
SUBANG, akwnulis.com. Dikala rembulan mentahbiskan diri mengurus malam, maka mentaripun setia menjaga siang tetap penuh kehangatan. Kesamaan dari keduanya adalah memberi secercah terang dan menjadi gantungan harapan dalam perjalanan kehidupan.
“Tidak bisa kakak, bulan itu tidak seterang mentari, bulan itu hanya memantulkan cahaya mentari dari punggung bumi”
Sebuah sanggahan yang tidak untuk diperdebatkan. Biarkan rembulan bercahaya dan menjadi pegangan di malam hari. Bukan sumber cahayanya yang menjadi sasaran utama, tetapi fungsi cahaya yang membelah gelap menjadi secercah harap.
Terkadang jikalau konsentrasi sedang membumi maka sangat mungkin di malam purnama bersua dengan ‘Nini Anteh dan kucingnya Candramawat’. Saling berbagi cerita sambil berkejaran diantara awan tipis atau bintang yang juga nimbrung membahas gosip keduniaan.
Esok harinya, mentari kembali beraksi menghangatkan bumi. Menebar keberkahan dan kebahagiaan bagi mahluk Tuhan. Allah SWT yang memiliki maha otoritas, dan mentari sebagai alat. Muncul tepat waktu dalam rutinitas yang presisi, tidak pernah ingkar janji meskipun terkadang awan hitam menutupi.

Begitupun jiwa dan raga ini, setelah menentukan posisi maka sebuah konsekuensi menjadi bagian dari janji. Pelajari tugas dan fungsi, jalani senada dengan regulasi. Jangan lupa siapkan rencana aksi untuk wujudkan hasil yang serasi.
Kalau urusan reaksi, itu pasti. Perubahan selalu diiringi dengan keadaan yang dianggap oleh sebagian pihak sudah hakiki. Padahal perubahan itu yang pasti, Hayu Jalani dan mari beraksi.
Hayuu.. beraksi!!!
“Ada kopi?”
Ada dong, ini kopi rasanya unik bin beda lagi. Dengan sentuhan air panas 87° celcius dan takaran tetap 1:15 maka bisa tersaji sebuah kopi yang mengeluarkan rasa cola sarsaparila.
“Halah apa itu?”
Itu tuh, klo kita minum cola (dulu… waktu sebelum insyaf hehehehe)… ada rasa pahit sepet diantara manisnya cola, diantara ‘nyereng’-nya itu ada rasa khas sarsaparila.
“Ah kamu mah ngarang!”
Entahlah, tapi yang pasti selarik rasa itu muncul dan mirip asem pahit buah plum serta pahitnya teh hitam. “Mau tahu kopinya?”
“Mau mau mauu”

Ini dia, Flores Yellow Island by Kuro Koffee, disajikan dengan metode V60 manual brew… mangga gan.
Akhirnya mentaripun kembali menyerahkan tampuk cahaya kepada rembulan karena malam mulai menjelang. Urusan kopi dan posisi terus berjalan, perlahan tapi pasti menikmati malam sambil ngopi dan memgumbar lamunan.
Hatur nuhun, selamat beraktifitas guys, Wassalam (AKW).
***
Padahal perubahan itu yang pasti, Hayu Jalani dan mari beraksi.
” Growing in change”…. Action !! , brother. ” Grow or Die “.. we have no choice in between
LikeLiked by 1 person
Grab it…
LikeLike
As usual.. Selalu penuh dengan hati.. Warbiasyah
LikeLike
As usual.. Selalu penuh dengan hati.. Warbiasyah
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah pa.
LikeLike
Perubahan itu pasti. Reaksi positif negatif itu pasti, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Semoga perubahan selalu memberikan keberkahan untuk kita semua pa..Aamiin YRA
Kopi itu pahit tetapi memberikan kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya. Sama dengan kehidupan. Kadang pahit tapi memberikan arti. So selalu berusaha positive thinking n semangaaatt .. Banyak jln menuju Roma atau Subang ya pa…hehehe..
LikeLiked by 1 person
Makasihh… wah ulasannya buanyaak..
LikeLike
nanti lama” ada kopi warnanya gak item
bisa kuning, biru
LikeLiked by 1 person
Bisa jadi mas, namanya kopi warna warni…
LikeLike