
SUBANG, akwnulis.com. Jikalau senja tidak berbisik tentang dinginnya rasa, mungkin raga ini tidak segera beringsut menuju kolam air panas yang penuh kehangatan alami. Karena ternyata yang paling sulit itu adalah melawan diri sendiri, melawan hawa malas yang begitu lihai memeluk kehendak, dari depan belakang atas dan bawah.
Ayo lawaaan……
Perlahan tapi pasti bergerak keluar cottage dan menuju kolam air panas alami.
Memasuki air dengan suhu yang cukup panas perlu berhati-hati. Biarkan suhu tubuh menyesuaikan dulu dikala kaki hingga sebetis mulai terendam air kolam yang berisi air panas alami yang berasal dari kaki gunung Tangkuban perahu ini.

Setelah 5 menitan dirasa siap, maka berendamlah sebatas pinggang. Terasa panasnya air seakan melunturkan lemak yang menggelambir… padahal hanya perasaan saja wkwkwkwkwk….
Atur nafas dengan tenang dan singkronkan kembali pikiran serta harapan agar bisa memaknai kenyataan dengan nilai syukur dan ketawadhuan.
Tahapan selanjutnya… ini yang penting. Berendam hingga sebatas leher…. ayo lalukan.
Terasa dada ada yang menekan dan punggung seperti ditusuk-tusuk jarum panas tak kasat mata, itulah sensasinya. Nah berdiam, atau gerakan tangan dan kaki di dalam air serta nikmatilah air panas karunia Illahi ini, Alhamdulillah.
Catatan penting, berendam hingga leher cukup 15 menit saja. Itu anjuran pengelola kolam yang tertera di berbagai sudut kolam. Karena khawatir bisa menimbulkan efek samping ke organ tubuh bagian dalam.

Jangan suudzon juga ini adalah trik dari pengelola kolam, supaya pengunjung cepat hengkang, tapi ini himbauan yang didasari pengalaman serta kajian (kayaknya bukan kajian… au ah gelap).
Jadi yang mau berlama-lama di area kolam juga boleh, cuman untuk berendam, maksimal 15 menit. Lalu naik… bercengkerama atau pesan makanan di pinggir kolam air panas, trus entar turun lagi berendam… gituuuhh.
Trus yang mau berenang juga silahkan, hanya saja pas dicoba…. rasa panas air kolamnya terasa ‘nereptep’ di wajah dan kulit sehingga tidak bisa lama-lama.
****
Tuntas berendam dan sedikit berendam.. eh berenang di kolam air panas ini, segera beringsut keluar area kolam. Kembali ke cottage untuk mandi dan berganti pakaian.
“Kkrubuk… krubiuuk”

Ahay alarm lain berbunyi, tuntutan lain yang harus segera dituntaskan. Rasa kemalasan telah sirna oleh panasnya air kolam, tetapi rasa lapar tetap harus diselesaikan.
Sayangnya, menu salad tidak bisa dipesen…. huuu huuu huuu….
Akhirnya, sajian teh khas disini ditambah dengan nasi goreng seafood menjadi pengganjal perut malam ini. Wassalam (AKW).
Laporan reportase kejadian peristiwa yang dialami, yang dikemas dalam bentuk tulisan indah seperti halnya sastrawan pujangga baru…
Sari Ater Subang
Disinilah awal mula kinerja BPR Indramayu,majalengka,cirebon berjuang
Good luck my bos!
LikeLiked by 1 person
Repot kerjaannya biarkan jadi cerita terbatas kita. Tapi tasyakur binnikmah atas sebuah perjalanan perlu berbagi dengan sesama.
Syukraan litafanina, watadamunina ‘ams
LikeLike
It’s sounds so refreshing , this is” heaven” in between the routines bro..
LikeLiked by 1 person
A nice story but it is just a story beetween hope and reality…
LikeLike
” hope and reality ” .. It’s called Life. brother
LikeLike
Rihlatu muta’abitu wa Farihan 😄 Ma’najjah fi umrika pak Kabag
LikeLiked by 1 person
Shukraan, lisalawatikum wadaemakum, sayakirun..
LikeLiked by 1 person
Pengeeen
LikeLike
Ayooo berangkaaat 🙂
LikeLike