan”

  1. Lantunan pantun disetiap selesai acara
    Membuat senang hati setiap peserta
    Menu sarapan pagi di mergosari
    Membuat lidah ingin segera menari
    (Pantun ringan..di malam minggu)
    Wilujeng bercanda ria dengan keluarga pak kabag!

    Liked by 1 person

  2. Buah yg hitam2 yg gb di atas itu..buah apa ya namanya pak bos lupa..ingat wkt kecil dulu abdi suka sekali buah itu…aduh di tasik msh ada ya pak…di RM Mergosari pdhl abdi sering ttp knp tdk menemukan buah tsb ya…
    Muantapb pak bos menu buah dan sayurnya ttp eh…dg buah terong…he….😁🤔
    Den yud…pandai berpantun jg he…👍

    Liked by 2 people

  3. ” Pencitra’an “… Image Building.. a sweet word.. Now you need it, now You don’t !!
    Are you doing a lot of Image building brother ?

    Liked by 1 person

    1. No sir, I only work according to my ability. In reality, the important thing is that the task can be completed as expected. different from personal writing on a blog, it can be personal and lebay, because that is something that is seen, felt, and tries to be learned.. padahal Curhat.

      Like

Leave a comment